KELOMPOK VII:
FERDI HIDAYAT 18D30452
GUSTI ALMEIDASYAFA MARANADA 18D30458
KHAIRUNNISA 18D30470
LIA KHILDA HIDAYAH 18D30472
RIDJA MAHENDRA 18D30526
SETIANI BAHRIYAH 18D30537
YULIA PEBRIANA 18D30545
Laporan Praktik Kerja Lapangan III (PKL III) ini telah diperiksa, disetujui dan
disahkan.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunianya, sehingga laporan praktik semester III (Tiga) tahun 2021 di RSU Syifa
Medika dapat diselesaikan dengan baik. Adapun laporan yang kami susun berjudul
“Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) serta Klasifikasi dan
Kodefikasi Penyakit, Masalah-Masalah yang Berkaitan dengan Kesehatan dan
Tindakan Medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika Banjarbaru”. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat nilai yang diberikan setelah melakukan Praktik
Kerja Lapangan III.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terlaksana tanpa
ada dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu baik segi material, spiritual,
bimbingan petunjuk, saran maupun fasilitas yang sangat berguna bagi penyelesaian
laporan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak H. Suharto, SE,MM selaku Ketua Yayasan STIKes Husada Borneo
2. Ibu Faizah Wardhina, S.Si.T., M.Kes selaku Ketua STIKes Husada Borneo
sekaligus Pembimbing Akademik STIKES Husada Borneo
3. Ermas Estiyana, S.S.i., T. M.Kes selaku ketua program DIII Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan
4. Ibu dr. Puga Sharaz Wangi selaku Direktur RSU Syifa Medika
5. Bapak Dimas Eka Saputra, A.Md.,RMIK Selaku Kepala Instalasi Rekam Medis
sekaligus Pembimbing Lapangan di RSU Syifa Medika
6. Seluruh staf karyawan RSU Syifa Medika yang telah membimbing dan membantu
kami selama PKL.
7. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
8. Kedua orang tua, yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan doa serta
dukungan kepada kami
9. Teman-teman D3 Perekam dan Informasi Kesehatan angkatan 2018/2019 untuk
segala kebaikan dan kerjasamanya
Demikian laporan ini kami susun, semoga ilmu dan pengetahuan yang kami
peroleh selama PKL III dapat bermanfaat bagi kami dan apabila terdapat kesalahan
dalam membuat laporan ini mohon diberikan kritik dan sarannya agar kami dapat
membuat laporan ini dengan lebih baik lagi.
Besar harapan kami, semoga apa yang telah kami buat bisa menjadi referensi
yang berguna bagi kami selaku penulis maupun pembaca.
Kelompok VII
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER…………………………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................... 3
C. Manfaat................................................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup........................................................................................................4
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN UNIT KERJA REKAM MEDIS........6
A. Sejarah Singkat RSU Syifa Medika Banjarbaru.......................................................6
B. Struktur Organisasi Rumah Sakit............................................................................8
C. Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di RSU Syifa Medika Banjarbaru..................9
D. Konsep Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RSU Syifa Medika
Banjarbaru............................................................................................................ 10
BAB III MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN...................13
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja RMIK.........................................13
B. Pengorganisasian Unit Kerja Rekam Medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru......22
C. Perencanaan Fasilitas di Unit Kerja RMIK............................................................16
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................... 14
B. Saran……………………………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16
LAMPIRAN................................................................................................................ 17
DAFTAR GAMBAR
Tabel 3. 1 Sumber Daya Manusia Instalasi Rekam Medis RSU Syifa Medika
Banjarbaru.................................................................................................21
Tabel 3. 2 Standar Beban Kerja Pendaftaran Pasien Rawat Jalan............................25
Tabel 3. 3 Standar Beban Kerja Pendaftaran Pasien Rawat Inap.............................25
Tabel 3. 4 Standar Beban Kerja Pengolahan Data Rawat Inap................................26
Tabel 3. 5 Standar Beban Kerja Pengolahan Data Rawat Jalan...............................26
Tabel 3. 6 Standar Beban Kerja Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap........27
Tabel 3. 7 Standar Beban Kerja Pelaporan dan Statistik..........................................27
Tabel 3. 8 Standar Beban Kerja Penyimpanan..........................................................27
Tabel 3. 9 Kebutuhan SDM Pendaftaran Pasien Rawat Jalan...................................29
Tabel 3. 10 Kebutuhan SDM Pendaftaran Pasien Rawat Inap..................................29
Tabel 3. 11 Kebutuhan SDM Pengolahan Data Rawat Inap......................................29
Tabel 3. 12 Kebutuhan SDM Pengolahan Data Rawat Jalan.....................................29
Tabel 3. 13 Kebutuhan SDM Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap.............30
Tabel 3. 14 Kebutuhan SDM Pelaporan dan Statistik................................................30
Tabel 3. 15 Kebutuhan SDM Penyimpanan...............................................................31
Tabel 3. 16 Pengorganisasian Jenis-Jenis Kegiatan di Unit RMIK.............................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan
medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada
masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga merupakan pusat
latihan tenaga kesehatan lain seperti puskesmas (Budi, 2011). Rumah Sakit
sebagai salah satu sarana fasilitas kesehatan yang yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan dan memberikan pelayanan
kesehatan kepada mayarakat yang memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan
(Widiastuti, 2019). Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah sakit, dikatakan bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan
pelayanan rumah sakit serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan, perlu mengatur rumah sakit dengan undang-
undang. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat, perlu adanya peningkatan suatu pelayanan kesehatan serta adanya
sarana penunjang yang memadai satu diantaranya melalui penyelenggaraan
rekam medis pada setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 tentang rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Hatta, 2011).
Pada prinsipnya ekstensi rekam medis dalam pelayanan kesehatan juga untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan
rekam medis baik dan benar tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan (Gunarti dan Muchtar, 2019).
