Diajukan Oleh :
F.15.150
Kepada
A. Latar Belakang
patogen, iritan kimia (asam dan basa kuat, fenol dan racun), dan iritan fisika
(trauma, benda asing, dingin, arus listrik, dan radiasi). Inflamasi adalah upaya
mempunyai dua tujuan utama. Pertama, meringankan rasa nyeri yang sering
tanda-tanda dan gejala-gejala inflamasi, namun kedua golongan obat ini yang
masyarakat dengan khasiat yang teruji secara impiris. Salah satu tanaman
yang secara tradisional dapat berkhasiat sebagai obat adalah daun Kenikir
belum ada data ilmiah yang menyatakan daun kenikir berpotensi sebagai
memiliki sifat sitotoksik terhadap sel T47D dengan IC sebesar 344,91 µg/mL
dilakukan dalam tabung reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh mahluk
suatu komponen bahan dengan sel, enzim, atau isolasi dari suatu sistem
bilogik.
atau pertumbuhan sel, metabolisme sel, fungsi sel. Bisa pula pemeriksaan in
vitro untuk mengetahui suatu bahan terhadap genetik sel. Ada beberapa
SECARA IN VITRO.
B. Rumusan Masalah
antiinflamasi?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai beriut :
1. Tujuan Khusus
(Cosmos caudatus Kunth) dengan konsentrasi 10, 100, 500 dan 1000
µg/mL.
2. Tujuan Umum
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
A. Rujukan penelitian
1. Riansyah dkk, (2015) “uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun ubi
jalar ungu (ipome batatas L.) terhadap tikus putih jantan galur wistar”
pelepasan histamin.
berbagai variasi konsentrasi (10, 100, 500 dan 1000 μg/mL), yaitu
B. Landasan Teori
1. Uraian Kenikir
runcing, baunya seperti damar apabila di remas. Kenikir juga memiliki bunga
yang sangat menarik sehingga biasa kita jumpai di pekarangan rumah sebagai
hiasan. Kenikir juga biasa di jadikan sebagai lalapan, sebagai pelengkap nasi
pecel dan terlebih makanan desa. Kenikir juga ternyata memiliki beberapa
dll. Tetapi belum banyak masyarakat yang mengetahui manfaat dari kenikir
tersebut.
Pulau Jawa dan tumbuh pada ketinggian 10-1400 m dpl. Tumbuhan yang
termasuk dalam suku Asteraceae ini berasal dari Amerika Tengah, dan
pembuka karena memiliki rasa dan aroma yang khas (Shui, 2005).
cryptochlorogenic acid, ferulic acid dan caffeic acid (Bunawan dkk., 2014).
Batari (2007) mengatakan bahwa kadar quercetin daun kenikir kering 413,57
natrium dari dalam tubuh (Mackraj, dkk., 2008). Mounnissamy and Nagar,
2001).
1. Habitat
sayuran daun tahunan. Hal ini disebabkan karena sayuran tersebut mudah
di budidayakan dan panen yang dilakukan dapat lebih dari satu kali.
pekarangan ((Sunarto, 1994) dan (Van Den Bergh, 1994)). tanaman ini
sekitar 3% dari berat kering, vitamin, mineral dan serat serta memiliki
khasiat obat.
4 atau berbagi menyirip dengan panjang dan lebar 15-25 cm. Semakin
keatas tangkai daun semakin pendek, semakin kecil dan kurang terbagi.
kuning dan mempunyai benang sari berwarna coklat agak hitam (Stennis
dkk., 2005).
Gambar 1. Tanaman kenikir diambil dari Bunawan, dkk. (2014)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Fabales
Suku : Asteraceae
Marga : Cosmos
2. Uraian Hemolisis
a. Inflamasi (peradangan)
nyeri, dan perubahan fungsi. Hal-hal yang terjadi pada proses radang akut
merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi. Kerusakan sel yang terkait
dan pada sel-sel yang terlibat dalam inflamasi (Katzung, 2004). Proses
pertahanan diri dari tubuh terhadap benda asing, tetapi jika proses ini
(Docke dkk., 1997; Westerndorp dkk., 1997; Opal dkk., 1996; De Poll
dkk., 1997).
terjadinya kanker (Albini & Sporn, 2007; Anonim 2012). Inflamasi yang
serangan jantung, serta stroke (Anonim, 2007; Libby dkk., 2010; Lusis,
2000; Patel dkk., 2008). Penyakit lain yang melibatkan adanya proses
b. Antiinflamasi
golongan ini adalah aspirin, karena itu sering disebut juga obat mirip
aspirin (aspirin like drugs) (Wilmana dan Gan, 2007). Efek terapi AINS
ini dalam jangka waktu yang lama justru akan mengakibatkan efek
antara lain serangan jantung dan stroke (Topol, 2004; Fitzgerald 2004;
c. Natrium Diklofenak
artritis rematoid dan osteoartritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka
a. Definisi
mentah obat dan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang
mengekstraksi zat aktif baik dari simplisia nabati maupun simplisia hewani
b. Tujuan
terjadi pada lapisan antar muka, kemudian terdifusi masuk kedalam pelarut
(Ansel., 1989).
c. Jenis ekstraksi
1). Maserasi
2). Perkolasi
1). Soxhletasi
2). Refluks
3). Infusa
4). Dekok
5). Destilasi
d. Metode maserasi
larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks, dan lilin.
