Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN IV PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

ISOLASI & IDENTIFIKASI Klebsiella sp

OLEH :

NAMA PRAKTIKAN : NURUL MUHLISA


NIM PRAKTIKAN : PO714203191027
DOSEN PEMBIMBING : 1. MURSALIM, S.Pd., M.Kes
2. RAFIKA, S.Si., M.Kes
3. SITI HADIJAH, S.Si., M.Kes
4. HASNAWATI, S.Si., M.Kes

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
DIV TINGKAT II

Klebsiella sp|Bakteriologi II 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikrobiologi ialah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-
makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop (bahasa yunani:
mikros=kecil, bios=hidup,dan logos=kata atau ilmu). Mikrobiologi mencakup
pengetahuan tentang virus (virologi), pengetahuan tentang bakteri
(bakteriologi), pengetahuan tentang hewan bersel satu (protozoologi), dan
pengetahuan tentang jamur (mikologi) (Prof.Dr.D.Dwidjoseputro,1998).
Bakteri ini berasal dari family Enterobacteriaceae. Klebsiella pertama
kali diteliti dan diberi nama oleh bacteriologist Jerman yang bernama Edwin
Klebs (1834-1913). Koloni Klebsiella besar sangat mukoid dan cenderung
bersatu bila lama dieramkan.
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini antara lain adalah
bronkopneumoniae dan pneumonia bakteri gram negatif. Hampir semua
pneumonia disebabkan oleh bakteri ini. Klebsiella pneumonia terdapat dalam
saluran nafas dan feses sekitar 5 % orang normal dan dapat menyebabkan
pneumonia bacteriali. Ada artikel yang menerangkan bahwa daya antimikroba
kombinasi ampisilin dan klorampenikol dapat menghambat pertumbuhan
bakteri penyebab bronkopneumoniae pada anak kecil tersebut. Hal itu dapat
dilihat dari nilai konsentrasi hambat minimal (KHM) antibiotic yang digunakan.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk menangani mikroba
ini.
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada
manusia maka dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi terhadap
specimen yang diperoleh dari tubuh manusia yang didiagnosa terinvasi oleh
bakteri. Specimen yang biasa digunakan sebagai bahan pemeriksaan dapat
berupa sputum, faeces, urin, dan sisa-sisa bahan makanan, eksudat atau pus dari
abses,rectal swab,swab amandel dan darah.

Klebsiella sp|Bakteriologi II 2
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri yang terdapat dalam sampel feses yaitu jenis
Klebsiella sp.

Klebsiella sp|Bakteriologi II 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. BAKTERI KLEBSIELLA
Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang
berarti tongkat atau batang. Sekarang nama tersebut dipakai untuk
menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu ,tidak berklorofil
(meskipun ada beberapa yang terkecuali), berbiak dengan pembelahan diri,
serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
(Prof.Dr.D.Dwidjoseputro,1998:22).

B. KLASIFIKASI KLEBSIELLA
Taksonomi Klebsiella sebagai berikut (Dwidjoseputro, 1978)
Kingdom : Bakteri
Filum : Bakteri
Kelas : Gamm abakteri
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriaceae
Genus : Klebsiella
Spesies : Klebsiella Oxytoca
Klebsiella Ozaenae
Klebsiella Pneumoniae
Klebsiella Rhinoscleromatic

Gambar bakteri Klebsiella

Klebsiella sp|Bakteriologi II 4
C. MORFOLOGI
Bakteri ini termasuk Gram negatif, berbentuk panjang atau pendek
yang bersifat fakultatif anaerob. Bakteri Klebsiella berbentuk basil atau
batang , tidak berspora, tidak bergerak, dan memiliki kapsul.
Bakteri ini berukuran 0,5-1,5 × 1-2 mikron. Mempunyai selubung
yang lebarnya 2-3 kali ukuran kuman. Berpasangan atau berderet, tetapi
bakteri Klebsiella tidak bergerak (Soemarno,2000).

D. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN
Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB),
replikasi bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan
bakteri Klebsiella. Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media.

a. Media Blood Agar Plate


Media BAP (Blood Agar Plate), Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai
koloni yang berwarna abu-abu, smooth, cembung, mucoid atau
tidak dan tidak melisiskan darah pada media BAP.

b. Media Mac Conkey Agar

Media differensial yang dipakai untuk perbenihan bakteri adalah


Mac Conkey, Klebsiella tumbuh sebagai koloni yang berwarna
merah muda namun tidak dapat meragikan laktosa secara sempurna.
Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey besar-besar, smooth,
mucoid, cembung, berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil
dengan ose, maka akan tertarik karena pada koloni memiliki kapsul.

c. Triple Sugar Iron agar (TSIA)

Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses


oksidasi dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat
alkali denga adanya phenol red maka terbentuk warna

Klebsiella sp|Bakteriologi II 5
merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang bersifat asam
sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).

d. Sulfur Indol Motility (SIM)

Hampir semua bakteri Klebsiella membentuk indol kecuali


tipe pneumonia dan ozaenae. Motility negatif sesuai dengan
morfologi Klebsiella yang tidak memiliki flagella. sedangkan
pembentukan H2S juga tak terlihat pada semua jenis Klebsiella.

e. Citrate

Pada bakteri Klebsiella, hanya jenis rhinos yang tidak


memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat
hasilnya negative. Sedangkan spesies Klebsiella lainnya
seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae menunjukkan hasil positif
pada media ini.

f. Urea

Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat


memberikan hasil positif pada pneumonia, oxytoca atau
bisa juga ozaenae karena Klebsiella juga ada beberapa
yang mampu menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.

g. Methyl red

Hampir semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga


pada penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah,
kecuali pada pneumonia dan oxytoca yang juga dapat memberikan
hasil negatif

h. Voges Proskauer

Klebsiella sp|Bakteriologi II 6
Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl
carbinol sehingga penanaman pada media ini meberikan hasil
negative, berbeda dengan jenis pneumonia dan oxytoca yang
mampu memberikan hasil positif pada media ini.

i. Fermentasi Karbohidrat

Klebsiella sp memfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa


tidak difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae.

E. PATOGENITAS
Klebsiella dapat hidup sebagai saprofit pada lingkungan hidup,pada
air,tanah,makanan,dan sayur-sayuan.dapat menimbulkan infeksi pada
saluran urine,paru-paru,saluran pernapasan,luka-luka dan
septicaemia.Klebsiella kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran
kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah.
Klebsiella menduduki ranking kedua setelah E.coli untuk infeksi saluran
kemih di orang-orang yang sudah berumur. Klebsiella juga merupakan
suatu opportunistic pathogen untuk pasien dengan penyakit paru-paru
kronis dan rhinoscleroma.Feses adalah salah satu sumber yang paling
signifikan dalam hal infeksi kepada pasien, yang selanjutnya diikuti oleh
berhubungan dengan alat-alat yang sudah terkontaminasi oleh bakteri.
Penyakit utama yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah pneumonia.
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya
invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu
tahanan saluran.
Dengan demikian flora endogen menjadi pathogen ketika memasuki
saluran pernafasan. Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di
mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia
dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria,

Klebsiella sp|Bakteriologi II 7
virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi
kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya,
seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Pasien yang
rentan mengalami pneumonia antara lain peminum alcohol, perokok,
penderita diabetes, penderita gagal jantung, dan penderita AIDS. Pada
penderita pneuminiae, kantong udara paruparu penuh dengan nanah dan
cairan yang lainnya.
Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih
(oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya,
tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya,
misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi)
dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar
penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah
beraneka macam dan bisa terjadi infeksi yang seluruh tubuh.

Klebsiella sp|Bakteriologi II 8
BAB III

ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

A. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam praktikum adalah:
o Swab steril - Petridish - Rak tabung
o Objeck glass - Pipet tetes - Korek gas
o Ose - Inkubator
o Nahl - Mikroskop
o Lampu spiritus - Autoclave
o Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah:
 Reagen
o CGV (Carbol Gentien Violet)
o Lugol
o Alkohol 96%
o Safranin
o α- naftol
o Reagen Covac’s
o KOH 10%
o NaCI 0,9 %
o Indikator Methyl Red
 Media Perbenihan
o Media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB)
o Media Blood Agar Plate (BAP)
o Media Mac Conkay Agar (MCA)
o Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
o Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltosa, mannitol,
laktosa)
o Media Biokimia (Urea, Simin Citrat,Methyl Red,Voges
Proskauer, Sulfur Indol Motility)
 Sampel : Feses

Klebsiella sp|Bakteriologi II 9
B. CARA KERJA
Cara kerja isolasi dan identifikasi bakteri Klebsiella sp
 Hari I (Pertama)
o Sampel diambil menggunakan Ose Bulat kemudian ditanam pada
media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) dan diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 37o C selama 24 jam.

 Hari II (Kedua)
o Dilakukan pewarnaan gram terhadap bakteri yang tumbuh dalam
media BHIB (Brain Heart Infusion Broth)
o Bakteri yang tumbuh pada media BHIB (Brain Heart Infusion
Broth) ditanam dengan menggunakan ose steril pada media Blood
Agar Plate dan Mac Conkay Agar. Semua media yang telah
ditanami diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37 o C dalam
inkubator.