1
2
Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-10) untuk istilah penyakit dan
masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Penerapan pengodean harus sesuai
ICD-10 guna mendapatkan kode yang akurat karena hasilnya digunakan untuk
mengindeks pencatatan penyakit, pelaporan nasional dan internasional morbiditas
dan mortalitas, analisis pembiayaan pelayanan kesehatan, serta untuk penelitian
epidemiologi dan klinis (Pramono dan Nuryati, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas maka judul laporan praktik lapangan ini
“Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) serta Klasifikasi dan
Kodefikasi Penyakit, Masalah-Masalah yang Berkaitan dengan Kesehatan dan
Tindakan Medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika Banjarbaru”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui manajemen rekam medis dan informasi kesehatan (RMIK)
serta klasifikasi dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan
dengan kesehatan dan tindakan medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika
Banjarbaru
2. Tujuan Khusus
a. Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Meliputi:
1) Mengetahui Perencanaan Sumber Daya Manusia Unit Kerja RMIK
2) Mengetahui Pengorganisasian Unit Kerja RMIK
3) Mengetahui Perencanaan Fasilitas di Unit Kerja RMIK
b. Manajemen Mutu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
1) Mengetahui Quality Assurance Pelayanan Rekam Medis
2) Mengetahui Konsep Manajemen Resiko di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3) Mengetaui Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4) Mengetahui Akreditasi Rumah Sakit (Standar KARS 2012)
c. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah-Masalah yang berkaitan dengan
Kesehatan dan Tindakan Medis (KKPMT) Meliputi:
1) Mengetahui Sistem Produksi
2) Mengetahui Kondisi Perinatal
3) Mengetahui Kelainan Kongenital, Malformasi, Deformitas, dan
Abnormalitas Kromosom
4
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat merencanakan sumber daya manusia pada unit kerja RMIK
b. Dapat memahami cara pengorganisasian di unit kerja RMIK
c. Dapat merencanakan fasilitas di unit kerja RMIK
d. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang klasifikasi dan
kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan dan
tindakan medis agar dapat menerapkan secara langsung ilmu, pengalaman,
dan pengetahuan yang didapat serta dapat mempersiapkan langkah yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri agar tanggap dan peka dalam informasi
kesehatan di RSU Syifa Medika Banjarbaru
2. Bagi Rumah Sakit
a. Sebagai bahan perbaikan dan peninjauan lebih dalam mengenai
perencanaan sumber daya manusia, pengorganisasian, perencanaan
fasilitas di unit kerja RMIK.
b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen rumah
sakit dalam pengambilan keputusan mengenai pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan
3. Bagi Instansi Pendidikan
a. Dapat mengetahui dan mengukur kemampuan mahasiswa dan mahasiswi
dalam penerapan ilmu yang telah mereka peroleh selama pembelajaran.
b. Sebagai dasar penilaian dalam penentuan mutu dari instansi pendidikan.
c. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk evaluasi kekurangan-
kekurangan dari instansi pendidikan dalam pembekalan mahasiswa dan
mahasiswinya.
D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan (RMIK) serta klasifikasi
dan kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan
dan tindakan medis (KKPMT) di RSU Syifa Medika Banjarbaru
5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN UNIT KERJA REKAM MEDIS
Logo :
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru
5) Rehabilitasi Medik
6) Poli Gigi dan Mulut
7) Poli Bedah dan Mulut
8) Poli Jantung dan Pembuluh Darah
9) Kandungan
10) Layanan Psikologi
11) THT
12) Sub Onkologi
13) Kulit dan Kelamin
14) Ortopedi
15) Anak
16) Paru
4. Pelayanan Radiologi (Rontgen, USG 2 dan 4 Dimensi)
5. Pelayanan Laboratorium
6. Medical Check Up (MCU)
7. Pelayanan Farmasi/Obat (24 Jam)
8. ICU
9. Kamar Operasi
10. Ambulance 24 Jam
11. Musholla
12. Pelayanan Gizi
13
Hari kerja tersedia = (A - (B+C+D+E)
Keterangan:
A= Hari Kerja
B= Cuti Tahunan
C= Pendidikan dan Pelatihan
D= Hari Libur Nasional
E= Ketidakhadiran Kerja
F= Waktu Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Syifa Medika Banjarbaru,
penetapan waktu kerja yang tersedia di unit kerja rekam medis sebagai
berikut:
Hari Kerja (A) = 6 Hari x 52 Minggu = 312 Hari
Cuti Tahunan (B) = 12 Hari
Diklat (C) = 6 Hari
Libur Nasional (D) = 20 Hari
Ketidakhadiran (E) = 5 Hari
Waktu Kerja (F) = 7 Jam
14
menyelesaikan (rata-rata waktu) yang tersediaa pertahunnya dari masing-
masing bidang. Beban kerja meliputi:
a) Kegiatan pokok yang dilaksanakan
b) Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaika setiap kegiatan
pokok
c) Standar beban kerja pertahun, kegiatan pokok tersebut adalah
kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan SOP
untuk menghasilkan pelayanan yang dilakukan oleh perekam medis
dan informasi kesehatan dengan kompetesi tertentu.
Untuk mengitung standar beban kerja dapat menggunakan rumus :
Waktu kerjatersedia (Menit )
Standar beban kerja =
Rata−rata waktu kegiatan( Menit )
15
b) Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Tabel 3. 2 Standar Beban Kerja Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Rata-Rata
Standar Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja (Menit)
(Menit)
1. Pendaftaran pasien rawat inap:
a. Wawancara dengan pasien dan
meminta surat rujukan (jika 1 Menit
diperlukan)
b. Menyiapkan berkas rekam
medis dan menganalisa
kelengkapan pengisian formulir 2 Menit
(jika pasien baru)
c. Mencari Rekam Medis bagi
pasien yang sudah pernah 112.980/13=
2 Menit
berobat 8.690 Menit
d. Menyerahkan surat jaminan
(jika perlu)
e. Membuatkan kartu berobat (jika 2 Menit
pasien baru)
f. Menanyakan ruang rawat dan
menjelaskan cara pembayaran
5 Menit
g. Menginput data pasien ke
komputer 1 Menit
16
d) Pengolahan Data Rawat Jalan
Tabel 3. 4 Standar Beban Kerja Pengolahan Data Rawat Jalan
Rata-Rata
Standar Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja (Menit)
(menit)
1. Assembling rekam medis rawat
1 Menit 112.980
jalan
2. Analisis kelengkapan rekam medis
0.42 Menit 269.000
rawat jalan
3. Membuat slip ketidaklengkapan
0.16 Menit 706.125
rekam medis rawat jalan
4. Analisis kualitas rekam medis
