Disusun oleh
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah saya.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Beresiko Menular
II Di Papua. Saya menyada bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kesempurnaan. Sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat saya harpkan Akhir kata saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Sekian dan terima kasih. Tuhan memberkati.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
C. Tujuan penulisan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran dan kritik........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan Penulisan
Untuk menegtahui bagaimana diagnosis TB paru pada anak, orang dewasa
dan lanjut usia (lansia)
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit TBC, atau biasa disebut TB, dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
Batuk lama yang tidak kunjung sembuh, biasanya hingga lebih dari 3 minggu.
Batuk darah.
Tubuh lemah.
Kehilangan nafsu makan.
Berat badan tidak kunjung bertambah.
Sesak napas.
Berkeringat di malam hari.
Pembengkakan kelenjar getah bening.
Pertumbuhan terhambat.
Bila hasil rontgen mendukung TB, didiagnosis sebagai penderita TB BTA negatif
rontgen positif. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan
TB.
Pemeriksaan Darah
Pada saat TB baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit
meninggi dengan pergeseran hitung jenis ke kiri. Jumlah limfosit masih di bawah
normal. Laju endap darah (LED) mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh,
jumlah leukosit kembali ke normal dan jumlah limfosit masih tinggi, LED mulai
turun ke arah normal lagi. Hasil pemeriksaan darah lain juga didapatkan: anemia
ringan dengan gambaran normokrom normositer, gama globulin meningkat, dan
kadar natrium darah menurun (Puspita, 2007). Diagnosis TB paru sesuai alur yang
dibuat oleh Depkes RI (2006), sebagaimana bisa dilihat disebagai berikut : Pada
saat ini uji tuberkulin tidak mempunyaiarti dalam menentukan diagnosis TBC
pada orangdewasa sebab sebagian besar masyarakat sudahterinfeksi dengan
Mycobacterium tuberculosiskarena tingginya prevalensi TBC. Suatu ujituberkulin
positif hanya menunjukkan bahwa yangbersangkutan pernah terpapar
denganmycobacterium tuberculosis.Kelemahan tes ini adalah adanya positifpalsu
yakni pada pemberian BCG atau terinfeksidengan Mycobacterium lain, negatif
palsu pada pasienyang baru 2-10 minggu terpajan TB, anergi, penyakitsistemik
serta (Sarkoidosis, LE), penyakiteksantematous dengan panas yang akut
(morbili,cacar air, poliomielitis), reaksi hipersensitivitasmenurun pada penyakit
hodgkin, pemberian obatimunosupresi, usia tua, malnutrisi, uremia, danpenyakit
keganasan. Untuk pasien dengan HIV positif, tes mantoux ± 5 mm, dinilai positif
(Bahar,2007). Metode pemeriksaan TBC yang terbukti menunjukkan hasil
diagnosis paling akurat sejauh ini adalah tes darah IGRA. Sayangnya, tes IGRA
belum tersedia di beberapa daerah, terutama kawasan dengan fasilitas medis yang
kurang memadai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
TBC pada anak terjadi karena anak menghirup bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang berada di udara. Bakteri tersebut kemudian berdiam di
paru-paru dan dapat berkembang ke bagian tubuh yang lain, seperti tulang
belakang,ginjal,bahkan otak.
Anak-anak yang terkena TBC atau tuberkulosis kemungkinan besar tidak
tertular dari teman-teman sebayanya, melainkan dari orang dewasa yang
menderita penyakit tersebut. Ketika orang dewasa yang menderita TBC batuk
atau bersin, bakteri penyebab TBC akan menyebar ke udara. Pada saat itulah,
penularan penyakit TBC ke orang-orang di sekitarnya dapat terjadi, baik ke
anak-anak maupun orang dewasa. Anak-anak yang memiliki sistem
kekebalan tubuh lemah, misalnya karena HIV pada anak atau kurang gizi,
memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena TBC anak.
Diangnosis TB paru yaitu :
Ditegakkan berdasarkan gambaran klinis klasik
Mantoux test atau tuberculin skin test (TST)
Pemeriksaan foto rontgen dada
Sputum BTA
Kultur sputum
Interferon –gamma release assay (IGRA)
Safitri safiyah. Diagnosis TB Paru Pada Anak Dan Dewasa Berdasarkan ISTC
(International Standard for TB Care).2018. Universitas muhamadiyah malang.
Vol.7 No.5 yang diakses melalui (PDF) https://www.google.co.id/search?
q=diagnosis+tb+paru+pada+dewasa&oq=diagnosis+&aqs=chrome.1.69i57j69i59l3j69i61
.5520j0j1&sourceid=chrome&ie=UTF-8