Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN II PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

ISOLASI & IDENTIFIKASI Staphylococcus sp

OLEH :

NAMA PRAKTIKAN : NURUL MUHLISA

NIM PRAKTIKAN : PO714203191027

DOSEN PEMBIMBING : 1. MURSALIM, S.Pd., M.Kes

2. RAFIKA, S.Si., M.Kes

3. SITI HADIJAH, S.Si., M.Kes

4. HASNAWATI, S.Si., M.Kes

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

DIV TINGKAT II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri adalah salah satu makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat
dilihat melalui mikroskop, tetapi memilki peran yang sangat penting dalam
kehidupan yaitu dapat menguraikan makhluk hidup. Bisa kita bayangkan jika
seandainya tidak ada makhluk hidup yang dapat menguraikan maka dunia ini
akan penuh dengan timbunan pepohonan, dedaunan dan makhluk hidup karena
tidak adanya proses penguraian oleh makhluk kecil ini.

Sebagian besar penyakit infeksi disebabkan oleh mikroorganisme seperti


bakteri. Bakteri merupakan patogen utama bagi manusia. Ciri khas dari bakteri
yang bersifat patogen adalah mempunyai kemampuan menularkan, melekat
pada sel pejamu, menginvasi sel penjamu dan jaringan, toksigenitas, dan
mampu menghindari system imun penjamu. Beberapa bakteri yang merupakan
penyebab penting penyakit sering dibiakkan dengan flora normal, seperti
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumonia (Jawetz, 2007).
Bakteri kelompok Staphylococcus dan Streptococcus merupakan bakteri
gram positif yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Pada saat system
imun menurun maka bakteri ini akan masuk ke dalam tubuh baik melalui mulut,
inhalasi, maupun penetrasi kulit. Jika bakteri ini masuk ke dalam peredaran
darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya maka akan merusak organ-organ
tubuh tersebut dan menyebabkan berbagai penyakit. Misalnya Staphylococcus
aureus dapat menyebabkan penyakit infeksi pada folikel rambut dan kelenjar
keringat, meningitis, endocarditis, pyelonephritis, dan osteomyelitis.
Sedangkan Streptococcus pneumonia menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis
media, conjunctivitis, meningitis, dan endocarditis (Etnjang, 2003).
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada
manusia maka dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi terhadap
specimen yang diperoleh dari tubuh manusia yang didiagnosa terinvasi oleh

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 2


bakteri. Specimen yang biasa digunakan sebagai bahan pemeriksaan dapat
berupa sputum, feces dan sisa-sisa bahan makanan, eksudat atau pus dari abses,
dan darah.

Pewarnaan yang sering dipakai dalam isolasi dan identifikasi adalah


pewarnaan gram. Dalam pewarnaan Gram, bakteri dipakai dalam dua golongan.
Bakteri yang berwarna ungu disebut bakteri gram Positif, sedangkan yang
berwarna merah disebut Gram Negatif.

Secara umum bakteri mempunyai empat macam bentuk, yaitu:

a) Coccus
Bentuknya bulat seperti peluru. Sehubungan dengan cara
pembelahannya dan susunannya setelah pembelahan dibagi dalam:
b) Diplococcus
Yaitu coccus yang membelah diri kesatu arah dan setelah
pembelahannya tetap berkelompok dua-dua.
c) Streptococsscus
Yaitu coccus yang membelah diri kesatu arah, dimana setelah
pembelahannya tidak berpencar, menyerupai rantai.
c) Tetracoccus (Gaffkya tetragena)
Yaitu coccus yang membelah diri kedua arah dan setelah
pembelahannya tetap berkelompok empat-empat.
d) Sarcina
Yaitu coccus yang membelah diri ketiga arah yang mempunyai sudut
90°C, dimana setelah pembelahannya tetap berkelompok menyerupai
kubus.
e) Staphylococcus
Yaitu coccus yang membelah diri kearah yang tidak teratur, kemudian
berkelompok menyaerupai buah anggur (Entjang, 2003).

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 3


B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri yang terdapat dalam nanah yaitu jenis
Staphylococcus sp.

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 4


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Staphylococcus


1. Klasifikasi Staphylococcus
Staphylococcus berasal dari kata staphylo berarti kelompok buah
anggur dan Coccus berarti bulat.

Domain : Bacteria

Kingdom : Eubacteria

Ordo : Eubacteriales

Family : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

Staphylococcus citerus

Staphylococcus albus

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus saprophyticus

2. Morfologi dan Identifikasi


a. Ciri Khas Organisme
Staphylococcus adalah sel yang berbentuk bola dengan
diameter 1 mikron yang tersusun dalam bentuk kluster yang
tidak teratur. Kokus tunggal, berpasangan, tetrad, dan berbentuk
rantai juga tampak dalam biakan cair. Staphylococcus bersifat
nonmotil dan tidak membentuk spora. Dibawah pengaruh obat
seperti penisilin, staphylococcus mengalami lisis (Brooks, dkk,
2005).