4 Menit 28.245
rawat jalan
5. Membuat laporan kelengkapan
30 Menit 84.439
rekam medis (Periode Bulanan)
6. Entri data rekam medis rawat jalan 1 Menit 112.980
7. Membuat laporan kunjungan
rekam medis rawat jalan (Periode 30 Menit 84.439
Bulanan)
17
8. Membuat laporan kunjungan
rekam medis rawat jalan
30 Menit 84.439
g) Penyimpanan
Tabel 3. 7 Standar Beban Kerja Penyimpanan
Standar
Rata-Rata
Beban
No Kegiatan Waktu
Kerja
(Menit)
(Menit)
1. Sortir Rekam Medis rawat Inap 0.33 Menit 342.363
18
52
Standar Kelonggaran =
1.883
= 0,0276
= 0,02 Tenaga
19
c) Pengolahan Data Rawat Inap
Tabel 3. 10 Kebutuhan SDM Pengolahan Data Rawat Inap
N Kuantitas Beban Kebutuhan
Kegiatan
o Kegiatan Kerja SDM
1. Assembling rekam medis 34.236 0.21
6.244
rawat inap
2. Analisis kelengkapan 171.181 0.05
6.244
rekam medis rawat inap
3. Membuat slip
ketidaklengkapan rekam 6.244 451.920 0.03
medis rawat inap
4. Analisis kualitas rekam 14.122 0.46
6.244
medis rawat inap
5. Membuat laporan
kelengkapan rekam medis 13 11.298 0.17
(Periode Bulanan)
6. Entri data rekam medis 112.980 0.07
6.244
rawat inap
7. Membuat laporan
kunjungan rekam medis 11.298 0.17
13
rawat inap (Periode
Bulanan)
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga
20
e) Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap
Tabel 3. 12 Kebutuhan SDM Koding Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap
Kuantitas Beban Kebutuhan
No Kegiatan
Kegiatan Kerja SDM
1. a. Menerima rekam medis
dari bagian assembling
b. Membaca melihat
penulisan dan diagnosa
pada ringkasan masuk/
84.049 376.660 0.24
keluar
c. Mencari ke buku ICD 10
Volume 1 dan 3
d. Koding menggunakan
ICD 10 dan 9 CM
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga
g) Penyimpanan
Tabel 3. 14 Kebutuhan SDM Penyimpanan
N Kuantitas Beba Kebutuhan
Kegiatan
o Kegiatan n Kerja SDM
1. Sortir Rekam Medis
6.244 342.363 0.04
rawat Inap
2. Menyimpan rekam
6.244 342.363 0.04
medis rawat inap
3. Mencari rekam medis
6.244 112.980 0.07
rawat inap
4. Sortir rekam medis
59.664 451.920 0.15
rawat jalan
21
5. Menyimpan rekam
59.664 564.900 0.12
medis rawat jalan
6. Mencari rekam medis
65.908 225.960 0.32
rawat jalan
7. Mencatat buku
peminjaman rekam
medis untuk 65.908 706.125 0.11
pengembalian rekam
medis
8. Distribusi rekam
medis ke poliklinik/ 65.908 171.181 0.42
IGD
Jumlah Kebutuhan SDM 1 Tenaga
22
f. Petugas Pengolahan Data Rawat Jalan 3 Orang terdiri dari:
1) Assembling rekam medis sebanyak 1 orang
2) Entry data sebanyak 1 orang
3) Analisis rekam medis rawat jalan sebanyak 1 orang
g. Petugas Penyimpanan Rekam Medis 4 Orang terdiri dari:
1) Shift pagi sebanyak 1 orang
2) Shift siang sebanyak 1 orang
3) Shift malam sebanyak 1 orang
4) Lepas dinas sebanyak 1 orang
h. Petugas Pelaporan dan Statistik 1 Orang
SMA Pendaftaran
1 Rawat Inap
2 Filing 1. Menetapkan 1. Sistem D3 RMIK 2 Petugas
sistem filing peminjaman Filing
dengan baik 2. Sistem
2. Memahami penjajaran
prosedur 3. Sistem
peminjaman penomoran
berkas 4. Sistem
pengembalian
23
rekam medis
24
14
d. Kualitas Udara
Ruang kerja yang terlalu padat penghuninya dan sistem AC yang kurang
terawat dengan sirkulasi udara yang kurang memadai akan dapat
menimbulkan resiko gangguan kesehatan.
3. Persyaratan Ruangan
a. Struktur bangunan harus kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan
terjadinya gangguan kecelakaan.
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
dan bersih.
c. Dinding bersih dan berwarna terang, langit-langit kuat, bersih, ketinggian
minimal 2.5-3 meter dari lantai.
d. Atap kuat dan tidak bocor
e. Luas jendela untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai
4. Aspek Argonomi
a. Suhu
Untuk suhu udara di ruangan berkisar antara 18-28 oC
b. Luas ruangan
Memadai untuk semua fasiltas dan luas rungan harus lebih 60% dari seluruh
luas fasilitas
c. Jarak
Antara fasilitas kerja harus memiliki jarak untuk alur kerja
d. Aman
Ruang kerja harus aman dari bahaya apapun juga, terutama ruang
penyimpanan
e. Pencahayaan
Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 300 lux
f. Debu
Ruang kerja harus bebas debu, terutama ruang penyimpanan
g. Vektor
Penyakit bebas dari binatang yang dapat menjadikan suatu perantara
penyakit pada manusia
5. Lokasi UKRM
Dipertimbangkan kebutuhan yang diberikan unit kerja agar lokasinya terpusat
yang menyelenggarakan (IFHRO/IFHIMA):
18
a. Layanan ang cepat untuk semua pasien, rawat inap, rawat jalan, dan rawat
darurat.
b. Mudah diakses oleh petugas medis dan petugas lain.
rekam medis dan tempat filing sebesar 146,31 m2. Sedangkan luas
keseluruhan unit kerja rekam medis di RSU Syifa Medika Banjarbaru
sebesar 66,51 m2 dan selisih dari perhitungan yang dilakukan adalah 79,8
m2. Sehingga masih diperlukan lagi penambahan luas ruang yang sesuai
dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang tersedia.
2. Perencanaan kebutuhan dalam jangka waktu 5 Tahun ke depan
a. Perencanaan kebutuhan rak kayu untuk 5 tahun ke depan
1) Pasien Rawat Jalan Baru = 26 pasien / hari
2) Pasien Rawat Jalan Lama = 99 pasien / hari
3) Pasien Rawat Inap = 20 pasien / hari
4) Satu Unit rak kayu terdiri dari 2 sub rak ke samping dan 5 sub rak ke atas
bawah
a) Panjang = 140 cm
b) Lebar = 30 cm
c) Tinggi = 200 cm
5) Ketebalan RM (5,5 cm / 7 ) = 0,78 cm
6) Kapasitas 1 sub rak ( 70 cm / 0,78 cm) = 90 RM/ Sub rak
7) Kapasitas 1 unit rak kayu= (5 x 90 RM) x 2
= 450 x 2
= 900 RM
b. Jumlah Rekam Medis dalam 5 Tahun ke depan
1) Rawat Jalan
= {(Tahun x Jumlah hari setahun x pasien rawat jalan baru) + Pasien
Rawat Jalan Lama}
= (5 x 365 x 26 pasien) + 99 Pasien
= 47.450 + 99
=47.549 RM
2) Rawat Inap
= (Tahun x Jumlah hari setahun x pasien rawat inap)
= (5 x 365 x 20 pasien)
=36.500 RM
c. Kebutuhan Rak Kayu
1) Rawat Jalan
= RM 5 Tahun / Kapasitas 1 unit rak kayu
21
= 47.549 RM / 900
= 53 rak kayu / 5 Tahun
2) Rawat Inap
= RM 5 Tahun / Kapasitas 1 Unit rak kayu
= 36.500 / 900
= 40.55
= 41 rak kayu / 5 Tahun
d. Kebutuhan Luas Ruang Filing dalam 5 Tahun
= Luas rak kayu x total kebutuhan rak dalam 5 tahun x 60% x luas ruang
filing yang ada
= 2,8 x 94 x 60% x 82,29
=12.995 m2
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah rak
kayu yang dibutuhkan dalam 5 tahun ke depan untuk rawat jalan berjumkah 53
rak, dan rawat inap berjumlah 41 rak. Dengan kebutuhan luas ruang filing yang
dibutuhkan untuk 5 tahun ke depan adalah sebesar 12. 995 m2.
