Anda di halaman 1dari 8

Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

PENGARUH KONTRASEPSI HORMONAL DAN OBESITAS SENTRAL


TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA WANITA DEWASA

Ni Luh Putu Nopita Apsari*, I Wayan Sukawana, Ni Gusti Ayu Putu Triyani
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
*Email: nopita_apsari@yahoo.com

ABSTRAK
Obesitas adalah suatu kondisi akumulasi lemak berlebih di jaringan adiposa. Masa akumulasi lemak berlebih
dipengaruhi oleh hormon yaitu riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal estrogen dan pada wanita dengan
uterus progesteron. Progesteron mengakibatkan penurunan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa
sehingga kadar glukosa darah akan meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross-sectional. Sampel besar yang digunakan adalah 40 orang dengan teknik simple random
sampling. Penelitian ini dilakukan pada studi terkait riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal dan melakukan
pengukuran obesitas sentral, kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 2 jam pasca prandial. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah anacova. Ukuran rata-rata lingkar pinggang sebagai cerminan responden
obesitas sentral yaitu 85,58 cm. Rata-rata kadar glukosa darah puasa responden yaitu 97,72 mg / dL dan rata-rata
kadar glukosa darah dua jam PP yaitu 158,18 mg / dL. Hasil dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh
dengan nilai sig sebesar 0,073 untuk kadar glukosa darah puasa dan sig sebesar 0,811 untuk kadar glukosa darah
2 jam post prandial, maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh hormonal terhadap puasa darah kadar glukosa
dan 2 jam post prandial setelah variabel obesitas sentral terkontrol. Berdasarkan hasil penelitian maka wanita
dewasa di desa Jagapati tidak perlu khawatir ketika menggunakan kontrasepsi hormonal.

Kata kunci: kontrasepsi hormon, obesitas sentral, kadar glukosa darah

ABSTRACT
Obesity is a condition of excess accumulation of fat in adiposa tissue. Excessive fat accumulation period is
influenced by hormone namely estrogen hormonal contraceptive use history and in women with a uterus of
progesteron. Progesteron resulted in a decrease in the number and affinity of insulin receptor against glucose so
that blood glucose levels will increase. This research is research observational analytic with cross-sectional
approach. Large samples used is 40 people with simple random sampling technique. This research was
conducted on the study of hormonal contraceptive use history related and do measurement central obesity,
fasting blood glucose levels and blood glucose levels 2 hour post prandial. The test used in this study is ancova.
The average size of waist circumference as a reflection of the Central obesity respondents i.e. 85,58 cm. Average
fasting blood glucose levels of respondents i.e. 97.72 mg/dL and the average blood glucose levels two hours PP
i.e. 158,18 mg/dL. The results in this study is there is no influence with the value of the sig of 0,073 for fasting
blood glucose levels and the sig of 0,811 for blood glucose levels 2 hour post prandial, then it can be concluded
there are no hormonal influence against fasting blood glucose levels and 2 hour post prandial after Central
obesity variables controlled. Based on the research results then the adult woman in the village of Jagapati need
not worry when using hormonal contraceptives.

Keyword: hormonal contraception, central obesity, blood glucose levels

PENDAHULUAN Menurut prediksi WHO (2000)


Obesitas merupakan kondisi dalam Sudoyo (2006), jumlah penderita
kelebihan akumulasi lemak pada jaringan DM di dunia sebesar 150 juta orang dan
adiposa (Brooker, 2008).Berdasarkan meningkat menjadi 300 juta orang pada
jenisnya, obesitas dibedakan menjadi 2 tahun 2025. Di Indonesia jumlah penderita
yakni obesitas sentral dan general.Obesitas DM pada tahun 2000 sebesar 8,4 juta dan
sentral meningkatkan resiko terjadinya diperkirakan terus meningkat menjadi 21,3
diabetes mellitus. DM merupakan suatu juta pada tahun 2030. Hingga saat ini
kelompok penyakit metabolik yang timbul Indonesia menempati urutan keempat
pada seseorang akibat tubuh mengalami dengan angka kejadian DM tertinggi di
gangguan dalam mengontrol kadar glukosa dunia (Nita, 2012). Menurut data
darah (Anani, 2012). Riskesdas (2013) prevalensi DM