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 5


Staphylococcus adalah bakteri coccus gram positif, yang
cenderung muncul bergerombol menyerupai seikat anggur.
Nama Staphylococcus berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari kata staphyle dan kokkos, yang masing-masing berarti
’seikat anggur’ dan ’buah berry’. Kurang lebih terdapat 30
spesies Staphylococcus secara komensal terdapat di kulit dan
membran mukosa; beberapa diantaranya dapat bersifat patogen
oportunis menyebabkan infeksi pyogenik (Quinn, dkk, 2002).

Gambar bakteri

b. Biakan
Staphylococcus tumbuh dengan baik pada berbagai media
bakteriologi dibawah suasana aerobic atau mikroaerofilik.
Tumbuh dengan cepat pada temperature 37ºC namun
pembentukan pigmen yang terbaik adalah pada temperature
kamar (20-35ºC).
Media yang sering digunakan adalah sebagai berikut
(Soemarno, 1962):
1) Nutrient Agar (NA)
Biasanya koloni Staphylococcus yang tumbuh pada media ini
berwarna putih sampai kuning, smooth, tumbuh subur dan
memiliki elevasi yang datar atau keping.

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 6


Gambar koloni bakteri Staphylococcus pada media NA

2) Blood Agar Plate (BAP)


Gambar koloni bakteri Staphylococcus pada media Koloni Staphylococcus yang tumbuh
BAP
pada media agar darah berukuran sedang-
besar, smooth, memiliki elevasi datar
atau keping, haemolytis atau
anhaemolytis. Pada umumnya koloni
Staphylococcus berwarna putih sampai
kuning, tetapi ada beberapa spesies yang
memberikan warna tersendiri, koloni
Staphylococcus aureus berwarna kuning
emas, koloni Staphylococcus citreus
berwarna kuning jeruk, sedangkan koloni
Staphylococcus albus berwarna putih.

3) Manitol Salt Agar (MSA)


Koloni yang tumbuh berukuran kecil-sedang, smooth, koloni
berwarna kuning dengan zone yang berwarna kuning juga.

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 7


Gambar koloni bakteri Staphylococcus pada media MSA

Beberapa test yang biasa dilakukan yaitu sebagai berikut


(Soemarno, 1962):

Manitol: asam baik diinkubasi aerob maupun anaerob


Glucose OF medium: fermentative
Catalase test : (+) pada Staphylococcus aureus, (–) pada
spesies lain
Coagulase test : (+) positif
Oxydase test : (–) negatif
Staphylase test : (+) positif
D-Nase test : (+) positif

c. Patogenesis dan Gejala Klinis


Di alam, bakteri ada di mana-mana. Pada tanah, air dan pada
debu-debu di udara. Pada kulit dan saluran pernapasan bagian
atas sebagai penghuni tetap (flora normal) yang sewaktu-waktu
dapat masuk ke dalam jaringan tubuh bila kulit luka atau daya
tahan tubuh menurun (dr. Indan, 2003).

Staphylococcus sp merupakan salah satu bakteri yang cukup


kebal diantara mikroorganisme yang tidak berspora, tahan panas

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 8


pada suhu 60oC selama 30 menit, tahan terhadap fenol selama
15 menit.

Staphylococcus sp. dapat menimbulkan infeksi bernanah dan


abses. Infeksinya akan lebih berat bila menyerang anak-anak,
usia lanjut dan orang yang daya tahan tubuhnya menurun, seperti
penderita diabetes melitus, luka bakar dan AIDS.

d. Diagnosa Laboratorium
Bahan pemeriksaan dapat berupa sputum, feces dan sisa-sisa
bahan makanan, eksudat atau pus dari abses, dan darah. Dari
bahan tersebut kemudian dilakukan pewarnaan gram,
perbenihan pada medium Blood Agar Plate (BAP), Manitol Salt
Agar (MSA). Selanjutnya koloni yang tumbuh dilakukan
pewarnaan gram, tes biokimia, dan penentuan tipe bakteriofag
(Arnas, 2009).

e. Pengobatan
Obat-obatan antibiotika mempunyai khasiat yang baik
terhadap Staphylococcus secara invitro.Tetapi secara invitro
sering obat tersebut tidak dapat menerobos dinding fibrin untuk
mencapai daerah pusat infeksi.Oleh karena itu dalam
pengobatan disamping pemberian bat perlu adanya drainase
(pengairan) atau insisi (penyedotan) (Departemen Kesehatan
R.I, 1989).