BAB IV
MANAJEMEN MUTU REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
PEMBAHASAN
Quality Assurance yang dilaksanakan di Rumah Sakit Syifa Medika
sudah berjalan dengan baik dalam hal pelayanan kepada pasien. Namun
dalam hasil analisis kuantitatif berkas rekam medis rawat inap, masih ada
yang kurang lengkap seperti :
a. Autentifikasi Penulisan
Pengisian tanda tangan masih ada yang kosong, terkadang tidak
dicantumkannya nama dokter dan masih terdapat coretan. Banyak
perawat ruangan yang lupa untuk mencantumkan tanggal dan jam pada
formulir-formulir tertentu.
b. Pengisian Identitas Pasien
Identitas pasien seperti nomor rekam medis, nama, dan tanggal
lahir rata-rata sudah lengkap dan terisi.
12
bagian dari sistem manajemen perusahaan yang menyeluruh dalam rangka
pengontrolan yang terkait dengan kerja-kerja, efisien dan produktif. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan merupakan kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
1. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
a) Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukir, terstruktur dan terintegrasi
b) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan tidak berbahaya
c) Mencegah manajemen, pekerja / buruh, dan serikat pekerja / serikat
buruh
Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
14
pengembalian Terjepit di roll o gunakan
pack Menungganakan masker
Terkilir Pencahayaan yang cukup
Kejatuhan buku (300 lux )
dari atas meja Penyediaan topangan
Gangguan kaki yang stabil
pernapasan Ventilasi /fan/AC
Dermatitis Menggunakan sarung
Kelalahan mata tangan atau segera
Suhu panas mengambil arsip yang
lama
PEMBAHASAN
Resiko pekerjaan di fasilitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit Syifa
Medika diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Resiko Pekerjaan di fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Syifa Medika
15
C. Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes romor 129 tahun 2008 standar pelayanan minimal
adalah mengenai jenis dan persyaratan pelayanan dasar yang merupakan
persyaratan wajib yang diperoleh setiap warga minimal dan juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak pengukuran pelayanan minimum yang di berikan
oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
Jenis-jenis pelayanan yang ada di rumah sakit menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang pelayanan gawat darurat, pelayanan
rawat inap, pelayanan rawat jalan, pelayanan bedah, pelayanan persalinan darn
perinatalogi, pelayanan intensif, pelayanan radiologi, pelayanan Laberatorium
patologi klinik, Pelayanan Pelayanan medik, Pelayanan farmasi, Pelayanan gizi,
Pelayanan transfusi darah, Pelayanan keluarga miskin, Pelayanan rekam
medik.Pelayanan limbah, Pelayanan administrasi manajemen, Pelayanan
ambulance/kereta jenazah, pelayanan pemulasaran jenazah, Pelayanan laundry,
Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit, pencegahan pengendalian infeksi.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 pasal 21, komponen atau unsur dasar
pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:
1. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan
pelayanan.
2. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan,
baik persyaratan teknis maupun administratif.
3. Sistem, mekanisme dan prosedur
Tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pengaduan.
4. Jangka waktu penyelesaian
Jangka waktu yang diperluka untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
5. Biaya
Ongkos yang dikenakan kepada penerimaan layanan dalam mengurus
dan atau memperoleh pelayanan dari penyelenggaraan yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggaraan dan
masyarakat.
16
6. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
7. Sarana, prasarana, dan fasilitas
Peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pelayaan, termasuk peralutan dan fasilitas pelayanan, termasuk peralatan
dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.
8. Kompetensi pelaksanaan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksanaan meliputi
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman
9. Pengawasan Internal
Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan
langsung pelaksana.
10. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
11. Jumlah pelaksana
Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja.
12. Jaminan pelayanan
Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar
pelyanan.
13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
Memberikan kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari
bahaya, risiko, dan keagu-raguan.
14. Evaluasi kinerja pelaksana
Penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan standar pelayanan.
Unsur-unsur tersebut berkaitan satu sama lain untuk membentuk standar
pelayanan yang berhak diterima oleh setiap masyarakat secara minimal.
Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan maklumat pelayanan
yang merupakan pernyataan kesanggupan penyelenggara dalam melaksanakan
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.Maklumat
pelayanan yang dimaksud wajin dipublikasikan secara jelas dan luas.
17
Bagi rekam medis standar pelayanan minimal (SPM) adalah dapat
menyiapkan berkas rekam medis selengkapnya sesuai yang dibutuhkan dalam
waktu <10 menit.
PEMBAHASAN
Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Syifa Medika
telah melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM), Rekam Medis sebagai
berikut :
1. Pencapaian SPM Rekam Medis
a. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah pelayanan. Standar
100%
b. Kelengkapan Informed Consent setelah mendapatkan informasi yang
jelas. Standar 100%
c. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medik Rawat Jalan. Standar <10
Menit
d. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medik Rawat Inap. Standar <15
Menit
Standar Pelayanan Minimal Rekam Medis yang ada di RS Syifa Medika
telah sesuai dengan teori dengan ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan hal wajib dasar yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal dan juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan
minimal yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
a. Identifikasi
Berdasarkan hasil observasi dari 5 berkas Rekam Medis berikut
data yang didapat :
18
Tabel 3.3 Identifikasi Formulir Assesmen Rawat Inap RSU Syifa Medika
19
Lengkap Tidak Lengkap
Jumla Jumla
No Identitas Pasien h Persentasi h Persentasi
1 Nama pasien 4 80% 1 20%
2 Tanggal lahir 4 80% 1 20%
Jumlah 8 80% 2 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika
Tabel 3.9 Laporan Penting Formulir Resume Medis pada RS Syifa Medika
20
Tabel 3.10 Laporan Penting Formulir Inform Consent pada RS Syifa Medika
21
mempunyai kelengkapan 73%, formulir resume medis mempunyai
kelengkapan 77%,formulir inform consent mempunyai kelengkapan 80%,
dan formulir operasi mendekati diisi dengan lengkap yaitu mempunyai
kelengkapan 93%.