 Hari III (Ketiga)


o Dilakukan pewarnaan gram terhadap bakteri yang tumbuh dalam
media BAP (Blood Agar Plate) dan MCA (Mac Conkay Agar) yang
ciri-cirinya sesuai dengan ciri Klebsiella
o Koloni tersangka pada media selektif Mac Conkay Agar atau
Blood Agar Plate, ditanam pada media TSIA (Triple Sugar Iron
Agar)
o Media yang telah ditanami dengan biakan, diinkubasikan pada
suhu 37oC selama 24 jam.

 Hari IV (Keempat)
o Dilakukan Pewarnaan Gram terhadap bakteri yang tumbuh pada
media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Klebsiella sp|Bakteriologi II 10
o Kemudian ditanam pada media gula-gula (Glukosa, Maltosa,
Manitol, Laktosa, Sukrosa) dan Media Biokimia (Urea, Simin Citrat,
Methyl Red, Voges Proskauer, Sulfur Indol Motility)
o Media yang telah ditanami dengan biakan, diinkubasikan pada suhu
37oC selama 24 jam.

 Hari V (Kelima)
o Diamati pertumbuhan bakteri di media gula-gula (Glukosa,
Maltosa, Manitol, Laktosa, sukrosa)
Untuk media SIM tambahkan dengan reagen covac’s 2-3 tetes.
 Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red 3
tetes.
 Untuk media VP ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α-
naftol 12 tetes.
o Hasil pengamatan, disesuaikan dengan tabel pengamatan biokimia
untuk menentukan spesies bakteri yang ditemukan.

Klebsiella sp|Bakteriologi II 11
Bagan isolasi dan identifikasi Klebsiella

Sampel Feses

Inkubasi 24 Jam,Suhu 37oC


Pewarnaan Gram

Media Pemupuk
(Brain HeartInkubasi
infusion Broth)
Pewarnaan Gram
Inkubasi 24 Jam,Suhu 37oC

Media BAP Media MCA


(Blood Agar Plate) (Mac Conkay Agar)

Inkubasi 24 Jam,Suhu 37oC


Pewarnaan Gram
Media TSIA
(Triple Sugar Iron Agar)

Media Biokimia Madia Gula-Gula


Urea,Simin Citrat,Methyl Glukosa,Laktosa, Sukrosa,
Red,Voges Proskauer, Sulfur maltose, dan Manitol
Indol Motility)

Cocokan pada Tabel Biokimia

Klebsiella sp|Bakteriologi II 12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Penanaman pada Media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) dan
Pewarnaan Gram
Gambar Hasil
Media BHIB yang ditanami dengan sampel
nanah setelah diikubasikan selama 24 jam
pada suhu 370 C terlihat ada endapan putih
dan menjadi keruh . hal ini dikarenakan
adanya pertumbuhan bakteri.

Bentuk : Basil
Susunan : Diplobasil
Sifat : Gram Negatif / merah

Pengamatan Hasil Isolasi


BAP Hasil MCA Hasil
(Blood Agar (Mac Conkay
Plate) Agar)
Bentuk Koloni: Bentuk Koloni:
Bulat Bulat
Ukuran : Besar Ukuran : Besar
Warna Koloni: Warna Koloni:
Putih Abu Abu Merah Muda
Permukaan : Permukaan :
Cembung Cembung

Klebsiella sp|Bakteriologi II 13
Pinggiran : Pinggiran :
Smooth Smooth
Sifat : Sifat :
Tidak Mukoid Tidak Mukoid

Hasil Pengamatan pada Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)


Mac Conkay Agar (MCA) Blood Agar Plate

Lereng : Acid Lereng : Acid


Dasar : Acid Dasar : Acid
H2S :- H2S :-
Gas : + Gas :-

Hasil Pengamatan pada media Gula-Gula


Koloni TSIA Mac Conkay Agar Koloni TSIA Blood Agar Plate

Glukosa (+)/(+) Glukosa (+)/(+)

Laktosa (+)/(+)
Manitol (+)/(+)

Klebsiella sp|Bakteriologi II 14
Manitol (+)/(+)
Laktosa (+)/(+)

Maltosa (+)/(+)
Maltosa (+)/(+)

Sukrosa (+)/(+) Sukrosa (+)/(+)

Hasil Pengamatan pada media Biokimia


Koloni TSIA Mac Conkay Agar Koloni TSIA Blood Agar Plate

Sulfur :- Sulfur :-
Indol :+ Indol :+
Motility : + Motility : +

Klebsiella sp|Bakteriologi II 15
MR (+) MR (-)

VP (-) VP (-)

CITRAT(+)
CITRAT(-)

UREA (-) UREA (-)

B. PEMBAHASAN
Hari II
o Terjadi kekeruhan pada media BHIB (Brain Heart Infusion Broth)
yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri pada Media setelah
diikubasikan selama 24 jam pada suhu 370 C .
o Dilakukan Pemeriksaan Mikroskopik dengan hasil Bakteri
berbentuk bacil dan diplobacil. Bakteri berwarna merah artinya
bakteri luntur pada pelunturan dengan alcohol, namun mampu

Klebsiella sp|Bakteriologi II 16
mengikat zat warna pembanding yaitu safranin sehingga berwarna
merah.

