Anda di halaman 1dari 29

Jenis Kegiatan : F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : Sosialisasi Pencegahan DBD dengan Gerakan 3M Plus Di Desa Pundungrejo

Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia
menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.
Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO)
mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam
Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS) termasuk dalam
kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili
Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring
dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali
ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang
diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar
luas ke seluruh Indonesia.

Departemen Kementrian Kesehatan melaporkan sampai pertengahan tahun 2011 penyakit DBD telah
menjadi masalah endemik di 122 kecamatan, 1800 desa dan menjadi kejadian luar biasa (KLB) pada
tahun 2005 dengan angka kematian sekitar 2%. Pada tahun 2006, kasus DBD sekitar 104.656 kasus
dengan angka kematian 1,03% dan pada tahun 2007 jumlah kasus mencapai 140.000 dengan angka
kematian 1% (Depkes, 2008).

Banyak cara dapat diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit DBD seperti Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD), dan peningkatan perilaku yang sesuai seperti kebiasaan
tidur, penggunaan obat anti nyamuk, kelambu, serta kebiasaan tidak menggantung baju sembarangan.
Cara-cara pencegahan penyakit DBD dapat diterapkan dengan pendekatan program-program
pendidikan, pemberian bubuk abate secara gratis serta peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
upaya peningkatan kebersihan lingkungan (WHO, 1999).

Menentukan upaya–upaya pencegahan DBD menjadi hal penting yang harus dilakukan untuk mencegah
kemungkinan kejadian luar biasa dari penyakit DBD. Salah satu caranya adalah dengan menggalakan
gerakan 3M plus di masyarakat.

Permasalahan :

Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai cara memberantas nyamuk demam bedarah, dan
paradigma masyarakat yang selalu mengusulkan fogging setiap ada yang terkena DBD. Oleh karena itu
diperlukan pengetahuan lebih mendelam mengenai cara mencegah DBD melalui pemberantasan
nyamuk aedes aegypti dengan cara melakukan penyuluhan tentang gerakan 3M plus.

Perencanaan :

Diperlukan adanya suatu kegiatan pendeteksian sarang nyamuk dan edukasi gerakan 3m plus. kegiatan
ini diadakan pada:

Hari/tanggal : Senin, 28 Juni 2021

Lokasi : rumah-rumah warga

Metode : Metode yang digunakan pendeteksian sarang nyamuk dan edukasi gerakan 3m plus

Peserta : masyarakat desa Pundung Rejo

Pelaksanaan :

Kegiatan berjalan dengan lancar dan masyarakat di Desa Pundung Rejo tampak antusias terhadap
penyuluhan gerakan 3M plus ini. Angka partisipasi pada kegiatan ini cukup banyak dan pertanyaan yang
muncul juga cukup banyak. Hal ini menunjukkan ketertarikan masyarakat terhadap gerakan 3M plus
cukup tinggi.

Tempat dan Waktu Kegiatan:

Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan jentik nyamuk ini dilakukan pada tanggal 28 Juni 2021 di Desa
Pundung Rejo.

Monitoring

Tidak ada kendala di dalam menjalankan kegiatan dan diharapkan gerakan 3M plus tidak berhenti di
pemaparan saja, melainkan mendapati tindak lanjut di lapangan. Kedepan akan dilakukan advokasi dan
pemantauan terhadap program ini.

Jenis Kegiatan : F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI DESA TAMBAKBOYO

PESERTA HADIR

Camat/ Lurah/ Perwakilan

Dokter Pendamping
Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Demam berdarah atau lebih tepatnya disebut Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang
sangat berbahaya bila tidak segera mendapat penanganan dan pengobatan karena bisa menyebabkan
kematian dalam waktu yang relatif sangat singkat. Sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan. Bila zaman dahulu penyakit demam berdarah ini hanya menyerang balita dan anak-anak,
tidak demikian halnya dengan saat ini. Sekarang penyakit demam berdarah bisa menyerang semua
umur, baik anak- anak maupun dewasa.

Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang tergolong sebagai sejenis virus arbovirus
yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty betina. Penyakit demam
berdarah tidak menular melalui kontak manusia melainkan menular melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti betina. Nyamuk jenis ini menyimpan virus dengue di dalam telurnya yang selanjutnya virus
tersebut bisa ditularkan ke orang melalui gigitannya.

Karena penyakit demam berdarah ini disebarkan oleh nyamuk, maka hal terpenting yang harus
dilakukan untuk mencegah penyakit demam berdarah adalah memberantas sarang nyamuk dengan cara
3M Plus. Gerakan 3M plus adalah menutup, menguras, menimbun plus memelihara ikan pemakan
jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot
dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala.
Demam Berdarah tidak dapat dianggap sebagai penyakit ringan. Penyakit ini dapat menyebabkan
kematian. Maka, tindakan pencegahan dan selalu waspada terhadap penyakit ini dapat melindungi dari
bahaya penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD. Sehingga tidak salah jika dilakukann
pemberdayaan masyarakat tentang program 3M Plus ini.

PERMASALAHAN

Masih ditemukan kejadian DBD di Tambak Boyo dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun
ekstrenal seperti pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat dalam memahami dan melakukan kegiatan
kebersihan lingkungan rumah dalam pencegahan kejadian DBD terulang kembali. Berdasarkan profil
kesehatan Jawa Tengah Tahun 2017, Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD di Jawa Tengah
tahun 2017 sebesar 1,24 persen, menurun bila dibandingkan CFR tahun 2016 yaitu 1,46 persen. Angka
tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan target nasional (<1%), namun lebih rendah
dibandingkan target renstra (<2%) . Pada tahun 2017, kematian akibat penyakit DBD terjadi di sebagian
besar kabupaten/kota di Jawa Tengah. Hanya 8 kabupaten/kota yang melaporkan tidak terjadi kematian
akibat DBD yaitu Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Sragen, Rembang, Pati, Kota Magelang dan Kota
Salatiga. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan perilaku pencegahan Demam
Berdarah Dengue dengan cara pemberdayaan masyarakat mengenai program 3M plus
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Diperlukan adanya suatu kegiatan pendeteksian sarang nyamuk dan edukasi gerakan 3m plus. kegiatan
ini diadakan pada:

Hari/tanggal : Jumat, 5 juni 2021

Lokasi : rumah-rumah warga

Metode : Metode yang digunakan pendeteksian sarang nyamuk dan edukasi gerakan 3m plus

Peserta : masyarakat desa Tambak Boyo

PELAKSANAAN

Kegiatan sosialisasi program 3M plus dilaksanakan tanggal5 Juni 2021, pada pukul 09.00 WIB hingga
11.00 WIB di rumah warga. kegiatan diawali dengan pembinaan 5 pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) oleh petugas Puskesmas Kesehatan Lingkungan kemudian dilanjutkan dengan pemberian
materi yang santai dan interaktif mengenai pengenalan penyakit DBD, gejala yang ditimbulkan apabila
terinfeksi virus Dengue, pengobatan yang diberikan pada penderita DBD, serta pencegahan agar tidak
terkena DBD, yaitu dengan upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan serta menanggulangi kasus
DBD hpenyakit dengan berperilaku hidup sehat dengan menggalakkan gerakan 3M plus. Program 3M
Plus itu adalah : (1) Menguras : Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi/ WC,
tempanyan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain seminggu sekali. (2) Menutup :
Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum dan lain-lain. (3)
Menimbun : Menimbun semua barang-barang bekas yang ada disekitar atau di luas rumah yang dapat
menampung air hujan. (4) Plus : Memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan mas dan ikan cupang,
menabur larvasida/abate, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot
dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala

Tempat dan Waktu Kegiatan:

Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan jentik nyamuk ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2021 di Desa
Tambakboyo.

