Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH INSTRUMENTASI

“ALAT-ALAT LABORATORIUM PARASITOLOGI”

DISUSUN OLEH :

NURUL MUHLISA PO714203191027

JULFANI PO714203191017

ANNISA SYAFRI PO714203191010

Tafika Yahsifany PO714203191034

KELAS A

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya


rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah
dengan judul “Instrumen Laboratorium Parasitologi” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Instrumentasi Praktek II.

Dalam menulis makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari


berbagai pihak. Untuk ucapan terima kasih dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:

1. Kepada kedua orang tua penulis yang telah membatu secara moril maupun
materil.
2. kepada mahasiswa yang telah banyak memberi dukungan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan-


kekurangan yang perlu dibenahi, untuk segala kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Makassar, 12 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan Makalah..............................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Parasitologi.................................................................3

B. Pengertian Instrumen Laboratorium...............................................................3

C. Instrumen Laboratorium Parasitologi.............................................................5

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................27

B. Saran...............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................28
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Parasitologi adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang


semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini
terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi:
protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis
ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi,
siklus hidup masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit
yang ditimbulkannya. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya
bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang
ditempatinya (hospes). Predator adalah organisme yang hidupnya juga bersifat
merugikan organisme lain (yang dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran
tubuhnya jauh lebih besar dari yang dimangsa, bersifat membunuh dan memakan
sebagian besar tubuh mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh lebih
kecil dari hospesnya juga tidak menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan
hospes sangat essensial dibutuhkan bagi parasit yang bersangkutan.

Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap


kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan
pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat
diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang
bersangkutan selengkapnya. Tujuan pengajaran parasitologi, dalam hal ini di
antaranya adalah mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta aspek
epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup
parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat
terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan akibat yang dapat
ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit,
kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya.
Laboratorium parasitologi adalah salah satu sarana yang digunakan untuk
penelitian dan pemeriksaan berbagai jenis parasit. Berbagai jenis parasit dari
jenis amoeba,protozoa,jamur,dan lainnya bisa diperiksa di laboratorium
parasitology dengan bantuan mokroskop. Sedangkan jenis cacing dan serangga
bisa diamati secara makroskopis.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Laboratorium Parasitologi?
b. Apa pengertian dari Instrument Laboratorium?
c. Apa saja instrument/peralatan yang ada di Laboratorium Parasitologi?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk,
a. Untuk mengetahui mengenai laboratorium parasitologi
b. Untuk mengetahui mengenai ap aitu instrument laboratorium.
c. Untuk mengetahui apa saja peralatan yang ada di laboratorium parasitology.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Laboratorium Parasitologi

Parasitologi adalah adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari


tentang semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu,
parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan
parasit.

Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup


masing-masing parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang
ditimbulkannya. Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat
parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya
(hospes).

Laboratorium parasitologi adalah salah satu sarana yang digunakan untuk


penelitian dan pemeriksaan berbagai jenis parasit. Berbagai jenis parasit dari
jenis amoeba, protozoa, jamur dan lainnya bisa diperiksa di laboratorium
parasitologi dengan bantuan mikroskop.

Laboratorium parasitologi klinik, yaitu laboratorium yang melaksanakan


pemeriksaan identifikasi parasit atau stadium dari parasit baik secara
mikroskopis dengan atau tanpa pulasan, biakan atau imunoesai

B. Pengertian Instrumen Laboratorium


Berdasarkan sifat penggunaan peralatan laboratorium menurut, Riswanto –
2013 dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Instrument/ peralatan utama
Instrument/ peralatan utama merupakan peralatan untuk melakukan
pengujian atau analisis. Peralatan ini memiliki sifat pengukur (analitik)
baik secara kualitatitif maupun kuantitatif di laboratorium. Termasuk
dalam kelompok instrument/ peralatan utama, diantaranya adalah
hemometer, hemocytometer, fotometer, mikroskop, pipet westergren, dan
lain-lain.
2. Instrument/ peralatan pendukung
Instrument/ peralatan pendukung merupakan peralatan di laboratorium
bukan untuk pengujian atau analisis. Peralatan ini tidak memiliki sifat
pengukur (analitik) tetapi mendukung atau menunjang terhadap proses
analisis. Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan pendukung,
diantaranya adalah peralatan sampling, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
formulir dan administrasi laboratorium, peralatan mebeleuir, dan lain-lain.