Hari III
o Media Mac Conkay Agar (MCA)
Pada media MCA didapatkan pertumbuhan koloni yaitu memiliki
ciri-ciri koloni besar, smooth, berwarna merah muda,cembung,dan
tidak mukoid.
o Media BAP (Blood Agar Plate)
Pada media BAP didapatkan hasil pertumbuhan koloni yaitu
memiliki ciri-ciri koloni Kecil Besar, berwarna Putih Abu-abu
smooth, Cembung, dan tidak mukoid.

Hari IV
o Hasil pengamatan pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang
ditanami koloni dari biakan Mac Conkay Agar dan blood agar plate
didapatkan hasil seluruh bagian dari media TSIA berubah Warna
menjadi Kuning baik Lereng Maupun Dasar. Hal ini menunjukan
bahwa bakteri mampu memfermentasikan gula-gula sehingga
menghasilkan asam yang membuat media berubah menjadi kuning.
Tidak terdapat endapan hitam pada media yang menandakan bahwa
bakteri tidak memiliki enzim desulfarase. Dan terdapat adanya
ruang kosong atau udara pada media yang ditandai dengan media
menjadi pecah-pecah pada bagian bawah menandakan bahwa
bakteri tidak mampu menghasilkan gas pada media Blood Agar
Plate sedangkan pada media Mac conkay Agar Terdapat Gas.

Hari V
o Gula-Gula: Hasil Positif pada Semua Gula-gula dan positif gas
(Glukosa,Laktosa,Manitol,Sukrosa dan Maltosa) yang ditanami
koloni dari biakan TSIA Blood Agar Plate dan Mac Conkay Agar
ditandai dengan adanya perubahan warna indicator dari biru menjadi
warna kuning. Perubahan tersebut disebabkan karena bakteri yang
tumbuh dapat memfermentasikan gula-gula berupa produk asam.
o SIM :
S (sulfur) : Bakteri tidak menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai
dengan tidak terbentuknya endapan hitam pada media,

Klebsiella sp|Bakteriologi II 17
karena bakteri ini tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang
terkandung dalam media SIM.
o I (indol) : Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri
pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol
dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya.
Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi
dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan
Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan
bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai
sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol positif
sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh menggunakan
asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.
o M (motility) : Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini
berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa
dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid. Pada
hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan
bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.
o MR : setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media
berubah menjadi merah pada media Mac Conkay Agar sedangkan
pada blood Agar darah tidak terjadi perubahan warna. Berarti
berubah warna karena terjadi fermentasi asam campuran (asam
laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
o VP : setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %, warna media
tidak mengalami perubahan. Ini disebabkan bakteri tidak
memfermentasikan butanadiol oleh bakteri.
o Urease : hasil yang didapatkan adalah Negatif sebab tidak terjadi
perubahan warna pada Media. Artinya bakteri tidak dapat
menghidolisis urea.
o Simmon’s Citrate didapatkan hasil positif, sebab terjadi
perubahan warna pada media yakni dari hijau menjadi biru pada
media blood agar plate. Sedangkan pada media mac conkay agar
tidak terjadi perubahan warna.

Klebsiella sp|Bakteriologi II 18
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil praktikum ditemukan bakteri Klebsiella Oxytoca pada
sampel Feses.

B. Saran
Pada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan
bakteri sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
seperti masker, handscoon, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu,
kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri
yang diisolasi bisa tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu, sepatutnyalah kita menjaga kebersihan dan kesehatan
diri kita dan lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi
terserang penyakit bisa ditanggulangi.

Klebsiella sp|Bakteriologi II 19
DAFTAR PUSTAKA

Dzen SM.1994. “Dasar-Dasar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Karsinah, Lucky HM, Suharto, Mardiastuti HW. 1994.Mikrobiologi


Kedokteran.Binarupa aksara:Jakarta.

Brooks GF, Butel JS, Ornston LN. 1995. Mikrobiologi Kedokteran.Penerbit Buku
Kedokteran EGC:Jakarta.

Michael J. Pelczar, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Universitas Indonesia Press.


Jakarta

Klebsiella sp|Bakteriologi II 20

Anda mungkin juga menyukai