MONITORING & EVALUASI

Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik, diawali dengan pemaparan materi kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab. Antusiasme para peserta terlihat dari peserta aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada penceramah seputar penyakit DBD dan program 3M plus.
Adanya penyuluhan ini disambut dengan baik oleh para peserta, serta diharapkan setelah mendapatkan
materi tersebut bisa dijadikan alat untuk menularkan ilmunya.

Jenis Kegiatan : F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan


Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : KIE PHBS MASA PANDEMI COVID 19 PADA KUNJUNGAN PASIEN KUSTA

PESERTA HADIR

Camat/ Lurah/ Perwakilan

Dokter Pendamping

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai
berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe baru.

Coronavirus dengan gejala umum demam, kelemahan, batuk, kejang dan diare (WHO, 2020; Repici et
al., 2020). Pada Desember 2019, sejumlah pasien dengan pneumonia misterius dilaporkan untuk
pertama kalinya di Wuhan,Cina (Phelan, Katz, & Gostin, 2020). Virus ini telah dinamai sindrom
pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan dapat bergerak cepat dari manusia ke manusia
melalui kontak langsung (Li et al., 2020; Rothe et al., 2020).

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan
droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak
erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk
mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan
bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak
dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain
itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama
unit gawat darurat.

PERMASALAHAN

Permasalahan corona virus merupakan masalah yang baru, kebiasaan masyarakat ditempat umum yang
tidak sesuai dengan PHBS dapat mengakibatkan penularan corona

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Diperlukan adanya suatu kegiatan pembinaan PHBS di rumah warga penderita kusta di kedung jambal.
Kegiatan ini diadakan pada:
Hari/tanggal : 3 September 2021

Lokasi : rumaah warga penderita kusta

Bentuk Kegiatan : Edukasi PHBS dan Protokol Kesehatan di Temapt Umum

PELAKSANAAN

Hari/tanggal :3 September 2021

Lokasi : rumah warga penderita kusta di kedung jambal

Bentuk Kegiatan : Edukasi PHBS dan Protokol Kesehatan di Tempat Umum

MONITORING & EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, diawali dengan penjelasan materi kemudian dilanjutkan
dengan edukasi PHBS dan Pentingnya protokol kesehatan kepada pasien dan keluarga. Antusiasme para
peserta terlihat dari peserta mau mempraktikkan. Dengan demikian diharapkan agar semua lapisan
masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat. Guna menjaga kesehatan

Jenis Kegiatan : F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK DI DESA TAMBAKBOYO

PESERTA HADIR

Peserta PIDI

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Jentik nyamuk merupakan salah satu tahap dalam siklus hidup nyamuk. Keberadaan jentik nyamuk erat
kaitannya dengan angka kejadian deman berdarah dengue (DBD). DBD merupakan penyakit pada daerah
tropis dan subtropis yang disebabkan oleh virus dengue (DEN-1, 2, 3, dan 4) melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan
menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena
menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan
hidup masyarakat.

PERMASALAHAN

- Rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai kebersihan lingkungan

- Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai hubungan antara kebersihan dan kesehatan


lingkungan dengan angka kejadian penyakit DD maupun DBD

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan pemantauan kondisi lingkungan rumah warga secara langsung serta melakukan pemeriksaan
jentik nyamuk. Hal ini juga bertujuan untuk pengecekkan secara langsung/ interpersonal terhadap
pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai criteria rumah sehat dan lingkungan sehat dengan
angka kejadian suatu penyakit dengan teknik wawancara singkat. Pengecekkan rumah sehat termasuk
dalam memeriksa tempat-tempat penampungan air yang dapat menjadi sarang nyamuk, seperti bak
mandi, gentong, kaleng- kaleng bekas, padasan, ban bekas dan sumur.

PELAKSANAAN

Tujuan secara umum adalah setelah melakukan pemeriksaan jentik nyamuk diharapkan dapat mencegah
penularan dan menekan angka kejadian DBD di Desa Tambakboyo. Setelah melakukan pemeriksaan ini
masyarakat akan mampu :

a) Meningkatknya kepedulian terhadap kesehatan lingkungan sekitar

b) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kegiatan program Pemberantasan Sarang


Nyamuk(PSN)

c) Meningkatkan pengetahuan mengenai kiat-kiat 3M plus (Menguras, Menimbun, Menutup,


danMemantau)

d) Meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat mengenai penyakit DD maupun DBD

e) Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyebaran vektor nyamuk

Tempat dan Waktu Kegiatan:

Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan jentik nyamuk ini dilakukan pada tanggal 31 Mei 2021 di Desa
Tambakboyo.

MONITORING & EVALUASI

Kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk dan penyuluhan tentang pemberantasan sarang nyamuk ini
dilakukan pada tanggal 31 Mei 2021 di Desa Tambakboyo.
Kegiatan ini dilakukan oleh kader desa, pemegang program DB, Kesling dan dokter internsip.
Pemeriksaan jentik nyamuk dilakukan dengan memeriksa tempat penampungan air, seperti bak mandi,
gentong, kaleng-kaleng bekas, padasan, ban bekas dan sumur. Dari hasil pemeriksaan jentik nyamuk, 10
% rumah di Desa Tambakboyo terdapat jentik nyamuk. Setelah dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk,
warga diberikan edukasi untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah untuk mencegah terjadinya
penularan DBD.

Jenis Kegiatan : F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : KIE PHBS MASA PANDEMI COVID 19 PADA KUNJUNGAN PASIEN KUSTA

PESERTA HADIR

Camat/ Lurah/ Perwakilan

Dokter Pendamping

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai
berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe baru.