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel, zat aktif akan larut
dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam
sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar.
Peristiwa tersebut terjadi secara berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Depkes RI., 2000).
tiga hari pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan penyari
akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
2. Keuntungan Maserasi
3. Kerugian Maserasi
zat lain. Kesuksesan penentuan senyawa biologis aktif dari bahan tumbuhan
sangat tergantung pada jenis pelarut yang digunakan dalam prosedur ekstraksi
(Ncube dkk., 2008). Sifat pelarut yang baik untuk ekstraksi yaitu toksisitas
dari pelarut yang rendah, mudah menguap pada suhu yang rendah, dapat
5. Penapisan Fitokimia
mungkin. Oleh karena kegiatan ini memakan waktu cukup lama maka
alam. Sekalipun kegiatan ini bertitik tolak pada daya tarik kimiawi, hal ini
Reseptor
COX-1 COX-2
membentuk prostaglandin yang merupakan enzim yang terbentuk
di butuhkan untuk proses- hanya pada saat terjadi
proses normal tubuh, antara lain peradangan/cedera, yang
memberikan efek perlindungan menghasilkan prostaglandin yang
terhadap mukosa lambung. menjadi mediator nyeri/radang
Inflamasi
antiinflamasi
Uji Antiinflamasi
secara In Vitro
Hasil
Ya/Tidak
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Desain penelitian
perlakuan terhadap subjek uji, yaitu untuk megetahui efek antiinflamasi dari
1. Populasi
maserasi.
E. Kerangka Konsep
Daun kenikir
(Cosmos caudatus
Kunth)
Ekstrak daun
kenikir
F. Variabel Penelitian
dalam bahasa melayu di sebut suring maupun ulam raja. Kenikir merupakan
2. Ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) adalah sediaan kental yang
diperoleh dari hasil maserasi dengan perbandingan sampel dan pelarut 1:7,5.
3. Inflamasi adalah reaksi tubuh terhadap adanya infeksi, iritasi atau zat asing,
4. Uji efek antiinflamasi adalah uji yang dilakukan menggunakan metode sel
spektrofotometer.
H. Hipotesis
Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) yang di buat menjadi ekstrak dapat
a. Alat
tabung.
b. Bahan
2. Cara Kerja
a. Penyiapan sampel
menjadi serbuk
maserasi.
(toples)
pelarut.
2011).
kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit pada suhu ruang. Supernatan yang
terbentuk dipisahkan dengan hati-hati dari sel darah merah menggunakan
pipet tetes steril. Endapan sel-sel darah dicuci dengan larutan isosaline dan
Sukumar, 2007).
larutan Na diklofenak.
merah.
d. Pengukuran sel darah merah
terdeteksi pada campuran larutan uji, yaitu semakin kecilnya serapan yang
terdeteksi pada campuran larutan uji berarti membran sel darah merah
a. Data
1) Jenis data
b) Data sekunder yaitu data yang berasal dari literatur yang digunakan
2) Sifat data
angka yang dapat dihitung. Dalam penelitian ini yang termasuk data
zat aktif.
dari kualitasnya.
c. Pengolahan data
untuk melihat distribusi data dan dianalisis dengan uji levene untuk
Analisis fitokimia
Data
Analisis data
pembahasan
kesimpulan
Kumar, V., Zulfiqar, A.B., Dinesh, K., Khan N.A. dan Chashoo, I.A. 2012.
Evaluation of Anti-Inflamatory Potensial of Leaf Extracs of Skimmia
anquetilia, Asian Pasific Journal of Tropical Biomidicine.
Kumar, V., Zulfiqar, A. B., Dinesh, K., Khan, N.A., Chashoo, I.A. dan M Y Shah.
2012, Evaluation of Anti-Inflamatory Potensial of Petal Extracs of
Crocus sativus “Cashmerianus”, International Journal of
Phytopharmacology.
Katzung, B.G. 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Penerbit Salemba, Jakarta.
Shui, G.L.P., S.P. Leong dan Wong. 2005, Rapid Screening and Characterization
of Antioxidant of Cosmos caudatus Using Liquid Chromatography
Coupled With Mass Spectrometry.
Bunawan, H., N.B. Syarul , S.N. Bunawan, N.M. Amin dan N.M. Noor. 2014,
Cosmos caudatus Kunth: A Traditional Medicinal Herb, Global Journal
of Pharmacology.
Van den Bergh, M.H. 1994, Cosmos caudatus Kunth. Di dalam: Siemonsma J.S,
K Piluek, editor, Plant Resources of South-East Asia, PROSEA (8):
Vegetables, Bogor.
Erlina, R., A. Indah dan Yanwirasti. 2007, Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol
Kunyit (Curcuma domestica Val.) pada Tikus Putih Jantan Galur
Wistar, J. Sains dan Teknologi Farmasi.
Yuwono. 2009, Mencit strain CBR Swiss Derived. Pusat Penelitian Penyakit
Menular Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.