Dalam penggunaan semua instrumen laboratorium medik, menurut


Riswanto – 2013, ada tiga prinsip umum yang diterapkan dalam
mempertimbangkan aspek mutu instrument laboratorium, yaitu, pertama,
instrument hendaknya mampu melakukan kinerja yang optimal, kedua semua alat
uji hendaknya dipelihara dalam kondisi optimal, ketiga, peralatan laboratorium
selalu dipantau dan dievaluasi.

Yang dimaksud kinerja optimal suatu peralatan laboratorium medik adalah


peralatan yang mampu memberikan hasil pengukuran atau pengujian dengan
presisi dan akurasi yang baik. Dalam pemilihan instrument atau peralatan di
laboratorium medik, kita tidak bisa semata-mata mempertimbangkan aspek
finansial atau harga, karena mutu pemeriksaan yang baik tidak terlepas dari
baiknya kualitas peralatan yang digunakan. Aspek optimalisisasi daya kerja alat
haruslah menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan peralatan di laboratorium
medik. (Riswanto, 2013)

Selanjutnya untuk agar setiap peralatan atau instrument laboratorium


medik dapat dipertahankan kinerja optimalnya, maka perlu dilakukan
pemeliharaan dan perawatan dengan baik dan berkesinambungan. Pemeliharaan
yang baik terhadap instrument laboratorium akan dapat menjaga kelaikan
peralatan dan senantiasa berfungsi optimal untuk jangka waktu yang lama.
Pemantauan dan evaluasi peralatan dilakukan dengan tujuan agar fungsi
optimal senantiasa diketahui setiap saat sebelum peralatan tersebut digunakan.
Penting untuk senantiasa melakukan kalibrasi peralatan laboratorium secara rutin
dan berkala, mendokumentasikan serta mengevaluasinya secara
berkesinambungan, sehingga peralatan memiliki masa guna yang lama.

Instrument laboratorium parasitology adalah suatu alat/peralatan yang


digunakan pada saat berada di laboratorium parasitology dalam rangka
pemeriksaan parasite. Oleh karena itu, peralatan yang berkaitan dengan proses
pemeriksaan parasite termasuk ke dalam instrument lab.parasitology. salah satu
instrument laboratorium parasitology adalah mikroskop.

C. Alat-alat di Laboratorium Parasitologi

Adapun instrument/peralatan yang biasanya digunakan di dalam


laboratorium parasitology, yaitu :
1. Mikroskop

Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan)


adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata telanjang.Mikroskop awalnya dibuat tahun 1590 oleh
Zaccharias Janssen dan Hans, seorang tukang kacamata dari Belanda.
Selanjutnya padatahun 1610, Galileo, ahli fisika modern dan astronomi
menggunakan mikroskop untuk mengamati gejala alam. Beberapa tahun
kemudian Antonie van Leuwenhoek dari Belanda membuat mikroskop
dengan satu lensa yang dapat membesarkan objek yang diamati sampai
300 kali. Tahun 1663 Robert Hooke, ilmuwan Inggris meneliti serangga
dan tumbuhan dengan mikroskop. Ia menemukan sel-sel kecil pada gabus.
a. Gambar
b. Kegunaan
 Untuk melihat benda-benda yang tidak dapat dilihat menggunakan
mata telanjang
c. Macam-Macam
1. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000


x. ada yang memiliki 1 lensa okuler (monokular) dan 2 lensa
okuler (binokular).
Lensa Monokuler

Lensa Binokuler
Keterangan
1. Eyepiece / oculars (lensa okuler)
2. Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)
3. Observation tube (tabung pengamatan / tabung okuler)
4. Stage (meja benda)
5. Condenser (Kondensor)
6. Objective lense (lensa objektif)
7. Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)
8. Main switch (tombol on-off)
9. Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak
interpupillar)
11. Specimen holder (penjepit spesimen)
12. Illuminator (sumber cahaya)
13. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)
15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
16. Fine focus knob (sekrup fokus halus)
17. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung
okuler)
18. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)

2. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya


bisa digunakan untuk benda yang relatif besar dengan perbesaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
terlihat secara tiga dimensi.
2. Objek Glass

Objek glass adalah alat yang dalam laboratorium mikrobiologi


untuk meletakkan objek yang akan diamati.
a. Gambar

b. Kegunaan
untuk meletakkan obyek yang akan diamati
c. Mekanisme Kerja
a. Setetes air ditempatkan pada object glass.
b. Objek/spesimen diletakkan pada air tersebut.
c. Cover glass ditempatkan pada bagian atasnya dengan cara miring
dan turunkan secara perlahan serta diusahakan agar tidak terbentuk
gelembung udara. Pembentukkan gelembung udara dapat
menyebabkan kualitas gambar menjadi kurang bagus atau tidak
jelas.
d. Air harus mengisi ruang antara object glass dan cover glass; jika
air tersebar ke bagian lain dari object glass, kelebihan ini harus
dikeringkan (misal dengan tisu) dengan hati-hati.
e. Jika objek sudah terdapat dalam bentuk suspense cairan, tetesan
suspense dapat digunakan tanpa harus meneteskan air terlebih
dahulu pada permukaan object glass.

3. Cover Glass

Cover glass adalah alat yang dalam laboratorium mikrobiologi untuk


meletakkan objek yang akan diamati.
a. Gambar

b. Kegunaan
Untuk menutup objek glass dengan sudut kemiringan 45°
d. Mekanisme Kerja
1. Setetes air ditempatkan pada object glass.
2. Objek/spesimen diletakkan pada air tersebut.
3. Cover glass ditempatkan pada bagian atasnya dengan cara miring
dan turunkan secara perlahan serta diusahakan agar tidak terbentuk
gelembung udara. Pembentukkan gelembung udara dapat
menyebabkan kualitas gambar menjadi kurang bagus atau tidak
jelas.
4. Air harus mengisi ruang antara object glass dan cover glass; jika
air tersebar ke bagian lain dari object glass, kelebihan ini harus
dikeringkan (misal dengan tisu) dengan hati-hati.
5. Jika objek sudah terdapat dalam bentuk suspense cairan, tetesan
suspense dapat digunakan tanpa harus meneteskan air terlebih
dahulu pada permukaan object glass.

4. Centrifuge

Centrifuge adalah alat untuk memutar sampel pada kecepatan


tinggi, memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung
centrifuge. Pemakaian centrifuge yang paling sering adalah untuk
pemisahan komponen sel darah dari cairannya sehingga cairannya bisa
dipakai untuk pemeriksaan.
Pada umumnya digerakkan oleh motor listrik (beberapa model
lama yg berputar dengan tangan, yang menempatkan obyek dirotasi sumbu
tetap, menerapkan kekuatan untuk tegak lurus sumbu).

a. Gambar

b. Kegunaan

Dalam sebuah laboratorium centrifuge berguna untuk


memisahkan partikulat padat dalam cairan.
Sebagai contoh:
1. Untuk memisahkan serum,
2. Untuk pemeriksaan Ht(Hematokrit)
3. Untuk pemeriksaan mikroskopis urine.

c.  Macam-Macam

1. General Purpose Centrifuge


  Model biasanya
Adalah tabletop (bisa diletakkan diatas meja) yang
dirancang untuk pemisahan sampel urine, serum atau cairan lain
dari bahan padat yang tidak larut.Centrifuge ini biasanya
berkecepatan 0-3000 rpm, bisa menampung sampel dari 5-100 ml.

  Gambar:
2. Micro Centrifuge
  Alat ini disebut juga micofuges yaitu memutar
microtubes khusus pada kecepatan tinggi.Volume micotubes
berkisar 0,5-2,0 ml.

  Gambar:

3. Speciality Centrifuge

  Merupakan centrifuge yang dipakai untuk


keperluanyang lebih spesifik.Seperti microhematokrit centrifuges
dan blood bank centrifuges, yang dirancang untuk pemakaian
spesifik di laboratorium klinik.

4. Microhematokrit centrifuge

 adalah merupakan variasi dari microcentrifuge yang


dapat menampung sampel kapiler untuk pengukuran volume
hematokrit pack cell.