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 127


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

cenderung lebih tinggi pada wanita sebesar menyebabkan perubahan metabolisme


1,7% dan laki-laki 1,4%. akumulasi lemak dalam jaringan viseral
Peningkatan kadar glukosa darah abdomen sehingga menyebabkan obesitas
diatas rentang normal berakibat pada sentral. Selain estrogen yang disekresi oleh
peningkatan risiko terkena DM (Guyton, tubuh, peningkatan lemak juga dipengaruhi
2007). Upaya yan dilakukan selama ini oleh penggunaan kontrasepsi hormonal
untuk mengontrol kadar glukosa darah yang menyebabkan tingginya kadar
yakni dengan program menurunkan berat estrogen dan progesteron dalam darah.
badan, diet sehat, dan latihan jasmani. Dari Sedangkan progeston akan menyebabkan
upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut penurunan jumlah dan afinitas reseptor
terdapat kelemahan akibat tidak insulin terhadap glukosa serta
terdapatnya pengendalian faktor-faktor meningkatkan jumlah kortisol bebas
yang dapat mengakibatkan peningkatan sehingga kadar glukosa darah akan
kadar glukosa darah (Anani, 2012). meningkat (Amelia, 2009). Dengan latar
Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh belakang diatas, maka peneliti tertarik
asupan makanan yang berlebihan, melakukan penelitian mengenai pengaruh
kecepatan pemasukan glukosa ke dalam sel kontrasepsi hormonal dan obesitas sentral
otot, pengaruh jaringan adiposa, dan terhadap kadar glukosa darah puasa dan 2
keseimbangan fisiologis beberapa hormon jam PP pada wanita dewasa di desa
(Ganong, 2008). Jagapati.
Pada penyakit DM sekresi insulin
mengalami penurunan oleh faktor genetik METODE PENELITIAN
dan non genetik. Faktor non genetik Penelitian ini merupakan penelitian
berupa usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, kuantitatif menggunakan rancangan
gaya hidup, riwayat hipertensi, stress dan analitik observasional dengan pendekatan
kadar kolesterol. Usia menjadi salah satu cross-sectional, yang bertujuan untuk
faktor peningkatan kejadian DM, dimana mengetahui pengaruh kontrasepsi
kelompok usia yang paling banyak hormonal terhadap kadar glukosa darah
menderita DM adalah kelompok usia 45- setelah variabel obesitas sentral pada
52 tahun. Peningkatan risiko DM seiring wanita dewasa dikendalikan.
dengan peningkatan usia khususnya pada Populasi penelitian ini adalah
usia >40 tahun disebabkan karena pada penduduk wanita di desa Jagapati yang
usia tersebut mulai terjadi peningkatan berusia 40-45 tahun dengan lingkar
intoleransi glukosa dan adanya proses pinggang ≥ 80 cm yang sedang atau
penuaan menyebabkan berkurangnya memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi
kemampuan sel β pankreas dalam hormonal. Pengambilan sampel dilakukan
memproduksi insulin. Prevalensi kejadian dengan caraProbability Sampling dengan
DM pada wanita lebih tinggi daripada laki- teknik Simple Random Sampling. Kriteria
laki karena secara fisik wanita memiliki inklusi penelitian ini yaitu tidak memiliki
peluang peningkatan IMT yang lebih besar riwayat genetik DM, sedang atau dengan
dan mendekatnya masa menopause riwayat memakai kontrasepsi hormonal 10
menyebabkan distribusi lemak tubuh lebih tahun terakhir, 10 jam sebelum
mudah terakumulasi akibat proses pemeriksaan kadar glukosa darah tidak
hormonal. Gaya hidup yang tidak sehat melakukan aktivitas fisik yang melelahkan
dan kurangnya aktivitas fisik dapat seperti berolahraga yang lama, tidak
menimbulkan obesitas (Betteng, 2014). mengkonsumsi obat-obatan yang
Pada obesitas terjadi peningkatan mempengaruhi glukosa darah. Sedangkan
masa lemak yang dipengaruhi oleh responden dieksklusi apabila memiliki
beberapa hormon yakni salah satunya penyakit yang mempengaruhi hasil
hormon estrogen pada wanita yang pengukuran lingkar pinggang seperti asites

