Nomor :
Tanggal :
Tentang : Pedoman Pedoman Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja RSUD Gunung
Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
K3RS merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit, khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM Rumah Sakit,
pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar Rumah Sakit. Hal ini
secara tegas dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit Pasal 10 ayat (1) yakni “ Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun
sekali”. K3 termasuk sebagai salah satu standar pelayanan yang dinilai di dalam
akreditasi Rumah Sakit, disamping standar pelayanan lainnya.
Selain itu seperti yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa “Rumah Sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan
peralatan”, yang mana persyaratan-persyaratan tersebut salah satunya harus
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
1
memenuhi unsur K3 di dalamnya. Dan bagi Rumah Sakit yang tidak memenuhi
persyaratan-persyaratan tersebut tidak diberikan ijin mendirikan, dicabut atau tidak
diperpanjang ijin operasional Rumah Sakit Pasal (17).
Berdasarkan data-data yang ada insiden akut secara signifikan lebih besar terjadi
pada pekerja Rumah Sakit dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua
kategori (jenis kelamin, ras, umur dan status pekerjaan) (Gun 1983). Pekerja
Rumah Sakit berisiko 1,5 kali lebih besar dari golongan pekerja lain. Probabilitas
Penularan HIV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV 4 : 1000.
Risiko penularan HBV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HBV
27-37 : 100. Risiko penularan HCV setelah luka tusuk jarum suntik yang
mengandung HCV 3-10 : 1000.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
2
h. Beberapa isu K3 yang penting di Rumah sakit; keselamatan pasien dan
pengunjung, K3 pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan di Rumah Sakit yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan.
i. Rumah Sakit sebagai sistem pelayanan yang terintegrasi meliputi ;
Input : kebijakan, SDM, fasilitas, sistem informasi, logistik
obat/reagensia/peralatan, keuangan dan lain-lain
Proses : pelayanan rawat jalan dan rawat inap (in and out patient),
InstalasiGawat Darurat (IGD), pelayanan kamar operasi, pemulihan, yang
dilaksanakan dengan baik dan benar dan lain-lain.
Keluara (output) ; pelayanan dan pengobatan prima
Lingkungan
c. Faktor ergonomi (lingkungan kerja, cara kerja dan posisi kerja yang salah);
b. Faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil yang terus menerus seperti antiseptik
pada kulit, gas anastesi pada hati);
d. Faktor fisik ( panas pada kulit, tegangan tinggi pada sistem reproduksi, radiasi
pada sistem reproduksi, radiasi pada sistem produksi sel darah);
Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk
menentukan tingkat risiko, yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan PAK.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
3
Bahaya-bahaya potensial di Rumah Sakit dapat dikelompokkan, seperti dalam tabel berikut :
Bahaya Psikososial Diantaranya : kerja shift, stres beban kerja, hubungan kerja,
post traumatic
C. Latihan/ Simulasi yang telah dilakukan K3 RSUD Gunung Jati Kota Cirebon
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
4
Diklat bawah dan keuangan →jalur evakuasi menuju pintu
utama, titik berkumpul di halaman depan/tiang bendera
R Direktur, Penunjang, Pelayanan, TU, ULP dan Rumah Tangga
→jalur evakuasi menuju pintu utama, titik kumpul di halaman
depan/tiang bendera
b. BARAT
IGD, BJB, Gudang ATK, Gugang Alkes, HD, ODC, ICU, ICCU,
IMP, OK, Radiologi, Laboratorium, Farmasi dan CSSD → jalur
evakuasi menuju arah IGD , titik berkumpul depan IGD
e. SELATAN
Prosedur evakuasi
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
5
4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi
7. Tutup hidung dan mulut dengan saputangan atau tissue yang telah
dibasahi air guna menghindari dari kemungkinan menghirup zat-zat
beracun.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
6
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON
Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon dibentuk pertama kali
melalui pengajuan oleh Dewan Kota Cirebon pada tahun 1919. Kemudian pada tanggal
14 Maret 1920 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan gedung rumah sakit
yang terletak di jalan Kesambi. Rumah Sakit selesai dibangun dan diresmikan pada
tanggal 31 Agustus 1921 oleh De Burgermeester Van Cheribon sehingga tanggal 31
Agustus 1921 ditetapkan sebagai hari lahir RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
Pembangunan rumah sakit yang pada waktu itu dinilai sangat mewah dan mahal,
biayanya adalah f. 544.00,- (lima ratus empat puluh empat gulden) yang diperoleh dari
gemeente van cheribon ditambah dana dari pabrik gula se-wilayah Cirebon serta dana
para dermawan.
