PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klebsiella merupakan sebuah genus yang dapat mengubah tempat, merupakan
bakteri gram negatif bentuk batang, bakteri dengan terkemuka polis akan berbaris
kapsul. Frequent manusia patogen organisme yang menyebabkan berbagai penyakit
terutama pneumonia, ISK, keracunan darah, spondilis dan jaringan lunak infeksi
( Carpenter, 1990 ).
Klebsiella pneumonia pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl
Friedlander adalah patologis dan mikrobiologis dari Jerman yang membantu
penemuan bakteri penyebab pneumonia pada tahun 1882. Carl Friedlander adalah
orang yang pertama kali mengidentifikasi bakteri Klebsiella pneumonia dari paruparu orang yang meninggal karena pneumonia. Karena jasanya, Klebsiella
pneumonia sering pula disebut bakteri Friedlander. Klebsiella pneumonia adalah
bakteri Gram negatif yang berbentuk batang (basil). Klebsiella pneumonia tergolong
bakteri yang tidak dapat melakukan pergerakan (non motil). Berdasarkan
kebutuhannya akan oksigen, Klebsiella pneumonia merupakan bakteri fakultatif
anaerob ( Jawetz, 1996 ).
Hans Christian Gram seorang Ilmuwan berkebangsaan Denmark yang hidup
pada ( 1853 1938 ) .Untuk pertama kali beliau berhasil memperkenalkan cara
pewarnaan bakteri secara gram,dan berhasil mengamati Klebsiella pneumonia dan
Streptococcus pneumonia pada tahun 1884.Kemudian bakteri tersebut berhasil di
identifikasi oleh seorang ahli Bakteriologi berkebangsaan jerman bernama Edwin
Klebs, yang hidup pada tahun ( 1831 1913 ) yang kemudian memperkenalkan
Bakteri ini,dan diberi nama Klebsiella sesuai namanya ( Jawetz, 1996 ).
Bakteri ini berasal dari family Enterobacteriaceae. Klebsiella pertama kali
diteliti dan diberi nama oleh bacteriologist Jerman yang bernama Edwin Klebs
(1834-1913). Koloni Klebsiella besar sangat mukoid dan cenderung besatu bila
lama dieramkan. Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain adalah
bronkopneumoniae dan pneumonia bakteri gram negatif. Hampir semua pneumonia
disebabkan oleh bakteri ini. Klebsiellapneumonia terdapat dalam saluran nafasdan
feses sekitar 5 % orang normal dan dapat menyebabkan pneumonia bacterial.
Sampai saat ini para ahli masih banyak melakukan penelitian mengenai obat apa
yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiellapneumoniae ini.
Ada artikel yang menerangkan bahwa daya antimikroba kombinasi ampisilin dan
klorampenikol
dapat
menghambat
pertumbuhan
bakteri
penyebab
bronkopneumoniae pada anak kecil tersebut. Hal itu dapat dilihat dari nilai
1
konsentrasi hambat minimal (KHM) antibiotic yang digunakan. Sampai saat ini
belum ada pengobatan yang spesifik untuk menangani mikroba ini ( Gani, 2003 ).
B. Batasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis hanya membatasi pada tujuan yang dilakukannya
identifikasi. Selai dari tujuan tidak akan di bahas dalam laporan ini.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah klafikasi dari Klebsiella spp ?
2. Bagaimana bentuk dan morfologi dari Klebsiella spp ?
3. Bagaimana sifat biakan Klebsiella ssp ?
4. Apa saja struktur antigen dari Klebsiella ssp ?
5. Penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh Klebsiella spp?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri Klebsiella spp
2. Untuk mengetahui morfologi bakteri Klebsiella spp
3. Untuk mengetahui sifat biakan bakteri Klebsiella spp
4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan bakteri Klebsiella spp
E. Manfaat
a. Bagi Instansi
b. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
A. Morfologi
Berbentuk batang, Gram negatif, bersifat Aerob fakultatif, tidak mampu
berbentuk spora, tidak dapat bergerak dengan bebas dan mempunyai kapsul
yang tersusun dari polisakarida sehingga dengan mudah dapat mengikat
lipoprotein untuk membentuk lipopolisakarida yang berfungsi sebagai
patogenitas bakteri ini.