Coronavirus dengan gejala umum demam, kelemahan, batuk, kejang dan diare (WHO, 2020; Repici et
al., 2020). Pada Desember 2019, sejumlah pasien dengan pneumonia misterius dilaporkan untuk
pertama kalinya di Wuhan,Cina (Phelan, Katz, & Gostin, 2020). Virus ini telah dinamai sindrom
pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan dapat bergerak cepat dari manusia ke manusia
melalui kontak langsung (Li et al., 2020; Rothe et al., 2020).

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan
droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak
erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk
mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan
bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak
dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain
itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama
unit gawat darurat.
PERMASALAHAN

Permasalahan corona virus merupakan masalah yang baru, kebiasaan masyarakat ditempat umum yang
tidak sesuai dengan PHBS dapat mengakibatkan penularan corona

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Diperlukan adanya suatu kegiatan pembinaan PHBS di rumah warga penderita kusta di kedung jambal.
Kegiatan ini diadakan pada:

Hari/tanggal : 3 September 2021

Lokasi : rumaah warga penderita kusta

Bentuk Kegiatan : Edukasi PHBS dan Protokol Kesehatan di Temapt Umum

PELAKSANAAN

Hari/tanggal :3 September 2021

Lokasi : rumah warga penderita kusta di kedung jambal

Bentuk Kegiatan : Edukasi PHBS dan Protokol Kesehatan di Tempat Umum

MONITORING & EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, diawali dengan penjelasan materi kemudian dilanjutkan
dengan edukasi PHBS dan Pentingnya protokol kesehatan kepada pasien dan keluarga. Antusiasme para
peserta terlihat dari peserta mau mempraktikkan. Dengan demikian diharapkan agar semua lapisan
masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat. Guna menjaga kesehatan

Jenis Kegiatan : F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : KIE PHBS di Masa Pandemi Covid 19 di desa Grajegan

PESERTA HADIR

Dokter Pendamping

Peserta PIDI

Masyarakat

Lain-lain
LATAR BELAKANG

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai
berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan
bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat
pneumonia luas di kedua paru.

Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara. Sampai dengan 3 Maret 2020, secara global dilaporkan 90.870 kasus konfimasi di 72 negara
dengan 3.112 kematian (CFR 3,4%). Salah satu cara untuk menekan angka pertambahan kasus Covi 19
adalah dengan vaksinasi, PHBS dan menerapkan protokol kesehatan. Vaksinasi bertujuan untuk
memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu sehingga jika suatu saat terpapar
penyakit tersebut maka hanya akan mengalami gejala yang ringan. Sebaliknya, apabila tidak melakukan
vaksinasi maka tidak akan memiliki kekebalan tubuh yang spesifik terhadap penyakit yang seharusnya
dapat dicegah dengan pemberian vaksin tersebut. Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata, maka
akan terbentuk suatu kekebalan kelompok (herd immunity). Selain itu, vaksinasi Covid-19 juga dapat
menjaga produktivitas dan mengurangi dampak sosial serta ekonomi. Vaksinasi Covid-19 dilakukan
setelah kepastian keamanan dan keampuhannya ada.

Vaksin memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan dengan efek samping yang dihasilkan. Vaksin dapat
memberikan antibody yang lebih tinggi dan memberikan proteksi terhadap virus Covid-19. Perubahan
alami yang dialami ibu hamil membuat system imun didalam tubuh juga dapat berubah, Central of
Disease Control (CDC) telah menyatakan bahwa ibu hamil dan ibu menyusui boleh melakukan vaksinasi
Covid-19 untuk menekan potensi terinfeksi.

Dalam menanggulangi pandemi Covid-19, upaya vaksinasi dilakukan tidak hanya menjadi satu-satunya
upaya untuk melindungi masyarakat dari penularan Covid-19. Selama belum mencapai kekebalan
kelompok (herd immunity), maka pencegahan yang efektif saat ini adalah menerapkan PHBS dan
mematuhi protokol kesehatan 5M yaitu dengan double mask dengan masker medis dilapisi bagian
luarnya dengan masker kain agar menutupi rongga dari masker medis tersebut, menjaga jarak, mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Dalam menghadapi wabah Covid-19 ini, perlu adanya perubahan sikapdari setiap orang dalam hal
menjaga kesehatan tubuhnya masing-masing. Selain berbagai cara yang dianjurkan untuk mencegah
terjadinya penularan Covid-19, mengubah kebiasaan negative menjadi kebiasaan yang berdampak
positif bagi dirinyasendiri sangat membantu dalam meminimalisir penularan wabah penyakit ini. Salah
satu metode yang dianjurkan

yaitu dengan menerapkan PHBS atau Perilaku Hidup Bersih danSehat. Menurut Kementrian Kesehatan
(2015), PHBS merupakan perilaku kesehatan yang dilakukan oleh kesadaran diri-sendiri, sehingga dapat
menularkan kebiasaan yang positif kepada keluarga dan juga lingkungan masyarakat perihal menjaga
kesehatan.Cara mencegah virus korona yang disarankan oleh pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia agar mengimbau masyarakat melakukan
mencegah penyebaran Covid-19 dengan meningkatkan perilaku dan pengetahuan masyarakat dan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Pemerintah meminta masyarakat agar senantiasa
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dengan cara: Selalu menjaga kebersihan tangan
dengan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun selama 20 detik lalu bilas; Menerapkan etika
batuk dan bersin yang baik dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju
sehingga tidak menularkan ke orang lain; Makan makanan bergizi seimbang; Mengonsumsi buah-
buahan dan sayuran; Melakukan olahraga minimal setengah jam setiap hari; Meningkatkan daya tahan
tubuh; Cukup istirahat dan segera berobat jika sakit.

Lingkungan yang bersih dan sehat akan sangat membantu masyarakat yang tinggal di dalamnya untuk
merasa aman, nyaman, tenang dan bahagia. Tubuh yang sehat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bersih dan sehat serta bergizi lengkap. Tubuh yang sehat akan sangat sulit
untuk terinfeksi oleh berbagai penyakit berbahaya dan virus seperti Covid-19 maupun penyakit lainnya,
karena tubuh yang sehat memiliki pertahanan (imunitas) yang kuat dan mudah melakukan penyebuhan
sendiri. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk menetapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar.