Pada tanggal 1 Maret 1942 seluruh Rumah Sakit Oranye beserta sarananya
dievakuasikan ke Rumah Sakit Sidawangi selama lebih kurang 2 minggu dan setelah
kembali ke Kota Cirebon pada tanggal 15 Maret 1942 nama Rumah Sakit berubah
menjadi Rumah Sakit Kesambi. Pada tanggal 8 November 1975 nama Rumah Sakit
dirubah menjadi Rumah Sakit Gunung Jati Kelas D dengan Surat Keputusan DPRD
Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon Nomor : 30/DPRD/XI/75.
Tanggal 30 Januari 1989 Rumah Sakit ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum
Gunung Jati Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon Kelas B, dengan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 061/350/SJ. Dalam pengelolaan keuangan sejak tanggal
1 April 1996 dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon Nomor
15 Tahun 1995 ditetapkan sebagai Unit Swadana Daerah.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
7
Dalam upaya peningkatan pelayanan, maka pada tahun 1997 dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: YM 02.03.3.5.5237. RSUD Gunung Jati Kota
Cirebon ditetapkan dengan status Akreditasi Penuh 5 Kelompok Pelayanan. Pada
tanggal 15 Februari 1998 berdasarkan rekomendasi dari Departemen Kesehatan
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 153/MENKES/SK/II/1998 Rumah
Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas
B Pendidikan yang peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 21 April
1999 berdasarkan Surat Keputusan Mendagri Nomor: 445.03-1023 tanggal
12 Nopember 1998.
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota
Cirebon dinyatakan LULUS 16 Pelayanan oleh Team Akreditasi Rumah Sakit dengan
mendapatkan Sertfikat KARS/SERF/40/VIII/2011 yang berlaku sampai dengan
2 Agustus 2014. Pada Tanggal 10 Agustus 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Gunung
Jati Kota Cirebon mendapatkan Penghargaan Rumah Sakit Berprestasi Program
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2011.
Kemudian pada bulan Oktober 2012 Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati
Kota Cirebon mendapatkan penghargaan sebagai Rumah Sakit Kelas B Pendidikan
Utama Klasifikasi Utama A.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
8
BAB III
VISI, MISI, DAN TUJUAN RS
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS
b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen, pelaksanan
dan pendukung program
c. Terpenuhinya syarat-syarat K3 di setiap unit kerja
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK
e. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
f. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit
3. Sasaran
a. Pengelola Rumah Sakit
b. SDM Rumah Sakit
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
9
4. Ruang Lingkup
Standar K3RS mencakup prinsip, program dan kebijakan pelaksanaan K3RS,
standar pelayanan K3RS, standar sarana, prasarana dan peralatan K3RS,
pengelolaan barang berbahaya, standar sumber daya manusia K3RS,
pembinaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan.
5. Dasar Hukum
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Peraturan Menaker No. 5/Menaker/1996 tentang Sistem Manajemen K3
Keputusan Kemenkes No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persayaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
Keputusan Menkes No. 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
Keputusan Menkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Surat Keputusan Menkes No. 432/Menkes/IV/2007 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
6. Program K3RS
Program K3RS bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta
meningkatkan produktifitas SDM Rumah Sakit, melindungi pasien,
pengunjung/pengantar pasien dan masyarakat serta lingkungan sekitar Rumah
Sakit. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan
resultante dari tiga komponen yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan
kerja.
Program K3RS yang diterapkan adalah:
a. Pengembangan Kebijakan K3RS
Pembentukan atau revitalisasi organisasi K3RS
Merencanakan program K3RS selama 3 tahun kedepan (setiap 3 tahun
dapat direvisi kembali, sesuai dengan kebutuhan)
b. Pembudayaan perilaku K3RS
Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran Rumah Sakit baik bagi SDM
rumah sakit, pasien maupun pengantar pasien/pengunjung rumah sakit.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
10
Penyebaran media komunikasi dan informasi baik melalui film, leaflet,
poster, pamflet dan lain-lain.
Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit RS dan para
pasien serta para pengantar pasien/pengunjung rumah sakit.
c. Pengembangan SDM K3RS
Pelatihan umum K3RS
Pelatihan intern Rumah Sakit, khususnya SDM rumah sakit per unit rumah
sakit.
Pengiriman SDM rumah sakit untuk pendidikan formal, pelatihan lanjutan,
seminar dan workshop yang berkaitan dengan K3.
d. Pengembangan Pedoman, Petunjuk Teknis dan Standar Operasional
Prosedur (SOP) K3RS.
Penyusunan pedoman praktis ergonomi di rumah sakit
Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja
Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di RS
Penyusunan pedoman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran.
Penyusunan pedoman pengelolaan penyehatan lingkungan RS.
Penyusunan pedoman pengelolaan faktor resiko dan pengelolaan limbah
RS.
Penyusunan petunjuk teknis pencegahan pelaksanaan dan
pennggulangan bahaya
Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi.
Penyusunan SOP angkat angkut pasien di RS.
Penyusunan SOP terhadap bahan beracun dan berbahaya (B3)
Penyusunan SOP tenaga dan peralatan di masing-masing unit kerja RS.
e. Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja.
Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja yang dianggap
beresiko dan berbahaya, area/tempat kerja yang belum melaksanakan
program K3RS, area/tempat kerja yang sudah melaksanakan program
K3RS, area/tempat kerja yang sudah melaksanakan dan
mendokumentasikan pelaksanaan program K3RS)
Evaluasi lingkungan tempat kerja (walk trought dan observasi,
waswancara SDM RS, survey dan kuisioner, cek list dan evaluasi
lingkungan dan tempat kerja secara rinci)
f. Pelayanan kesehatan kerja
Melakukan pemeriksaan kesehatan kerja sebelum bekerja, pemeriksaan
kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus bagi SDM RS.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
11
Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM RS
yang menderita sakit.
Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada SDM RS yang
bekerja pada area/tempat kerja yang beresiko dan berbahaya.
Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja.
g. Pelayanan Keselamatan Kerja
Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana
dan peralatan kesehatan di RS.
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di RS
Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana dan
peralatan RS.
h. Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah padat, cair dan
gas.
Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan limbah padat,
cair dan gas.
Pengelolaan limbah medis dan non medis
i. Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya, dan barang berbahaya.
Inventarisasi jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahaya
(Permenkes No. 472 Tahun 1996)
Membuat kebijakan dan prosedur pengadaan penyimpanan dan
penangulangan bila terjadi kontaminasi dengan acuan lembar data
keselamatan bahan (MSDS-material safety data sheet) atau lembar data
pengaman (LDP), lembar informasi dari pabrik tentang sifat khusus
(fisik/kimia) dari bahan, cara penyimpanan, resiko pajanan, dan cara
penanggulangan bila terjadi kontaminasi.
j. Pengembangan manajemen tanggap darurat.
Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya, membentuk tim
tangggap darurat, menetapkan prosedur pengendalian, pelatihan dll)
Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana
Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan tugas tanggap darurat.
Inventarisasi tempat-tempat yang beresiko dan berbahaya serta membuat
denahnya (laboratorium, rongsen, farmasi, CSSD, kamar operasi genset,
kamar isolasi, penyakit menuklar dll.)
Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat/bencana
Membuat kebijakan dan prosedur kewaspadaan, upaya pencegahan dan
pengendalian bencana pada tempat-tempat yang beresiko tersebut.
Membuat rambu-rambu/tanda khusus jalan keluar untuk evakuasi apabila
terjadi bencana.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
12
Memberikan alat pelindung diri (APD) pada petugas ditempat-tempat yang
beresiko (Master, apron, kacamata, sarung tangan, dll)
Sosialisasi dan penyuluhan ke seluruh SDM RS
Pembentukan tim komunikasi internal dan eksternal tanggap darurat RS
Evaluasi sistem tanggap darurat
Dibuatnya pedoman penanggulangan bencana (disaster plan) di Rumah
Sakit Gunung Jati Kota Cirebon dimana dibentuk tim siaga bencana.
Kondisi siaga bencana dibagi menjadi tiga tingkat :
a. Siaga I
Keadaan sangat buruk jumlah pasien yang datang di Ruang Gawat
Darurat lebih dari 80 orang pada saat yang sama.
b. Bencana Tingkat II
Keadaan lebih buruk, jumlah pasien yang datang 40 – 80 orang pada
saat yang bersamaan.
c. Bencana Tingkat III
Keadaan yang hampir normal, jumlah pasien 20 – 40 orang
Di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon (RSUD GJ)
memfasilitasi papan red code apabila terjadi bencana kebakaran. Dimana
disetiap papan red code disediakan helm merah untuk koordinator
pemadam api, helm biru untuk koordinator evakuasi pasien, helm putih
untuk koordinator evakuasi dokumen, dan helm kuning untuk koordinator
evakuasi peralatan medis dan non medis.
Ababila terjadi bencana di RSUD GJ Kota Cirebon telah menyediakan titik
untuk berkumpul atau muster point sebanyak 6 titik kumpul. Sebelah timur
dihalaman parkir perkantoran atau tiang bendera, sebelah barat halaman
depan gedung flu burung dan halaman sanitasi, sebelah utara depan IGD,
sebelah utara depan poli rawat jalan, sebelah selatan halaman belakang
Cakrabuana 1 dan Cakrabuana 2, sebelah selatan depan forensik.
k. Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan kegiatan K3
Menyusun prosedur pencatatan dan pelaporan serta penangulangan
kecelakaan kerja, PAK, kebakaran dan bencana (termasuk format
pencatatan dan pelaporan yang sesuai dengan kebutuhan).
Pembuatan sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya (alur pelaporan
kejadian nyaris celaka dan celaka serta SOP pelaporan, penanganan dan
tindak lanjut kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka).
Pendokumentasian data
Data seluruh SDM RS
Data SDM RS yang sakit yang dilayani
Data pekerja luar RS yang sakit yang dilayani
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
13
Data pemeriksaan kesehatan SDM RS
- Sebelum bekerja (awal) (orang)
- Berkala (orang)
- Khusus (orang)
Cakupan NCU bagi SDM RS
Angka absensi SDM RS
Kasus penyakit umum pada SDM RS
Kasus penyakit umum pada pekerja luar RS
Jenis penyakit yang terbanyak dikalangan pekerja RS
Jenis dan penyakit yang terbanyak dikalangan pekerja luar RS
Kasus penyakit akibat kerja (SDM RS)
Kasus penyakit akibat kerja (pekerja luar RS)
Kasus diduga penyakit akibat kerja (SDM RS)
Kasus diduga penyakit akibat kerja (pekerja diluar RS)
Kasus kecelakaan akibat kerja (SDM RS)
Kasus kecelakaan akibat kerja (pekerja luar RS)
Kasus kebakaran atau peledakan akibat bahan kimia
Data kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka
Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja
Data perijinan
Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja
Data pelatihan dan sertifikasi
Data pembinaan dan pengawasan terhadap kantin dan pengelolaan
makanan di RS (dapur)
Data promosi kesehatan dan keselamatan kerja bagi SDM RS, pasien,
dan pengunjung/pengantar pasien.
Data petugas kesehatan RS yang berpendidikan formal kesehatan
kerja, sudah dilatih kesehatan dan keselamatan dan sudah dilatih
tentang diagnosis PAK
Data kegiatan pemantauan APD (jenis, jumlah, kondisi dan
penggunaannnya)
Data kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan kerja dan
pengendalian bahaya ditempat kerja (unit kerja RS)
l. Review program tahunan
Melakukan internal audit K3 dengan menggunakan instruman self
asesement akreditasi RS.
Umpan balik SDM RS melalui wawancara langsung, observasi singkat,
survey tertulis dan kuisioner dan evaluasi ulang.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
14
Analisis biaya terhadap SDM RS atas kejadian penyakit dan kecelakaan
akibat kerja.
Mengikuti akreditasi RS.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
15
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON
DEWAN PENGAWASAN
DIREKTUR DAN PERTIMBANGAN
Dr.H.Djadjat.AS, Sp.B
KOMITE MEDIS KOMITE
KEPERAWATAN
SEKSI H.SEKSI
Dedy Ahmad Sumaedi, SEKSI
H.
SEKSI
Ujeng, S.Kep.Ners, M.Kes
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
Dr. Dian Novitasari
SARANA DAN SARANA DAN
S.Kep.Ners. M.Kep
PENUNJANG NON PENGEMBANGAN MUTU KEPEGAWAIAN REKAM MEDIS DAN PERBENDAHARAAN
PRASARANA MEDIS PRASARANA Drs. Wiryat,DAN
DIAGNOSTIK M.Si DAN PEMASARAN Dewi Sutanti, S Kep HUKUM Akhmad
KEPERAWATAN KEFARMASIAN Junaedi, SE
DIREKTUR/PENANGGUNG JAWAB
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
17
BAB VI
URAIAN JABATAN
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
18
Dan sumber yang lain bisa dari tempat pengobatan RS sendiri antara lain
jumlah kunjungan, P3K, dan tindakan medik karena kecelakaan, rujukan ke RS bila
perlu pengobatan lanjutan dan lama perawatan serta lama berobat. Dari bagian
teknik bisa didapat data kerusakan akibat kecelakaan dan biaya perbaikan.
Informasi juga dikumpulkan dari hasil monitoring tempat kerja dan
lingkungan kerja rumah sakit, terutama yang berkaitan dengan sumber bahaya
potensial baik yang berasal dari kondisi yang berbahaya, maupun tindakan yang
berbahaya. Serta data dari bagian K3 berupa laporan pelaksanaan K3 dan
analisisnya.
Data dan informasi dibahas dalam organisasi pelaksanaan K3RS, untuk
menentukan penyebab masalah dan merumuskan tindakan korektif maupun
tindakan preventif. Hasil rumusan disampaikan dalam bentuk rekomendasi direktur
rumah sakit. Rekomendasi berisi saran tindak lanjut dari organisasi/satuan
pelaksana K3 RS serta alternatif-alternatif pilihan serta perkiraan hasil/konsekuensi
setiap pilihan.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
19
BAB VII
Promkes
Keuangan Kepega
waian
Layanan
Umum IGD
K3RS
Gudang Farmasi
IGD
ICU
ULP Poliklinik/RS
Lain
Instalasi Instalasi
Kamar Bedah Rawat Jalan
Rawat Inap
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
20
Hubungan K3RS dengan unit lain
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
21
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
K3 RUMAH SAKIT GUNUNG JATI KOTA CIREBON
Salah satu perspektif dalam Balance Score Card adalah Sumber daya manusia
yang memegang peranan penting dalam pergerakan organisasi. SDM di RSUD
Gunung Jati Kota Cirebon dikelola secara terstruktur oleh Sub. Bagian Kepegawaian,
Tim Penerimaan dan Penilaian Pegawai sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
manajemen SDM berupa perencanaan kota cirebon, rekrutmen dan seleksi,
penempatan, pengembangan karir, penggajian dan pemberhentian pegawai. Untuk
tenaga PNS berdasarkan UU Kepegawaian Nomor 43 tahun 1999.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
22
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI PEGAWAI BARU
Kegiatan orientasi pegawai baru di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon dilakukan
berdasarkan Arah Kebijakan Umum Rumah Sakit bahwa sumber daya manusia
RSUD Gunung Jati Kota Cirebon dikelola secara terstruktur oleh Sub. Bagian
Kepegawaian dibantu oleh Panitia Pengembangan Sumber Daya Manusia
(PPSDM), Tim Penerimaan dan Penilaian Pegawai sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi manajemen SDM. Pembekalan tentang Rumah sakit dikoordinir oleh Panitia
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM). Metode orientasi dilakukan
dengan cara : pemberian materi/presentasi, tanya jawab, diskusi dan pengenalan
lapangan. Lamanya orientasi disesuaikan dengan tugas dan jabatannya. Selesai
melakukan orientasi pegawai baru yang diselenggarakan oleh Panitia PSDM,
dilanjutkan dengan orientasi internal di K3RS . Evaluasi lanjutan terhadap pegawai
baru dilakukan dengan penilaian kinerja bulanan.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
23
HARI KE- PENANGGUNG
NO MATERI
1 2 3 4 5 JAWAB
Manajemen Ka. Bid.
7.
keperawatan Keperawatan
Ka.Bag.Keuang
8. Manajemen Keuangan
an
Manajemen ruangan Ka. Instalasi
9.
rawat inap Rawat Inap
Tim Customer
10. Pelayanan Prima
Service
Ketua Panitia
12. Nosokomial
Nosokomial
Kegawat daruratan Ka. Ruangan
13.
pasien IGD
14. Manajemen Pelayanan Ka. Instalasi
Rawat Jalan Rawat Jalan
15. Pengembangan SDM Ketua PPSDM
Ketua Komisi
Kejadian Tidak
16. Keselamatan
Diharapkan ( KTD )
Pasien
17. Orientasi lapangan Panitia PSDM
Pengurusan
18. Kepegawaian Kepegawaian
peserta/Biodata
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
24
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
25
2. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Anggota K3 dan Staf Sanitasi
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
26
BAB XI
PELAPORAN
Laporan unit kerja K3RS dibedakan atas laporan rutin dan laporan insidentil.
A. Laporan Rutin
Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh unit kerja K3RS.
Terdiri atas :
a. Laporan Harian, berisi tentang :
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
- Survey Kecelakaan Kerja
- Pendataan tumpahan B3
- Survey larangan merokok
B. Laporan Insidentil
Adalah laporan mengenai K3RS khususnya dan RSUD Gunung jati Kota
Cirebon umumnya yang segera harus dilaporkan berkenaan dengan program
kerja K3RS.
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja RSUD Gunung Jati Kota Cirebon (K3RSUDGJ)
27