KEGIATAN XI
APUS DARAH FILARIA
Di Indonesia terdapat tiga jenis filarial, yaitu Wouchereria bancrofti (tipe perkotaan dan
tipe pedesaan), Brugia malayi (tipe periodik nokturnal, tipe sub periodik nokturnal dan tipe
non periodik) dan brugia timori. Di Indonesia sendiri telah diseragamkan bahwa
pemeriksaan darah filariasis dilakukan pada malam hari karena semua tipe microfilaria
dapat ditemukan pada darah tepi pada malam hari. Untuk filaria hanya dibuat apusan darah
tebal dan tidak pernah dibuat apusan darah tipis karena microfilaria merupakan parasit
ekstraseluler. Pada dasarnya cara pembuatan apus darah tebal filarial sama dengan
pembuatan apus darah tebal malaria, hanya saja pada sediaan apus darah filarial volume
darah sedikit lebih banyak dan ukuran apusan darah sedikit lebih besar (diameter sediaan
1,5-2 cm) dengan bentuk lonjong atau segi empat.
1. TUJUAN
Untuk melihat keberadaan mikrofilaria pada darah tepi.
BAHAN
a. Darah tepi
b. Alkohol swab
c. Minyak imersi
d. Giemsa 5%
e. Cairan buffer 7%
f. Akuades
Pembuatan Giemsa 5%
Siapkan cairan giemsa dan cairan buffer 7,2%
Cairan buffer 7,2% dibuat dengan melarutkan 1 tablet buffer kedalam 100 mL air
jernih dan bersih.
Cairan giemsa dibuat dengan melarutkan cairan giemsa dengan cairan buffer Ph
7,2% dengan perbandingan 1:20
3. CARA KERJA
METODE I
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH JARI SUBYEK
a. Buatlah sediaan darah tebal pada waktu malam hari sekitar jam 22.00 (20.00-24.00
WIB)
b. Ujung jari dibersihkan dengan alkohol swab
c. Ujung jari yang sudah dibersihkan ditusuk dengan lancet steril dengan kedalaman 4-5
mm.
d. Tetes darah pertama yang keluar dihapus dengan menggunakan kasa.
e. Tetesan darah berikutnya di teteskan diteteskan pada kaca objek/kaca benda
sebanyak 2-3 tetes.
f. Teteskan darah pada objek glass/kaca benda diaduk searah jarum jam secara
homogen menggunakan satu sisi ujung dari objek glass lainnya.
g. Banyaknya darah kira-kira 20 M3 dan lebarkan tetesan daran sebesar diameter 1,5 cm
(GAMBAR 2A) dan keringkan.
h. Setelah kering, sediaan darah tersebut diwarnai dengan larutan giemsa, dengan
teknik pewarnaan sebagai berikut:
Sediaan darah jari diletakkan berjejer lalu cairan giemsa dibiarkan menggenangi
seluruh permukaan objek glass, didiamkan sampai 30 menit.
Spesimen darah dibilas dengan air bersih dan dikeringkan dalam suhu kamar.
i. Lakukan pemeriksaan mikroskopis darah tebal dengan perbesaran 40x, dimulai
dengan meneteskan minyak imersi pada permukaan apus darah untuk menjernihkan
tampilan mikroskop. Pemeriksaan dilakukan pada 20x lapangan pandang.
METODE II
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH JARI SUBYEK
a. Ujung jari tengah atau jari manis dibersihkan dengan alcohol swab
b. Ujung jari yang sudah dibersihkan ditusuk dengan lancet steril dengan kedalaman 4-5
mm.
c. Tetes darah pertama yang keluar dihapus dengan menggunakan kasa.
d. Tetesan darah berikutnya diteteskan pada kaca objek/kaca benda, yang diletakkan di
atas pola pada tiga jalur (20µl per jalur) (LIHAT GAMBAR 1A )
e. Ratakan darah dengan tutup lancet yang digunakan untuk mengambil darah pasien
tsb atau sudut slide bersih sesuai dengan gambar pola (GAMBAR IB). Darah tidak
perlu diletakkan pada satu titik, tetapi disebar sepanjag jalur (LIHAT GAMBAR 1A)
a. Dehemoglobinasi (Hemolisa)
1) Sediaan dihemolisa dengan merendam dalam Aquades
2) Susun sediaan di Rak pewarnaan, rendam dalam baskom yang berisi akuades
sampai sediaan bewarna putih susu (5-10 menit)
3) Angkat rak pewarnaan dari baskom, tunggu kering (30 menit)
b. Fiksasi
1) Fiksasi dengan mencelupkan (2-3 detik) satu demi satu sediaan ke dalam tabung
50 ml yang berisi Metanol
2) Susun kembali dalam rak pewarnaan,tunggu kering (10 menit)
c. Pewarnaan
1) Warnai dengan Giemsa 5% selama 30 menit (rendam sediaan yang telah disusun
pada rak kedalam Giemsa 5% yang ada dalam baskom
Note: Harus selalu digunakan larutan giemsa yang baru diencerkan
2) Setelah selesai pewarnaan (30 menit), tuangkan air bersih (air keran/air sumur)
perlahan-lahan ke dalam baskom sampai kotoran (lapiran tipis seperti minyak)
yang mengapung pada permukaan giemsa terbuang.
3) Jangan langsung mengangkat rak, karena kotoran giemsa yang mengapung tsb
akan menempel/mengotori sediaan darah. Angkat rak dan celupkan ke dalam
baskom yang berisi air bersih, lalu keringan selama 30 menit.
Selama Pewarnaan
1) Susun slide ditempat yang datar, perhatikan darah harus berada dibagian atas
2) Tuangkan larutan Giemsa (1-2 ml) sampai menutupi seluruh sediaan. Jangan ada
larutan giemsa yang tumpah karena letak sediaan yang miring.
3) Setelah 30 menit, guyur larutan giemsa dengan air yang mengalir sampai semua
endapan elemen-elemen giemsa terbuang.
Note:
Jangan membuang larutan giemsa, kemudian baru diguyur dengan air, karena
sediaan akan kotor.
Gambar 1. Cara Pembuatan Sedian Apus Filaria: 1A; tetesan darah untuk pembuatan sediaan
bentuk parallel memanjang, 1B; sediaan darah bentuk parallel (volume± 20μL).
Metode III
a. Kaca Objek dibersihkan
b. Pilih jari yang akan ditusuk (bersihkan dengan kapas Alkohol, tunggu hingga kering),
buang tetesan darah petama
f. Tarik memenajng menggunakan ujung objek glass dari masing-masing tetesan (Lebar:
0,5 cm, Panjang: 4 cm)
g. Letakkan ditempat yang rata
h. Masukkan sediaan pada slide box
i. Diamkan 24-72 jam
Pewarnaan
a. Merendam sediaan dalam air ±10 menit
GAMBAR 4. Contoh Hasil Pewarnaan Darah Tebal Mikrofilaria Bentuk Sediaan Paralel