PERMASALAHAN

Permasalahan corona virus merupakan masalah yang baru, kebiasaan masyarakat ditempat umum yang
tidak sesuai dengan PHBS dapat mengakibatkan penularan corona

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Diperlukan adanya suatu kegiatan pembinaan PHBS pada di tempat umum. Kegiatan ini diadakan pada:

Hari/tanggal : Kamis, 10 Juni 2021

Lokasi : Rumah- rumah warga Desa Grajegan (dilakukan saat tracing)

Bentuk Kegiatan :Penyuluhan pentingnya PHBS di Era Pandemi Covid dan tanya jawab

PELAKSANAAN
Hari/tanggal Kamis, 10 Juni 2021

Lokasi : Rumah- rumah warga Desa Grajegan saat tracing

Bentuk Kegiatan : Penyuluhan pentingnya PHBS di Era Pandemi Covid dan tanya jawab

MONITORING & EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, diawali dengan penjelasan materi kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab jika ada peserta yang kurang jelas tentang pemaparan materi. Antusiasme para
peserta terlihat dari peserta yang bertanya dan mau menerapkan PHBS serta protokol kesehatan.
Dengan demikian diharapkan agar semua lapisan masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat.
Guna menjaga kesehatan.
Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : GIZI SEHAT UNTUK PENDERITA HIPERTENSI

PESERTA HADIR

Peserta PIDI

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mm Hg dan tekanan darah diastolic > 90 mm Hg atau
bila pasien memakai obat anti hipertensi. Penyakit ini termasuk gangguan jantung dan pembuluh
darah. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120 – 140 mm Hg tekanan sistolik dan
80 – 90 mm Hg tekanan diastolic. Seseorang dinyatakan menghidap hipertensi bila tekanan
darahnya >140/90 mm Hg.

Menurut Hardriani Kristiani, 2013 (dalam Nisbaeti,2014) hipertensi dibagi menjadi dua tipe yaitu : a.
Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya
usia, stress psikologis, pola komsumsi yang tidak sehat dan heriditas (keturunan). Sekitar 90 %
pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini. b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi
yang sudah diketahui penyebabnya telah diketahui, umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ
yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya: ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi
oral dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan yang dapt
disebabkan oleh penyakit ginjal,enyakit endokrin dan penyakit jantung.

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-
obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet
adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju
normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat
badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat

dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi
seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut : • Makanan beraneka ragam dan gizi
seimbang. • Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita. • Jumlah garam
dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet. Yang dimaksud
dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan
yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah
garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium. Mengatur menu makanan sangat
dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat
meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung.

PERMASALAHAN

Masih banyak penderita hipertensi yang belum paham mengenai pengaturan diet dan modifikasi gaya
hidup bagi penderita hipertensi agar tekanan darah tetap terkontrol selain dari obat. Penyuluhan
bertujuan agar penderita hipertensi paham menegenai pengaturan diet dan dipakai sebagai terapi
pada penderita yang sudah terdiagnosis hipertensi serta mencegah atau memperlambat laju
berkembangnya komplikasi hipertensi.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Perencanaan Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan
Penyuluhan Pentingya manajemen diit dan modifikasi gaya hidup bagi penderita hipertensi

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai manajemen diit dan modifikasi gaya hidup pada
penderita hipertensi

PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dan sesi tanya jawab mengenai gizi sehat untuk penderita hipertensi telah
dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai manajemen diit dan modifikasi gaya hidup pada
penderita hipertensi

Kegiatan :Kegiatan rutin prolanis (pengecekan BB, tekanan darah dan glukosa), penyampaian
materi, sesi tanya jawab sebelum dan sesudah penyampaian materi, dan senam lansia.

MONITORING & EVALUASI

penyuluhan ini dimulai dengan perkenalan dari pembicara yaitu sebagai dokter internship yang bertugas
di PuskesmasTawangsari. Sebelum penyuluhan dilakukan, pemateri menanyakan beberapa hal untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum diberi penyuluhan, dilanjutkan dengan pemberian
materi penyuluhan dan tanya jawab kepada peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan yang
diberikan, yaitu tahukah mereka mengenai apa itu hipertensi, batas normal dan peningkatan tekanan
darah serta manfaat dan bahaya, apa saja gejala dan diet yang seimbang untuk para lansia dengan
hipertensi.

Dari tanya jawab para peserta penyuluhan dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai masalah
kesehatan yang berhubungan dengan gizi bagi penderita hipertensi yang sering dialami oleh para lansia,
namun masih banyak dari mereka yang belum mengerti betul bagaimana cara mengendalikan dan
menurunkan kadar tekanan darah serta makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi dalam kasus
hipertensi. Dari sinilah diketahui bahwa para peserta belum mengerti lebih jauh hal tersebut.

Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : GIZI SEHAT UNTUK PENDERITA HIPERTENSI

PESERTA HADIR

Peserta PIDI

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mm Hg dan tekanan darah diastolic > 90 mm Hg atau
bila pasien memakai obat anti hipertensi. Penyakit ini termasuk gangguan jantung dan pembuluh
darah. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120 – 140 mm Hg tekanan sistolik dan
80 – 90 mm Hg tekanan diastolic. Seseorang dinyatakan menghidap hipertensi bila tekanan
darahnya >140/90 mm Hg.

Menurut Hardriani Kristiani, 2013 (dalam Nisbaeti,2014) hipertensi dibagi menjadi dua tipe yaitu : a.
Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya
usia, stress psikologis, pola komsumsi yang tidak sehat dan heriditas (keturunan). Sekitar 90 %
pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini. b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi
yang sudah diketahui penyebabnya telah diketahui, umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ
yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya: ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi
oral dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan yang dapt
disebabkan oleh penyakit ginjal,enyakit endokrin dan penyakit jantung.

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-
obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet
adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju
normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat
badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat
dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi
seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut : • Makanan beraneka ragam dan gizi
seimbang. • Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita. • Jumlah garam
dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet. Yang dimaksud
dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan
yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah
garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium. Mengatur menu makanan sangat
dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat
meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung.

PERMASALAHAN

Masih banyak penderita hipertensi yang belum paham mengenai pengaturan diet dan modifikasi gaya
hidup bagi penderita hipertensi agar tekanan darah tetap terkontrol selain dari obat. Penyuluhan
bertujuan agar penderita hipertensi paham menegenai pengaturan diet dan dipakai sebagai terapi
pada penderita yang sudah terdiagnosis hipertensi serta mencegah atau memperlambat laju
berkembangnya komplikasi hipertensi.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Perencanaan Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan
Penyuluhan Pentingya manajemen diit dan modifikasi gaya hidup bagi penderita hipertensi

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai manajemen diit dan modifikasi gaya hidup pada
penderita hipertensi

PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dan sesi tanya jawab mengenai gizi sehat untuk penderita hipertensi telah
dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai manajemen diit dan modifikasi gaya hidup pada
penderita hipertensi
Kegiatan :Kegiatan rutin prolanis (pengecekan BB, tekanan darah dan glukosa), penyampaian
materi, sesi tanya jawab sebelum dan sesudah penyampaian materi, dan senam lansia.