 Gambar:  
5. Blood bank Centrifuge

 Adalah centrifuge yang dipakai dibank darah dan


serologi yang dirancang untuk memisahkan sampel serologis
dalam tabung.

 Gambar:

6. Centrifuge Berkecepatan Tinggi

  Ultracentrifuge yaitu centrifuge berkecepatan tinggi


yang berputar dengan kecepatan diatas 50.000 rpm. Centrifuge ini
dilengkapi dengan system pendinginan untuk menjaga agar sampel
tetap dingin selama sentrifuges. Centrifuge ini lazim dipakai
dilaboratorium penelitian.

 Gambar:
7. Refrigerated centrifuge

 Adalah centrifuge berkecepatan tinggi yang berputar


dengan kecepatan 0-20.000 rpm. Centrifuge ini dilengkapi dengan
system pendinginan untuk menjaga agar sampel tetap dingin
selama sentrifuges. Centrifuge ini lazim dipakai dilaboratorium
penelitian.

 Gambar:

d. Hal Yang Perlu diperhatikan Dalam Penggunaan Centrifuge

1) Centrifuge harus diletakkan dalam posisi yang datar air.


2) Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptic setiap
minggu atau bila tumpahan atau ada tabung yang pecah.
3) Gunakan tabung dengan ukuran dan type yangsesuai untuk tiap
centrifuge.
4) Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge dijalankan.
5) Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang
sebelum centrifuge dijalankan.
6) Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka
tabung mudah pecah waktu dicenrifuge karena adanya gaya
setrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah.

e. Kalibrasi Centrifuge

Centrifuge perlu dikalibrasi baik kecepatan putarnya/rpm


/waktu/ timernya, sedangkan pada centrifuge refrigereted salian rpm
dan timer perlu kalibrasi suhunya.
Kalibrasi rpm dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Tachometer mekani yaitu dengan kabel yang lentur
2. Tachometer electrical
3. Srtobe light

f. Cara Pengoperasian Centrifuge


1. Letakkan tabung yang berisi cairan yang dengan volume sama
antara tabung satu dengan yang lainnya pada tempat yang
berseberangan 
2.  Tutup penutup centrifuge sampai terkunci   
3. Pilih kecepatan yang diinginkan pada tombol kecepatan   
4. Pilih waktu pemutaran yang diinginkan pada tombol waktu   
5. Tekan star untuk centrifuge yang memiliki tombol  star, yang tidak
memiliki tombol star begitu tombol waktu diputar centrifuge
langsung berputar   
6. Segera setelah berhenti, penutup dibuka langsung atau perlu
menekan tombol berhenti   
7. Ambil tabung dari centrifuge Segera pisahkan  sesuai yang
dibutuhkan

g. Pemeliharaan Centrifuge
1. Spillage shield / cup / tabung centrifuge 
2. Bersihkan dari pecahan tabung, tumpahan darah, serum dan
lakukan desinfeksi setiap saat   
3. Bersihkan bagian luar dan dalam setiap hari,  
4. Timer:  Lakukanpemantauan timer sesuai  penggunaan atau
lakukan pemantauan setiap satuminggu sekali
5. Kalibrasi : Mengukur kecepatan putaran dengan menggunakan
tachometer terkalibrasi dan lakukan 1 bulan sekali 
6. Braking system : Selalu mengikuti anjuran pabrik, Pengambilan
tabung centrifuge  dilakukan  setelah posisi putaran benar-benar
berhenti
7. Power suply: Pengecekan kabel, steker dan stop kontak
(pengecekan grounding dan kebocoran arus listrik dari kabel),
steker dan stop kontak
8. Lakukan pengecekan terhadap motor dan minyak bila perlu
9. Terjadinya getaran yang tidak biasa perlu melakukan pengecekan
rotor balance dan mengikuti rekomendasi pabrik  
10. Pemeriksaan terhadap komponen lainnya, apabila ditemukan
kerusakan atau cacat produk, maka komponen dapat diganti oleh
pabrik (bila alat masih baru) 

h. Prinsip Kerja Centrifuge

Medan gaya dikenakan ke cairan multi-komponen, komponen


dari cairan tersebut akan memisah berdasarkan kepadatan relatifnya.
Gaya tersebut memberikan efek yang sama pada partikel dalam
suspensi cairan.
Centrifuge adalah suatu alat yang dirancang untuk
membangkitkan gaya sentrifugal yang jauh lebih tinggi dari gaya
gravitasi, karena tenaga yang tinggi akan mempercepat proses
pemisahan dan mengakibatkan pemisahan yang tidak akan terjadi pada
kondisi biasa.