2
:Bacteria
Phylum
:Proteobacteria
Class
:Gamma Proteobacteria
Orde
: Enterobacteriale
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Klebsiella
Spesies
: Klebsiella pneumoniae
Klebsiella ozaenae
Klebsiella rhinoscleromatis
Klebsiella pneumonia pertama kali ditemukan oleh Carl Friedlander. Carl
paru, terjadi abses paru, bronkiektasis, bakteri masuk aliran darah, septicemia,
abses liver.
1.
Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme
2.
3.
hewan percobaan).
Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi
oportunistik
Galur Klebsiella pneumoniae ada yang memproduksi enterotoksin
(pernah diisolasi dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST
(tahan panas) dan LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli, kemampuan
memproduksi
toksin
ini
diperantarai
oleh
plasmid
Klebsiella
pneumoniae
yang
menyebabkan
penyakit
paru-paru
penebalan
Sedangkan, Klebsiella
dinding
mukosa;
rhinoscleromatis
dan
dan Klebsiella
dahak
berdarah.
ozaenae
yang
lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pneumonia Berat
ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas
sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest
indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok
usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran
bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk
anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan
sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada
dinding dada sebelah bawah ke dalam, batuk-batuk, perubahan karakteristik
dahak, suhu tubuh lebih dari 38 C. Gejala yang lain, yaitu apabila pada
pemeriksaan fisik ditemukan suara napas bronkhial, bronkhi dan leukosit lebih
dari 10.000 atau kurang dari 4500/uL.
E. Patologi rhinoskleroma
Rinoskleroma terbagi menjadi tiga stadium, yaitu stadium I, II, dan III.
Pada stadium I, gejala-gelaja yang dirasakan penderita tidak khas, seperti rinitis
biasa. Dimulai dengan keluarnya cairan hidung encer, sakit kepala, sumbatan
hidung yang berkepanjangan, kemudian diikuti dengan pengeluaran cairan
mukopurulen berbau busuk yang dapat mengakibatkan gangguan penciuman.
Stadium II ditandai dengan hilangnya gejala rinitis. Pada stadium ini
terjadi pertumbuhan yang disebut nodular submucous infiltration di mukosa
hidung yang tampak sebagai bintil di permukaan hidung. Lama-lama, bintil ini
bergabung menjadi satu massa bintil yang sangat besar, mudah berdarah,
kemerahan, tertutup mukosa dengan konsistensi padat seperti tulang rawan.
Kemudian membesar ke arah posterior (belakang) maupun ke depan (anterior).
Sedangkan pada stadium III, massa secara perlahan-lahan membentuk struktur
jaringan lunak. Jaringan ini bisa menyempitkan jalan napas. Proses yang sama
seperti di hidung dapat juga terjadi pada mulut, tenggorokan, dan paru-paru.
F.
Pengobatan
Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik,
khususnya antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam.Contoh antibiotik
tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxiciline, dll. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki sensitivitas 98,4% terhadap
meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5% terhadap kloramfenikol, 80 %
terhadap siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin. Strain baru dan Klebsiella
pneumonia kebal terhadap berbagai jenis antibiotik dan sampai sekarang masih
dilakukan penelitian untuk menemukan obat yang tepat untuk menghambat
aktivitas atau bahkan membunuh bakteri tersebut.
6
G. Sifat Pembenihan
1. Pada Media Plate
Mudah di biakan di media sederhana (Bouillon Agar),Pada media
padat tumbuh dengan koloni mucoid (24 jam) ,putih keabu abuan
,besar,Permukaan mengkilat ,pH untuk hidup 6,0-7,8 dan suhu 35oC
2. Pada biokimia Reaksi
Memecah karbohidrat menjadi asam dan gas :Laktosa,sukrosa,
maltosa,manosa, glukosa, MR (+), VP (-/+), dan lambat memecah urea.
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat Praktikum
B. Waktu Praktikum
C. Alat& Bahan
Prosedur :
1. Hari Pertama
a) Pembuatan media (MCA,EMB, Biokimia Reaksi)
b) Dilakukan penanaman pada media pemupuk Bouillon
c) Cara inokulasi :
1. Semua alat dan bahan dimasukkan dalam inkas
2. Dipanaskan ose bulat hingga membara kemudian didinginkan
3. Diambil kuman dari suspensi kuman
4. Ditanamkan di media Boillon dengan cara mengaduk ngadukkan
pada media Boillon
d) Diinkubasi 37 C selama 24 jam.
