DISUSUN OLEH :
JULFANI PO714203191017
KELAS A
1. Kepada kedua orang tua penulis yang telah membatu secara moril maupun
materil.
2. kepada mahasiswa yang telah banyak memberi dukungan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................27
B. Saran...............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................28
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Laboratorium Parasitologi?
b. Apa pengertian dari Instrument Laboratorium?
c. Apa saja instrument/peralatan yang ada di Laboratorium Parasitologi?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk,
a. Untuk mengetahui mengenai laboratorium parasitologi
b. Untuk mengetahui mengenai ap aitu instrument laboratorium.
c. Untuk mengetahui apa saja peralatan yang ada di laboratorium parasitology.
BAB II PEMBAHASAN
Lensa Binokuler
Keterangan
1. Eyepiece / oculars (lensa okuler)
2. Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
3. Observation tube (tabung pengamatan / tabung okuler)
4. Stage (meja benda)
5. Condenser (Kondensor)
6. Objective lense (lensa objektif)
7. Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)
8. Main switch (tombol on-off)
9. Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak
interpupillar)
11. Specimen holder (penjepit spesimen)
12. Illuminator (sumber cahaya)
13. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)
15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
16. Fine focus knob (sekrup fokus halus)
17. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung
okuler)
18. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)
2. Mikroskop Stereo
b. Kegunaan
untuk meletakkan obyek yang akan diamati
c. Mekanisme Kerja
a. Setetes air ditempatkan pada object glass.
b. Objek/spesimen diletakkan pada air tersebut.
c. Cover glass ditempatkan pada bagian atasnya dengan cara miring
dan turunkan secara perlahan serta diusahakan agar tidak terbentuk
gelembung udara. Pembentukkan gelembung udara dapat
menyebabkan kualitas gambar menjadi kurang bagus atau tidak
jelas.
d. Air harus mengisi ruang antara object glass dan cover glass; jika
air tersebar ke bagian lain dari object glass, kelebihan ini harus
dikeringkan (misal dengan tisu) dengan hati-hati.
e. Jika objek sudah terdapat dalam bentuk suspense cairan, tetesan
suspense dapat digunakan tanpa harus meneteskan air terlebih
dahulu pada permukaan object glass.
3. Cover Glass
b. Kegunaan
Untuk menutup objek glass dengan sudut kemiringan 45°
d. Mekanisme Kerja
1. Setetes air ditempatkan pada object glass.
2. Objek/spesimen diletakkan pada air tersebut.
3. Cover glass ditempatkan pada bagian atasnya dengan cara miring
dan turunkan secara perlahan serta diusahakan agar tidak terbentuk
gelembung udara. Pembentukkan gelembung udara dapat
menyebabkan kualitas gambar menjadi kurang bagus atau tidak
jelas.
4. Air harus mengisi ruang antara object glass dan cover glass; jika
air tersebar ke bagian lain dari object glass, kelebihan ini harus
dikeringkan (misal dengan tisu) dengan hati-hati.
5. Jika objek sudah terdapat dalam bentuk suspense cairan, tetesan
suspense dapat digunakan tanpa harus meneteskan air terlebih
dahulu pada permukaan object glass.
4. Centrifuge
a. Gambar
b. Kegunaan
c. Macam-Macam
Gambar:
2. Micro Centrifuge
Alat ini disebut juga micofuges yaitu memutar
microtubes khusus pada kecepatan tinggi.Volume micotubes
berkisar 0,5-2,0 ml.
Gambar:
3. Speciality Centrifuge
4. Microhematokrit centrifuge
Gambar:
5. Blood bank Centrifuge
Gambar:
Gambar:
7. Refrigerated centrifuge
Gambar:
e. Kalibrasi Centrifuge
g. Pemeliharaan Centrifuge
1. Spillage shield / cup / tabung centrifuge
2. Bersihkan dari pecahan tabung, tumpahan darah, serum dan
lakukan desinfeksi setiap saat
3. Bersihkan bagian luar dan dalam setiap hari,
4. Timer: Lakukanpemantauan timer sesuai penggunaan atau
lakukan pemantauan setiap satuminggu sekali
5. Kalibrasi : Mengukur kecepatan putaran dengan menggunakan
tachometer terkalibrasi dan lakukan 1 bulan sekali
6. Braking system : Selalu mengikuti anjuran pabrik, Pengambilan
tabung centrifuge dilakukan setelah posisi putaran benar-benar
berhenti
7. Power suply: Pengecekan kabel, steker dan stop kontak
(pengecekan grounding dan kebocoran arus listrik dari kabel),
steker dan stop kontak
8. Lakukan pengecekan terhadap motor dan minyak bila perlu
9. Terjadinya getaran yang tidak biasa perlu melakukan pengecekan
rotor balance dan mengikuti rekomendasi pabrik
10. Pemeriksaan terhadap komponen lainnya, apabila ditemukan
kerusakan atau cacat produk, maka komponen dapat diganti oleh
pabrik (bila alat masih baru)
5. Pipet Tetes
Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari
plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Terkadang saat melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium,
bahan yang kita perlukan jumlahnya tidaklah terlalu besar sehingga tidak
bisa diukur dengn alat ukur yang berskala. Untuk keperluan itu
dipergunakan pipet tetes. Pipet tetes ini hanya bisa digunakan untuk bahan
yang bersifat cair. Jika ada bahan padatan yang harus di ukur
menggunakan pipet tetes, maka padatan tersebut harus terlebih dahulu di
larutkan.