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 128


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

dan distensi abdomen serta terdapat Setelah data terkumpul maka


riwayat infeksi pankreas. dilakukan analisis. Dilakukan uji
Terdapat 54 sampel yang memenuhi normalitas dan uji homogenitas terlebih
kriteria inklusi kemudian dilakukan teknik dahulu sebagai uji prasyarat untuk
sampling yakni Simple Random Sampling melakukan analisis kovarian (anakova).Uji
sehingga didapatkan besar sampel yakni 40 normalitas data obesitas sentral dan kadar
orang responden berdasarkan saran-saran glukosa darah dilakukan untuk mengetahui
jumlah sampel penelitian dengan analisis apakah data berdistribusi normal atau
multivariat. Instrumen yang digunakan tidak. Uji homogenitas data kadar glukosa
sebagai pengumpul data dalam penelitian darah dilakuan untuk mengetahuiapakah
ini berupa lembar wawancara, pita ukur data homogeny atau tidak. Setelah uji
atau meteran, glukometer dan prosedur prasyarat terpenuhi dilakukan uji hipotesis
tindakan. dengan uji analisis kovarian (anakova)
Satu hari sebelum pengumpulan data, dengan tingkat kemaknaan 5% untuk
peneliti menginstruksi kepada responden menganalisis pengaruh kontrasepsi
untuk berpuasa minimal 8 jam dan hormonal terhadap kadar glukosa darah
maksimal 10 jam. Pengumpulan data puasa dan 2 jam PP setelah variabel
dilakukan pagi hari.Data riwayat obesitas sentral pada responden
kontrasepsi hormonal dikumpulkan dengan dikendalikan.
metode wawancara dan melihat secara
langsung buku KB responden yang HASIL PENELITIAN
dilakukan sebelum pengumpulan data Karakteristik Responden Sesuai
obesitas sentral dan kadar glukosa darah. Variabel Penelitian
Setelah didapatkan data riwayat Karakteristik responden berdasarkan
kontrasepsi hormonal dilanjutkan dengan gambaran riwayat pemakaian kontrasepsi
pengumpulan data obesitas sentral dengan hormonal, didapatkan sebanyak 60%
pengukuran antropometri yakni mengukur responden memiliki riwayat pemakaian
lingkar pinggang responden.Kemudian kontrasepsi hormonal dengan jenis
dilakukan konfirmasi kembali apakah suntikan dan 40% responden dengan jenis
responden telah berpuasa. Apabila oral. Karakteristik responden berdasarkan
responden tidak berpuasa maka gambaran obesitas sentral dan kadar
pengumpulan data kadar glukosa darah glukosa darah didapatkan rata-rata ukuran
dilakukan pada hari lain pada responden lingkar pinggang responden sebagai
tersebut. Setelah dipastikan responden cerminan obesitas sentral yakni 85,58 cm
telah berpuasa maka dilanjutkan dengan dengan standar deviasi 2,80. Rata-rata
pengumpulan data kadar glukosa darah kadar glukosa darah puasa responden
puasa dengan pemeriksaan klinis. yakni 97,72 mg/dL dengan standar deviasi
Pengukuran kadar glukosa darah puasa 15,04 dan rata-rata kadar glukosa darah 2
menggunakan sampel darah kapiler. jam PP yakni 158,18 mg/dL dengan
Setelah didapatkan data kadar glukosa standar deviasi 14,54. Hasil penelitian
darah puasa maka peneliti melakukan menunjukkan seluruh responden
pengumpulan data kadar glukosa 2 jam PP. mengalami obesitas sentral dan sebagian
2 jam sebelum pengukuran kadar glukosa besar mengalami peningkatan kadar
darah 2 jam PP, peneliti memberikan glukosa darah puasa dan 2 jam PP.
beban glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam
250 ml air pada responden yang telah Hasil Analisis Pengaruh Kontrasepsi
disiapkan oleh peneliti.selama rentang Hormonal dan Obesitas Sentral
waktu 2 jam tersebut, responden hanya Terhadap Kadar Glukosa Darah
diperbolehkan untuk mengkonsumsi air Hasil korelasi silang variabel,
putih saja. didapatkan bahwa korelasi antara