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 9


BAB III

ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat-alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah:
- Swab steril - Petridish - Rak tabung
- Objeck glass - Pipet tetes - Korek gas
- Ose - Inkubator
- Nahl - Mikroskop
- Lampu spiritus - Autoclave

B. Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah:


 Reagen :
o Lugol
o Alkohol 96 %
o Safranin
o CGV (Carbol Gentian Violet)
o H2O2 3%.
 Medium Perbenihan :
o Media Blood Agar Plate (BAP)
o Media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB)
o Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, fruktosa, mannitol)
o Media Mannitol Salt Agar (MSA)
 Sampel : Nanah

C. Cara Kerja
1. Cara Kerja
Cara kerja isolasi dan identifikasi bakteri Staphylococcus:
 Hari I (Pertama)

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 10


- Sampel diambil menggunakan swab steril kemudian ditanam pada
media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) dan diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 37o C selama 24 jam.

 Hari II (Kedua)
- Dilakukan pewarnaan gram terhadap bakteri yang tumbuh dalam
media BHIB (Brain Heart Infusion Broth)
- Bakteri yang tumbuh pada media BHIB (Brain Heart Infusion Broth)
ditanam dengan menggunakan ose steril pada media BAP/Blood
Agar Plate dan MSA/Mannitol Salt Agar. Semua media yang telah
ditanami diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37o C dalam
inkubator.

 Hari III (Ketiga)


o Dilakukan pewarnaan gram terhadap bakteri yang tumbuh dalam
media BAP (Blood Agar Plate) dan MSA (Manitol Salt Agar)
yang ciri-cirinya sesuai dengan ciri Staphylococcus auerus.
o Koloni tersangka pada media selektif MSA/Manitol Salt Agar
atau BAP/Blood Agar Plate, diuji dengan tes catalase dengan
menggunakan reagen H2O2 3 %.
o Dengan koloni yang sama, ditanam pada media TSIA (Triple
Sugar Iron Agar).
o Dengan koloni yang sama, ditanam pada media gula-gula
(glukosa, sukrosa, manitol, maltosa, dan laktosa)
o Semua media yang telah ditanami dengan biakan, diinkubasikan
pada suhu 37oC selama 24 jam.

 Hari IV (Keempat)
o Diamati pertumbuhan bakteri di TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
o Diamati pertumbuhan bakteri di media gula-gula
(Glukosa,Maltosa, Manitol, Laktosa)

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 11


Bagan isolasi dan identifikasi Staphylococcus Sp

Sampel Nanah

Pewarnaan Gram Inkubasi 24 Jam, Suhu 37oC

Media Pemupuk

(Brain Heart infusion Broth)

Inkubasi 24 Jam, Suhu 37oC Pewarnaan Gram

Media BAP Media MSA

(Blood Agar Plate) (Manitol Salt Agar)

Inkubasi 24 jam, Suhu 37oC

Media TSIA Media


Gula-Gula
(Triple Sugar Iron Agar)

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 12


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Penanaman pada Media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) dan
Pewarnaan Gram
Gambar Hasil

Media BHIB yang ditanami


dengan sampel nanah setelah
diikubasikan selama 24 jam pada
suhu 370 C terlihat ada endapan
putih dan menjadi keruh. Hal ini
dikarenakan adanya
pertumbuhan bakteri.

Bentuk : Coccus
Susunan :Staphylococcus /
bergerombol
Sifat : Gram Positif (berwarna
ungu)

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 13


Pengamatan Hasil Isolasi

GAMBAR KETERANGAN

Blood Agar Plate  Bentuk Koloni :


Koloni sedang, bulat,
smooth
 Warna : Kelabu/putih
 Elevasi : Cembung
 Sifat : Gram positif

Mannitol salt Agar  Bentuk Koloni : Bulat


Kecil, smooth
 Warna : putih kelabu
 Elevasi : Cembung
 Sifat : Gram positif

o Koloni tersangka pada media selektif BAP, diuji dengan: Tes katalase
dengan menggunakan reagen H2O2 3% hasilnya positif karena terdapat
gelembung.

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 14


Hasil Pengamatan pada Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Manitol Salt Agar (MSA) Blood Agar Plate

Lereng : Acid Lereng : Alkali


Dasar : Acid Dasar : Acid
H2S :- H 2S :-
Gas :- Gas :-

Hasil Pengamatan pada media Gula-Gula

Koloni TSIA Manitol Salt Agar Koloni TSIA Blood Agar Plate

Glukosa (+) Glukosa (+)

Laktosa (+) Manitol (-)

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 15


Manitol (+) Laktosa (-)

Maltosa (+) Maltosa (-)