MONITORING & EVALUASI

penyuluhan ini dimulai dengan perkenalan dari pembicara yaitu sebagai dokter internship yang bertugas
di PuskesmasTawangsari. Sebelum penyuluhan dilakukan, pemateri menanyakan beberapa hal untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum diberi penyuluhan, dilanjutkan dengan pemberian
materi penyuluhan dan tanya jawab kepada peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan yang
diberikan, yaitu tahukah mereka mengenai apa itu hipertensi, batas normal dan peningkatan tekanan
darah serta manfaat dan bahaya, apa saja gejala dan diet yang seimbang untuk para lansia dengan
hipertensi.

Dari tanya jawab para peserta penyuluhan dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai masalah
kesehatan yang berhubungan dengan gizi bagi penderita hipertensi yang sering dialami oleh para lansia,
namun masih banyak dari mereka yang belum mengerti betul bagaimana cara mengendalikan dan
menurunkan kadar tekanan darah serta makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi dalam kasus
hipertensi. Dari sinilah diketahui bahwa para peserta belum mengerti lebih jauh hal tersebut.

Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : GIZI SEHAT UNTUK PENDERITA HIPERTENSI

PESERTA HADIR

Peserta PIDI

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mm Hg dan tekanan darah diastolic > 90 mm Hg atau
bila pasien memakai obat anti hipertensi. Penyakit ini termasuk gangguan jantung dan pembuluh
darah. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120 – 140 mm Hg tekanan sistolik dan
80 – 90 mm Hg tekanan diastolic. Seseorang dinyatakan menghidap hipertensi bila tekanan
darahnya >140/90 mm Hg.

Menurut Hardriani Kristiani, 2013 (dalam Nisbaeti,2014) hipertensi dibagi menjadi dua tipe yaitu : a.
Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya
usia, stress psikologis, pola komsumsi yang tidak sehat dan heriditas (keturunan). Sekitar 90 %
pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini. b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi
yang sudah diketahui penyebabnya telah diketahui, umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ
yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya: ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi
oral dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan yang dapt
disebabkan oleh penyakit ginjal,enyakit endokrin dan penyakit jantung.

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-
obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet
adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju
normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat
badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat

dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi
seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut : • Makanan beraneka ragam dan gizi
seimbang. • Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita. • Jumlah garam
dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet. Yang dimaksud
dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan
yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah
garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium. Mengatur menu makanan sangat
dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat
meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung.

PERMASALAHAN

Masih banyak penderita hipertensi yang belum paham mengenai pengaturan diet dan modifikasi gaya
hidup bagi penderita hipertensi agar tekanan darah tetap terkontrol selain dari obat. Penyuluhan
bertujuan agar penderita hipertensi paham menegenai pengaturan diet dan dipakai sebagai terapi
pada penderita yang sudah terdiagnosis hipertensi serta mencegah atau memperlambat laju
berkembangnya komplikasi hipertensi.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Perencanaan Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan
Penyuluhan Pentingya manajemen diit dan modifikasi gaya hidup bagi penderita hipertensi

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai manajemen diit dan modifikasi gaya hidup pada
penderita hipertensi
PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dan sesi tanya jawab mengenai gizi sehat untuk penderita hipertensi telah
dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai manajemen diit dan modifikasi gaya hidup pada
penderita hipertensi

Kegiatan :Kegiatan rutin prolanis (pengecekan BB, tekanan darah dan glukosa), penyampaian
materi, sesi tanya jawab sebelum dan sesudah penyampaian materi, dan senam lansia.

MONITORING & EVALUASI

Penyuluhan ini dimulai dengan perkenalan dari pembicara yaitu sebagai dokter internship yang bertugas
di PuskesmasTawangsari. Sebelum penyuluhan dilakukan, pemateri menanyakan beberapa hal untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum diberi penyuluhan, dilanjutkan dengan pemberian
materi penyuluhan dan tanya jawab kepada peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan yang
diberikan, yaitu tahukah mereka mengenai apa itu hipertensi, batas normal dan peningkatan tekanan
darah serta manfaat dan bahaya, apa saja gejala dan diet yang seimbang untuk para lansia dengan
hipertensi.

Dari tanya jawab para peserta penyuluhan dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai masalah
kesehatan yang berhubungan dengan gizi bagi penderita hipertensi yang sering dialami oleh para lansia,
namun masih banyak dari mereka yang belum mengerti betul bagaimana cara mengendalikan dan
menurunkan kadar tekanan darah serta makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi dalam kasus
hipertensi. Dari sinilah diketahui bahwa para peserta belum mengerti lebih jauh hal tersebut.

CATATAN PENDAMPING

Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : GIZI SEHAT UNTUK DIABETES MELITUS

PESERTA HADIR

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 jumlah penderita Diabetes telah meningkat
dari 108 juta di tahun 1980 menjadi 422 juta pada tahun 2014. Prevalensi global diabetes
dikalangan orang dewasa di atas 18 tahun telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5%
pada tahun 2014. Prevalensi Diabetes meningkat lebih cepat di negara-negara berpenghasilan
menengah dan rendah. Pada tahun 2015 diperkirakan 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan
oleh diabetes. 2,2 juta kematian lainnya disebabkan oleh glukosa darah tinggi terjadi sebelum usia
70 tahun. WHO memproyeksikan Diabetes akan menjadi penyebab kematian ketujuh tertinggi di tahun
2030. (WHO 2017)

Menurut International Diabetes Federation-7 tahun 2015, dalam metabolisme tubuh hormon insulin
bertanggung jawab dalam mengatur kadar glukosa darah. Hormon ini diproduksi dalam prankreas
kemudian dikeluarkan untuk digunakan sebagai sumber energi. Apabila di dalam tubuh
kekurangan hormon insulin maka dapat menyebabkan hiperglikemia.

American Diabetes Association (ADA), membagi klasifikasi Diabetes Melitus kedalam tiga jenis yaitu:
(1) Diabetes Melitus tipe 1 Tipe ini disebabkan oleh kerusakan sel beta prankreas sehingga terjadi
kekurangan insulin absolut. (2) Diabetes Melitus tipe 2 Tipe ini disebabkan oleh gangguan sekresi
insulin yang progresif karena resisten insulin. (3) Diabetes Melitus tipe lain tipe ini disebabkan oleh
faktor-faktor lain seperti efek genetik pada fungsi sel beta pankreas pada kerja insulin, penyakit
prankreas eksokrin, atau akibat penggunaan obat-obatan.