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 129


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

kontrasepsi hormonal terhadap obesitas setelah variabel obesitas sentral pada


sentral, kadar glukosa puasa dan 2 jam PP responden dikendalikan didapatkan nilai F
terdapat korelasi positif antara kontrasepsi sebesar 0,058 dengan nilai sig sebesar
hormonal terhadap obesitas sentral dan 0,811 > α (0,05) maka H0 diterima.
kadar glukosa darah 2 jam PP dengan nilai Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat
koefisien korelasi 0,059 terhadap obesitas pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap
sentral dan 0,014 terhadap kadar glukosa kadar glukosa darah puasa dan 2 jam PP
darah 2 jam PP. Sehingga disimpulkan setelah variabel obesitas sentral pada
bahwa kontrasepsi hormonal lebih wanita dewasa dikendalikan.
berdampak pada kejadian obesitas sentral.
Korelasi antara obesitas sentral terhadap PEMBAHASAN
kadar glukosa darah puasa dan 2 jam PP Dalam penelitian ini, sebagian besar
didapatkan korelasi yang positif dengan responden yang mayoritas ibu rumah
nilai koefisien korelasi 0,280 terhadap tangga menggunakan kontrasepsi
kadar glukosa darah puasa dan 0,040 hormonal dengan jenis suntikan (60%).
terhadap kadar glukosa darah 2 jam PP. Menurut BKKBN (2007), pemakaian alat
Sehingga disimpulkan bahwa namun kontrasepsi suntikan memiliki efektivitas
obesitas sentral lebih berpengaruh terhadap yang tinggi dalam jangka panjang. Pada
kadar glukosa darah puasa. penelitian didapatkan seluruh responden
Analisis pengaruh kontrasepsi mengalami obesitas sentral dan sebagian
hormonal dan obesitas sentral terhadap besar mengalami peningkatan kadar
kadar glukosa darah dengan analisis glukosa darah puasa dan 2 jam PP. Wanita
kovarian (anakova). Sebelumnya dilakukan cenderung memiliki proporsi lemak yang
uji normalitas dan uji homogenitas sebagai tinggi pada total lemak tubuh dan
uji prasyarat. Uji normalitas dengan meningkatkan secara signifikan diatas usia
Shapiro-wilk didapatkan nilai signifikansi 30 tahun karena proses kehamilan
pada variabel obesitas sentral 0,061 dan (Suastika, 2006). Kadar insulin
kadar glukosa darah puasa 0,594 dipengaruhi oleh usia, dimana
sedangkan kadar glukosa darah 2 jam PP pertambahan usia mengakibatkan
0,391. Nilai signifikansi pada ketiga penurunan toleransi tubuh terhadap
variabel tersebut > 0,05 maka data glukosa. Usia dewasa tengah merupakan
dinyatakan berdistribusi normal kemudian rentang usia yang berisiko tinggi terjadinya
dilanjutkan dengan uji hipotesis. Pada uji peningkatan kadar glukosa darah
hipotesis, dilakukan uji homogenitas (PERKENI, 2006).
terlebih dahulu. Berdasarkan tabel levene’s Hasil korelasi silang pada variabel
test didapatkan nilai signifikansi data kadar menemukan bahwa kontrasepsi hormonal
glukosa darah puasa 0,751 dan kadar lebih berdampak pada kejadian obesitas
glukosa darah 2 jam PP 0,768. Nilai sentral. Lee dan Berenson (2009) dalam
signifikansi pada kedua variabel tersebut > dalam penelitiannya memperlihatkan
0,05 maka disimpulkan bahwa varian data terjadi kenaikan berat badan secara
adalah sama. signifikan pada penggunaan kontrasepsi
Uji F anakova menunjukkan hormonal dengan jenis Depo Medroxy
pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap Progesteron Asetat (DMPA). Kontrasepsi
kadar glukosa darah puasa setelah variabel hormonal menyebabkan tingginya estrogen
obesitas sentral pada responden dan progesteron dalam darah yang
dikendalikan didapatkan nilai F sebesar mempermudah penumpukan karbohidrat
3,146 dengan nilai sig sebesar 0,073 > α dan gula menjadi lemak serta
(0,05) maka H0 diterima. Uji F anakova meningkatkan cadangan energi didalam
pada pengaruh kontrasepsi hormonal jaringan adiposa terutama di daerah
terhadap kadar glukosa darah 2 jam PP abdomen (Clark, 2005). Sedangkan