c. Autentikasi
Berdasarkan hasil observasi dari 5 berkas Rekam Medis berikut
data yang didapat :
Tabel 3.13 Autentikasi Formulir Assesmen pada RS Syifa Medika
22
Lengkap Tidak Lengkap
N
Autentikasi Jumla Presentas Jumla Presenta
o
h i h si
1 Nama Dokter 3 60% 2 40%
2 Tanda Tangan Dokter 5 100% 0 0%
Jumlah 8 80% 2 20%
Sumber : Rekam Medis RS Syifa Medika
Tabel 3.17 Pencatatan yang Baik Formulir Assesmen pada RS Syifa Medika
Tabel 3.18 Pencatatan yang Baik Formulir Resume Medis pada RS Syifa
Medika
23
Lengkap Tidak Lengkap
No Pencatatan yang baik
Jumlah Presentasi Jumlah Presentasi
Tabel 3.20 Pencatatan yang Baik Formulir Operasi pada RS Syifa Medika
Tabel 3.21 Pencatatan yang Baik Formulir Anastesi pada RS Syifa Medika
24
1 Tidak ada coretan 4 80% 1 20%
25
sakit ini.Perubahan tersebut menyebabkan ditetapkannya kebijakan akreditas
rumah sakit menuju standar internasional. Dalam hal ini kementrian kesehatan
memilih akreditas dengan sistem join communission Internasional (JCI) karena
lembaga akreditasi tersebut merupakan badan yang pertama kali terakreditas
oleh Internasional .
Standar ini akan di evaluasi kembali dan akan dilakukan perbaiakan
apabila ditemukan hal – hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit di indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang
dimulai hanya 5 pelayanan. Standar mutu rumah sakit dapat berbeda tergantung
beberapa pelayanan akreditas yang diikuti.Hal ini dilakukan sejalan dengan visi
KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) untuk menjadi badan akreditasi
berstandar.
Standar ini akan di evaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal – hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang dimulai hanya
5 pelayanan. Standar mutu rumah sakit dapat berbeda tergantung beberapa
pelayanan akreditasi yang diikuti. Hal ini dilakukan sejalan dengan visi KARS
(komisi Akreditasi Rumah Sakit) untuk menjadi badan akreditasi berstandar
internasional, serta untuk memenuhi tuntunan undang – undang tahun 2009
tentang rumah sakit yang mewajibkan seluruh ruamah sakit di indonesia untuk
meningkatkan mutu pelayanan melalui akreditasi.
Berdasarkan standar akreditasi versi 2007, terdapat tiga tahapan dalam
pelaksanaan akreditasi yaitu :akreditasi tingkat dasar, akreditasi tingkat lanjut
serta akreditasi tingkat lengkap.
1. Akreditasi tingkat dasar menilai lima kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu:
Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Gawat Darurat dan Rekam Medik.
2. Akreditasi tingkat lanjut menilai 12 kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu:
pelayanan yang diakreditasi tingkat dasar ditambah Farmasi, Radiologi,
Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi, Pelayanan Resiko Tinggi, Laboratorium
serta Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3).
26
3. Akreditasi tingkat lengkap menilai 16 kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu:
pelayanan yang diakreditasi tingkat lanjut ditambah Pelayanan Intensif,
Pelayanan Tranfusi Darah, Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Pelayanan Gizi.
Rumah sakit boleh memilih akan melaksanakan akreditasi tingkat dasar (5
pelayanan), tingkat lanjut (12 pelayanan) atau tingkat lengkap (16 pelayanan)
tergantung kemampuan, kesiapan dan kebutuhan rumah sakit baik pada saat
penilaian pertama kali atau penilaian ulang setelah terakreditasi. Berdasarkan
standar akreditasi versi 2007 ini, sertifikasi yang diberikan kepada rumah sakit
berupa: tidak terakreditasi, akreditasi bersyarat, akreditasi penuh dan akreditasi
istimewa. Tidak terakreditasi artinya hasil penilaian mencapai 65% atau salah satu
kegiatan pelayanan hanya mencapai 60%.Akreditasi bersyarat artinya penilaian
mencapai 65% - 75% dan berlaku satu tahun.Akreditasi penuh artinya hasil
penilaian mencapai 75% dan berlaku selama 3 tahun.Akreditasi istimewa diberikan
apabila dalam tiga tahun berturut-turut rumah sakit mencapai nilai terakreditasi
penuh dan status ini berlaku selama 5 tahun.Rumah sakit wajib melaksanakan
akreditasi minimal 6 bulan setelah SK perpanjangan izin keluar dan 1 tahun
setelah SK izin operasional.
Manfaat implementasi standar akreditasi versi 2007 ini terutama ditujukan
bagi penerima layanan kesehatan, pasien.Selain bermanfaat bagi pasien,
akreditasi juga bemanfaat bagi petugas kesehatan di rumah sakit, bagi rumah
sakit itu sendiri, bagi pemilik rumah sakit dan bagi perusahaan asuransi.Bagi
tenaga kesehatan di rumah sakit, akreditasi berfungsi untuk menciptakan rasa
aman bagi mereka dalam melaksanakan tugasnya. Mereka akan merasa aman
karena sarana dan prasarana yang tersedia di rumah sakit sudah memenuhi
standar sehingga tidak akan membahayakan diri mereka. Selain itu, sarana dan
prasarana yang sesuai standar juga sangat membantu mempermudah proses
kerja mereka. Bagi rumah sakit, akreditasi bermanfaat sebagai alat untuk
negosiasi dengan pihak ketiga misalnya asuransi atau perusahaan.Dalam hal ini,
akreditasi bisa dibilang berfungsi sebagai salah satu alat berpromosi.Bagi pemilik
rumah sakit, akreditasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur kinerja pengelola
rumah sakit.Sedangkan bagi perusahaan asuransi, akreditasi bermanfaat sebagai
acuan dalam memilih dan mengadakan kontrak dengan rumah sakit. Perusahaan
27
asuransi enggan mempertaruhkan nama baiknya dihadapan kliennya dengan
28
kepemimpinan kolaboratif yang menetapkan kualitas dan keselamatan pasien
sebagai prioritas dalam semua tahap pelayanan.
Untuk mendapatkan tingkat kelulusan akreditasi yang baik, diperlukan
adanya kerja sama antar semua pihak di rumah sakit. Semua staf rumah sakit,
mulai dari pimpinan puncak sampai staf lapis terbawah harus memiliki semangat
yang sama dalam mewujudkannya. Pimpinan puncak hingga ke staf lapisan
bawah harus memiliki pemahaman yang sama mengenai alasan dilaksanakannya
akreditasi. Jangan sampai ada pihak yang menganggap bahwa akreditasi ini akan
menjadi beban yang menambah-nambah kerjaan mereka karena harus bekerja
sesuai standar-standar akreditasi. Sejatinya, standar-standar yang dijadikan
komponen penilaian dalam survey akreditasi adalah untuk dipenuhi dan
diimplementasikan dalam jangka panjang bukan hanya pada saat survey
akreditasi. Dengan adanya kerjasama dan semangat yang sama tinggi dari semua
pihak di rumah sakit, bukan hal mustahil akan terciptanya layanan kesehatan
berkualitas tinggi yang langgeng bagi masyarakat.