Buruknya pola makan merupakan satu dari sekian banyak penyebab kasus diabetes di dunia. Mengatur
asupan gizi menjadi mutlak dalam pencegahan dan penatalaksanaannya. Peran manajemen nutrisi
penting dalam ketiga tahapan preventif primer, sekunder, dan tersier. Bentuk tindakan preventif
primer ialah melakukan manajemen nutrisi pada pasien obesitas atau pasien pradiabetes. Preventif
sekunder dilakukan untuk mencegah komplikasi dengan mengontrol metabolisme pasien diabetes.
Manajemen nutrisi dilakukan dengan mengendalikan kadar karbohidrat, lemak, kolestrol, protein,
dan mikronutrien. Manajemen nutrisi dapat pula direkomendasikan untuk mengendalikan komplikasi
pasien diabetes.

Pada penatalaksanaan Diabetes Melitus masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh terbagi atas 4 pilar yaitu edukasi, terapi nutrisi medis, aktivitas fisik dan terapi
farmakologis. Dari penatalaksanaan medis tersebut Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan aspek
penting dari penatalaksanaan Diabetes Melitus secara menyeluruh yang membutuhkan ketertiban
multidisiplin (Dokter, perawat, ahli gizi, pasien serta keluarga pasien). Setiap diabetisi sebaiknya
mendapatkan terapi nutrisi medis sesuai dengan kebutuhan guna mencapai sasaran terapi.

PERMASALAHAN

Masih banyak diabetisi yang belum paham mengenai manajemen nutrisi (TNM) bagi penderita diabetes
agar gula darahnya tetap terkontrol selain dari obat. Penyuluhan bertuan agar penderita diabetes
paham menegenai Terapi nutrisi medis dapat dipakai sebagai pencegahan timbulnya Diabetes bagi
penderita yang mempunyai resiko Diabetes, terapi pada penderita yang sudah terdiagnosis diabetes
(diabetisi) serta mencegah atau memperlambat laju berkembangnya komplikasi Diabetes.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Perencanaan Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan
Penyuluhan Pentinya manajemen nutrisi ( Terapi Nutrisi Medis) bagi penderita diabetes

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai TNM pada penderita diabaetes

PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dan sesi tanya jawab mengenai gizi sehat untuk penderita diabetes telah
dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Sabtu, 5 Juni 2021

Lokasi : Kegiatan Prolanis PKM Tawangsari

Metode: penyuluhan individu per individu mengenai TNM pada penderita diabaetes

Kegiatan :Kegiatan rutin prolanis (pengecekan BB, tekanan darah dan glukosa), penyampaian
materi, sesi tanya jawab sebelum dan sesudah penyampaian materi, dan senam lansia.

MONITORING & EVALUASI

Penyuluhan ini dimulai dengan perkenalan dari pembicara yaitu sebagai dokter internship yang bertugas
di PuskesmasTawangsari. Sebelum penyuluhan dilakukan, pemateri menanyakan beberapa hal untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum diberi penyuluhan, dilanjutkan dengan pemberian
materi penyuluhan dan tanya jawab kepada peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan yang
diberikan, yaitu tahukah mereka mengenai apa itu DM, batas normal dan peningkatan gula darah serta
manfaat dan bahaya, apa saja gejala dan diet yang seimbang untuk para lansia dengan DM.

Dari tanya jawab para peserta penyuluhan dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai masalah
kesehatan yang berhubungan dengan gizi bagi DM yang sering dialami oleh para lansia, namun masih
banyak dari mereka yang belum mengerti betul bagaimana cara mengendalikan dan menurunkan kadar
gula darah serta makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi dalam kasus DM. Dari sinilah diketahui
bahwa para peserta belum mengerti lebih jauh hal tersebut.

CATATAN PENDAMPING

Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani


Judul Lap. Kegiatan : Pemilihan MP-ASI Sesuai Usia Anak

PESERTA HADIR

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan
kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa
makanan padat atau cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan
pencernaan bayi. Pada usia 6-24 bulan ASI hanya menyediakan 1/2 kebutuhan gizi bayi. Dan pada usia
12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan gizinya. Sehingga MP-ASI harus diberikan pada saat
bayi berusia 6 bulan (Kemenkes RI, 2014). Usia 6 bulan sampai dengan 24 bulan, merupakan masa rawan
pertumbuhan bayi/anak. Varghese & Susmitha (2015) menyebut periode ini dengan nama penyapihan
(weaning) yang merupakan proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI, berbentuk padat
atau semi padat secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi, maupun tekstur dan konsistensinya sampai
seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi. Memulai pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada
saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi pemenuhaan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang
anak. 2 Tumbuh kembang anak akan terganggu jika makanan pendamping tidak diperkenalkan pada di
usia 6 bulan, atau pemberiannya dengan cara yang tidak tepat. Karena di usia 6 bulan, kebutuhan bayi
untuk energi dan nutrisi mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI, dan makanan pendamping
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada usia ini perkembangan bayi sudah cukup siap
untuk menerima makanan lain (WHO, 2016). Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012, memberikan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak umur 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI
sampai umut 2 tahun. Penerapan pola pemberian makan ini akan mempengaruhi derajat kesehatan
selanjutnya dan meningkatkan status gizi bayi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
diperlukan adanya kegiatan penyuluhan mengenai petingnya pemberian MPASI pada ibu menyusui.

PERMASALAHAN

Faktor-faktor keberhasilan pemberian MPASI pada ibu menyusui masih menjadi hal yang perlu
diperhatikan. Mengingat akan pentingnya pemberian MPASI pada bayi serta banyaknya manfaat yang
didapat jika memberikan MPASI. Rendahnya angka pemberian MPASI ini dilatarbelakangi oleh minimnya
kesadaran seorang ibu atas pentingnya MPASI bagi pertumbuhan anak. Pengetahuan, sikap, dan
motivasi ibu masih menjadi faktor-faktor utama perilaku pemberian MPASI pada bayi. Selain itu,
dukungan dari pihak keluarga serta dukungan tenaga kesehatan masih menjadi faktor eksternal penting
dalam pemberian MPASI pada bayi. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai kegiatan yang dapat
memotivasi dan mengedukasi ibu dalam memberikan MPASI pada bayi, salah satunya kegiatan
penyuluhan mengenai pentingnya pemberian MPASI.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan Penyuluhan
Pentinya Pemberian ASI

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

Metode: penyuluhan pemilihan MP-ASI sesuai usia anak

PELAKSANAAN

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

Metode: penyuluhan pemilihan MP-ASI sesuai usia anak

MONITORING & EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Antusiasme para peserta yang hadir dalam posyandu balita (orang tua) terlihat dari aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada penceramah seputar pemilihan, penyajian MP-
ASI sesuai usia anak

CATATAN PENDAMPING

Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Pentingnya ASI esklusif

PESERTA HADIR

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Data pemantauan status gizi di Indonesia pada 2017 menunjukkan cakupan pemberian ASI secara
eksklusif selama 6 bulan pertama oleh ibu kepada bayinya masih sangat rendah yakni 35,7%. Artinya ada
sekitar 65% bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama lahir. Angka ini
masih jauh dari target cakupan ASI eksklusif pada 2019 yang ditetapkan oleh WHO maupun Kementerian
Kesehatan yaitu 50%. Data Kementerian Kesehatan mencatat, angka inisiasi menyusui dini (IMD) di
Indonesia meningkat dari 51,8 persen pada 2016 menjadi 57,8 persen pada 2017. Kendati meningkat,
angka itu disebut masih jauh dari target sebesar 90 persen.