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 130


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

obesitas sentral lebih berpengaruh terhadap Wibowo (2013) yang mendapatkan hasil
kadar glukosa darah puasa. Mayasari bahwa terdapat hubungan yang signifikan
(2014) dalam penelitiannya menyatakan antara pil kontrasepsi dengan kejadian DM
bahwa terdapat hubungan antara lingkar tipe 2 pada wanita usia> 35 tahun dengan
pinggang dengan kadar glukosa darah melakukan pengukuran kadar glukosa
puasa. Pada keadaan obesitas, terjadi darah (p=0,014).
peningkatan kadar resistin yang akan Perbedaan hasil tersebut dikarenakan
menginduksi resistensi insulin sehingga dalam penelitian Wibowo (2009) tidak
terjadi kegagalan sensitivitas insulin dan terdapat pengontrolan faktor-faktor yang
menurunkan glukoneogenesis (Marfianti, dapat mempengaruhi kadar glukosa darah
2006). seperti faktor genetik, aktivitas fisik, dan
Hasil analisis data menemukan penggunaan obat-obatan yang dapat
bahwa tidak terdapat pengaruh kontrasepsi mempengaruhi kadar glukosa darah.
hormonal terhadap kadar glukosa darah Sedangkan penelitian Jalal (2006) tidak
puasa dan 2 jam PP setelah variabel terdapat pengendalian faktor genetik dalam
obesitas sentral pada wanita dewasa penelitian.
dikendalikan. Kadar glukosa darah Asumsi peneliti, perbedaan hasil
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni yang didapat dengan penelitian
pola makan, faktor genetik, bahan kimia sebelumnya kemungkinan dikarenakan
dan obat-obatan (kortison, tiazid, diuretik), faktor genetik.Kadar glukosa darah
infeksi pada pankreas serta obesitas dipengaruhi oleh faktor genetik, dimana
(Wijayakusuma, 2008). Hasil penelitian terjadi pemutasian gen yang sering terjadi
serupa dengan penelitian Lipoeto (2007) pada kromosom 19 yang merupakan
yang berjudul “Hubungan Nilai kromosom terpadat pada manusia. Gen ini
Antropometri dengan Kadar Glukosa akan menyebabkan disfungsi sel β dan
Darah” memperlihatkan hasil uji korelasi menurunkan sekresi hormon insulin.
antara IMT lingkar pinggang dengan kadar Dengan sedikitnya insulin maka akan
glukosa darah terdapat hubungan positif menyebabkan tingginya kadar glukosa
yang sangat lemah (r=0,101; p>0,05), darah.
korelasi antara lingkar pinggang dengan Dalam penelitian, peneliti belum
kadar glukosa darah puasa terdapat dapat mengobservasi lamanya penggunaan
hubungan positif yang sangat lemah kontrasepsi hormonal dan dosis
(r=0,168; p>0,05) dan korelasi antara rasio kontrasepsi hormonal yang
lingkar pinggang panggul dengan kadar digunakan.Selain itu peneliti juga tidak
glukosa darah terdapat korelasi positif dapat secara intensif melakukan follow-up
yang sangat lemah (r=0,186; p>0,05). kepada responden untuk berpuasa selama
Sehingga disimpulkan bahwa tidak 10 jam.
terdapat hubungan nilai antropometri
dengan kadar glukosa darah. Levina (2007) SIMPULAN
dalam penelitian berjudul “Pengaruh dan Tidak terdapat pengaruh kontrasepsi
Hubungan antara Lingkar Pinggang hormonal terhadap kadar glukosa darah
dengan Kadar Glukosa 2 Jam PP” puasa dan 2 jam PP setelah variabel
menyatakan bahwa tidak terdapat obesitas sentral pada wanita dewasa
hubungan lingkar pinggang dengan kadar dikendalikan di Desa Jagapati.
glukosa darah 2 jam PP (p=0,113).
Hasil penelitian berbeda dengan DAFTAR PUSTAKA
penelitian Jalal (2006) yang mendapatkan Amelia, S.P. (2009). Hubungan Kadar
hasil bahwa terdapat korelasi positif antara Gula Darah Dengan Kandidiasis
lingkar pinggang dengan kadar glukosa Vagina Pada Akseptor Kontrasepsi
glukosa darah (p=0,000). Dan penelitian Hormonal.Skripsi tidak diterbitkan.