Akreditasi rumah sakit 2012 secara resmi telah diluncurkan pada 1 maret
2012 oleh Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Setia Ningsih, MPH.Dr.PH
bertepatan dengan acara Rapat Kerja Kesehatan nasional 2012. Dengan
demikian, dimulailah era baru akreditasi rumah sakit di Indonesia.
Untuk versi 2012 ini KARS mengadopsi standar akreditasi rumah sakit
versi JCI (Joint Commision International) ditambah 3 poin MDG’s (Millenium
Development Goals) ke-3 poin itu adalah :
1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu
2. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS
3. Penurunan angka kesakitan TB
Sertifikat rumah sakit no. KARS-SERT/607/VI/2012 sertifikat ini
diberikan sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar
pelayanan rumah sakit yang meliputi : administrasi dan manajemen,
pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, dan
rekam medis, dengan status akreditasi tingkat dasar.
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Syifa Medika telah terakreditasi dengan tingkat Lulus Perdana
periode 2018-2021 yaitu Pokja KKS, SKP, PPI, dan HPK. Pada tahun 2021, Rumah
29
Sakit Syifa Medika akan melakukan akreditasi berikutnya dengan target kelulusan
yaitu paripurna yaitu untuk 15 Pokja.
Pada akreditasi Rumah sakit memilik beberapa standar salah satunya adalah
MIRM (Manajemen Informasi dan Rekam Medis). MIRM terdiri dari beberapa standar
yaitu :
1. Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) harus
mengacu PERPU.
a. Elemen Penilaian MIRM 1
1) Terdapat unit kerja yang mengelola SIMRS. (R)
2) Sumber daya manusia dalam unit kerja SIMRS yang memiliki kompetensi
dan sudah terlatih. (D,W)
b. Elemen Penilaian MIRM 1.1
1) Terdapat regulasi tentang pengelolaan data dan informasi. (R) – SIMRS
pada Permenkes 1171/2015
2) Data serta informasi klinik dan manajerial diintegrasikan sesuai dengan
kebutuhan untuk mendukung pengambilan keputusan. (D,W)
2. Standar MIRM 2
a. Elemen Penilaian MIRM 2
1) Proses perencanaan kebutuhan informasi melibatkan :
a) para profesional pemberi asuhan (PPA);
b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan;
c) badan/pihak lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau
informasi tentang operasional dan pelayanan rumah sakit.
2) Proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada peraturan
perundang-undangan. (D,W)
3) Perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas rumah sakit.
(D,W)
3. Standar MIRM 3
a. Elemen Penilaian MIRM 3
1) Dalam membangun sistem informasi rumah sakit melibatkan profesional
pemberi asuhan (PPA). (D,W)
2) Dalam membangun sistem informasi rumah sakit melibatkan kepala
bidang/divisi dan kepala unit pelayanan. (D,W)
30
4. Standar MIRM 4
a. Elemen Penilaian MIRM 4
1) Rumah sakit menyediakan kumpulan data (D,W) :
a) Data mutu dan insiden keselamatan pasien
b) Data surveilans infeksi;
c) Data kecelakaan kerja. untuk PPA, kepala bidang/divisi, dan
kepala unit pelayanan
2) Rumah sakit memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di
luar rumah sakit sesuai PERPU. (D,W)
5. Standar MIRM 5
a. Elemen Penilaian MIRM 5
1) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung asuhan pasien. (D.W)
2) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung manajemen rumah sakit. (D,W)
3) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung program manajemen mutu. (D,W)
4) Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung pendidikan dan penelitian. (D,W)
6. Standar MIRM 6
a. Elemen Penilaian MIRM 6
1) Data dan informasi disampaikan sesuai kebutuhan pengguna. (D,W)
2) Pengguna menerima data dan informasi dalam format yang sesuai
dengan yang dibutuhkan. (D,W)
3) Pengguna menerima data dan informasi tepat waktu. (D,W)
4) Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya. (D,W)
7. Standar MIRM 7
a. Elemen Penilaian MIRM 7
1) Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapat kan informasi ilmiah
terkini & informasi lain secara tepat waktu utk mendukung asuhan pasien
(R,D,W)
31
2) Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan Informasi ilmiah
terkini & informasi lain secara tepat waktu utk mendukung pendidikan
klinik. (R,D,W)
3) Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapat kan informasi ilmiah
terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung penelitian
(R,D,W)
4) Rumah sakit menyediakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi
ilmiah terkini dan informasi lain secara tepat waktu untuk mendukung
manajemen. (R,D,W)
8. Standar MIRM 8
a. Elemen Penilaian MIRM 8
1) Terdapat unit kerja yang mengelola rekam medis yang memiliki regulasi
dan program untuk mengelola rekam medis sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan. (R) dalam UU No.44/2009 dan Perpres 77/2015.
2) Organisasi pengelola rekam medis dipimpin tenaga rekam medis yang
memiliki kompetensi dan kewenangan mengelola rekam medis sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan. (D, W) dalam Stanpro,
Permenkes 377/2007, Kewenangan PMIK, Permenkes 55/2013 dan
Jabfung PM, Permenpan 30/2013.
3) Tersedia tempat penyimpanan rekam medis yang menjamin keamanan
dan kerahasiaan rekam medis. (D,O,W).
9. Standar MIRM 9
a. Hak Akses
1) Tenaga kesehatan adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan
langsung kepada pasien (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014).
a) Tenaga Kesehatan Profesional Pemberi Asuhan Pasien diposisikan
mengelilingi pasien
b) Kompetensi yang memadai
c) Berkontribusi setara dalam fungsi profesinya
d) Tugas mandiri, kolaboratif, delegatif, bekerja sebagai satu kesatuan
memberikan asuhan yang terintegrasi.