5. Pipet Tetes

Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari
plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Terkadang saat melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium,
bahan yang kita perlukan jumlahnya tidaklah terlalu besar sehingga tidak
bisa diukur dengn alat ukur yang berskala. Untuk keperluan itu
dipergunakan pipet tetes. Pipet tetes ini hanya bisa digunakan untuk bahan
yang bersifat cair. Jika ada bahan padatan yang harus di ukur
menggunakan pipet tetes, maka padatan tersebut harus terlebih dahulu di
larutkan.
a. Gambar
b. Kegunaan

Untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke


wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi
tetes. Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet tetes memang
memakan waktu yang lama. tapi demi keakuratan percobaan, biasanya
hal tersebut memang terpaksa di lakukan. Pipet tetes terdiri dari
berbagai ukuran. Semakin besar ukuran pipet tetes, maka semakin
besar juga jumlah cairan yang diteteskan. 
c. Prinsip Kerja

Pipet tetes merupakan alat yang cukup sederhana yang biasany
a digunakan dilaboratorium, berbentuk seperti tabung kecil yang ujung
bawahnya meruncing dan terbuatdari kaca atau plastik, tetapi ujung atasnya
berdiameter sama dengan badan pipet dantertutup oleh karet yang biasanya
berbentuk seperti balon kecil. Pipet tetes lebih menitik beratkan pada
prinsip penerapan tekanan udara di dalam tabung yang besarnya bisa diatur dengan
seberapa kuat kita memencet karet pada ujung atas pipet. Agar
cairan dapatmasuk ke dalam badan tabung pipet tetes, kita
harus memperkecil tekanan didalam badan pipet dengan memencet
terlebih dahulu karet pada ujung pipet sebelum memasukan ujung
bawahnya yang berdiameter lebih kecil kedalam cairan, setelah
terpencet baru kita celupkan sebagian ujung pipet dan tekanan yang
kita berikan pada karet di ujung atas tadi bisa kita lepaskan agar
cairannya dapat masuk ke dalam badan pipet. Jika kita ingin
mengeluarkan cairan tersebut, kita perbesar tekanan di dalam badan
tabung dengan memencet karet di ujung atas tadi, satu pencetan sama
dengan satu tetes.

d. Kelebihan

Memiliki karet hisap pada ujung pipet sehingga memudahkan


kita untuk mengambil cairan/larutan
e. Kekurangan

Tidak dilengkapi dengan skala, hanya digunakan untuk


mengambil cairan dengan ukuran tetesan sehingga pada saat
mengambil cairan tidak dapat diukur volumenya .

6. Rak Tabung

Ini terbuat dari kayu keras (min kelas 2), 6 lubang dalam 2 baris (total
12 lubang) berdiameter sekitar 18 mm. Panjang minimal 18 cm, lebar 6,5
cm. Pada bagian dasar terdapat lekukan sehingga tabung
stabilditempatkan. Digunakan sebagai tempat untuk meletakan tabung
reaksi dengan dia. 10-16 mm.
a. Gambar
b. Kegunaan

Digunakan untuk meletakkan tabung reaksi pada saat


praktikum mereaksikan bahan kimia. Biasanya terbuat dari kayu,ada
juga dari stainless steel. Ukuran dan kapasitas rak tabung reaksi
bermacam-macam tergantung dari diameter tabung reaksi yang
digunakan.

c. Prinsip Kerja
  Tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya.

d. K3
Membawa rak tabung harus hati – hati, apabila jatuh maka
tabung yang berada pada rak tabung juga akan jatuh.