Rendahnya angka ibu menyusui ini dilatarbelakangi oleh minimnya kesadaran seorang ibu atas
pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak. Padahal banyak sekali manfaat dari pemberian ASI. Manfaat
pemberian ASI yaitu diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Selain pada
anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu. Selain dapat diberikan dengan cara mudah dan
murah, ASI juga dapat mencegah terjadinya pendarahan setelah persalinan. Menyusui juga dapat
menurunkan risiko terjadinya kanker payudara dan kanker ovarium pada ibu.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan adanya kegiatan penyuluhan mengenai
petingnya pemberian ASI pada bayi

PERMASALAHAN

Faktor-faktor keberhasilan pemberian ASI pada bayi masih menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Mengingat akan pentingnya pemberian ASI pada bayi serta banyaknya manfaat yang didapat jika
memberikan ASI terutama pemberian ASI eksklusif. Rendahnya angka ibu menyusui ini dilatarbelakangi
oleh minimnya kesadaran seorang ibu atas pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak. Pengetahuan, sikap,
dan motivasi ibu masih menjadi faktor-faktor utama perilaku pemberian ASI pada bayi. Selain itu,
dukungan dari pihak keluarga serta dukungan tenaga kesehatan masih menjadi faktor eksternal penting
dalam pemberian ASI pada bayi. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai kegiatan yang dapat
memotivasi dan mengedukasi ibu dalam memberikan ASI pada bayi, salah satunya kegiatan penyuluhan
mengenai pentingnya pemberian ASI.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan Penyuluhan
Pentinya Pemberian ASI

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

Metode: KIE pentingnya ASI esklusif

PELAKSANAAN

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

Metode: KIE pentingnya ASI esklusif

MONITORING & EVALUASI


Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Antusiasme para peserta yang hadir dalam posyandu balita (orang tua) terlihat dari aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada penceramah seputar ASI esklusif.

CATATAN PENDAMPING

Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : PENYULUHAN NUTRISI PADA IBU HAMIL DALAM RANGKA OPTIMALISASI
PERTUMBUHAN 1000 HARI PERTAMA

PESERTA HADIR

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya manusia, semakin jelas
dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada masa prahamil, saat kehamilannya dan
saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama
kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode
sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak
dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan
mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta
kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi. Di dalam
kandungan, janin akan tumbuh dan berkembang melalui pertambahan berat dan panjang badan,
perkembangan otak serta organ-organ lainnya seperti jantung, hati, dan ginjal. Janin mempunyai
plastisitas yang tinggi, artinya janin akan dengan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungannya baik yang menguntungkan maupun yang merugikan pada saat itu. Sekali perubahan
tersebut terjadi, maka tidak dapat kembali ke keadaan semula. Perubahan tersebut merupakan interaksi
antara gen yang sudah dibawa sejak awal kehidupan, dengan lingkungan barunya. Pada saat dilahirkan,
sebagian besar perubahan tersebut menetap atau selesai, kecuali beberapa fungsi, yaitu perkembangan
otak dan imunitas, yang berlanjut sampai beberapa tahun pertama kehidupan bayi. Kekurangan gizi
yang terjadi dalam kandungan dan awal kehidupan menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian.

Secara paralel penyesuaian tersebut meliputi perlambatan pertumbuhan dengan pengurangan jumlah
dan pengembangan sel sel tubuh termasuk sel otak dan organ tubuh lainnya. Hasil reaksi penyesuaian
akibat kekurangan gizi di ekspresikan pada usia dewasa dalam bentuk tubuh yang pendek, rendahnya
kemampuan kognitif atau kecerdasan sebagai akibat tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan
otak. Reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi juga meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit
tidak menular (PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes dengan berbagai risiko
ikutannya pada usia dewasa.

Berbagai dampak dari kekurangan gizi yang diuraikan diatas, berdampak dalam bentuk kurang
optimalnya kualitas manusia, baik diukur dari kemampuan mencapai tingkat pendidikan yang tinggi,
rendahnya daya saing, rentannya terhadap PTM, yang semuanya bermuara pada menurunnya tingkat
pendapatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Dengan kata lain kekurangan gizi dapat
memiskinkan masyarakat. Suatu yang menggembirakan bahwa berbagai masalah tersebut diatas bukan
disebabkan terutama oleh faktor genetik yang tidak dapat diperbaiki seperti diduga oleh sebagian
masyarakat, melainkan oleh karena faktor lingkungan hidup yang dapat diperbaiki dengan fokus pada
masa 1000 HPK. Investasi gizi untuk kelompok ini harus dipandang sebagai bagian investasi untuk
menanggulangi kemiskinan melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Perbaikan gizi pada
kelompok 1000 HPK akan menunjang proses tumbuh kembang janin , bayi dan anak sampai usia 2
tahun, sehingga siap dengan baik memasuki dunia pendidikan.

Selanjutnya perbaikan gizi tidak saja meningkatkan pendapatan keluarga tetapi juga pendapatan
nasional. Di Banglades dan Pakistan misalnya, masalah kekurangan gizi termasuk anak pendek,
menurunkan pendapatan nasional (GNP) sebesar 2 persen - 4 persen tiap tahunnya. Masalah
kekurangan gizi 1000 HPK diawali dengan perlambatan atau retardasi pertumbuhan janin yang dikenal
sebagai IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Di negara berkembang kurang gizi pada pra-hamil dan
ibu hamil berdampak pada lahirnya anak yang IUGR dan BBLR. Kondisi IUGR hampir separuhnya terkait
dengan status gizi ibu, yaitu berat badan (BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai dengan tinggi badan ibu
atau bertubuh pendek , dan pertambahan berat badan selama kehamilannya (PBBH) kurang dari
seharusnya. Ibu yang pendek waktu usia 2 tahun cenderung bertubuh pendek pada saat meninjak
dewasa. Apabila hamil ibu pendek akan cenderung melahirkan bayi yang BBLR. Apabila tidak ada
perbaikan terjadinya IUGR dan BBLR akan terus berlangsung di generasi selanjutnya, sehingga terjadi
masalah anak pendek intergenerasi. (lihat gambar). Siklus tersebut akan terus terjadi apabila tidak ada
perbaikan gizi dan pelayanan kesehatan yang memadai pada masa-masa tersebut.