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 131


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Surakarta Fakultas Kedokteran (Online).(http://respiratory.unand.ac.


Universitas Sebelas Maret. id diakses 20 Mei 2015).
Anani, S. et al. (2012).Hubungan Antara Lee, YC. Rahman, M. Berenson, AB.
Perilaku Pengendalian Diabetes dan (2009). Early Weight Gain
Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Predicting Hater Weight Gain among
Jalan Diabetes Melitus, Depot Medroxy Progesteron Acetate
(online).Jurnal Kesehatan Users. Journal of Obstet Gynecol
Masyarakat FKM Undip, 114(21): 279-284
(http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm/article/ Levina, S. (2007).Pengaruh dan
view/1136/1159, diakses 6 Hubungan Antara BMI (Body Mass
November 2014). Index) Dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa dan Kadar Glukosa
Betteng, R. dkk. (2014). Analisis Faktor Darah 2 Jam Post Prandial.Skripsi
Resiko Penyebab Terjadinya Tidak Diterbitkan. Jakarta.
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Universitas Kristen Maranatha
Usia Produktif di Puskesmas
Wawonasa. Jurnal e-Biomedik, 2 (2): Lipoeto, NI. Yerizel, E. Edward, Z.
406-411. Widuri, I. (2007). Hubungan Nilai
Antropometri Dengan Kadar
BKKBN.(2007). Informasi Pelayanan Glukosa Darah.Journal Medika. 1:
Kontrasepsi (Online). 23-28
(www.bkkbn.go.id diakses 20 Mei
2015) Marfianti, E. (2006). Perbedaan Kadar
Resistin Pada Obes Dengan
Brooker, Chris. (2008). Ensiklopedia Resistensi Insulin Dan Obes Tanpa
Keperawatan. Alih bahasa: Hartono, Resistensi Insulin, (online).
A. Pendit, B.U. Widiarti, D. Jakarta: (http://Journal.uii.ac.id diakses 20
EGC. November 2014).
Clark, M.K., Dillon, J.S., Sowers, M., and Mayasari, N. & Wirawanni, Y.
Nichols, S. (2005). Weight, Fat (2014).Hubungan Lingkar Leher
Mass, and Central Distribution of Fat Dan Lingkar Pinggang Dengan
Increase When Women use Kadar Glukosa Darah Puasa Orang
Depotmedroxy progesteron Acetate Dewasa, (Online).
for Contraception. International (http://ejournal.Undip.ac.id diakses
Journal of obesity 29, 1252- 1258. 19 Mei 2015)
Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Nita, A. et al. (2012). Pengetahuan Pasien
Kedokteran.Edisi 22. Jakarta: EGC. Tentang Diabetes dan Obat
Antidiabetes Oral,
Guyton, A.C & Hall, J.E. (2007).Buku Ajar (online).(http://www.jfi.iregway.com
Fisiologi Kedokteran.Edisi diakses 6 November 2014).
11.Jakarta : EGC.
Livana, P. H., Susanti, Y., & Septianti, I.
Jalal, F. (2006).Hubungan Lingkar Gambaran pola asuh orangtua pada
Pinggang dengan Kadar Glukosa anak usia sekolah dengan
Darah, Trigliserida dan Tekanan obesitas. COPING (Community of
Darah pada Etnis Minang di Publishing in Nursing), 6(1), 57-60.
Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat,

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 132


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

PERKENI.(2011). Konsensus Pengelolaan


Dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta: PB
PERKENI.
Suastika, K. (2006). Updated Management
of Obesity. Denpasar: The
Indonesian Journal of Internal
Medicine.
WHO. (2000). Obesity: Preventing and
Mnaging the Global Epidemic.
Geneva: WHO.
Sudoyo, A.W. dkk.(2006). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi V Jilid III.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam.
Wijayakususma, H. (2008). Bebas
Diabetes Melitus Ala
Hembing.Jakarta : Puspa
Wibowo, K. (2013). Hubungan
Penggunaan Pil Kontrasepsi Dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2
Pada Wanita Usia> 35 Tahun Di
Desa Leyangan Kabupaten
Semarang. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Semarang. Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Ngudi
Waluyo Ungaran.

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 133


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Volume 6, Nomor 3, Desember 2018 134

Anda mungkin juga menyukai