Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
Disusun oleh:
D4-1A
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem Pelaporan K3”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah K3.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yuliansyah SM,S.Pd.,M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah K3 yang telah membersamai dalam penyusunan tugas ini sehingga
kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan dari materi yang dipelajari.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan kritik serta saran yang dapat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini dan semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. I
DAFTAR ISI...........................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kesehatan Kerja …………...............................................................................................2
2.2 Pemeriksaan Kesehatan……………………....................................................................4
2.3 Penyakit Akibat Kerja…………......................................................................................6
2.4 Tujuan Pemeriksaan Kesehatan......................................................................................6
2.5 Teknis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja…..........................................................7
2.6 Pelayanan Kesehatan Kerja…………….........................................................................7
2.7 Pelayanan Kesehatan Kerja ............................................................................................8
2.8 Ruang Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja…………………....................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................9
II
BAB I
PENDAHULUAN
2. Apa metode yang efektif untuk memantau dan mengevaluasi kesehatan pekerja?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kesehatan kerja.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan kesehatan.
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk, syarat, dan ruang lingkup pelayanan kesehatan
kerja.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas,debu, parasit,
dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang
optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin ketuhanan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
2
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkatdan martabat serta nilai-nilai
agama.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya
manusia K3 serta sarana yang ada. Olehkarena itu, masih diperlukan upaya untuk
memberdayakan lembaga-lembaga K3yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan
kerjasama dengan mitrasosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar
terjalan dengan baik.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yangs etinggi-tingginya bagi pekerja
disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yangmerugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya
4
ini dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada
dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
Jika pada pemeriksaan kesehatan secara berkala ini ditemukan kelainan-kelainan atau
gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja maka pengurus wajib mengadakan tindak
lanjut untuk memperbaiki kelainan-kelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin
terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk menunjang agar pemeriksaan
kesehatan berkala ini mencapai sasaranyang luas, maka pengurus dapat memanfaatkan
pelayanan kesehatan diluar perusahaan.
- Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan lebih dari 2 (dua minggu)
- Tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerjawanita dan
tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
- Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuaidengan kebutuhan.
5
2.3 Penyakit Akibat Kerja
Menurut Per 01/Men/1981 yang dimaksud Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit Akibat kerja dapat
ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja. Diagnosis
penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
kondisi pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat
antara penyakit dan pekerjaannya.Setelah ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh
dokter pemeriksa maka dokter wajib membuat laporan medik yang bersifat rahasia (Kep
333/Men/1989).
Agar penyakit akibat kerja tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, maka pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-
tindakan preventif. Dalam hal ini pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya (Per 01/Men/1981)
6
2.5 Teknis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (pemeriksaan awal, periodic, khusus, dan purna
bakti) dilakukan oleh dokter pemeriksaan tenaga kerja yaitu dokter yang telah mendapatkan
pengesahan dari pemerintah (depnaker) untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan terhadap
tenaga kerja. Dokter pemeriksaan tenaga kerja harus membuat laporan tentang kegiatan
pemeriksaannya selama setahun kepada Departemen Tenaga Kerja setempat setiap setahun
sekali.
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga
kerja. Peeriksaan kesehatan tenaga kerja dapat dilaksanakan di tempat kerja atau pelayanan
kerja pada perusahaan tersebut. Dapat juga dilaksanakan di luar perusahaan dengan
mengadakan kerja sama dengan perusahaan jasa pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan
kesehatan kerja, yang telah mendapatkan pengesahan sesuai dengan Permenaker No. Per
04/Men/1995.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua
pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja. Pada
hakikatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat
hubungan interaktif.
Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. 13 tahun 2003,
dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat serta nilai-nilai agama tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi
segala lingkungan kerja, baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Menurut International Labour Organization dan World Health Organization, Kesehatan kerja
merupakan promosi dan pemeliharaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial pekerja pada jabatan apapun
dengan sebaik-baiknya. Upaya kesehatan kerja ini ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Menurut Per
01/Men/1981 yang dimaksud Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja. Penyakit Akibat kerja dapat ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan
pemeriksaan kesehatan kerja.
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dimaksudkan agar pekerja yang diterima berada dalam
kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga
kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja yang lain dapat terjamin.