7. Tabung Sentrifuge
a. Gambar
b. Kegunaan

Untuk memisahkan larutan dengan prinsip gaya sentrifugal,


zat terlarut yang massanya lebih besar akan cenderung terlempar
lebih jauh

8. Lampu Spiritus
Spiritus adalah bahan bakar dari alkohol dengan bahan utama
metanol dan etanol. Sejak dulu, spiritus telah digunakan untuk bakar
karena relatif aman dibandingkan bahan bakar fosil. Spiritus pun tidak
memberikan asap berjelaga sebagaimana minyak tanah dan bahan bakar
berasal dari minyak bumi.
Pada jaman masih ada lampu petromax, pemanas spiritus menjadi
bagian tak terpisah dari lampu petromaks. Pemanas ini ditempelkan di
tiang penyalur minyak tanah dan berguna sebagai pemanas pertama hingga
bola lampu petromaks menyala menggunakan minyak tanah yang telah
dikondisikan menjadi uap bahan bakar.
Spiritus juga digunakan untuk bahan bakar dalam laboratorium
yang memerlukan pembakaran bersuhu sebagaimana api biasa.
Penggunaan api dari spiritus dilakukan sebagaimana lampu minyak tanah.
Pemanas spiritus memberikan nyala yang stabil dan relatif mudah
dimatikan, selain tidak menghasilkan jelaga. Oleh karena itu,
penggunaannya sebagai bahan bakar di laboratorium disukai.
Penggunaan terbaru spiritus adalah untuk pemanas tambal ban.
Ketika bahan bakar minyak tanah yang biasa digunakan untuk kompor
mahal dan harga spiritus menjadi lebih murah, para penambal ban
menggunakan spiritus sebagai bahan bakar. Selain tidak berjelaga,
pemanas spiritus mudah dibuat berskala dan relatif aman ketika mengenai
tangan tanpa meninggalkan bau. Dengan mengatur volume tangki, maka
pembakaran dapat ditakar sehingga dengan berakhirnya spiritus dalam
tangki, maka pembakaran atau pemanasan alat tambal ban dinyatakan
sudah cukup.
Spiritus juga merupakan bahan bakar pokok untuk keperluan
keluar kota. Jika tidak terdapat bahan bakar parafin padat, atau LPG
kemasan kecil, spiritus dapat dibawa sebagai cadangan bahan bakar.
a. Gambar
9. Pinset

Alat yang terbuat dari besi. Pinset (yang ujungnya lancip),


digunakan untuk mengambil atau menarik beberapa sampel.
a. Gambar

b. Kegunaan

Untuk menjepit benda kecil atau pun yang sangat


lembek(lembut).dan ada beberapa sampel atau zat2 yang terdapat di
lab bisa menyebabkan alergi atau iritasi pada manusia. untuk
menghindari itu maka alternatifnya adalah pinset. Apabila alat ini
berkarat dan kotor ,bersihkan, atau ganti alat ini dengan yang baru.

10. Kawat Kasa


a. Gambar
b. Kegunaan

Sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari


suatu pembakaran
c. Penggunaan

Kawat kasa diletakkan diatas kaki tiga dimana benda ini


akan menerima panas dari suatu pembakaran bunset agar panas
yang dihasilkan merata sehingga menghasilkan proses kimia yang
tepat

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas dapat disimpulkan bahwa alat-alat
laboratorium parasitology diantaranya ialah mikroskop, objekglass, cover
glass, centrifuge, pipet tetes, rak tabung, tabung centrifuge, lampu spritus,
pinset, kawat kasa, dan sebagainya. Instrument laboratorium parasitology
adalah alat/peralatan yang digunakan saat berada di laboratorium
parasitologi saat melakukan pemeriksaan parasite.
B. Saran
Setiap peralatan itu dapat berpotensi berbahaya apabila tidak
digunakan sesuai dengan SOP sehingga penulis menyarankan bahwa
dalam penggunaan peralatan laboratorium sebaiknya digunakan dengan
hati-hati dan tetap mengikuti SOP alat masing-masing agar terhindar dari
dampak negative dan hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Mardiana & Rahayu, Ira Gustiara, 2017. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medis ; Pengantar Laboratorium Medik. Hal:15-18. BPPS-DMKes :
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik.
Riswanto,2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Alfamedika dan Kanal
Medika : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai