Anda di halaman 1dari 78

MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI

KESEHATAN(RMIK) SERTA KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI


PENYAKIT MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN
KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIS (KKPMT)
DI RSU SYIFA MEDIKA

(Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN III


SEMESTER IV

KELOMPOK VII:
FERDI HIDAYAT 18D30452
GUSTI ALMEIDASYAFA MARANADA 18D30458
KHAIRUNNISA 18D30470
LIA KHILDA HIDAYAH 18D30472
RIDJA MAHENDRA 18D30526
SETIANI BAHRIYAH 18D30537
YULIA PEBRIANA 18D30545

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HUSADA BORNEO


PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Kelompok : VII (Tujuh)


Anggota : FERDI HIDAYAT (18D30452)
GUSTI ALEMIDASYAFA MARANADA (18D30458)
KHAIRUNNISA (18D30470)
LIA KHILDAHIDAYAH (18D30472)
RIDJA MAHENDRA (18D30526)
SETIANI BAHRIYAH (18D30537)
YULIA PEBRIANA (18D30545)

Judul : Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) serta


Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit, Masalah-Masalah yang
Berkaitan dengan Kesehatan dan Tindakan Medis (KKPMT) di
RSU Syifa Medika

Laporan Praktik Kerja Lapangan III (PKL III) ini telah diperiksa, disetujui dan
disahkan.

Pembimbing Lapangan RSU Pembimbing Akademik STIKes


Syifa Medika Husada Borneo Banjarbaru

Dimas Eka Saputra, A.Md.RMIK Faizah Wardhina, S.Si.T., M.Kes


NIK: 1032018117 NIDN: 1118018701

Tempat : Banjarbaru Tempat : Banjarbaru


Tanggal : Tanggal :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunianya, sehingga laporan praktik semester III (Tiga) tahun 2021 di RSU Syifa
Medika dapat diselesaikan dengan baik. Adapun laporan yang kami susun berjudul
“Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) serta Klasifikasi dan
Kodefikasi Penyakit, Masalah-Masalah yang Berkaitan dengan Kesehatan dan
Tindakan Medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika Banjarbaru”. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat nilai yang diberikan setelah melakukan Praktik
Kerja Lapangan III.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terlaksana tanpa
ada dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu baik segi material, spiritual,
bimbingan petunjuk, saran maupun fasilitas yang sangat berguna bagi penyelesaian
laporan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak H. Suharto, SE,MM selaku Ketua Yayasan STIKes Husada Borneo
2. Ibu Faizah Wardhina, S.Si.T., M.Kes selaku Ketua STIKes Husada Borneo
sekaligus Pembimbing Akademik STIKES Husada Borneo
3. Ermas Estiyana, S.S.i., T. M.Kes selaku ketua program DIII Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan
4. Ibu dr. Puga Sharaz Wangi selaku Direktur RSU Syifa Medika
5. Bapak Dimas Eka Saputra, A.Md.,RMIK Selaku Kepala Instalasi Rekam Medis
sekaligus Pembimbing Lapangan di RSU Syifa Medika
6. Seluruh staf karyawan RSU Syifa Medika yang telah membimbing dan membantu
kami selama PKL.
7. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
8. Kedua orang tua, yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan doa serta
dukungan kepada kami
9. Teman-teman D3 Perekam dan Informasi Kesehatan angkatan 2018/2019 untuk
segala kebaikan dan kerjasamanya
Demikian laporan ini kami susun, semoga ilmu dan pengetahuan yang kami
peroleh selama PKL III dapat bermanfaat bagi kami dan apabila terdapat kesalahan
dalam membuat laporan ini mohon diberikan kritik dan sarannya agar kami dapat
membuat laporan ini dengan lebih baik lagi.
Besar harapan kami, semoga apa yang telah kami buat bisa menjadi referensi
yang berguna bagi kami selaku penulis maupun pembaca.

Banjarbaru, Januari 2021

Kelompok VII
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER…………………………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................... 3
C. Manfaat................................................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup........................................................................................................4
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN UNIT KERJA REKAM MEDIS........6
A. Sejarah Singkat RSU Syifa Medika Banjarbaru.......................................................6
B. Struktur Organisasi Rumah Sakit............................................................................8
C. Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di RSU Syifa Medika Banjarbaru..................9
D. Konsep Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RSU Syifa Medika
Banjarbaru............................................................................................................ 10
BAB III MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN...................13
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja RMIK.........................................13
B. Pengorganisasian Unit Kerja Rekam Medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru......22
C. Perencanaan Fasilitas di Unit Kerja RMIK............................................................16
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................... 14
B. Saran……………………………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16
LAMPIRAN................................................................................................................ 17
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo Syifa Medika................................................................................13


Gambar 2. 2 Struktur Organisasi RSU Syifa Medika Banjarbaru...............................15
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis di RSU Syifa Medika
Banjarbaru............................................................................................16
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Sumber Daya Manusia Instalasi Rekam Medis RSU Syifa Medika
Banjarbaru.................................................................................................21
Tabel 3. 2 Standar Beban Kerja Pendaftaran Pasien Rawat Jalan............................25
Tabel 3. 3 Standar Beban Kerja Pendaftaran Pasien Rawat Inap.............................25
Tabel 3. 4 Standar Beban Kerja Pengolahan Data Rawat Inap................................26
Tabel 3. 5 Standar Beban Kerja Pengolahan Data Rawat Jalan...............................26
Tabel 3. 6 Standar Beban Kerja Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap........27
Tabel 3. 7 Standar Beban Kerja Pelaporan dan Statistik..........................................27
Tabel 3. 8 Standar Beban Kerja Penyimpanan..........................................................27
Tabel 3. 9 Kebutuhan SDM Pendaftaran Pasien Rawat Jalan...................................29
Tabel 3. 10 Kebutuhan SDM Pendaftaran Pasien Rawat Inap..................................29
Tabel 3. 11 Kebutuhan SDM Pengolahan Data Rawat Inap......................................29
Tabel 3. 12 Kebutuhan SDM Pengolahan Data Rawat Jalan.....................................29
Tabel 3. 13 Kebutuhan SDM Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap.............30
Tabel 3. 14 Kebutuhan SDM Pelaporan dan Statistik................................................30
Tabel 3. 15 Kebutuhan SDM Penyimpanan...............................................................31
Tabel 3. 16 Pengorganisasian Jenis-Jenis Kegiatan di Unit RMIK.............................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan
medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada
masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga merupakan pusat
latihan tenaga kesehatan lain seperti puskesmas (Budi, 2011). Rumah Sakit
sebagai salah satu sarana fasilitas kesehatan yang yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan dan memberikan pelayanan
kesehatan kepada mayarakat yang memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan
(Widiastuti, 2019). Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah sakit, dikatakan bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan
pelayanan rumah sakit serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan, perlu mengatur rumah sakit dengan undang-
undang. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat, perlu adanya peningkatan suatu pelayanan kesehatan serta adanya
sarana penunjang yang memadai satu diantaranya melalui penyelenggaraan
rekam medis pada setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 tentang rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Hatta, 2011).
Pada prinsipnya ekstensi rekam medis dalam pelayanan kesehatan juga untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan
rekam medis baik dan benar tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan (Gunarti dan Muchtar, 2019).

1
2

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan memimpin


berbagai kegiatan suatu organisasi formal. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya
manajemen adalah proses mencapai tujuan melalui orang lain. Seorang manajer
tidak melakukan pekerjaannya sendiri tetapi melalui staf yang diatur dan dibagi
tugasnya untuk melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian adalah menetapkan staf, mengelompokkan pekerjaan,
membagi tugas sesuai dengan yang telah direncanakan. Penggerakkan adalah
memberikan motivasi agar staf dapat melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan
sesuai yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengawasan adalah kegiatan
melakukan pemantauan untuk perbaikan selama pekerjaan masih berjalan,
apakah sudah sesuai perencanaan atau tidak. Pengawasan tidak dapat
dilaksanakan jika tidak ada perencanaan. Oleh karena itu, perencanaan selalu ada
di setiap fungsi-fungsi manajemen lainnya (Hatta 2008 dalam Siswati 2018).
Unit rekam medis dan informasi kesehatan adalah ruang kerja atau
perkantoran yang menyelenggarakan pekerjaan dan pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan (Siswati, 2018). Perencanaan unit kerja rekam medis
merupakan suatu hal yang sangat berperan penting dalam setiap bagian di rekam
medis seperti dalam perencanaan SDM, fasilitas dan lain sebagainya.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang baik ditunjang dengan
penyelenggaraan rekam medis yang baik pada setiap pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Dalam rangka menunjang terselenggaranya rekam medis yang baik
disetiap institusi pelayanan kesehatan, pemerintah dalam hal ini departemen
kesehatan RI telah mengeluarkan peraturan menteri kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 yang mengatur tata cara penyelenggaraan, pemikiran
dan pemanfaatan isi rekam medis,pengorganisasian serta sanksi atas
pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.
Quality Assurance adalah Kemampuan untuk mengumpulkan, mengolah,
mengkategorikan, menganalisis dan merumuskan dan menyajikan informasi
indikator mutu pelayanan rekam medis, indikator mutu pelayanan Rumah Sakit
dan Indikator Mutu Pelayanan Medis, serta pemanfaatnnya untuk berbagai
kepentingan statistik, epidemiologi, surveilans dan penelitian serta pengawasan
(Widjaya, 2018).
Sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan penyakit-penyakit
yang sejenis dengan International Statistical Classification of Diseases and
3

Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-10) untuk istilah penyakit dan
masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Penerapan pengodean harus sesuai
ICD-10 guna mendapatkan kode yang akurat karena hasilnya digunakan untuk
mengindeks pencatatan penyakit, pelaporan nasional dan internasional morbiditas
dan mortalitas, analisis pembiayaan pelayanan kesehatan, serta untuk penelitian
epidemiologi dan klinis (Pramono dan Nuryati, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas maka judul laporan praktik lapangan ini
“Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) serta Klasifikasi dan
Kodefikasi Penyakit, Masalah-Masalah yang Berkaitan dengan Kesehatan dan
Tindakan Medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika Banjarbaru”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui manajemen rekam medis dan informasi kesehatan (RMIK)
serta klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan
dengan kesehatan dan tindakan medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika
Banjarbaru
2. Tujuan Khusus
a. Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Meliputi:
1) Mengetahui Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja RMIK
2) Mengetahui Pengorganisasian Unit Kerja RMIK
3) Mengetahui Perencanaan Fasilitas di Unit Kerja RMIK
b. Manajemen Mutu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
1) Mengetahui Quality Assurance Pelayanan Rekam Medis
2) Mengetahui Konsep Manajemen Resiko di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3) Mengetaui Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4) Mengetahui Akreditasi Rumah Sakit (Standar KARS 2012)
c. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah-Masalah yang berkaitan dengan
Kesehatan dan Tindakan Medis (KKPMT) Meliputi:
1) Mengetahui Sistem Produksi
2) Mengetahui Kondisi Perinatal
3) Mengetahui Kelainan Kongenital, Malformasi, Deformitas, dan
Abnormalitas Kromosom
4

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat merencanakan sumber daya manusia pada unit kerja RMIK
b. Dapat memahami cara pengorganisasian di unit kerja RMIK
c. Dapat merencanakan fasilitas di unit kerja RMIK
d. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang klasifikasi dan
kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan dan
tindakan medis agar dapat menerapkan secara langsung ilmu, pengalaman,
dan pengetahuan yang didapat serta dapat mempersiapkan langkah yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri agar tanggap dan peka dalam informasi
kesehatan di RSU Syifa Medika Banjarbaru
2. Bagi Rumah Sakit
a. Sebagai bahan perbaikan dan peninjauan lebih dalam mengenai
perencanaan sumber daya manusia, pengorganisasian, perencanaan
fasilitas di unit kerja RMIK.
b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen rumah
sakit dalam pengambilan keputusan mengenai pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan
3. Bagi Instansi Pendidikan
a. Dapat mengetahui dan mengukur kemampuan mahasiswa dan mahasiswi
dalam penerapan ilmu yang telah mereka peroleh selama pembelajaran.
b. Sebagai dasar penilaian dalam penentuan mutu dari instansi pendidikan.
c. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk evaluasi kekurangan-
kekurangan dari instansi pendidikan dalam pembekalan mahasiswa dan
mahasiswinya.
D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan (RMIK) serta klasifikasi
dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan
dan tindakan medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika Banjarbaru
5

2. Ruang Lingkup Waktu


Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan di RSU Syifa Medika
Banjarbaru dimulai dari tanggal 18 Januari 2021 sampai dengan tanggal 23
Januari 2021. Dari hari Senin sampai Jumat dimulai pukul 08.00-15.00 WITA
dan hari Sabtu pukul 08.00-13.30 WITA
3. Ruang Lingkup Tempat
Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilakukan di RSU Syifa
Medika Banjarbaru khususnya di Unit Kerja Rekam Medis.
7

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN UNIT KERJA REKAM MEDIS

A. Sejarah Singkat RSU Syifa Medika Banjarbaru


1. Gambaran Umum RSU Syifa Medika Banjarbaru
Nama Rumah Sakit : RSU SYIFA MEDIKA BANJARBARU
Alamat Rumah Sakit : Jalan R.O. Ulin No. 93,Loktabat Selatan
Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70712
Telepon : 0511-5910889 / 0857-0542-2267
0821-5342-4447 (WA)
E-mail : info@rsusyifamedika.com
Website : rsusyifamedika.com
Status Kepemilikan : PT. SYIFA MEDIKA PERSADA
Pendirian : Nomor 59 tanggal 25 Januari 2014
Notaris :Hj. TitiTitiswati, SH

Logo :

Gambar 2. 1 Logo Syifa Medika

Nama Direktur : dr. Puga Sharaz Wangi


Nomor dan Tanggal Ijin : Nomor 527 Tahun 2016, 28 Desember 2016
Luas Lahan : 17.344 m2
Luas Bangunan : 3.456,5 m2
Luas Lantai : 3.480,5 m2
Jumlah Lantai : 4 Lantai
Kapasitas Tempat Tidur : 100 TT
Terdiri dari : - VVIP ; VIP ; KELAS 1 ; KELAS 2 ; DAN
KELAS 3 ; ICU ;
2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai Dasar RSU Syifa Medika Banjarbaru
a. Visi :“Menjadi Rumah Sakit Terdepan di Kalimantan Selatan”
b. Misi : 1. Superiority, selalu unggul dalam pelayanan.
8

2. Hospitality, melayani dengan hati, keahlian, dan


kenyamanan.
3. Priorty, keselamatan, kualitas, kecepatan dan
kenyamanan.
4. Proactive, proaktif dalam memahami kebutuhan dan
keinginan pasien dan masyarakat.
5. Ethic, memegang teguh etika pelayanan.
6. Knowledge, mencerdaskan pasien dari masyarakat.
7. Environmental Friendly, berperan serta dalam bina
lingkungan (ekosistem, sosial dan ekonomi).
8. Dynamic, dinamis dalam setiap situasi.

c. Tujuan : 1. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kesadaran


……………………dan mutu kesehatan masyarakat Kota Banjarbaru.
2. Memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja di
Kota Banjarbaru.
3. Memberikan dampak tumbuhnya ekonomi masyarakat di
sekitar lokasi rumah sakit, pertumbuhan ekonomi Kota
Banjarbaru dan pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Selatan pada umumnya.
d. Nilai-Nilai Dasar :
1. Kejujuran
2. Kerja Keras
3. Kerendahan Hati
4. Kesediaan melayani
5. Integritas
6. Profesionalisme
e. Falsafah :
1. Pasien dan pelanggan lainnya adalah manusia yang
mempunyai rasa menyukai dan tidak menyukai,
sehingga kewajiban rumah sakit adalah memberikan
pelayanan terbaik.
2. Kehadiran pasien dan pelanggan lain adalah
kepercayaan yang diberikan kepada rumah sakit.
9

3. Keluhan pasien dan pelanggan lain merupakan wujud


kecintaan kepada rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Kepedulian rumah sakit terhadap lingkungan merupakan
bagian dari kepedulian terhadap kelestarian ekosistem.
5. Karyawan dan manejemen selalu berusaha
meningkatkan ilmu dan teknologi, dan memandang
pengalaman sebagai guru terbaik.

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit


1. Struktur Organisasi RSU Syifa Medika Banjarbaru

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi RSU Syifa Medika Banjarbaru


10

2. Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru

C. Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di RSU Syifa Medika Banjarbaru


RSU Syifa Medika Banjarbaru memiliki beberapa jenis pelayanan, diantaranya:
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD 24 Jam)
2. Pelayanan Rawat Inap Spesialistik:
a. Penyakit Dalam
b. Bedah
c. Kesehatan Anak
d. Kandungan dan Kebidanan
e. Penyakit Syaraf
f. Rehabilitasi Medik
g. Mata
h. THT
i. Kulit dan Kelamin
j. Bedah Mulut
k. Ortopedi
3. Pelayanan Rawat Jalan:
a. Poli Umum
b. Poli Spesialistik
1) Penyakit Dalam
2) Bedah
3) Syaraf
4) Mata
11

5) Rehabilitasi Medik
6) Poli Gigi dan Mulut
7) Poli Bedah dan Mulut
8) Poli Jantung dan Pembuluh Darah
9) Kandungan
10) Layanan Psikologi
11) THT
12) Sub Onkologi
13) Kulit dan Kelamin
14) Ortopedi
15) Anak
16) Paru
4. Pelayanan Radiologi (Rontgen, USG 2 dan 4 Dimensi)
5. Pelayanan Laboratorium
6. Medical Check Up (MCU)
7. Pelayanan Farmasi/Obat (24 Jam)
8. ICU
9. Kamar Operasi
10. Ambulance 24 Jam
11. Musholla
12. Pelayanan Gizi

D. Konsep Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RSU Syifa


Medika Banjarbaru
1. Pendaftaran Rawat Inap
Tata cara penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat inap yang akan
dirawat di rumah sakit dengan menggunakan cara bayar umum dan jaminan
asuransi yang bertujuan:
a. Sebagai pedoman dalam penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat
inap
b. Memberikan pelayanan pendaftaran bagi pasien yang akan dirawat di ruang
perawatan
c. Memberikan informasi tata cara pendaftaran pasien rawat inap
12

2. Pendaftaran Rawat Jalan


Tata cara penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat jalan yang akan
berobat ke poliklinik di rumah sakit dengan menggunakan cara bayar umum
dan jaminan asuransi yang bertujuan:
a. Sebagai pedoman dalam penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat
jalan
b. Memberikan pelayanan pendaftaran bagi pasien yang mau berobat ke
poliklinik
c. Memberikan informasi tata cara pendaftaran pasien rawat jalan
3. Assembling
Tata cara penyusunan formulir rekam medis untuk mempermudah tenaga
kesehatan pemberi asuhan dalam mencari formulir di dokumen rekam medis
yang bertujuan:
a. Sebagai pedoman dalam penyusunan urutan formulir rekam medis rawat
jalan dan rawat inap
b. Memberikan kemudahan dalam mencari formulir rekam medis berdasarkan
riwayat kunjungan pasien
c. Merapikan formulir rekam medis rawat jalan dan rawat inap sesuai urutan
formulir yang telah ditetapkan
4. Analisis
Tata carsa menganalisa kelengkapan pengisian dan kualitas rekam medis
meliputi identitas pasien, asesmen, diagnosa, terapi, tindakan, autentifikasi dan
pencatatan yang baik
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan analisis kelengkapan rekam medis
rawat jalan dan rawat inap
b. Sebagai pedoman dan melaksanakan analisis kualitas rekam medis rawat
jalan dan rawat inap
5. Penyimpanan
Tata cara dalam menyimpan rekam medis di rak penyimpanan rekam
medis dengan cara menggunakan sistem penjajaran angka akhir (Terminal digit
filing system) yang bertujuan sebagai pedoman dalam menyimpan rekam medis
13

di rak penyimpanan rekam medis dengan menggunakan sistem penjajaran


angka akhir (Terminal digit filing system).
BAB III

MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


A. Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja RMIK
Perencanaan sumber daya manusia di unit rekam medis dan informasi
kesehatan merupakan hal penting yang perlu dilakukan secara tepat. Untuk
mengelola unit rekam medis dan menghasilkan informasi kesehatan yang bermutu
perlu didukung dengan sumber daya yang memadai, baik sumber daya
manusianya, sarana dan prasarananya (Siswati, 2018).
1. Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Berdasarkan Beban Kerja (WISN)
Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN)
merupakan indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada
sarana berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi tenaga lebih mudah
dan rasional. Tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga Perekam medis dan
Informasi Kesehatan (PMIK) yaitu orang yang mengumpulkan, menyimpan,
mengolah, menyampaikan data dan informasi pelayanan kesehatan pasien
yang berkualitas tinggi, dengan memperhatikan aspek hukum dan etika profesi
dalam menjamin fungsi-fungsi rekam medis dan informasi kesehatan (RMIK)
(Siswati, 2018).
Langkah-langkah metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban
kerja (WISN) yaitu:
a. Menetapkan waktu kerja tersedia
b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
c. Menyusun standar beban kerja
d. Menyusun standar kelonggaran
e. Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja
1) Menetapkan waktu kerja tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperoleh waktu kerja
tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit
selama kurun waktu satu tahun.
Waktu kerja tersedia = {A - (B+C+D+E)} X F

13
Hari kerja tersedia = (A - (B+C+D+E)

Keterangan:
A= Hari Kerja
B= Cuti Tahunan
C= Pendidikan dan Pelatihan
D= Hari Libur Nasional
E= Ketidakhadiran Kerja
F= Waktu Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Syifa Medika Banjarbaru,
penetapan waktu kerja yang tersedia di unit kerja rekam medis sebagai
berikut:
Hari Kerja (A) = 6 Hari x 52 Minggu = 312 Hari
Cuti Tahunan (B) = 12 Hari
Diklat (C) = 6 Hari
Libur Nasional (D) = 20 Hari
Ketidakhadiran (E) = 5 Hari
Waktu Kerja (F) = 7 Jam

Waktu Kerja Tersedia ={A – (B+C+D+E)} x F


={312 – (12+6+20+5)} x F
=269 x 7
= 1883 Jam / tahun x 60 Menit
= 112.980 Menit/ Tahun

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka didapatkan bahwa


hari kerja tersedia petugas rekam medis pada unit kerja rekam medis
RSU Syifa Medika Banjarbaru selama tahun 2020 adalah 269 hari dengan
waktu kerja tersedia 1883 Jam/ tahun (112.980 Menit/ Tahun)
2) Standar Beban Kerja di Unit Kerja Rekam Medis.
Standar beban kerja merupakan volume atau kuantitas kerja satu
tahunnya. Disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk

14
menyelesaikan (rata-rata waktu) yang tersediaa pertahunnya dari masing-
masing bidang. Beban kerja meliputi:
a) Kegiatan pokok yang dilaksanakan
b) Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaika setiap kegiatan
pokok
c) Standar beban kerja pertahun, kegiatan pokok tersebut adalah
kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan SOP
untuk menghasilkan pelayanan yang dilakukan oleh perekam medis
dan informasi kesehatan dengan kompetesi tertentu.
Untuk mengitung standar beban kerja dapat menggunakan rumus :
Waktu kerjatersedia (Menit )
Standar beban kerja =
Rata−rata waktu kegiatan( Menit )

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di RSU Syifa Medika


Banjarbaru, maka diperoleh standar beban kerja sebagai berikut:
a) Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Tabel 3. 1 Standar Beban Kerja Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Rata-Rata Standar Beban
N
Kegiatan Waktu Kerja (Menit)
o
(Menit)
1. Pendaftaran pasien rawat jalan:
a. Menerima Pasien rawat jalan
dan wawancara dengan pasien
(Tujuan Poliklinik, cara 2 Menit
pembayaran)
b. Meminta surat jaminan dan
menunggu
112.980/6=18.830
c. Membuat KIB (bagi pasien
Menit
baru) 2 Menit
d. Menyiapkan berkas rekam
medis
e. Mempersilahkan pasien menuju
poliklinik
f. Menginput data pasien ke 2 Menit
komputer

15
b) Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Tabel 3. 2 Standar Beban Kerja Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Rata-Rata
Standar Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja (Menit)
(Menit)
1. Pendaftaran pasien rawat inap:
a. Wawancara dengan pasien dan
meminta surat rujukan (jika 1 Menit
diperlukan)
b. Menyiapkan berkas rekam
medis dan menganalisa
kelengkapan pengisian formulir 2 Menit
(jika pasien baru)
c. Mencari Rekam Medis bagi
pasien yang sudah pernah 112.980/13=
2 Menit
berobat 8.690 Menit
d. Menyerahkan surat jaminan
(jika perlu)
e. Membuatkan kartu berobat (jika 2 Menit
pasien baru)
f. Menanyakan ruang rawat dan
menjelaskan cara pembayaran
5 Menit
g. Menginput data pasien ke
komputer 1 Menit

c) Pengolahan Data Rawat Inap


Tabel 3. 3 Standar Beban Kerja Pengolahan Data Rawat Inap
Rata-Rata
No Standar Beban
Kegiatan Waktu
Kerja (Menit)
(Detik)
1. Assembling rekam medis rawat 34.236
3,30 Menit
inap
2. Analisis kelengkapan rekam medis 171.181
0.66 Menit
rawat inap
3. Membuat slip ketidaklengkapan 451.920
0.25 Menit
rekam medis rawat inap
4. Analisis kualitas rekam medis 14,122.5
8 Menit
rawat inap
5. Membuat laporan kelengkapan 84.439
30 Menit
rekam medis (Periode Bulanan)
6. Entri data rekam medis rawat inap 1 menit 112.980
7. Membuat laporan kunjungan
rekam medis rawat inap (Periode 30 Menit 84.439
Bulanan)

16
d) Pengolahan Data Rawat Jalan
Tabel 3. 4 Standar Beban Kerja Pengolahan Data Rawat Jalan
Rata-Rata
Standar Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja (Menit)
(menit)
1. Assembling rekam medis rawat
1 Menit 112.980
jalan
2. Analisis kelengkapan rekam medis
0.42 Menit 269.000
rawat jalan
3. Membuat slip ketidaklengkapan
0.16 Menit 706.125
rekam medis rawat jalan
4. Analisis kualitas rekam medis
4 Menit 28.245
rawat jalan
5. Membuat laporan kelengkapan
30 Menit 84.439
rekam medis (Periode Bulanan)
6. Entri data rekam medis rawat jalan 1 Menit 112.980
7. Membuat laporan kunjungan
rekam medis rawat jalan (Periode 30 Menit 84.439
Bulanan)

e) Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap


Tabel 3. 5 Standar Beban Kerja Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap
Rata-Rata
Standar Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja (Menit)
(menit)
1. a. Menerima rekam medis dari
bagian assembling
b. Membaca melihat penulisan
dan diagnosa pada ringkasan
112.980/3=
masuk/ keluar 3 Menit
376.660 Menit
c. Mencari ke buku ICD 10
Volume 1 dan 3
d. Koding menggunakan ICD 10
dan 9 CM

f) Pelaporan dan Statistik


Tabel 3. 6 Standar Beban Kerja Pelaporan dan Statistik
Rata-Rata
Standar Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja (Menit)
(Menit)
1. Rekapitulasi SHRI 180 Menit 14.071
2. Membuat laporan efisiensi
penggunaan tempat tidur
30 Menit 84.439
3. Membuat grafik barber johnson 15 Menit 168.878
4. Membuat laporan SIRS online 60 Menit 42.219
5. Membuat laporan surveilans 60 menit
42.219
6. Membuat rekam medis rawat inap 2 Menit 56.490
7. Membuat rekam medis rawat jalan 1 Menit
112.980

17
8. Membuat laporan kunjungan
rekam medis rawat jalan
30 Menit 84.439

g) Penyimpanan
Tabel 3. 7 Standar Beban Kerja Penyimpanan
Standar
Rata-Rata
Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja
(Menit)
(Menit)
1. Sortir Rekam Medis rawat Inap 0.33 Menit 342.363

2. Menyimpan rekam medis rawat inap 0.33 Menit 342.363

3. Mencari rekam medis rawat inap 1 Menit 112.908

4. Sortir rekam medis rawat jalan 0.25 Menit 451.920

5. Menyimpan rekam medis rawat jalan 0.2 Menit 564.900

6. Mencari rekam medis rawat jalan 0.5 Menit 225.960

7. Mencatat buku peminjaman rekam 706.125


medis untuk pengembalian rekam 0.16 Menit
medis
8. Distribusi rekam medis ke poliklinik/ 171.181
IGD 0.66 Menit

3) Standar kelonggran di Unit Kerja Rekam Medis


Standar kelonggaran adalah jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk
menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terikat langsung dengan
pelayanan pasien atau pekerjaan pokok dari masing-masing anggota.
Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Syifa Medika Banjarbaru,
waktu kelonggaran pada instalasi rekam medis yaitu pada saat istirahat
makan dan sholat selama 60 menit setiap harinya.
Rata−Rata Waktu atau Faktor Kelonggaran
Standar Kelonggaran =
Waktu Kerja Tersedia
a) Hari kerja tersedia = 269 Hari
b) Waktu Kerja = 269 Hari x 7 Jam
= 1.883 Jam/ tahun
c) Faktor Kelonggaran = (i Jam / Minggu x I minggu/ Tahun)
= 1 Jam/Minggu x 52 Minggu/Tahun
= 52 Jam/Tahun

18
52
Standar Kelonggaran =
1.883

= 0,0276

= 0,02 Tenaga

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka kelonggaran


petugas rekam medis di RSU Syifa Medika adalah 0,02.

4) Kebutuhan Sumber Daya Manusia Setiap Unit Kerja Rekam Medis


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 33
tahun 2015 pasal 1 menyebutkan tentang pedoman penyusunan
perencanaan kebutuhan SDM kesehatan bertujuan untuk memberikan
acuan bagi setiap satuan kerja dari tingkat institusi, kabupaten/kota,
provinsi, dan nasional dalam melaksanakan penyusunan perencanaan
kebutuhan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing. Untuk dapat mengetahui kebutuhan sumber daya
manusia setiap unit rekam medis, dapat menggunakan rumus:

Kuantitas Kegiatan Pokok


Kebutuhan SDM= + Standar Kelonggaran
Standar Beban Kerja
a) Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Tabel 3. 8 Kebutuhan SDM Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
No Kegiatan Kuantitas Beban Kebutuhan
Kegiatan Kerja SDM
1. Pendaftaran pasien rawat
59.664 18.830 3,19
jalan
Jumlah Kebutuhan SDM 3 Tenaga

b) Pendaftaran Pasien Rawat Inap


Tabel 3. 9 Kebutuhan SDM Pendaftaran Pasien Rawat Inap
N Kegiatan Kuantitas Beban Kebutuhan
o Kegiatan Kerja SDM
1. Pendaftaran pasien rawat
6.244 7.026 0,91
inap
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga

19
c) Pengolahan Data Rawat Inap
Tabel 3. 10 Kebutuhan SDM Pengolahan Data Rawat Inap
N Kuantitas Beban Kebutuhan
Kegiatan
o Kegiatan Kerja SDM
1. Assembling rekam medis 34.236 0.21
6.244
rawat inap
2. Analisis kelengkapan 171.181 0.05
6.244
rekam medis rawat inap
3. Membuat slip
ketidaklengkapan rekam 6.244 451.920 0.03
medis rawat inap
4. Analisis kualitas rekam 14.122 0.46
6.244
medis rawat inap
5. Membuat laporan
kelengkapan rekam medis 13 11.298 0.17
(Periode Bulanan)
6. Entri data rekam medis 112.980 0.07
6.244
rawat inap
7. Membuat laporan
kunjungan rekam medis 11.298 0.17
13
rawat inap (Periode
Bulanan)
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga

d) Pengolahan Data Rawat Jalan


Tabel 3. 11 Kebutuhan SDM Pengolahan Data Rawat Jalan
Kuantitas Beban Kebutuhan
No Kegiatan
Kegiatan Kerja SDM
1. Assembling rekam medis
59.664 112.980 0.55
rawat jalan
2. Analisis kelengkapan
59.664 269.000 0.24
rekam medis rawat jalan
3. Membuat slip
ketidaklengkapan rekam 59.664 706.125 0.1
medis rawat jalan
4. Analisis kualitas rekam
59.664 28.245 2.13
medis rawat jalan
5. Membuat laporan
kelengkapan rekam medis 13 11.298 0.17
(Periode Bulanan)
6. Entri data rekam medis
59.664 112.908 0.55
rawat jalan
7. Membuat laporan
kunjungan rekam medis
13 11.298 0.17
rawat jalan (Periode
Bulanan)
Jumlah Kebutuhan SDM 4 Tenaga

20
e) Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap
Tabel 3. 12 Kebutuhan SDM Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap
Kuantitas Beban Kebutuhan
No Kegiatan
Kegiatan Kerja SDM
1. a. Menerima rekam medis
dari bagian assembling
b. Membaca melihat
penulisan dan diagnosa
pada ringkasan masuk/
84.049 376.660 0.24
keluar
c. Mencari ke buku ICD 10
Volume 1 dan 3
d. Koding menggunakan
ICD 10 dan 9 CM
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga

f) Pelaporan dan Statistik


Tabel 3. 13 Kebutuhan SDM Pelaporan dan Statistik
Kuantitas Beban Kebutuhan
No Kegiatan
Kegiatan Kerja SDM
1. Rekapitulasi SHRI 12 11.298 0.17
2. Membuat laporan
efisiensi penggunaan 13 11.298 0.17
tempat tidur
3. Membuat grafik barber
13 11.298 0.17
johnson
4. Membuat laporan
13 11.298 0.17
SIRS online
5. Membuat laporan 12
11.298 0.17
surveilans
6. Membuat rekam medis
6.244 56.490 0.13
rawat inap
7. Membuat rekam medis
59.664 112.980 0.05
rawat jalan
8. Membuat laporan
kunjungan rekam 12 11.298 0.17
medis rawat jalan
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga

g) Penyimpanan
Tabel 3. 14 Kebutuhan SDM Penyimpanan
N Kuantitas Beba Kebutuhan
Kegiatan
o Kegiatan n Kerja SDM
1. Sortir Rekam Medis
6.244 342.363 0.04
rawat Inap
2. Menyimpan rekam
6.244 342.363 0.04
medis rawat inap
3. Mencari rekam medis
6.244 112.980 0.07
rawat inap
4. Sortir rekam medis
59.664 451.920 0.15
rawat jalan

21
5. Menyimpan rekam
59.664 564.900 0.12
medis rawat jalan
6. Mencari rekam medis
65.908 225.960 0.32
rawat jalan
7. Mencatat buku
peminjaman rekam
medis untuk 65.908 706.125 0.11
pengembalian rekam
medis
8. Distribusi rekam
medis ke poliklinik/ 65.908 171.181 0.42
IGD
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode WISN di atas,


didapatkan kebutuhan SDM pada kategori pendaftaran pasien rawat jalan
sebanyak 3 orang, pendaftaran pasien rawat inap sebanyak 1 orang,
pengolahan data rawat inap sebanyak 1 orang, pengolahan data rawat
jalan sebanyak 4 orang, koding penyakit sebanyak 1 orang, dan
pelaporan dan statistik sebanyak 1 orang. Akan tetapi, dilihat dari
keadaan rumah sakit sendiri ternyata dibutuhkan lebih dari 1 orang
petugas terutama untuk petugas pendaftaran rawat inap, filing,
assembling, analisis dan pelaporan.
Alokasi SDM untuk pengelolaan rekam medis di RSU Syifa Medika
sebagai berikut:
a. Kepala Instalasi Rekam Medis 1 orang
b. Koordinator Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap 1 Orang
c. Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan 4 Orang terdiri dari:
1) Shift pagi sebanyak 2 orang
2) Shift siang sebanyak 2 orang
d. Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Inap 4 Orang terdiri dari:
1) Shift pagi sebanyak 1 orang
2) Shift siang sebanyak 1 orang
3) Shift malam sebanyak 1 orang
4) Lepas dinas sebanyak 1 orang
e. Petugas Pengolahan Data Rawat Inap 2 Orang terdiri dari:
1) Assembling dan entry data sebanyak 1 orang
2) Analisis rekam medis rawat inap sebanyak 1 orang

22
f. Petugas Pengolahan Data Rawat Jalan 3 Orang terdiri dari:
1) Assembling rekam medis sebanyak 1 orang
2) Entry data sebanyak 1 orang
3) Analisis rekam medis rawat jalan sebanyak 1 orang
g. Petugas Penyimpanan Rekam Medis 4 Orang terdiri dari:
1) Shift pagi sebanyak 1 orang
2) Shift siang sebanyak 1 orang
3) Shift malam sebanyak 1 orang
4) Lepas dinas sebanyak 1 orang
h. Petugas Pelaporan dan Statistik 1 Orang

B. Pengorganisasian Unit Kerja Rekam Medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru


Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Syifa Medika Banjarbaru,
pengorganisasian di unit kerja rekam medis sebagai berikut :
Tabel 3. 15 Kualifikasi Tenaga Rekam Medis RSU Syifa Medika Banjarbaru
No Kegiatan Keterampilan Pengetahuan Pendidikam Jumlah Keterangan
1 Registrasi 1. Mempraktekkan 1. Sistem D4 1 Pendaftaran
dengan benar Pendaftaran Kebidanan Rawat Jalan
sistem registrasi yang baik
yang baik 2. Ilmu S1 1 Pendaftaran
2. Menetapkan komunikasi Keperawatan Rawat Jalan
sistem 3. Sistem rekam
penomoran medis yang S1 1 Pendaftaran
dengan benar baik Fisioterapi Rawat Jalan
3. Dapat
menerima SMA Pendaftaran
pasien dengan 1
Rawat Jalan
baik
4. Memiliki
S1
keterampilan
Kesehatan 1 Pendaftaran
komputer
Masyarakat Rawat Inap
dengan baik
S1 Ekonomi Pendaftaran
2
Rawat Inap

SMA Pendaftaran
1 Rawat Inap
2 Filing 1. Menetapkan 1. Sistem D3 RMIK 2 Petugas
sistem filing peminjaman Filing
dengan baik 2. Sistem
2. Memahami penjajaran
prosedur 3. Sistem
peminjaman penomoran
berkas 4. Sistem
pengembalian

23
rekam medis

24
14

3. Koding dan 1. Dapat 1. Terminologi D3 RMIK 2 Petugas


Indeksing berkomunikasi medis Koding
dengan baik 2. Ilmu Rawat Jalan
2. Menganalisa kesehatan dan
kelengkapan 3. Anatomi Petugas
koding 4. Patologi Koding
3. Mampu 5. Ilmu penyakit Rawat Inap
menggunakan 6. ICD 10 / ICD
ICD 10 dan 9
ICD 9 dengan
baik dan benar
4. Menguasai
ilmu
matematika
dasar
4 Casemix atau 1. Menguasai 1. Mencetak D3 RMIK 2 Petugas
JKN Ilmu Komputer SEP Casemix
5 Pengolahan 1. Menerapkan 1. Sistem D3 RMIK 1 Petugas
Data Rawat sistem assembling Assembling
Jalan, Rawat assembling 2. Sistem
Inap dan 2. Pembuatan analisis
Korespondensi surat-surat kuantitatif
keterangan 3. Ilmu
yang komunikasi
berhubungan 4. Surat
dengan rekam Keterangan
medis yang
berhubungan
dengan rekam
medis
6 Pelaporan 1. Menetapkan 1. Sistem D3 RMIK 1 Kepala
dan Monitoring sistem pelaporan Rekam
Instalasi pelaporan rumah sakit Medis
Rekam Medis dengan baik
2. Melaksanakan
pelaporan
dengan baik
3. Menguasai
ilmu komputer
7 Pelayanan 1. Memiliki 1. Ilmu S1 1 Petugas
Informasi keterampilan komunikasi Pendidikan Informasi
komputer
dengan baik SMA 1 Petugas
2. Dapat Informasi
menerima
pasien dengan
baik
Sumber: Instalasi Rekam Medis RSU Syifa Medika

Menurut Azwar (1996) dalam Budi (2011), manajemen dalam sebuah


organisasi memiliki beberapa fungsi yaitu, perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerak (actuating), dan pengontrolan
15

(controling). Organisasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja sama


antara dua orang atau lebih, sedemikian rupa sehingga segala kegiatan dapat
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk mencapainya dibutuhkan
manajemen yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Unit kerja rekam
medis sebagai salah satu organisasi pendukung kegiatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Untuk memperlancar pengelolaan kegiatan dalam unit rekam medis
dibentuk struktur organisasi rekam medis.
Organisasi unit kerja rekam medis merupakan bagian struktur organisasi
rumah sakit yang sangat kompleks. Kepala unit rekam medis mempunyai
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada atasannya
langsung. Kepala unit rekam medis mempunyai wewenang untuk mengatur
manajemen yang ada diunit rekam medis termasuk mengarahkan sumber daya
manusia di dalamnya seperti bagian assembling, pengkodean dan pengindekan,
penyimpanan berkas, pelaporan dan logistik pada bagian unit rekam medis (Budi,
2011).
Dalam fungsinya sebagai penggerak atau koordinasi, kepala rekam medis
berwenang untuk melakukan koordinasi dseluruh bagian di unit rekam medis dan
melakukan koordinasi dengan unit terkait agar kegiatan yang ada di unit rekam
medis dapat berjalan dengan lancar (Budi, 2011).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 377/MENKES/SK/III/2007
tentang standar profesi perekam medis, bahwa ada 2 kategori kompetensi yang
harus dimiliki perekam medis dan informasi kesehatan. Kategori tersebut adalah
kompetensi pokok dan kompetensi pendukung yang keduanya harus dimiliki oleh
seorang perekam medis dan informasi kesehatan untuk menjalankan tugas di
sarana pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, pengorganisasian di unit kerja
rekam medis RSU Syifa Medika Banjarbaru sudah sesuai dengan UU RI No. 36
Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan bagian pengorganisasian, karena jabatan
dan pendidikan formal sudah sesuai dengan bidang keahliannya yakni berasal dari
pendidikan D3 Rekam Medis, serta kegiatan yang dilakukan oleh petugas rekam
medis pada setiap jabatannya juga sesuai dengan data yang diberikan oleh pihak
RSU Syifa Medika Banjarbaru yang terdapat dalam tabel 3.15 tentang Kualifikasi
tenaga rekam medis RSU Syifa Medika.
16

Fungsi pengorganisasian di UKRM RSU Syifa Medika Banjarbaru telah


dijalankan, yaitu dengan adanya struktur organisasi serta pembagian kerja yang
dijelaskan dengan terperinci sehingga tenaga-tenaga UKRM mengetahui uraian
tugasnya masing-masing.
Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) RSU Syifa Medika
Banjarbaru, secara teknis sudah menguasai bidangnya masing-masing dan
mampu menguasai UKRM secara teknis dan sudah menjadi bagian fungsional.

C. Perencanaan Fasilitas di Unit Kerja RMIK


Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusiaa dalam kaitannya
dengan pekerjaan mereka. Upaya antara lain berupa menyelesaikan ukuran
tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu,
cahaya dan kelembapan bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia
(Depkes RI)
1. Tujuan Ergonomi
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secaratepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
2. Lingkungan Kerja
a. Lingkungan Kerja Panas
Menurut hasil penelitian bahwa pekerja yang bekerja selama 8 jam/hari
berturut-turut selama 6 minggu pada ruangan antara 32,02o C – 33,01 oC
menyebabkan kehilangan berat badan sebesar 4,23%.
b. Kebisingan di Tempat Kerja
Rata-rata adalah 85 dB untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8
jam/hari atau 40 jam seminggu.
c. Penerangan di Tempat Kerja
Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang- barang
kecil secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas penerangan
300 lux (1 lux = 0,001496 watt/m2).
17

d. Kualitas Udara
Ruang kerja yang terlalu padat penghuninya dan sistem AC yang kurang
terawat dengan sirkulasi udara yang kurang memadai akan dapat
menimbulkan resiko gangguan kesehatan.
3. Persyaratan Ruangan
a. Struktur bangunan harus kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan
terjadinya gangguan kecelakaan.
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
dan bersih.
c. Dinding bersih dan berwarna terang, langit-langit kuat, bersih, ketinggian
minimal 2.5-3 meter dari lantai.
d. Atap kuat dan tidak bocor
e. Luas jendela untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai
4. Aspek Argonomi
a. Suhu
Untuk suhu udara di ruangan berkisar antara 18-28 oC
b. Luas ruangan
Memadai untuk semua fasiltas dan luas rungan harus lebih 60% dari seluruh
luas fasilitas
c. Jarak
Antara fasilitas kerja harus memiliki jarak untuk alur kerja
d. Aman
Ruang kerja harus aman dari bahaya apapun juga, terutama ruang
penyimpanan
e. Pencahayaan
Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 300 lux
f. Debu
Ruang kerja harus bebas debu, terutama ruang penyimpanan
g. Vektor
Penyakit bebas dari binatang yang dapat menjadikan suatu perantara
penyakit pada manusia
5. Lokasi UKRM
Dipertimbangkan kebutuhan yang diberikan unit kerja agar lokasinya terpusat
yang menyelenggarakan (IFHRO/IFHIMA):
18

a. Layanan ang cepat untuk semua pasien, rawat inap, rawat jalan, dan rawat
darurat.
b. Mudah diakses oleh petugas medis dan petugas lain.

Perhitungan Fasilitas di Unit Kerja Rekam Medis:


1. Fasilitas yang terdapat di Unit Kerja Rekam Medis RSU Syifa Medika
Banjarbaru meliputi:
a. Perencanaan Fasilitas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan JKN
1) Fasilitas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan JKN
a) 2 Meja Loket
Meja 1 (3,9 m x 0,5 m)
Meja 2 (1,5 m x 0,5 m)
b) 5 buah kursi (0,5 m x 0,5 m)
c) 16 kursi tunggu pasien (0,5 m x 0,5 m)
2) Luas sarana pendaftaran rawat jalan(4.3 m x 2 m) = 8,6 m2
Spase ruangan (60% x 8,6 m2) = 5,16 m2
Luas ruangan kerja ( 8.6 m2 + 5,16 m2) = 13,76 m2 +
18,92 m2
Berdasarkan perhitungan di atas luas tempat pendaftaran rawat jalan
dan JKN di RSU Syifa Medika Banjarbaru yang dibutuhkan sebesar 18, 92
m2.
b. Perencanaan Fasilitas Pendaftaran Pasien Rawat Inap
1) Fasilitas Pendaftaran Pasien Rawat Inap
a) 1 buah Meja Loket (1,2 m x 0,7 m)
b) 3 buah kursi ( 0,5 m x 0,5 m)
2) Luas sarana pendaftaran rawat inap (2 m x 2 m) = 4 m2
Spase ruangan (60% x 4 m2) = 2,4 m2
Luas ruangan kerja (4 m2 + 2,4 m2) = 6,4 m2 +
8,8 m2
Berdasarkan perhitungan di atas luas tempat pendaftaran rawat inap
di RSU Syifa Medika Banjarbaru yang dibutuhkan sebesar 8,8m2.
c. Fasilitas Kepala Instalasi Rekam Medis
1) Fasilitas yang tersedia:
a) 2 buah meja (1,2 m x 0,7 m)
19

b) 2 buah kursi (0,5 m x 0,5 m)


c) 1 rak penyimpanan formulir (2,5 m x 0,5 m)
2) Luas sarana Kepala RM (5 m x 3,3 m) = 16,5 m2
Spase ruangan (60% x 16,5 m2) = 9,9 m2
Luas ruangan kerja (16,5 m2 + 9,9 m2) = 26,4 m2 +
36,3 m2
Berdasarkan perhitungan di atas luas tempat kepala instalasi rekam
medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru yang dibutuhkan sebesar 36,3 m2.
d. Fasilitas Ruang Filing
1) Fasilitas yang tersedia:
a) 32 rak penyimpanan (2 m x 1,4 m)
b) 1 buah meja (0,9 m x 0,5 m)
c) 1 buah kursi (0,5 m x 0,5 m)
2) Luas sarana ruang filing (8,7 m x 4,3 m) = 37,41 m2
Spase ruangan (60% x 37,41 m2) = 22,44 m2
Luas ruangan kerja (37,41 m2 + 22,44 m2) = 59,85 m2 +
82,29 m2
Berdasarkan perhitungan di atas luas tempat kepala instalasi rekam
medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru yang dibutuhkan sebesar 82,29
m2.
e. Total Luas Ruang Perencanaan UKRM
1) Tempat pendaftaran rawat jalan dan rawat inap = 27,72 m2
2) Tempat kepala instalasi rekam medis = 36,3 m2
3) Tempat filing = 82,29 m2 +
146,31 m2
Sehingga, dapat diketahui total luas ruangan pada instalasi rekam medis
RSU Syifa Medika Banjarbaru adalah sebesar 146.31 m2.
f. Total Luas Ruang UKRM dari RSU Syifa Medika Banjarbaru
1) Tempat pendaftaran rawat jalan dan rawat inap = 12,6 m2
2) Tempat kepala instalasi rekam medis = 16,5 m2
3) Tempat filing = 37,41 m2 +
66,51 m2
Sehingga, total keseluruhan ruang unit kerja rekam medis yang meliputi
tempat pendaftaran rawat jalan dan rawat inap, tempat kepala instalasi
20

rekam medis dan tempat filing sebesar 146,31 m2. Sedangkan luas
keseluruhan unit kerja rekam medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru
sebesar 66,51 m2 dan selisih dari perhitungan yang dilakukan adalah 79,8
m2. Sehingga masih diperlukan lagi penambahan luas ruang yang sesuai
dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang tersedia.
2. Perencanaan kebutuhan dalam jangka waktu 5 Tahun ke depan
a. Perencanaan kebutuhan rak kayu untuk 5 tahun ke depan
1) Pasien Rawat Jalan Baru = 26 pasien / hari
2) Pasien Rawat Jalan Lama = 99 pasien / hari
3) Pasien Rawat Inap = 20 pasien / hari
4) Satu Unit rak kayu terdiri dari 2 sub rak ke samping dan 5 sub rak ke atas
bawah
a) Panjang = 140 cm
b) Lebar = 30 cm
c) Tinggi = 200 cm
5) Ketebalan RM (5,5 cm / 7 ) = 0,78 cm
6) Kapasitas 1 sub rak ( 70 cm / 0,78 cm) = 90 RM/ Sub rak
7) Kapasitas 1 unit rak kayu= (5 x 90 RM) x 2
= 450 x 2
= 900 RM
b. Jumlah Rekam Medis dalam 5 Tahun ke depan
1) Rawat Jalan
= {(Tahun x Jumlah hari setahun x pasien rawat jalan baru) + Pasien
Rawat Jalan Lama}
= (5 x 365 x 26 pasien) + 99 Pasien
= 47.450 + 99
=47.549 RM
2) Rawat Inap
= (Tahun x Jumlah hari setahun x pasien rawat inap)
= (5 x 365 x 20 pasien)
=36.500 RM
c. Kebutuhan Rak Kayu
1) Rawat Jalan
= RM 5 Tahun / Kapasitas 1 unit rak kayu
21

= 47.549 RM / 900
= 53 rak kayu / 5 Tahun

2) Rawat Inap
= RM 5 Tahun / Kapasitas 1 Unit rak kayu
= 36.500 / 900
= 40.55
= 41 rak kayu / 5 Tahun
d. Kebutuhan Luas Ruang Filing dalam 5 Tahun
= Luas rak kayu x total kebutuhan rak dalam 5 tahun x 60% x luas ruang
filing yang ada
= 2,8 x 94 x 60% x 82,29
=12.995 m2
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah rak
kayu yang dibutuhkan dalam 5 tahun ke depan untuk rawat jalan berjumkah 53
rak, dan rawat inap berjumlah 41 rak. Dengan kebutuhan luas ruang filing yang
dibutuhkan untuk 5 tahun ke depan adalah sebesar 12. 995 m2.
BAB IV
MANAJEMEN MUTU REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

A. Quality Assurance Pelayanan Rekam Medis


Quality assurance (penjaminan mutu) adalah semua tindakan
terencana, sistematis dan di demonstrasikan untuk meyakinkan pelanggan
bahwapersyaratan yang di tetapkan “akan di jamin“ tercapai. Salah satu
elemen dari QA dan QC. Elemen yang lain yaitu: planing, organization for
quallity, estabilhised procedur, suplier selection, corrective action, document
control, training, audit dan management revie. Quality assurance lebih
berperan sebagai analisis sebagai perbaikan mutu produk dan datanya bisa di
peroleh dari data sampling orang QC atau feedback dari internal perusahaan
atau adanya quality complain dari luar perusahaan yaitu costumer.QA
biasanya juga berperan sebagai sertifikasi dari produk tersebut(Malling List
Migas Indonesia, Juni 2017).

PEMBAHASAN
Quality Assurance yang dilaksanakan di Rumah Sakit Syifa Medika
sudah berjalan dengan baik dalam hal pelayanan kepada pasien. Namun
dalam hasil analisis kuantitatif berkas rekam medis rawat inap, masih ada
yang kurang lengkap seperti :
a. Autentifikasi Penulisan
Pengisian tanda tangan masih ada yang kosong, terkadang tidak
dicantumkannya nama dokter dan masih terdapat coretan. Banyak
perawat ruangan yang lupa untuk mencantumkan tanggal dan jam pada
formulir-formulir tertentu.
b. Pengisian Identitas Pasien
Identitas pasien seperti nomor rekam medis, nama, dan tanggal
lahir rata-rata sudah lengkap dan terisi.

B. Konsep Manajemen Resiko di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Menurut Peraturan Pemerintah Republk Indonesia Nomor 50 tahun
2012 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah

12
bagian dari sistem manajemen perusahaan yang menyeluruh dalam rangka
pengontrolan yang terkait dengan kerja-kerja, efisien dan produktif. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan merupakan kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
1. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
a) Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukir, terstruktur dan terintegrasi
b) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan tidak berbahaya
c) Mencegah manajemen, pekerja / buruh, dan serikat pekerja / serikat
buruh
Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

Tabel 3.1 Resiko Pekerjaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

No. Pekerjaan Resiko Pengendalian


1. Pendaftaran  Kelelahan mata  Penempatan komputer
 Tension neck yang tepat
 Carpitunnel  Istirahat selingan sambil
syndrom menggerakan leher
 Tringger finger  Posisi jari sejajar
keyboard
 Penyediaan kursi
ergonomis atau dapat di
atur
2. Penyimpanan  Terjatuh  Penempatan penahan
 Low back pain antar filling saat di
 Terjepit roll o pack gunakan
 Terkilir  Menggunakan masker
 Gangguan  Pencahayaan yang cukup
 Pernafasan (300 lux )
 Dermatitis  Penyediaan topangan kaki
 Kelelahan mata yang stabil
 Suhu panas  Ventilasi /fan/AC
 kebakaran  Penyediaan APAR yang
sesuai

3. Peminjaman  Terjatuh  Penempatan penahanan


dan  Low back pain antar filling saat di

14
pengembalian  Terjepit di roll o gunakan
pack  Menungganakan masker
 Terkilir  Pencahayaan yang cukup
 Kejatuhan buku (300 lux )
dari atas meja  Penyediaan topangan
 Gangguan kaki yang stabil
pernapasan  Ventilasi /fan/AC
 Dermatitis  Menggunakan sarung
 Kelalahan mata tangan atau segera
 Suhu panas mengambil arsip yang
lama
PEMBAHASAN
Resiko pekerjaan di fasilitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit Syifa
Medika diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Resiko Pekerjaan di fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Syifa Medika

No. Pekerjaan Resiko Pengendalian


1. Pendaftaran  Kelelahan mata  Penempatan komputer
 Tension neck yang tepat
 Istirahat selingan sambil
menggerakan leher
2. Penyimpanan  Terjatuh  Penempatan penahan
 Low back pain antar filling saat di
 Terjepit rak gunakan
penyimpanan  Memakai masker
 Terkilir  Penyediaan APAR yang
 Debu yang bisa sesuai
mengganggu
pernafasan
 kebakaran
3. Peminjaman  Terjatuh  Penempatan penahanan
dan  Low back pain antar filling saat di
pengembalian  Terjepit rak gunakan
penimpanan  Menungganakan masker
 Terkilir  topangan kaki yang stabil
 Gangguan  Menggunakan sarung
pernapasan tangan atau segera
 Dermatitis mengambil arsip yang
lama
4. Distribusi  Kaki dan tangan  Menggunkan rak dorong
pegal atau hand lift bila perlu
5. Analisis RM  Low back pain  Penyediaan kursi
ergonomis dapat
diatur/moveable
6. Pelaporan  Low back pain  Penyediaan kursi
ergonomis dapat
diatur/moveable

15
C. Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes romor 129 tahun 2008 standar pelayanan minimal
adalah mengenai jenis dan persyaratan pelayanan dasar yang merupakan
persyaratan wajib yang diperoleh setiap warga minimal dan juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak pengukuran pelayanan minimum yang di berikan
oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
Jenis-jenis pelayanan yang ada di rumah sakit menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang pelayanan gawat darurat, pelayanan
rawat inap, pelayanan rawat jalan, pelayanan bedah, pelayanan persalinan darn
perinatalogi, pelayanan intensif, pelayanan radiologi, pelayanan Laberatorium
patologi klinik, Pelayanan Pelayanan medik, Pelayanan farmasi, Pelayanan gizi,
Pelayanan transfusi darah, Pelayanan keluarga miskin, Pelayanan rekam
medik.Pelayanan limbah, Pelayanan administrasi manajemen, Pelayanan
ambulance/kereta jenazah, pelayanan pemulasaran jenazah, Pelayanan laundry,
Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit, pencegahan pengendalian infeksi.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 pasal 21, komponen atau unsur dasar
pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:
1. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan
pelayanan.
2. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan,
baik persyaratan teknis maupun administratif.
3. Sistem, mekanisme dan prosedur
Tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pengaduan.
4. Jangka waktu penyelesaian
Jangka waktu yang diperluka untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
5. Biaya
Ongkos yang dikenakan kepada penerimaan layanan dalam mengurus
dan atau memperoleh pelayanan dari penyelenggaraan yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggaraan dan
masyarakat.

16
6. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
7. Sarana, prasarana, dan fasilitas
Peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pelayaan, termasuk peralutan dan fasilitas pelayanan, termasuk peralatan
dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.
8. Kompetensi pelaksanaan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksanaan meliputi
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman
9. Pengawasan Internal
Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan
langsung pelaksana.
10. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
11. Jumlah pelaksana
Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja.
12. Jaminan pelayanan
Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar
pelyanan.
13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
Memberikan kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari
bahaya, risiko, dan keagu-raguan.
14. Evaluasi kinerja pelaksana
Penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan standar pelayanan.
Unsur-unsur tersebut berkaitan satu sama lain untuk membentuk standar
pelayanan yang berhak diterima oleh setiap masyarakat secara minimal.
Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan maklumat pelayanan
yang merupakan pernyataan kesanggupan penyelenggara dalam melaksanakan
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.Maklumat
pelayanan yang dimaksud wajin dipublikasikan secara jelas dan luas.

17
Bagi rekam medis standar pelayanan minimal (SPM) adalah dapat
menyiapkan berkas rekam medis selengkapnya sesuai yang dibutuhkan dalam
waktu <10 menit.

PEMBAHASAN
Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syifa Medika
telah melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM), Rekam Medis sebagai
berikut :
1. Pencapaian SPM Rekam Medis
a. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah pelayanan. Standar
100%
b. Kelengkapan Informed Consent setelah mendapatkan informasi yang
jelas. Standar 100%
c. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medik Rawat Jalan. Standar <10
Menit
d. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medik Rawat Inap. Standar <15
Menit
Standar Pelayanan Minimal Rekam Medis yang ada di RS Syifa Medika
telah sesuai dengan teori dengan ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan hal wajib dasar yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal dan juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan
minimal yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.

1. Hasil Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Rekam Medis


Untuk menghitung presentase kelengkapan rekam medis dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Jumlah sampel yang lengkap
Presentase= x 100 %
Jumlah sampel

a. Identifikasi
Berdasarkan hasil observasi dari 5 berkas Rekam Medis berikut
data yang didapat :

18
Tabel 3.3 Identifikasi Formulir Assesmen Rawat Inap RSU Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


Jumla
No Identitas Pasien Jumlah Persentasi h Persentasi
1 Nama pasien 5 100% 0 0%
2 Tanggal lahir 5 100% 0 0%
3 Tanggal masuk 5 100% 0 0%
Jumlah 15 100% 0 0%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.4 Identifikasi Formulir Resume Medis pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


Identitas Jumla Jumla Persentas
No Pasien h Persentasi h i
1 Nama pasien 5 100% 0 0%
2 Tanggal lahir 5 100% 0 0%
3 Tanggal masuk 5 100% 0 0%
4 Tanggal keluar 5 100% 0 0%
Jumlah 20 100% 0 0%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.5 Identifikasi Formulir Informed Concent pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


Jumla Jumla
No Identitas Pasien h Persentasi h Persentasi
1 Nama pasien 4 80% 1 20%
2 Tanggal lahir 4 80% 1 20%
Jumlah 8 80% 2 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.6 Identifikasi Formulir Laporan Operasi pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


Jumla Jumla
No Identitas Pasien h Persentasi h Persentasi
1 Nama pasien 4 80% 1 20%
2 Tanggal lahir 4 80% 1 20%
Jumlah 8 80% 2 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.7 Identifikasi Formulir Anastesi pada RS Syifa Medika

19
Lengkap Tidak Lengkap
Jumla Jumla
No Identitas Pasien h Persentasi h Persentasi
1 Nama pasien 4 80% 1 20%
2 Tanggal lahir 4 80% 1 20%
Jumlah 8 80% 2 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Dari data hasil observasi di atas dari 5 berkas Rekam Medis


pasien yang dianalisis kuantitaif pada komponen identitas pasien yaitu
formulir assesmen dan formulir resume medis mempunyai kelengkapan
100%. Sedangkan pada formulir inform concent, formulir operasi, dan
formulir anastesi memiliki kelengkapan 80%.
b. Laporan Penting
Berdasarkan hasil observasi dari 5 berkas Rekam Medis berikut
data yang didapat :

Tabel 3.8 Laporan Penting Formulir Assesmen pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Laporan Penting
Jumlah Persentasi Jumlah Persentasi
1 Diagnosis kerja 2 40% 3 60%
2 Anamnesis 5 80% 0 20%
Riwayat penyakit
3 dan 5 100% 0 0%
pemeriksaan fisik
Jumlah 12 73% 3 27%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.9 Laporan Penting Formulir Resume Medis pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Laporan Penting
Jumlah Presentasi Jumlah Presentasi
1 Diagnosis 5 100% 0 0%
2 Operasi/Tindakan 5 100% 0 0%
Riwayat penyakit &
3 60% 2 40%
3 pemeriksaan fisik
4 Hasil Lab,dll 5 100% 0 0%
5 Terapi/Pengobatan 3 60% 2 40%
6 Anjuran 2 40% 3 60%
Jumlah 23 77% 7 23%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

20
Tabel 3.10 Laporan Penting Formulir Inform Consent pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Laporan Penting
Jumlah Presentasi Jumlah Presentasi
1 Diagnosis 5 100% 0 0%
2 Dasar diagnosis 4 80% 1 20%
3 Tindakan kedokteran 5 100% 0 0%
4 Indikasi Tindakan 5 100% 0 0%
5 Tata cara 5 100% 0 0%
6 Tujuan 5 100% 0 0%
7 Risiko & komplikasi 4 80% 1 20%
Prognosis/prognosis vital, prognosis
8 3 60% 2 40%
fungsi &prognosis kesembuhan
Alternatif & Resiko/pilihan pengobatan/
9 2 40% 3 60%
penatalaksanaan
10 Resultasi 2 40% 3 60%
Jumlah 40 80% 10 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.11 Laporan Penting Formulir Operasi pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Laporan Penting Presentas
Jumlah Presentasi Jumlah i
1 Diagnosis pre operasi 5 100% 0 0%
2 Diagnosis pasca operasi 4 80% 1 20%
3 Jenis operasi 5 100% 0 0%
Jumlah 14 93% 1 7%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.12 Laporan Penting Formulir Anastesi pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Laporan Penting Jumla Presentas Jumla Presentas
h i h i
1 Tehnik anastesi 4 80% 1 20%
2 Jenis anastesi 4 80% 1 20%
3 Pramedikasi 0 0% 5 100%
4 Medikasi 4 80% 1 20%
Jumlah 12 60% 8 40%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Dari data hasil observasi di atas dari 5 berkas Rekam Medis


pasien yang dianalisis kuantitaif pada komponen laporan penting yaitu
formulir anastesi mempunyai kelengkapan 60%, formulir asessmen

21
mempunyai kelengkapan 73%, formulir resume medis mempunyai
kelengkapan 77%,formulir inform consent mempunyai kelengkapan 80%,
dan formulir operasi mendekati diisi dengan lengkap yaitu mempunyai
kelengkapan 93%.
c. Autentikasi
Berdasarkan hasil observasi dari 5 berkas Rekam Medis berikut
data yang didapat :
Tabel 3.13 Autentikasi Formulir Assesmen pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


N
Autentikasi Jumla Presentas Jumla Presentas
o
h i h i
1 Nama Dokter 2 40% 3 60%
Tanda Tangan
2 Dokter 2 40% 3 60%
Jumlah 4 40% 6 60%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.13 Autentikasi Formulir Resume Medis pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Autentikasi Jumla
h Presentasi Jumlah Presentasi
1 Nama Dokter 3 60% 2 40%
2 Tanda Tangan Dokter 5 100% 0 0%
3 Nama pasien/keluarga 4 80% 1 20%
4 Tanda Tangan pasien/keluarga 4 80% 1 20%
Jumlah 16 80% 4 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.14 Autentikasi Formulir Inform Concent pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Autentikasi Jumla
h Presentasi Jumlah Presentasi
1 Nama Dokter 3 60% 2 40%
2 Tanda Tangan Dokter 3 60% 2 40%
3 Nama pasien/keluarga 5 100% 0 0%
4 Tanda Tangan pasien/keluarga 5 100% 0 0%
Jumlah 16 80% 4 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.15 Autentikasi Formulir Operasi pada RS Syifa Medika

22
Lengkap Tidak Lengkap
N
Autentikasi Jumla Presentas Jumla Presenta
o
h i h si
1 Nama Dokter 3 60% 2 40%
2 Tanda Tangan Dokter 5 100% 0 0%
Jumlah 8 80% 2 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.16 Autentikasi Formulir Anastesi RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


N
Autentikasi Jumla Presentas Jumla Presenta
o
h i h si
1 Nama Dokter 3 60% 2 40%
2 Tanda Tangan Dokter 5 100% 0 0%
Jumlah 8 80% 2 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Dari data hasil observasi di atas dari 5 berkas Rekam Medis


pasien yang dianalisis kuantitaif pada komponen autentikasi yang hampir
mendekati kelengkapan 100% yaitu formulir resume medis, formulir
inform consent, formulir operasi, dan formulir anastesi dengan
kelengkapan 80%. Sedangkan formulir asessmen memiliki kelengkapan
40%.
d. Pencatatan Yang Baik
Berdasarkan hasil observasi dari 5 berkas Rekam Medis berikut
data yang didapat :

Tabel 3.17 Pencatatan yang Baik Formulir Assesmen pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Pencatatan yang baik Jumla
h Presentasi Jumlah Presentasi
1 Tidak ada coretan 5 100% 0 0%
2 Tidak ada tipe-x 5 100% 0 0%
3 Tidak ada bagian kosong 2 40% 3 60%
Jumlah 12 80% 3 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.18 Pencatatan yang Baik Formulir Resume Medis pada RS Syifa
Medika

23
Lengkap Tidak Lengkap
No Pencatatan yang baik
Jumlah Presentasi Jumlah Presentasi

1 Tidak ada coretan 5 100% 0 0%

2 Tidak ada tipe-x 5 100% 0 0%

3 Tidak ada bagian kosong 0 0% 5 100%

Jumlah 10 67% 3 33%

Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika


Tabel 3.19 Pencatatan yang Baik Formulir Inform Consent pada RS Syifa
Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Pencatatan yang baik
Jumlah Presentasi Jumlah Presentasi

1 Tidak ada coretan 5 100% 0 0%

2 Tidak ada tipe-x 5 100% 0 0%

3 Tidak ada bagian kosong 2 40% 3 60%

Jumlah 12 80% 3 20%

Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.20 Pencatatan yang Baik Formulir Operasi pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Pencatatan yang baik
Jumlah Presentasi Jumlah Presentasi

1 Tidak ada coretan 4 80% 1 20%

2 Tidak ada tipe-x 5 100% 0 0%

3 Tidak ada bagian kosong 2 40% 3 60%

Jumlah 11 73% 4 27%

Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Tabel 3.21 Pencatatan yang Baik Formulir Anastesi pada RS Syifa Medika

Lengkap Tidak Lengkap


No Pencatatan yang baik
Jumlah Presentasi Jumlah Presentasi

24
1 Tidak ada coretan 4 80% 1 20%

2 Tidak ada tipe-x 5 100% 0 0%

3 Tidak ada bagian kosong 0 0% 5 100%

Jumlah 9 60% 6 40%

Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika

Dari data hasil observasi di atas dari 5 berkas Rekam Medis


pasien yang dianalisis kuantitaif pada komponen pencatatan yang baik
formulir asessmen dan formulir inform consent memiliki kelengkapan
80%, formulir operasi 73%, formulir resume medis 67%, dan formulir
anastesi 60%.
Maka dapat disimpulkan berdasarkan data hasil analisis yang
dilakukan didapatkan bahwa kelengkapan pengisian formulir di RS Syifa
Medika Banjarbaru masih belum lengkap.

D. Akreditasi Rumah Sakit (Standar KARS 2012)


Akreditas rumah sakit adalah salah satu pengakuan yang diberikan
pemerintah pada manajemen rumah sakit karena telah memenuhi standar yang
ditepatkan. Adapun tujuan akreditas rumah sakit adalah meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat indonesia
uang semakin selektif dan berhak mendapatkan pelayan yang bermutu. Dengan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkakan dapat mengurangi minat
masyarakat untuk berobat keluar negri sesuai dengan undang – undang No. 44
Tahun 2009 tetang Rumah Sakit.Pasal 40 ayat 1 menyatakan bahwa dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditas secara
berkala.
Dengan rangka peningkatan mutu tersebut maka diperlukan suatu
standar yang dapat dijadikan acuan bagi seluruh rumah sakit dan stake holder
terkait dalam melaksanakan pelayanan dirumah sakit malalui proses akreditas.
Disamping itu sistem akreditas yang pernah dilaksanakan sejak tahun 1995
dianggap perlu untuk dilakukan perubahan mengingat berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga dibutuhkannya standar akreditas rumah

25
sakit ini.Perubahan tersebut menyebabkan ditetapkannya kebijakan akreditas
rumah sakit menuju standar internasional. Dalam hal ini kementrian kesehatan
memilih akreditas dengan sistem join communission Internasional (JCI) karena
lembaga akreditasi tersebut merupakan badan yang pertama kali terakreditas
oleh Internasional .
Standar ini akan di evaluasi kembali dan akan dilakukan perbaiakan
apabila ditemukan hal – hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit di indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang
dimulai hanya 5 pelayanan. Standar mutu rumah sakit dapat berbeda tergantung
beberapa pelayanan akreditas yang diikuti.Hal ini dilakukan sejalan dengan visi
KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) untuk menjadi badan akreditasi
berstandar.
Standar ini akan di evaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal – hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang dimulai hanya
5 pelayanan. Standar mutu rumah sakit dapat berbeda tergantung beberapa
pelayanan akreditasi yang diikuti. Hal ini dilakukan sejalan dengan visi KARS
(komisi Akreditasi Rumah Sakit) untuk menjadi badan akreditasi berstandar
internasional, serta untuk memenuhi tuntunan undang – undang tahun 2009
tentang rumah sakit yang mewajibkan seluruh ruamah sakit di indonesia untuk
meningkatkan mutu pelayanan melalui akreditasi.
Berdasarkan standar akreditasi versi 2007, terdapat tiga tahapan dalam
pelaksanaan akreditasi yaitu :akreditasi tingkat dasar, akreditasi tingkat lanjut
serta akreditasi tingkat lengkap.

1. Akreditasi tingkat dasar menilai lima kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu:
Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Gawat Darurat dan Rekam Medik.
2. Akreditasi tingkat lanjut menilai 12 kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu:
pelayanan yang diakreditasi tingkat dasar ditambah Farmasi, Radiologi,
Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi, Pelayanan Resiko Tinggi, Laboratorium
serta Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3).

26
3. Akreditasi tingkat lengkap menilai 16 kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu:
pelayanan yang diakreditasi tingkat lanjut ditambah Pelayanan Intensif,
Pelayanan Tranfusi Darah, Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Pelayanan Gizi.
Rumah sakit boleh memilih akan melaksanakan akreditasi tingkat dasar (5
pelayanan), tingkat lanjut (12 pelayanan) atau tingkat lengkap (16 pelayanan)
tergantung kemampuan, kesiapan dan kebutuhan rumah sakit baik pada saat
penilaian pertama kali atau penilaian ulang setelah terakreditasi. Berdasarkan
standar akreditasi versi 2007 ini, sertifikasi yang diberikan kepada rumah sakit
berupa: tidak terakreditasi, akreditasi bersyarat, akreditasi penuh dan akreditasi
istimewa. Tidak terakreditasi artinya hasil penilaian mencapai 65% atau salah satu
kegiatan pelayanan hanya mencapai 60%.Akreditasi bersyarat artinya penilaian
mencapai 65% - 75% dan berlaku satu tahun.Akreditasi penuh artinya hasil
penilaian mencapai 75% dan berlaku selama 3 tahun.Akreditasi istimewa diberikan
apabila dalam tiga tahun berturut-turut rumah sakit mencapai nilai terakreditasi
penuh dan status ini berlaku selama 5 tahun.Rumah sakit wajib melaksanakan
akreditasi minimal 6 bulan setelah SK perpanjangan izin keluar dan 1 tahun
setelah SK izin operasional.
Manfaat implementasi standar akreditasi versi 2007 ini terutama ditujukan
bagi penerima layanan kesehatan, pasien.Selain bermanfaat bagi pasien,
akreditasi juga bemanfaat bagi petugas kesehatan di rumah sakit, bagi rumah
sakit itu sendiri, bagi pemilik rumah sakit dan bagi perusahaan asuransi.Bagi
tenaga kesehatan di rumah sakit, akreditasi berfungsi untuk menciptakan rasa
aman bagi mereka dalam melaksanakan tugasnya. Mereka akan merasa aman
karena sarana dan prasarana yang tersedia di rumah sakit sudah memenuhi
standar sehingga tidak akan membahayakan diri mereka. Selain itu, sarana dan
prasarana yang sesuai standar juga sangat membantu mempermudah proses
kerja mereka. Bagi rumah sakit, akreditasi bermanfaat sebagai alat untuk
negosiasi dengan pihak ketiga misalnya asuransi atau perusahaan.Dalam hal ini,
akreditasi bisa dibilang berfungsi sebagai salah satu alat berpromosi.Bagi pemilik
rumah sakit, akreditasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur kinerja pengelola
rumah sakit.Sedangkan bagi perusahaan asuransi, akreditasi bermanfaat sebagai
acuan dalam memilih dan mengadakan kontrak dengan rumah sakit. Perusahaan

27
asuransi enggan mempertaruhkan nama baiknya dihadapan kliennya dengan

memilih rumah sakit berpelayanan buruk.

Dalam penerapannya, standar akreditasi versi 2007 memiliki banyak


kekurangan. Seperti dilansir dalam situs Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS),
standar akreditasi versi 2007 lebih berfokus pada penyedia layanan kesehatan
(rumah sakit), kuat pada input dan dokumen namun lemah dalam implementasi
dan dalam proses akreditasi kurang melibatkan petugas. Untuk menutupi
kekurangan ini, KARS mengembangkan standar akreditasi versi 2012. Standar
akreditasi versi 2012 ini memiliki kelebihan yaitu lebih berfokus pada pasien; kuat
dalam porses, output dan outcome; kuat pada implementasi serta melibatkan
seluruh petugas dalam proses akreditasinya. Dengan adanya perbaikan ini
diharapkan rumah sakit yang lulus proses akreditasi versi 2012 ini benar-benar
dapat meningkatkan mutu pelayanannya dengan lebih berfokus pada keselamatan
pasien.
Manfaat langsung dari implementasi standar akreditasi versi 2012 adalah
rumah sakit akan lebih mendengarkan keluhan pasien dan keluarganya. Rumah
sakit akan lebih "lapang dada" menerima kritik dan saran dari pasien dan
keluarganya, tidak lagi menjadi pihak yang selalu benar. Rumah sakit juga akan
lebih menghormati hak-hak pasien dan melibatkan pasien dalam proses
perawatan sebagai mitra. Dalam hal ini, pasien dan keluarganya akan diajak
berdiskusi dalam menentukan perawatan terbaik sesuai kondisi pasien saat ini.
Implementasi standar akreditasi versi 2012 juga diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit telah melakukan upaya peningkatan
mutu pelayanan berdasar keselamatan pasien. Selain itu, implementasi standar
akreditasi versi 2012 juga akan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
efisien sehingga berkontribusi terhadap kepuasan karyawan. Rumah sakit yang
telah lulus akreditasi versi 2012 akan memiliki modal negosiasi dengan
perusahaan asuransi kesehatan dan sumber pembayar lainnya dengan
lengkapnya data tentang mutu pelayanan rumah sakit. Implementasi standar
akreditasi versi 2012 akan dapat menciptakan budaya belajar dengan adanya
sistem pelaporan yang tepat dari kejadian yang tidak diharapkan di rumah sakit.
Manfaat lain dari implementasi standar akreditasi versi 2012 adalah terbangunnya

28
kepemimpinan kolaboratif yang menetapkan kualitas dan keselamatan pasien
sebagai prioritas dalam semua tahap pelayanan.
Untuk mendapatkan tingkat kelulusan akreditasi yang baik, diperlukan
adanya kerja sama antar semua pihak di rumah sakit. Semua staf rumah sakit,
mulai dari pimpinan puncak sampai staf lapis terbawah harus memiliki semangat
yang sama dalam mewujudkannya. Pimpinan puncak hingga ke staf lapisan
bawah harus memiliki pemahaman yang sama mengenai alasan dilaksanakannya
akreditasi. Jangan sampai ada pihak yang menganggap bahwa akreditasi ini akan
menjadi beban yang menambah-nambah kerjaan mereka karena harus bekerja
sesuai standar-standar akreditasi. Sejatinya, standar-standar yang dijadikan
komponen penilaian dalam survey akreditasi adalah untuk dipenuhi dan
diimplementasikan dalam jangka panjang bukan hanya pada saat survey
akreditasi. Dengan adanya kerjasama dan semangat yang sama tinggi dari semua
pihak di rumah sakit, bukan hal mustahil akan terciptanya layanan kesehatan
berkualitas tinggi yang langgeng bagi masyarakat.
Akreditasi rumah sakit 2012 secara resmi telah diluncurkan pada 1 maret
2012 oleh Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Setia Ningsih, MPH.Dr.PH
bertepatan dengan acara Rapat Kerja Kesehatan nasional 2012. Dengan
demikian, dimulailah era baru akreditasi rumah sakit di Indonesia.
Untuk versi 2012 ini KARS mengadopsi standar akreditasi rumah sakit
versi JCI (Joint Commision International) ditambah 3 poin MDG’s (Millenium
Development Goals) ke-3 poin itu adalah :
1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu
2. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS
3. Penurunan angka kesakitan TB
Sertifikat rumah sakit no. KARS-SERT/607/VI/2012 sertifikat ini
diberikan sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar
pelayanan rumah sakit yang meliputi : administrasi dan manajemen,
pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, dan
rekam medis, dengan status akreditasi tingkat dasar.

PEMBAHASAN
Rumah Sakit Syifa Medika telah terakreditasi dengan tingkat Lulus Perdana
periode 2018-2021 yaitu Pokja KKS, SKP, PPI, dan HPK. Pada tahun 2021, Rumah

29
Sakit Syifa Medika akan melakukan akreditasi berikutnya dengan target kelulusan
yaitu paripurna yaitu untuk 15 Pokja.
Pada akreditasi Rumah sakit memilik beberapa standar salah satunya adalah
MIRM (Manajemen Informasi dan Rekam Medis). MIRM terdiri dari beberapa standar
yaitu :
1. Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) harus
mengacu PERPU.
a. Elemen Penilaian MIRM 1
1) Terdapat unit kerja yang mengelola SIMRS. (R)
2) Sumber daya manusia dalam unit kerja SIMRS yang memiliki kompetensi
dan sudah terlatih. (D,W)
b. Elemen Penilaian MIRM 1.1
1) Terdapat regulasi tentang pengelolaan data dan informasi. (R) – SIMRS
pada Permenkes 1171/2015
2) Data serta informasi klinik dan manajerial diintegrasikan sesuai dengan
kebutuhan untuk mendukung pengambilan keputusan. (D,W)
2. Standar MIRM 2
a. Elemen Penilaian MIRM 2
1) Proses perencanaan kebutuhan informasi melibatkan :
a) para profesional pemberi asuhan (PPA);
b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan;
c) badan/pihak lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau
informasi tentang operasional dan pelayanan rumah sakit.
2) Proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan
perundang-undangan. (D,W)
3) Perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit.
(D,W)
3. Standar MIRM 3
a. Elemen Penilaian MIRM 3
1) Dalam membangun sistem informasi rumah sakit melibatkan profesional
pemberi asuhan (PPA). (D,W)
2) Dalam membangun sistem informasi rumah sakit melibatkan kepala
bidang/divisi dan kepala unit pelayanan. (D,W)

30
4. Standar MIRM 4
a. Elemen Penilaian MIRM 4
1) Rumah sakit menyediakan kumpulan data (D,W) :
a) Data mutu dan insiden keselamatan pasien
b) Data surveilans infeksi;
c) Data kecelakaan kerja. untuk PPA, kepala bidang/divisi, dan
kepala unit pelayanan
2) Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di
luar rumah sakit sesuai PERPU. (D,W)
5. Standar MIRM 5
a. Elemen Penilaian MIRM 5
1) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung asuhan pasien. (D.W)
2) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung manajemen rumah sakit. (D,W)
3) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung program manajemen mutu. (D,W)
4) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung pendidikan dan penelitian. (D,W)
6. Standar MIRM 6
a. Elemen Penilaian MIRM 6
1) Data dan informasi disampaikan sesuai kebutuhan pengguna. (D,W)
2) Pengguna menerima data dan informasi dalam format yang sesuai
dengan yang dibutuhkan. (D,W)
3) Pengguna menerima data dan informasi tepat waktu. (D,W)
4) Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya. (D,W)
7. Standar MIRM 7
a. Elemen Penilaian MIRM 7
1) Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapat kan informasi ilmiah
terkini & informasi lain secara tepat waktu utk mendukung asuhan pasien
(R,D,W)

31
2) Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan Informasi ilmiah
terkini & informasi lain secara tepat waktu utk mendukung pendidikan
klinik. (R,D,W)
3) Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapat kan informasi ilmiah
terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung penelitian
(R,D,W)
4) Rumah sakit menyediakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi
ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung
manajemen. (R,D,W)
8. Standar MIRM 8
a. Elemen Penilaian MIRM 8
1) Terdapat unit kerja yang mengelola rekam medis yang memiliki regulasi
dan program untuk mengelola rekam medis sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan. (R) dalam UU No.44/2009 dan Perpres 77/2015.
2) Organisasi pengelola rekam medis dipimpin tenaga rekam medis yang
memiliki kompetensi dan kewenangan mengelola rekam medis sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan. (D, W) dalam Stanpro,
Permenkes 377/2007, Kewenangan PMIK, Permenkes 55/2013 dan
Jabfung PM, Permenpan 30/2013.
3) Tersedia tempat penyimpanan rekam medis yang menjamin keamanan
dan kerahasiaan rekam medis. (D,O,W).
9. Standar MIRM 9
a. Hak Akses
1) Tenaga kesehatan adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan
langsung kepada pasien (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014).
a) Tenaga Kesehatan Profesional Pemberi Asuhan Pasien diposisikan
mengelilingi pasien
b) Kompetensi yang memadai
c) Berkontribusi setara dalam fungsi profesinya
d) Tugas mandiri, kolaboratif, delegatif, bekerja sebagai satu kesatuan
memberikan asuhan yang terintegrasi.
2) Interprofesional (Interprofessionality)
a) Kolaborasi interprofesional (Interprofessional Collaboration)
b) Edukasi Interprofesional (Interprofessional Education

32
c) Kolaborasi Kompetensi Praktis Interprofesional (Interprofessional
Collaborative Practice Competency)
3) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah Pemimpin Klinis
(Clinical Leader)
a) DPJP melakukan koordinasi, sintesis, review dan mengintegrasikan
asuhan pasien
4) Personalisasi Asuhan (Personalized Care) & BPIS (Bila Pasien Itu Saya)
a) Keputusan klinis selalu diproses berdasarkan juga nilai-nilai pasien
b) Setiap Dr memperlakukan pasiennya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan
10. Standar MIRM 10
a. Penyimpanan, pemusnahan, dan kerahasiaan (Permenkes 269 tahun 2008)
1) Pasal 8
a) Rekam medis pasien rawat wajib disimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan.
b) Setelah batas waktu 5 (Lima) tahun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilampui, Rekam medis dapay dimusnahkan kecuali
ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medic.
c) Ringkasan pulang dan persetujan tindakan medic sebagaimana
dimaksud pada (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
d) Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan, ayat (3), dilaksanakan oleh petugas
yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
2) Pasal 9
a) Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit
wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
b) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampui,
rekam medis dapat dimusnahkan.
11. Standar MIRM 11
a. Sistem Manajemen Dokumen
1) RM Non Elektronik

33
a) Dokumen kertas dialihmediakan ke bentuk digital, kemudian disimpan
di dalam server, dikelola oleh alat penyimpan.
2) RM Elektronik
a) Dapat mengakses dokumen yang sama secara bersamaan dengan
hak akses yang berbeda.
12. Standar MIRM 12
a. Regulasi
1) Standardisasi kode diagnosis
2) Standardisasi Prosedur/Tindakan Kedokteran
3) Definisi dan simbol yang digunakan & yang tidak boleh digunakan
4) Daftar singkatan yang digunakan dan yang tidak boleh digunakan.
13. Standar MIRM 13
a. Pengelolaan RM
1) Sub sistem penyimpanan
a) Penyimpanan
b) Pengambilan
c) Penomoran
d) Penjajaran
e) Pengendalian / telusur RM
f) Retensi dan Pemusnahan
2) Asembling / Penataan RM ( RJ, RI dan GD dan hasil pemeriksaan
penunjang)
3) Monitoring pengisiannya ( AKPLRM)
14. Standar MIRM 13.1
a. Informasi dalam RM
1) Identifikasi pasien (semua Formulir)
2) Diagnosis ( RMK, CPPT, Ringkasan Plg)
3) Justifikasi asuhan dan pengobatan ( CPPT)
4) Pemberian dan hasil pengobatan (Lembar Tindakan, Lembar Pengobatan,
hasil penunjang)
5) Monitoring MPP  Case Manajer dan atau Ka.Ru
b. Elemen Penilaian MIRM 13.1
1) Ada regulasi tentang isi spesifik dari rekam medis pasien yang ditentukan
oleh RS untuk kesinambungan asuhan oleh PPA. (R).

34
2) Rekam Medis berisi informasi yang memadai untuk mengidentifikasi
pasien
3) ekam Medis berisi informasi yang memadai untuk mendukung Diagnosis
(D,O/S)
4) Rekam Medis berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi
asuhan dan pengobatan (D,O/S)
5) Rekam Medis berisi informasi yang memadai untuk mendokumentasikan
pemberian dan hasil pengobatan (D,O/S)
6) Aktifitas Manajer Pelayanan Pasien (MPP) dicatat dalam RM (D,O/S,W)
15. Standar MIRM 13.1.1
a. Elemen Penilaian MIRM 13.1.1
1) Terdapat regulasi tentang RM pasien gawat darurat yang memuat waktu
kedatangan dan keluar pasien, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari
gawat darurat, dan instruksi tindak lanjut asuhan. (R)
2) Rekam medis pasien gawat darurat memuat waktu kedatangan dan keluar
dari unit pelayanan gawat darurat.(D,O/S)
3) Rekam medis pasien gawat darurat memuat ringkasan kondisi pasien saat
keluar dari unit pelayanan gawat darurat.(D,O/S)
4) Rekam medis pasien gawat darurat memuat instruksi tindak lanjut asuhan.
(D,O/S)
16. Standar MIRM 13.2
a. Elemen Penilaian MIRM 13.2
1) Terdapat regulasi yang menetapkan individu yang berwenang mengisi
rekam medis dan memahami cara melakukan koreksi.(R)
2) Terdapat bukti yang mengisi RM hanya individu yang mendapat otoritas
untuk mengisi rekam medis.(D,W)
3) Terdapat bukti individu yang berwenang mengisi rekam medis dan
memahami cara melakukan koreksi.(O/S,W)
17. Standar MIRM 13.3
Setiap profesional pemberi asuhan (PPA) yang mengisi rekam medis menulis
identitas setelah pencatatan dibuat. Maksud dan Tujuan MIRM 13.3 untuk
Terdapat proses untuk menjamin bahwa hanya profesional pemberi asuhan
(PPA) yang diberi kewenangan yang mengisi rekam medis pasien dan bahwa

35
setiap pengisian ditulis tanggal dan jam, serta identifikasi profesional pemberi
asuhan (PPA) berupa nama jelas dan tandatangan/paraf.
a. Elemen Penilaian MIRM 13.3
1) Pada setiap pengisian rekam medis dapat diidentifikasi dengan jelas PA
yang mengisi. (D,O)
2) Tanggal dan jam pengisian rekam medis dapat diidentifikasi. (D,O)
18. Standar MIRM 13.4
a. Elemen Penilaian MIRM 13.4
1) Rumah sakit menetapkan individu atau tim yang melakukan review rekam
medis secara berkala. (R)
2) Rekam medis pasien di-review secara berkala. (D,W)
3) Review menggunakan sampel yang mewakili. (D,W)
4) Fokus review adalah pada ketepatan waktu, keterbacaan, dan
kelengkapan rekam medis. (D,W)
5) Proses review termasuk isi rekam medis harus sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan. (D,W)
6) Proses review termasuk rekam medis pasien yang masih dirawat dan
pasien yang sudah pulang. (D,W)
7) Hasil review dilaporkan secara berkala kepada direktur rumah sakit. (D,W)
19. Standar MIRM 14
a. Elemen Penilaian MIRM 14
1) Terdapat regulasi mengenai privasi dan kerahasiaan informasi terkait data
pasien dan hak akses terhadap isi rekam medis berdasar atas peraturan
perundang-undangan. (R)
2) Terdapat bukti regulasi dilaksanakan. (D, W)
3) Kepatuhan pelaksanaan regulasi dimonitor. (D,W)
20. Standar MIRM 15
a. Isi Ringkasan Pulang
1) Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan diagnostik
2) Indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain
3) Prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan.
4) Obat yang diberikan, termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit.
5) Kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang rumah sakit

36
6) Instruksi tindak lanjut, serta dijelaskan dan di TTD oleh pasien dan
keluarga

Standar MIRM pada tahun 2021 sedang dilakukan penyusunan


Regulasi, Dokumen untuk persiapan Akreditasi yang akan diselenggarakan
pada bulan oktober tahun 2021 dalam mencapai hasil Akreditasi Paripurna di
RSU Syifa Medika.

37
BAB V
KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT MASALAH-MASALAH YANG
BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIS (KKPMT)

Teori :

A. Alur dan Prosedur Klasifikasi Penyakit


Alur Klasifikasi Penyakit menurut ICD 10 Volume II tahun 2004 WHO
Geneva :

Menentukan jenis penyakit


yang akan dikode

Tentukan Lokasi Baca semua catatan Baca semua term


Lead Term yang terdapat didalam
dibawah lead term parantheses

Setelah lead term (bisa


mempengaruhi kode
Ikuti dengan hati-hati setiap sampai semua kata
rujukan silang “SEE” dan didalam diagnosis telah
“SEE ALSO” didalam diperhatikan
indeks

Rujuk daftar tabulasi


Tentukan Kode
(volume I) untuk
memastikan kode yang
dipilih

Pedomani setiap term.


Inklusi di bawah judul
bab, blok atau kategori

Gambar 3.2 Alur klasifikasi penyakit menurut ICD 10 Volume II tahun 2004 WHO
Geneva

38
Keterangan :
a. Lead term : Keberadaan kata sebelah paling kiri dan menjadi
kata kunci untuk kata-kata dibawah ini.
b. Parantheses : Dua tanda kurung.
c. SEE : Kata memberi tahu penentu kode untuk melihat
istilah lain.
d. SEE ALSO : Berarti harus mencari lebih lanjut di indeks yaitu

bila turunan Lead Term .Sistem klasifikasi penyakit adalah sistem yang
mengelompokkan penyakit-penyakit dan prosedur-prosedur yang sejenis ke dalam
satu grup nomor kode penyakit dan tindakan yang sejenis. International Statistical
Classification Of Diseases and Related Problems (ICD) dari WHO, adalah sistem
klasifikasi yang komprehensif dan diakui secara internasional
(Irmawan,Sabar,Nita,2014).

Banyak sistem klasifikasi yang sudah dikenal di Indonesia, namun demikian


sesuai peraturan DepKes, sistem klasifikasi yang harus digunakan sejak tahun 1996
sampai saat ini adalah ICD 10 dari WHO (Klasifikasi Statistik Internasinal mengenai
Penyakit dan Masalah yang berhubungan dengan kesehatan, Revisi Kesepuluh),
sedangkan sistem klasifikasi yang lain-lain masih tahap pengenalan
(Irmawan,Sabar,Nita,2014).

Sistem klasifikasi memudahkan pengaturan pencatatan, pelaporan,


penyimpanan, pengambilan, dan analisis kesehatan. Terlebih lagi, sistem ini juga
membantu pengembangan dan penerapan sistem pencatatan dan pengumpulan data
pelayanan klinis pasien secara manual dan elektronik (Irmawan,Sabar,Nita,2014).

B. Sistem Reproduksi dan Perinatal


Sistem reproduksi pada manusia dapat mengalami gangguan, baik yang
disebabkan oleh penyakit atau kelainan. Gangguan pada sistem reproduksi
manusia dapat menyerang baik pria maupun wanita. Namun ada beberapa
penyakit yang hanya menyerang pria atau wanita. (Irmawati dan Garmelia,
2018).

Perinatal adalah periode 22 minggu setelah masa gestasi dan berakhir


tujuh hari setelah kelahiran. Pengakajian segera setelah lahir sangat penting

39
dilakukan, untuk mengetahui keberhasilan penyesuaian bayi dari kehidupan
intrauterine (dalam uterus) ke ekstrauterine (dunia). (Irmawati dan Garmelia,
2018).

C. Kelainan Konginetal, Malformasi, Deformasi, Abnormalitas Kromosom


Malformasi kongenital, anomali kongenital, atau cacat lahir merupakan
istilah yang digunakan untuk menerangkan kelainan struktural, perilaku faal, dan
kelainan metabolik yang terdapat pada waktu lahir. Beberapa jenis pengertian
terkait dengan Malformasi kongenital sebagai berikut (Irmawati dan Garmelia,
2018):

1. Malformasi. Mencerminkan kesalahan primer morfogenesis (organogenesis)


atau terdapat proses perkembangan yang secara intrinsik abnormal. Cacat ini
dapat menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh struktur atau konfigurasi
normal. Malformasi disebabkan oleh faktor lingkungan dan/atau genetik, dan
biasanya bersifat multifaktor.
2. Disrupsi.
Disrupsi atau gangguan terjadi akibat perubahan morfologi struktur suatu
organ atau bagian tubuh yang sebelumnya berkembang normal. Disrupsi
timbul karena gangguan ekstrinsik pada morfogenesis. Berbagai agen
lingkungan, seperti infeksi virus, obat, dan radiasi yang terus menerus
mengenai ibu dapat menyebabkan disrupsi. Gangguan tidak diwariskan
sehingga tidak disertai risiko penurunan pada kehamilan berikutnya.

3. Deformasi. Seperti disrupsi, juga merupakan gangguan ekstrinsik pada


perkembangan Dasar patogenesis deformasi adalah penekanan lokal atau
umum terhadap janin yang sedang tumbuh oleh gaya biomekanis abnormal
sehingga akhirnya terjadi beragam kelainan struktural. Deformasi sering
mengenai sistem kerangka-otot dan bisa pulih kembali setelah lahir. Sekuensi.
Ini mengacu pada kelainan kongenital multipel yang terjadi akibat efek
sekunder dari kesalahan tunggal suatu lokasi pada organogenesis. Kejadian
pemicu mungkin berupa malformasi, disrupsi, atau deformasi.
4. Sindrom malformasi. Menunjukkan adanya beberapa cacat yang tidak
dijelaskan oleh satu kesalahan lokal pemicu pada morfogenesis. Sindrom ini

40
paling sering disebabkan oleh satu faktor penyebab, misalnya infeksi virus
atau kelainan kromosom tertentu yang secara simultan memengaruhi
jaringan.

Pembahasan :

a. Alur dan Prosedur Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit


Alur klasifikasi dan kodefikasi penyakit di RSU Syifa Medika Banjarbaru
adalah sebagai berikut :

Siapkan rekam medis

Tentukan leadterm

Temukan leadterm pada ICD 10 Vol 3

Konfirmasi pada ICD 10 Vol 1

Gambar 3.1 Alur klasifikasi penyakit di RSU Syifa Medika Banjarbaru

Standar operasional coding penyakit dan operasi dokumen rekam medis di


RSU Syifa Medika Banjarbaru yaitu :

a. Coding Penyakit
1. Siapkan rekam medis yang akan dikode diagnosa penyakit.

2. Tentukan lead term dari diagnosa penyakit yang akan dikode.


3. Cari kode penyakit pasien berdasarkan lead term yang telah ditentukan pada
ICD 10 volume 3

41
4. Apabila telah ditemukan kode yang dimaksud pada ICD 10 volume 3,
konfirmasi kode penyakit tersebut pada ICD 10 volume 1.
5. Lakukan pengkodean tindakan/operasi dengan teliti.
b. Coding Tindakan Operasi
1. Siapkan rekam medis yang akan dikode diagnosa tindakan/operasi.
2. Tentukan lead term dari tindakan/operasi yang akan dikode.
3. Cari kode tindakan/operasi berdasarkan lead term yang telah ditentukan
pada ICD 9 CM berdasarkan alfabet.
4. Apabila telah ditemukan kode yang dimaksud pada ICD 9 CM
berdasarkan alfabet, konfirmasi kode tindakan/operasi tersebut pada ICD
9 CM berdasarkan urutan kode.
5. Lakukan pengkodean tindakan/operasi dengan teliti.

Tabel 3.1 Kualifikasi petugas coding di RSU Syifa Medika Banjarbaru

b. Sistem Reproduksi dan Perinatal

Berdasarkan data yang didapatkan RSU Syifa Medika Banjarbaru pada


tahun 2020 terdapat 20 diagnosa yang termasuk dalam kategori reproduksi dan
perinatal.

Tabel 3.2 Diagnosa Tentang Sistem Reproduksi dan Perinatal

KODE KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 ICD-10 KET
RS

Orchitis
epididymitis and N45.9 Sesuai
Epididymitis
1. N45.9 epididymo-orchitis
Orchitis
without abscess

2. Tumor Mammae N61 Inflammatory

42
KODE KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 ICD-10 KET
RS

disorders of breast N61 Sesuai

Unspecified lump in
3. Abses Mammae N63 breast N63 Sesuai

Endometriosis,
4. Endometriosis N80.9 unspecified N80.9 Sesuai

Follicular cyst of
5. Folicular Cyst N83.0 ovary N83.0 Sesuai

Other and
unspecified ovarian Sesuai
6. Ovarium Kista N83.2 N83.2
cysts

Other
noninflamatory N83.8 Sesuai
disorders of ovary,
7. Kista Adnexa N83.8
fallopian tube and
broad ligament

Other
noninflamatory N83.8 Sesuai
Kista Adnexa disorders of ovary,
8. N83.8
dextra sinistra fallopian tube and
broad ligament

Abnormal uterine
and vaginal Sesuai
Perdarahan
9. N93.9 bleeding, N93.9
pervaginaan
unspecified

Abnormal uterine
and vaginal Sesuai
Hiperplasia
10. N93.9 bleeding, N93.9
endometrium
unspecified

Fetus and newborn


Neo Atterm Ibu affected by Sesuai
11. P03.4 P03.4
SC caesarean delivery

Cephalhaematoma
Cephalhaematom
12. P12.0 due to birth injury P12.0 Sesuai
a
Gangguan Nafas Birth asphyxia,
13. P21.9 P21.9
Ringan unspecified Sesuai
14. Respiratori P22.0 Respiratory P22.0
Distress Syndrom distress syndrome Sesuai
of newborn

43
KODE KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 ICD-10 KET
RS

Meconium Neonatal aspiration


15. Aspiration P24.0 of meconium P24 Sesuai
Syndrom
Other neonatal
Gangguan Nafas aspiration Sesuai
16. P24.8 P24.9
Berat syndromes

Transient
tachypnoea of Sesuai
17. Tachypnoea P22.1 P22.1
newborn

Cyanotic attacks of
18. Cyanotic P28.2 newborn  P28.2 Sesuai

Neonatal jaundice,
Neonatal
19. P59.9 unspecified P59.9 Sesuai
Jaundice
Infection specific to
IUGR (Intra
the perinatal Sesuai
20. Uiterine Growth P39.9 P39.9
period, unspecified
Restriction)
(Sumber: Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Syifa Medika Banjarbaru)

c. Kelainan Konginetal, Malformasi, Deformasi, Abnormalitas Kromosom


Berdasarkan data yang didapatkan RSU Syifa Medika Banjarbaru
pada tahun 2020 terdapat 3 diagnosa yang termasuk dalam kategori kelainan
kongenital, malformasi, deformasi, abnormalitas kromosom.

Tabel 3.3 Diagnosa Tentang Kelainan Kongenital. Malformasi, Deformasi, Abnormalitas


Kromosom

KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 KODE
RS ICD-10 KET
Preauricular sinus Preauricular sinus Q18.1 Sesuai
1. Q18.1
and cyst and cyst
Hirschprungs Hirschsprung's Q43.1 Sesuai
2. Q43.1
disease disease
Down's syndrome, Sesuai
3. Downs syndrome Q90.9 Q90.9
unspecified
(Sumber: Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Syifa Medika Banjarbaru)

44
Alur Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit di RSU Syifa Medika Banjarbaru
sudah sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan kode diagnosa penyakit di RSU
Syifa Medika Banjarbaru kasus sistem produksi perinatal dan kelainan konginetal,
malformasi, deformasi, abnormalitas kromosom sudah sesuai dengan ketentuan
ICD-10.

45
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Total seluruh SDM yang ada di unit kerja rekam medis RSU Syifa Medika

Banjarbaru berjumlah 18 orang. Dalam perencanaan SDM, RSU Syifa Medika

Banjarbaru masih memiliki kekurangan SDM pada beberapa bagian seperti

dibagian filing, assembling, analisis dan pelaporan.

2. Pengorganisasian di Unit Kerja Rekam Medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru

masih terdapat beberapa kekurangan pada jabatan fungsional unit kerja rekam

medis, seperti pada bagian assembling masih memiliki kekurangan berupa

menyeleksi berkas rekam medis yang lengkap dan tidak lengkap, membuat slip

serta laporan dokumen rekam medis yang kurang lengkap. Pada bagian

analisis kuantitatif dan kualitatif, di RSU Syifa Medika Banjarbaru masih

disayangkan belum terbentuk unit kerja rekam medis tersebut. Fasilitas di unit

kerja rekam medis RSU Syifa Medika Banjarbaru belum memenuhi standar

aspek ergonomi menurut IFHIMA, seperti debu di ruang filing.

3. Klasifikasi dan Kodefikasi diagnosa penyakit, operasi / tindakan di RSU Syifa

Medika Banjarbaru menggunakan ICD 9 dan ICD 10.

4. Klasifikasi, kodefikasi penyakit sistem reproduksi dan perinatal di RSU Syifa

Medika Banjarbaru sudah sesuai dengan ICD-10.

5. Klasifikasi, kodefikasi penyakit kelainan kongenital, malformasi, deformasi,

abnormalitas kromosom di RSU Syifa Medika Banjarbaru sudah sesuai dengan

ICD-10.

B. Saran
1. Petugas yang bukan berasal dari pendidikan rekam medis sebaiknya lebih

sering mengikuti pelatihan (seminar/workshop) tentang rekam medis agar

46
dapat semakin meningkatkan kinerja dan mendukung tercapainya kualitas

pengelolaan rekam medis yang baik.

2. Sebaiknya ruang filing ditambahkan AC guna mengurangi debu dan

memenuhi aspek ergonomi.

3. Sebaiknya ruang kepala instalasi rekam medis dan instalasi JKN tidak

digabung melainkan dibuatkan ruangan terpisah sehingga pekerjaan khusus

untuk bidang rekam medis menjadi lebih mudah dan tidak tercampur dengan

pekerjaan yang lainnya, sehingga dalam bekerja akan menjadi lebih optimal.

4. Sebaiknya penulisan dan pemberian singkatan pada diagnosa di resume


medis lebih diperjelas agar dapat terbaca sehingga pemberian kode
diagnosis/ tindakan akan tepat dan sesuai.

47
DAFTAR PUSTAKA

Budi SC (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media.
Gunarti R, Masrudi M (2019). Rekam medis dan informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Thema Publishing.
Hatta, Gemala R. (2014). Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Siswati YM. (2017). Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II Akreditasi dan
Manajemen Resiko. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Widiastuti L, Ernawati S, Wahnin FS. (2019). Sistem Informasi Reservasi Ruangan
Rawat Inap Berbasis Web. Jurnal Informatics For Education and Professinals.
4 (1).
Widjaya, L (2018). Manajemen Mutu Informasi Kesehatan III. Jakarta: Kemenkes RI.

48
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Savitri Citra. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta :
Quantum Sinergis Media.

Irmawan dkk (2014). Tinjauan Keakuratan Kode Neoplasma Di RSUD Banjarbaru

Irmawati dkk (2018). Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait Kesehatan
Serta Tindakan II

Kepmenkes RI nomor 377/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam


Medis Dan Informasi Kesehatan

Sudra, Rano Indriani. (2017). Materi Pokok Rekam Medis. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.

49
LAMPIRAN

50

Anda mungkin juga menyukai