PERMASALAHAN

Masih banyak ibu hamil yang yang belum memahami tentang pentingnya nutrisi pada 1000 hari pertama
kehidupan. Beberapa mitos yang berkembang di masyarakat mengenai makanan yang dikonsumsi
semakin memperparah keadaaan yang menyebabkan ibu hamil kekurangan nutrisi saat hamil.
Pemberian ASI yang tidak ekslusif juga masih ditemukan terutama diantara ibu hamil yang memiliki
pendidikan rendah dan pada kalangan ibu yang menganggap susu formula lebih baik daripada ASI, hal
ini diperparah dengan maraknya iklan dan promosi penggunaan susu formula. Makanan pendamping ASI
juga masih menggunakan makanan yang belum disesuaikan dengan kebutuhan gizi anak. Penggunaan
makanan yang memiliki gizi cukup dan seimbang belum diperhatikan dalam pemberian makanan
pendamping ASI. Permasalahan yang paling umum terjadi di masyarakat mengenai 1000 Hari Pertama
Kehidupan adalah kurangnya pemahaman dan informasi mengenai pentingnya kecukupan gizi bagi anak
sejak masih di dalam kandungan. Mereka belum memahami secara lengkap bahwa gizi anak ditentukan
sejak masih dalam kandungan dan di awal masa kehidupan. Selain gizi, juga ada beberapa hal lain yang
wajib dipenuhi bagi ibu hamil seperti mengikuti kelas ibu hamil, dan bagi anak seperti rutin konsumsi
vitamin A, imunisasi dan pentingnya menjaga kebersihan sebelum menyiapkan ASI dan MP ASI. Hal ini
merupakan tugas bagi tenaga kesehatan khususnya di layanan primer seperti Puskesmas untuk
memberikan edukasi bagi mereka secara langsung ataupun melalui ibuibu kader.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dengan adanya permasalahan yang tersebut di atas, maka perlu diadakan penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya zat gizi pada 1000 hari pertama kehidupan dalam
rengka meningkatkan kualitas individu anak baik secara fisik maupun mental mencegah terjadinya
stunting, kurang gizi bahkan gizi buruk. Intervensi dilakukan dengan melakukan penyuluhan pada ibu
hamil sehingga sudah mulai terbentuk pola pikir ibu mengenai gizi 1000 hari pertama kehidupan sejak
dini sejak masa awal kehamilan sampai anak berumur 2 thn.

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

Metode: penyuluhan Nutrisi Pada Ibu Hamil Dalam Rangka Optimalisasi Pertumbuhan 1000 Hari
Pertama

PELAKSANAAN

Penyuluhan dilakukan pada ibu dengan harapan dapat langsung sampai pada sasaran utama sehingga
dapat mempraktekan pengetahuannya secara langsung

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

MONITORING & EVALUASI

Penyuluhan dibuka dengan sesi tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan awal peserta penyuluhan
mengenai 1000 hari pertama kehidupan. Para Ibu belum mengetahui apa yang dimaksud dengan 1000
hari pertama kehidupan, namun mereka sudah memahami sedikit mengenai pentingnya imunisasi dan
pemenuhan gizi bagi anak anak mereka. Selain itu mereka belum semua melakukan IMD dan pemberian
ASI eksklusif bagi bayi mereka. Selama dilakukan penyuluhan, antusiasme peserta terlihat sangat tinggi.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi, yang diawali dengan beberapa pertanyaan dari peserta. Pertanyaan
yang ditanyakan terkait tentang bagaimana menjaga gizi yang baik ketika kehamilan dan mengenai
pemberian ASI eksklusif yang baik untuk bayi. Selain itu peserta jadi lebih mengetahui bagaimana cara
menyimpan ASI yang baik apabila ibu bekerja sehingga ASI eksklusif bisa tetap diberikan pada bayi.

CATATAN PENDAMPING
Jenis Kegiatan : F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Dokter Pendamping : dr. Sri Mulyani

Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Pentingnya ASI esklusif

PESERTA HADIR

Masyarakat

Lain-lain

LATAR BELAKANG

Data pemantauan status gizi di Indonesia pada 2017 menunjukkan cakupan pemberian ASI secara
eksklusif selama 6 bulan pertama oleh ibu kepada bayinya masih sangat rendah yakni 35,7%. Artinya ada
sekitar 65% bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama lahir. Angka ini
masih jauh dari target cakupan ASI eksklusif pada 2019 yang ditetapkan oleh WHO maupun Kementerian
Kesehatan yaitu 50%. Data Kementerian Kesehatan mencatat, angka inisiasi menyusui dini (IMD) di
Indonesia meningkat dari 51,8 persen pada 2016 menjadi 57,8 persen pada 2017. Kendati meningkat,
angka itu disebut masih jauh dari target sebesar 90 persen.

Rendahnya angka ibu menyusui ini dilatarbelakangi oleh minimnya kesadaran seorang ibu atas
pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak. Padahal banyak sekali manfaat dari pemberian ASI. Manfaat
pemberian ASI yaitu diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Selain pada
anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu. Selain dapat diberikan dengan cara mudah dan
murah, ASI juga dapat mencegah terjadinya pendarahan setelah persalinan. Menyusui juga dapat
menurunkan risiko terjadinya kanker payudara dan kanker ovarium pada ibu.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan adanya kegiatan penyuluhan mengenai
petingnya pemberian ASI pada bayi

PERMASALAHAN

Faktor-faktor keberhasilan pemberian ASI pada bayi masih menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Mengingat akan pentingnya pemberian ASI pada bayi serta banyaknya manfaat yang didapat jika
memberikan ASI terutama pemberian ASI eksklusif. Rendahnya angka ibu menyusui ini dilatarbelakangi
oleh minimnya kesadaran seorang ibu atas pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak. Pengetahuan, sikap,
dan motivasi ibu masih menjadi faktor-faktor utama perilaku pemberian ASI pada bayi. Selain itu,
dukungan dari pihak keluarga serta dukungan tenaga kesehatan masih menjadi faktor eksternal penting
dalam pemberian ASI pada bayi. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai kegiatan yang dapat
memotivasi dan mengedukasi ibu dalam memberikan ASI pada bayi, salah satunya kegiatan penyuluhan
mengenai pentingnya pemberian ASI.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan kegiatan Penyuluhan
Pentinya Pemberian ASI

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

Metode: KIE pentingnya ASI esklusif

PELAKSANAAN

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

Lokasi : Posyandu Desa Grajegan

Metode: KIE pentingnya ASI esklusif

MONITORING & EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Antusiasme para peserta yang hadir dalam posyandu balita (orang tua) terlihat dari aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada penceramah seputar ASI esklusif.

CATATAN PENDAMPING

Anda mungkin juga menyukai