2. Hari Kedua
a) Dari media pemupuk dilakukan inokulasi pada media MCA dan EMB
b) Cara Inokulasi :
a. Disiapkan alat dan bahan seperti ose bulat, lampu spirtus, korek api
dimasukkan dalam inkas
b. Media MCA,EMB dalam 1 plate dibagi menjadi 3 untuk melihat
pertumbuhan koloni bakteri yang terpisah
c. Ose bulat dipanaskan hingga membara kemudian didinginkan
d. Diambil 1 mata ose kuman dari media NB, sebelum dan sesudah
mengambil kuman mulut tabung diflaming
e. Dari 1 mata ose tersebut ditanamkan ke media MCA dan EMB dari
bagian A selanjutnya ke B dan selanjutnya ke C
f. Penanaman dilakukan dengan cara distreak zig zag
g. Sebelum dan sesudah melakukan penanaman media plate diflaming
h. Ose bulat dipanaskan lagi sampai membara dan dibiarkan dingin
c) Diinkubasi 37 C selama 24 jam.
3. Hari Ketiga
a) Dilihat hasil dari media MCA
b) Dilanjutkan dengan pewarnaan Gram :
Cara pewarnaan Gram
a. Sediaan digenangi dengan Gram 1 (gentian violet) selama 3 5 menit
b. Dicuci dengan air kran
c. Digenangi dengan Gram 2 (Lugol) selama 1 2 menit
d. Cat dibuang
e. Digenangi dengan Gram 3 (Alkohol 70%) dibiarkan 10 15 detik
f. Cat dibuang
g. Digenangi dengan Gram 4 (Fuchsin) dibiarkan 3 5 menit
h. Cat dibuang dan dicuci dengan air kran
i. Diperiksa di bawah mikroskop pembesaran 100 kali
8
Skema :
Sampel
Boillon, Ink. 37 C 24 jam
(Mac Conkey)
Koloni : Besar
Koloni : Besar
Warna : Merah
Ferm : Laktosa +
Konsistensi : mucoid
Lereng : Acid
Dasar : Acid
H2S : Gas : +
Biokimia Reaksi Ink. 37 C 24 jam
Identifikasi
IMVIC :--++
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1) ISOLASI
Bahan pemeriksaan ditanam pada media MCA
Dieramkan pada suhu 37 C selama 24 jam.
Hasil pembiakan :
a. Dari media MCA
Bentuk
: Bulat
Ukuran
: Besar
Warna
: Merah
Tepi
: Rata
Permukaan : Cembung
Fermentasi : Laktosa +
Konsistensi : Semi mucoid
Dari media MCA dilakukan pewarnaan Gram
11
Bentuk
: batang
Susunan
: menyebar
Warna
: merah
Sifat
: Gram
: Bulat
Ukuran
: Besar
Warna
: Merah
Tepi
: Rata
: batang
: menyebar
Sifat
: berkabsul
d. Maltosa
e. Manosa
f. Sukrosa
g. VP
h. MR
i. Motil
j. Citrat
k. Urea
l. KIA
: Lereng
= Acid
12
Dasar
= Acid
Gas
=+
H2S
= -
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi, berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa dari jenis
Pemeriksaan Identifikasi Salmonella ditemukan bakteri klebsiella spp.
B. SARAN
1. Sebaiknya praktikan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum
melakukan pemeriksaan,
2. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang ada.