2) Interprofesional (Interprofessionality)
a) Kolaborasi interprofesional (Interprofessional Collaboration)
b) Edukasi Interprofesional (Interprofessional Education
32
c) Kolaborasi Kompetensi Praktis Interprofesional (Interprofessional
Collaborative Practice Competency)
3) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah Pemimpin Klinis
(Clinical Leader)
a) DPJP melakukan koordinasi, sintesis, review dan mengintegrasikan
asuhan pasien
4) Personalisasi Asuhan (Personalized Care) & BPIS (Bila Pasien Itu Saya)
a) Keputusan klinis selalu diproses berdasarkan juga nilai-nilai pasien
b) Setiap Dr memperlakukan pasiennya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan
10. Standar MIRM 10
a. Penyimpanan, pemusnahan, dan kerahasiaan (Permenkes 269 tahun 2008)
1) Pasal 8
a) Rekam medis pasien rawat wajib disimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan.
b) Setelah batas waktu 5 (Lima) tahun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilampui, Rekam medis dapay dimusnahkan kecuali
ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medic.
c) Ringkasan pulang dan persetujan tindakan medic sebagaimana
dimaksud pada (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
d) Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan, ayat (3), dilaksanakan oleh petugas
yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
2) Pasal 9
a) Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit
wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
b) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampui,
rekam medis dapat dimusnahkan.
11. Standar MIRM 11
a. Sistem Manajemen Dokumen
1) RM Non Elektronik
33
a) Dokumen kertas dialihmediakan ke bentuk digital, kemudian disimpan
di dalam server, dikelola oleh alat penyimpan.
2) RM Elektronik
a) Dapat mengakses dokumen yang sama secara bersamaan dengan
hak akses yang berbeda.
12. Standar MIRM 12
a. Regulasi
1) Standardisasi kode diagnosis
2) Standardisasi Prosedur/Tindakan Kedokteran
3) Definisi dan simbol yang digunakan & yang tidak boleh digunakan
4) Daftar singkatan yang digunakan dan yang tidak boleh digunakan.
13. Standar MIRM 13
a. Pengelolaan RM
1) Sub sistem penyimpanan
a) Penyimpanan
b) Pengambilan
c) Penomoran
d) Penjajaran
e) Pengendalian / telusur RM
f) Retensi dan Pemusnahan
2) Asembling / Penataan RM ( RJ, RI dan GD dan hasil pemeriksaan
penunjang)
3) Monitoring pengisiannya ( AKPLRM)
14. Standar MIRM 13.1
a. Informasi dalam RM
1) Identifikasi pasien (semua Formulir)
2) Diagnosis ( RMK, CPPT, Ringkasan Plg)
3) Justifikasi asuhan dan pengobatan ( CPPT)
4) Pemberian dan hasil pengobatan (Lembar Tindakan, Lembar Pengobatan,
hasil penunjang)
5) Monitoring MPP Case Manajer dan atau Ka.Ru
b. Elemen Penilaian MIRM 13.1
1) Ada regulasi tentang isi spesifik dari rekam medis pasien yang ditentukan
oleh RS untuk kesinambungan asuhan oleh PPA. (R).
34
2) Rekam Medis berisi informasi yang memadai untuk mengidentifikasi
pasien
3) ekam Medis berisi informasi yang memadai untuk mendukung Diagnosis
(D,O/S)
4) Rekam Medis berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi
asuhan dan pengobatan (D,O/S)
5) Rekam Medis berisi informasi yang memadai untuk mendokumentasikan
pemberian dan hasil pengobatan (D,O/S)
6) Aktifitas Manajer Pelayanan Pasien (MPP) dicatat dalam RM (D,O/S,W)
15. Standar MIRM 13.1.1
a. Elemen Penilaian MIRM 13.1.1
1) Terdapat regulasi tentang RM pasien gawat darurat yang memuat waktu
kedatangan dan keluar pasien, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari
gawat darurat, dan instruksi tindak lanjut asuhan. (R)
2) Rekam medis pasien gawat darurat memuat waktu kedatangan dan keluar
dari unit pelayanan gawat darurat.(D,O/S)
3) Rekam medis pasien gawat darurat memuat ringkasan kondisi pasien saat
keluar dari unit pelayanan gawat darurat.(D,O/S)
4) Rekam medis pasien gawat darurat memuat instruksi tindak lanjut asuhan.
(D,O/S)
16. Standar MIRM 13.2
a. Elemen Penilaian MIRM 13.2
1) Terdapat regulasi yang menetapkan individu yang berwenang mengisi
rekam medis dan memahami cara melakukan koreksi.(R)
2) Terdapat bukti yang mengisi RM hanya individu yang mendapat otoritas
untuk mengisi rekam medis.(D,W)
3) Terdapat bukti individu yang berwenang mengisi rekam medis dan
memahami cara melakukan koreksi.(O/S,W)
17. Standar MIRM 13.3
Setiap profesional pemberi asuhan (PPA) yang mengisi rekam medis menulis
identitas setelah pencatatan dibuat. Maksud dan Tujuan MIRM 13.3 untuk
Terdapat proses untuk menjamin bahwa hanya profesional pemberi asuhan
(PPA) yang diberi kewenangan yang mengisi rekam medis pasien dan bahwa
35
setiap pengisian ditulis tanggal dan jam, serta identifikasi profesional pemberi
asuhan (PPA) berupa nama jelas dan tandatangan/paraf.
a. Elemen Penilaian MIRM 13.3
1) Pada setiap pengisian rekam medis dapat diidentifikasi dengan jelas PA
yang mengisi. (D,O)
2) Tanggal dan jam pengisian rekam medis dapat diidentifikasi. (D,O)
18. Standar MIRM 13.4
a. Elemen Penilaian MIRM 13.4
1) Rumah sakit menetapkan individu atau tim yang melakukan review rekam
medis secara berkala. (R)
2) Rekam medis pasien di-review secara berkala. (D,W)
3) Review menggunakan sampel yang mewakili. (D,W)
4) Fokus review adalah pada ketepatan waktu, keterbacaan, dan
kelengkapan rekam medis. (D,W)
5) Proses review termasuk isi rekam medis harus sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan. (D,W)
6) Proses review termasuk rekam medis pasien yang masih dirawat dan
pasien yang sudah pulang. (D,W)
7) Hasil review dilaporkan secara berkala kepada direktur rumah sakit. (D,W)
19. Standar MIRM 14
a. Elemen Penilaian MIRM 14
1) Terdapat regulasi mengenai privasi dan kerahasiaan informasi terkait data
pasien dan hak akses terhadap isi rekam medis berdasar atas peraturan
perundang-undangan. (R)
2) Terdapat bukti regulasi dilaksanakan. (D, W)
3) Kepatuhan pelaksanaan regulasi dimonitor. (D,W)
20. Standar MIRM 15
a. Isi Ringkasan Pulang
1) Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan diagnostik
2) Indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain
3) Prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan.
4) Obat yang diberikan, termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit.
5) Kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang rumah sakit
36
6) Instruksi tindak lanjut, serta dijelaskan dan di TTD oleh pasien dan
keluarga
37
BAB V
KLASIFIKASI DAN KODEFIKASI PENYAKIT MASALAH-MASALAH YANG
BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN TINDAKAN MEDIS (KKPMT)
Teori :
Gambar 3.2 Alur klasifikasi penyakit menurut ICD 10 Volume II tahun 2004 WHO
Geneva
38
Keterangan :
a. Lead term : Keberadaan kata sebelah paling kiri dan menjadi
kata kunci untuk kata-kata dibawah ini.
b. Parantheses : Dua tanda kurung.
c. SEE : Kata memberi tahu penentu kode untuk melihat
istilah lain.
d. SEE ALSO : Berarti harus mencari lebih lanjut di indeks yaitu
bila turunan Lead Term .Sistem klasifikasi penyakit adalah sistem yang
mengelompokkan penyakit-penyakit dan prosedur-prosedur yang sejenis ke dalam
satu grup nomor kode penyakit dan tindakan yang sejenis. International Statistical
Classification Of Diseases and Related Problems (ICD) dari WHO, adalah sistem
klasifikasi yang komprehensif dan diakui secara internasional
(Irmawan,Sabar,Nita,2014).
39
dilakukan, untuk mengetahui keberhasilan penyesuaian bayi dari kehidupan
intrauterine (dalam uterus) ke ekstrauterine (dunia). (Irmawati dan Garmelia,
2018).
40
paling sering disebabkan oleh satu faktor penyebab, misalnya infeksi virus
atau kelainan kromosom tertentu yang secara simultan memengaruhi
jaringan.
Pembahasan :
Tentukan leadterm
a. Coding Penyakit
1. Siapkan rekam medis yang akan dikode diagnosa penyakit.
41
4. Apabila telah ditemukan kode yang dimaksud pada ICD 10 volume 3,
konfirmasi kode penyakit tersebut pada ICD 10 volume 1.
5. Lakukan pengkodean tindakan/operasi dengan teliti.
b. Coding Tindakan Operasi
1. Siapkan rekam medis yang akan dikode diagnosa tindakan/operasi.
2. Tentukan lead term dari tindakan/operasi yang akan dikode.
3. Cari kode tindakan/operasi berdasarkan lead term yang telah ditentukan
pada ICD 9 CM berdasarkan alfabet.
4. Apabila telah ditemukan kode yang dimaksud pada ICD 9 CM
berdasarkan alfabet, konfirmasi kode tindakan/operasi tersebut pada ICD
9 CM berdasarkan urutan kode.
5. Lakukan pengkodean tindakan/operasi dengan teliti.
KODE KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 ICD-10 KET
RS
Orchitis
epididymitis and N45.9 Sesuai
Epididymitis
1. N45.9 epididymo-orchitis
Orchitis
without abscess
42
KODE KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 ICD-10 KET
RS
Unspecified lump in
3. Abses Mammae N63 breast N63 Sesuai
Endometriosis,
4. Endometriosis N80.9 unspecified N80.9 Sesuai
Follicular cyst of
5. Folicular Cyst N83.0 ovary N83.0 Sesuai
Other and
unspecified ovarian Sesuai
6. Ovarium Kista N83.2 N83.2
cysts
Other
noninflamatory N83.8 Sesuai
disorders of ovary,
7. Kista Adnexa N83.8
fallopian tube and
broad ligament
Other
noninflamatory N83.8 Sesuai
Kista Adnexa disorders of ovary,
8. N83.8
dextra sinistra fallopian tube and
broad ligament
Abnormal uterine
and vaginal Sesuai
Perdarahan
9. N93.9 bleeding, N93.9
pervaginaan
unspecified
Abnormal uterine
and vaginal Sesuai
Hiperplasia
10. N93.9 bleeding, N93.9
endometrium
unspecified
Cephalhaematoma
Cephalhaematom
12. P12.0 due to birth injury P12.0 Sesuai
a
Gangguan Nafas Birth asphyxia,
13. P21.9 P21.9
Ringan unspecified Sesuai
14. Respiratori P22.0 Respiratory P22.0
Distress Syndrom distress syndrome Sesuai
of newborn
43
KODE KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 ICD-10 KET
RS
Transient
tachypnoea of Sesuai
17. Tachypnoea P22.1 P22.1
newborn
Cyanotic attacks of
18. Cyanotic P28.2 newborn P28.2 Sesuai
Neonatal jaundice,
Neonatal
19. P59.9 unspecified P59.9 Sesuai
Jaundice
Infection specific to
IUGR (Intra
the perinatal Sesuai
20. Uiterine Growth P39.9 P39.9
period, unspecified
Restriction)
(Sumber: Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Syifa Medika Banjarbaru)
KODE
NO DIAGNOSA ICD-10 DIAGNOSA ICD 10 KODE
RS ICD-10 KET
Preauricular sinus Preauricular sinus Q18.1 Sesuai
1. Q18.1
and cyst and cyst
Hirschprungs Hirschsprung's Q43.1 Sesuai
2. Q43.1
disease disease
Down's syndrome, Sesuai
3. Downs syndrome Q90.9 Q90.9
unspecified
(Sumber: Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Syifa Medika Banjarbaru)
44
Alur Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit di RSU Syifa Medika Banjarbaru
sudah sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan kode diagnosa penyakit di RSU
Syifa Medika Banjarbaru kasus sistem produksi perinatal dan kelainan konginetal,
malformasi, deformasi, abnormalitas kromosom sudah sesuai dengan ketentuan
ICD-10.
45
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Total seluruh SDM yang ada di unit kerja rekam medis RSU Syifa Medika
masih terdapat beberapa kekurangan pada jabatan fungsional unit kerja rekam
menyeleksi berkas rekam medis yang lengkap dan tidak lengkap, membuat slip
serta laporan dokumen rekam medis yang kurang lengkap. Pada bagian
disayangkan belum terbentuk unit kerja rekam medis tersebut. Fasilitas di unit
kerja rekam medis RSU Syifa Medika Banjarbaru belum memenuhi standar
ICD-10.
B. Saran
1. Petugas yang bukan berasal dari pendidikan rekam medis sebaiknya lebih
46
dapat semakin meningkatkan kinerja dan mendukung tercapainya kualitas
3. Sebaiknya ruang kepala instalasi rekam medis dan instalasi JKN tidak
untuk bidang rekam medis menjadi lebih mudah dan tidak tercampur dengan
pekerjaan yang lainnya, sehingga dalam bekerja akan menjadi lebih optimal.
47
DAFTAR PUSTAKA
Budi SC (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media.
Gunarti R, Masrudi M (2019). Rekam medis dan informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Thema Publishing.
Hatta, Gemala R. (2014). Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
48
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Savitri Citra. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta :
Quantum Sinergis Media.
Irmawati dkk (2018). Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait Kesehatan
Serta Tindakan II
Sudra, Rano Indriani. (2017). Materi Pokok Rekam Medis. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
49
LAMPIRAN
50