a. Gambar
b. Kegunaan
Pipet tetes merupakan alat yang cukup sederhana yang biasany
a digunakan dilaboratorium, berbentuk seperti tabung kecil yang ujung
bawahnya meruncing dan terbuatdari kaca atau plastik, tetapi ujung atasnya
berdiameter sama dengan badan pipet dantertutup oleh karet yang biasanya
berbentuk seperti balon kecil. Pipet tetes lebih menitik beratkan pada
prinsip penerapan tekanan udara di dalam tabung yang besarnya bisa diatur dengan
seberapa kuat kita memencet karet pada ujung atas pipet. Agar
cairan dapatmasuk ke dalam badan tabung pipet tetes, kita
harus memperkecil tekanan didalam badan pipet dengan memencet
terlebih dahulu karet pada ujung pipet sebelum memasukan ujung
bawahnya yang berdiameter lebih kecil kedalam cairan, setelah
terpencet baru kita celupkan sebagian ujung pipet dan tekanan yang
kita berikan pada karet di ujung atas tadi bisa kita lepaskan agar
cairannya dapat masuk ke dalam badan pipet. Jika kita ingin
mengeluarkan cairan tersebut, kita perbesar tekanan di dalam badan
tabung dengan memencet karet di ujung atas tadi, satu pencetan sama
dengan satu tetes.
d. Kelebihan
6. Rak Tabung
Ini terbuat dari kayu keras (min kelas 2), 6 lubang dalam 2 baris (total
12 lubang) berdiameter sekitar 18 mm. Panjang minimal 18 cm, lebar 6,5
cm. Pada bagian dasar terdapat lekukan sehingga tabung
stabilditempatkan. Digunakan sebagai tempat untuk meletakan tabung
reaksi dengan dia. 10-16 mm.
a. Gambar
b. Kegunaan
c. Prinsip Kerja
Tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya.
d. K3
Membawa rak tabung harus hati – hati, apabila jatuh maka
tabung yang berada pada rak tabung juga akan jatuh.
7. Tabung Sentrifuge
a. Gambar
b. Kegunaan
8. Lampu Spiritus
Spiritus adalah bahan bakar dari alkohol dengan bahan utama
metanol dan etanol. Sejak dulu, spiritus telah digunakan untuk bakar
karena relatif aman dibandingkan bahan bakar fosil. Spiritus pun tidak
memberikan asap berjelaga sebagaimana minyak tanah dan bahan bakar
berasal dari minyak bumi.
Pada jaman masih ada lampu petromax, pemanas spiritus menjadi
bagian tak terpisah dari lampu petromaks. Pemanas ini ditempelkan di
tiang penyalur minyak tanah dan berguna sebagai pemanas pertama hingga
bola lampu petromaks menyala menggunakan minyak tanah yang telah
dikondisikan menjadi uap bahan bakar.
Spiritus juga digunakan untuk bahan bakar dalam laboratorium
yang memerlukan pembakaran bersuhu sebagaimana api biasa.
Penggunaan api dari spiritus dilakukan sebagaimana lampu minyak tanah.
Pemanas spiritus memberikan nyala yang stabil dan relatif mudah
dimatikan, selain tidak menghasilkan jelaga. Oleh karena itu,
penggunaannya sebagai bahan bakar di laboratorium disukai.
Penggunaan terbaru spiritus adalah untuk pemanas tambal ban.
Ketika bahan bakar minyak tanah yang biasa digunakan untuk kompor
mahal dan harga spiritus menjadi lebih murah, para penambal ban
menggunakan spiritus sebagai bahan bakar. Selain tidak berjelaga,
pemanas spiritus mudah dibuat berskala dan relatif aman ketika mengenai
tangan tanpa meninggalkan bau. Dengan mengatur volume tangki, maka
pembakaran dapat ditakar sehingga dengan berakhirnya spiritus dalam
tangki, maka pembakaran atau pemanasan alat tambal ban dinyatakan
sudah cukup.
Spiritus juga merupakan bahan bakar pokok untuk keperluan
keluar kota. Jika tidak terdapat bahan bakar parafin padat, atau LPG
kemasan kecil, spiritus dapat dibawa sebagai cadangan bahan bakar.
a. Gambar
9. Pinset
b. Kegunaan
DAFTAR PUSTAKA
Mardiana & Rahayu, Ira Gustiara, 2017. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medis ; Pengantar Laboratorium Medik. Hal:15-18. BPPS-DMKes :
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik.
Riswanto,2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfamedika dan Kanal
Medika : Yogyakarta.