3. Jagalah kebersihan.
4. Membuat media harus tepat sesuai perhitungan.
5. Harus teliti dalam pembacaan hasil.
6. Harus teliti dalam mengambil reagen.
7. Saat menanam media pastiak alat yang digunakan steril.
8. Jangan memasukan kepala kedalam inkubator tanpa menggunakan APD.
13
DAFTAR PUSTAKA
Carpenter, J.L., 1990, Klebsiella pulmonary infections: occurrence at one medical
center and review, Rev Infect Dis
Jawetz, E., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Rahardja, F., 2006, Efek Kombinasi Ampisilin dan Klorampenikol Terhadap
Streptococcus pneumoniae dan Klebsiella pneumonia,Departemen Farmasi
ITB;Bandung
Gani, A. 2003, Mikrobiologi sederhana. Media utama, Surabaya
14
LAMPIRAN
PEMBUATAN MEDIA PADA PEMERIKSAAN IDENTIFIKASI KUMAN
Klebsiella spp
1. Media MCA
a. Perhitungan :
1. 100 ml untuk 6 plate
2. Jadi 100/6 x 6 plate = 100 ml
3. Standart 50/1000 x 100 = 5 gram
b. Cara pembuatan :
1. Ditimbang agar sebanyak 5 gram
2. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 150 ml
3. Ditambahkan dengan aquadest sebanyak 100 ml
4. Dipanaskan di api bunsen
5. Di pH Di autoclave pada suhu 121 C selama 1 jam dengan tekanan 1,5 atm
Keluar dari autocave dituang ke 6 plate yang telah disterilkan di oven
6. Tunggu beku dan simpan di kulkas
2. Media Boillon
a. Perhitungan :
1. Pertabung 2 ml, jadi 2 x 6 = 12 ml
2. Standart 8/1000 x 12 ml = 0,1 gram
b. Cara pembuatan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3. Media Indol
a. Perhitungan :
1. Untuk 6 tabung @2,5 ml = 15 ml
2. Untuk pelarut gula gula = 3 x 5x 6 = 120 ml
3. Total ml yang dibuat adalah 135 ml
15
4. Gula gula
a.Perhitungan :
1. Pertabung sebanyak 4 ml jadi 6 x 4 = 24 ml
2. Standart 1 /100 x 24 = 0,2 gram
3. BTB 1/100 x 24 = 0,24 ml
b.Cara pembuatan :
1. Ditimbang masing masing media gula gula sebanyak 0,14 gram
2. Dimasukkan pada beakerglass 100 ml yang telah berisi dengan BTB sebanyak
3.
4.
5.
6.
0,24 ml
Dituangkan ke beakerglass yaitu pelarutnya atau indol sebanyak 24 ml
Diaduk hingga homogen
Di pH
Dituang pada tabung khan yang didalamnya telah berisi tabung durham dalam
Media KIA
a.Perhitungan :
1. Untuuk 6 tabung @ 4 ml jadi 24 ml
2. Standart 55/1000 x 24 = 1,3 gram
b.Cara pembuatan :
1. Ditimbang media KIA sebanyak 1,4 gram
2. Dimasukkan ke erlenmeyer 100 ml
3. Ditambahkan dengan aquadest sebanyak 24 ml
4. Dipanaskan di api bunsen tunggu hingga larut dan di pH
5. Dibungkus dan ditutup kapas
6. Di autoclave pada suhu 121 C selama 1 jam dengan tekanan 1,5 atm
7. Dimiringkan dengan membentuk lereng dan dasar setelah keluar dari
aotoclave
8.
Media Citrat
a.Perhitungan :
1. Untuk 11 tabung @ 2,5 ml jadi 15 ml
2. Standart 22,5/1000 x 15 ml = 0,3 gram
b.Cara pembuatan :
1.Ditimbang media Citrat sebanyak 0,3 gram
2.Dimasukkan ke erlenmeyer 100 ml
3.Ditambahkan dengan aquadest sebanyak 15 ml
4.Dipanaskan di api bunsen tunggu hingga larut dan di pH
5.Dibungkus dan ditutup kapas
6.Di autoclave pada suhu 121 C selama 1 jam dengan tekanan 1,5 atm
7.Dimiringkan dengan membentuk lereng dan dasar setelah keluar dari aotoclave
9.
Media Motil
a.Perhitungan :
1. Untuk 11 tabung @ 4ml jadi 24 ml
2. Pepton 25,5/1000 x 24 = 0,6 gram
3. NaCl 5/1000 x 24 = 0,2 gram
4. Agar 4/1000 x 24 = 0,1 gram
b.Cara pembuatan :
17
1. Ditimbang pepton sebanyak 0,6 gram, NaCl sebanyak 0,2 gram dan Agar
2.
3.
4.
5.
6.
7.
18