B. PEMBAHASAN
o Media Brain Hearth Infusion Broth : Terjadi kekeruhan pada media
yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri pada Media setelah
diikubasikan selama 24 jam pada suhu 370 C .
o Pewarnaan Gram : Dilakukan Pemeriksaan Mikroskopik dengan
hasil bakteri berbentuk coccus bergerombol yang artinya bakteri
yang didapatkan yaitu Staphylococcus. Sedangkan untuk jenis
bakteri termaksud gram positif karena berwarna ungu yang artinya
bakteri mampu mengikat zat warna carbol gentian violet dan mampu
mempertahakan warna ungu sehingga tidak luntur apada pelunturan
dengan alcohol.
o MSA: koloni terlihat berwarna putih kelabu, bulat, kecil-kecil, datar,
dan medianya tetap berwarna merah muda menandakan bakteri tidak
mampu memfermentasikan mannitol yang terdapat dalam media ini

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 16


karena jika mampu maka medianya akan berubah menjadi kuning.
MSA ini merupakan media selektif untuk bakteri Staphylococcus,
ini menunjukkan bahwa bakteri ini bukan Staphyloccocus aureus.
o BAP: koloni berwarna kuning keruh, sedang, datar, bulat, dan beta
hemolisis, hemolytic menandakan bakteri mampu melisiskan
eritrosit yang terdapat dalam media. Zona lisis yang ditunjukkan
jelas, β hemolytic.

o Pada media TSIA:


Hasil pengamatan pada media TSIA (Triple Sugar Iron
Agar) yang ditanami koloni dari biakan Manitol salt agar didapatkan
hasil seluruh bagian dari media TSIA berubah Warna menjadi
Kuning baik Lereng Maupun Dasar. Hal ini menunjukan bahwa
bakteri mampu memfermentasikan gula-gula sehingga
menghasilkan asam yang membuat media berubah menjadi kuning.
Tidak terdapat endapan hitam pada media yang menandakan bahwa
bakteri tidak memiliki enzim desulfarase. Dan tidak adanya ruang
kosong atau udara pada media yang menandakan bahwa bakteri
tidak mampu menghasilkan gas.
Hasil pengamatan pada media TSIA (Triple Sugar Iron
Agar) yang ditanami koloni dari biakan Blood Agar Plate didapatkan
hasil Lereng berwarna merah karena bakteri bersifat basa ini
menandakan bakteri tidak memfermentasikan laktosa dan
sukrosa.pada bagian dasar media berubah warna menjadi kuning ini
menandakan bakteri memfermentasikan glukosa. Tidak terdapat
endapan hitam pada media yang menandakan bahwa bakteri tidak
memiliki enzim desulfarase. Dan tidak adanya ruang kosong atau
udara pada media yang menandakan bahwa bakteri tidak mampu
menghasilkan gas.

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 17


o Gula-Gula:
Hasil Positif pada Semua Gula-gula yang ditanami koloni
dari biakan Manitol Salt Agar ditandai dengan adanya perubahan
warna indicator dari biru menjadi warna kuning. Perubahan tersebut
disebabkan karena bakteri yang tumbuh dapat memfermentasikan
gula-gula berupa produk asam.
Hasil positif hanya pada glukosa yang ditanami koloni dari
biakan Blood Agar Plate. Sedangkan pada Laktosa, Manitol dan
Maltosa didapatkan hasil negative. Perubahan tersebut disebabkan
karena bakteri yang tumbuh dapat memfermentasikan gula-gula
berupa produk asam.

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 18


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum tidak ditemukan bakteri Staphylococcus auerus
dari sampel nanah, tetapi ditemukan bakteri Staphylococcus sp. Hal ini
mungkin, disebabkan karena adanya kontaminasi ketika pengambilan
sampel.
B. Saran
Sebaiknya pada praktikum setiap tindakan dilakukan dengan hati-
hati. Dan pada saat melakukan tindakan harus menggunakan alat pelindung
diri / APD agar terhindar dari percikan/terkena zat berbahaya dan kontak
dengan bakteri.

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 19


DAFTAR PUSTAKA

Brooks dkk, 2005. Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika. Jakarta


Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan.
Gerard dkk, 1982. Mikrobiologi Kedokteran untuk laboratorium dan klinik, PT
Gramedia, Jakarta
Jawetz et al, 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg, ed.23,
Translation of Jawetz, Melnick, and Adelberg’s Medical
Microbiology. Alih bahasa oleh Hertanto, H., et al. Jakarta: EGC,
Supardi I, 1999. Mikrobiologi dalam pengelolaan dan keamanan pangan, Bandung:
Alumni.
Soemarno. 1962. Isolasi dan Identifikasi Bakteri klinik. Akademi Analis Kesehatan
Yogyakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Yogyakarta
Entjang. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan.
Bandung: Citra Aditya Bakti

Sthapylococcus sp. | Bakteriologi II 20

Anda mungkin juga menyukai