Anda di halaman 1dari 37

i

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA NELAYAN


BAGAN APUNG DUSUN TELAGA KECAMATAN SERAM
BARAT KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT TAHUN 2020

PROPOSAL

OLEH :

MUHAMAD FANDI

NPM : 1420116085

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA NELAYAN BAGAN

APUNG DUSUN TELAGA KECAMATAN SERAM BARAT KABUPATEN

SERAM BAGIAN BARAT TAHUN 2020

PROPOSAL

OLEH :

MUHAMAD FANDI

NPM : 1420116085

Proposal ini Telah Disetujui

Pada Tanggal, 24 Juli 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes Abdul Rizali Lapodi, S.Kep,M.Kes


NIDN. 1208098501 NIK. 607890201201801

Menyetujui;
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes


NIDN. 1208098501
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul

“Gambaran Kadar Hemoglobin pada Nelayan Bagan Apung Dusun Telaga

Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2020”.

Penulisan proposal ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu

Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.

Dengan selesainya proposal ini penulis menyampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta (Ayah dan Ibu) yang telah memberikan

Do’a, kasih saying, harapan, serta semangat yang sangat luar biasa kepada

penulis hingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan baik.

2. Hamdan Tunny, S.Kep.,M.Kes, selaku Pembina Yayasan Maluku Husada.

3. Rasma Tunny, S.Sos, selaku Ketua Yayasan Maluku Husada.

4. Lukman La Bassy, S.Farm.,M.Sc.,Apt, selaku Ketua STIKes Maluku Husada

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh

pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.

5. Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Maluku Husada dan pembimbing I yang telah meluangkan waktunya

untuk membimbing dan memberikan masukan serta arahan yang sangat baik

kepada penulis.

6. Abdul Rizali Lapodi, S.Kep,M.Kes. selaku pembimbing 2 yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan proposal.


iv

7. Adik-adikku tersayang, Saudara-saudari sepupuku, dan semua kelurgaku.

Terima kasih telah memberikan semangat, dorongan, motivasi, dan Do’a

kepada penulis dalam penyusunan proposal ini.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 serta teman-teman sekelompok

penelitian, dan adik-adik kos-kosan, dan khususnya teman sejatiku yang selalu

memberikan do’a, semangat dan motivasi serta masukan-masukan yang tak

henti-hentinya kepada penulis dalam penyusunan proposal ini.

9. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyusun proposal ini.

10. Terimah kepada seluruh staf dosen di STIKes Maluku Husada.

Semoga Allah SWT, membalas semua kebaikan dari semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan proposal ini dengan baik. Dari segalah kerendahan hati, penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini banyak terdapat kesalahan

kerena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan

kekeliruan karena sesunggunya kesempurnaan itu milik Allah SWT, Tuhan yang

maha Esa. Penulis berharap agar di berikan masukan bersifat membangun

sehingga penulis dapat berkarya lebih baik lagi kedepanya. Semoga karya ini

menjadi karya yang bermamfaat di sisi Allah SWT dan bermamfaat dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di budang keperawtan dan

kesehatan lainnya.

Kairatu, 24 Juli 2020

Penulis
v

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………….. i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL………………………………………………………. vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. viii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………….. 3
1.3.1 Tujuan umum………………………………………... 3
1.3.2 Tujuan khusus……………………………………….. 3
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………... 4
1.4.1 Manfaat teoritis……………………………………… 4
1.4.2 Manfaat praktis……………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 5
2.1 Pengertian Hemoglobin……………………………………. 5
2.2 Struktur Hemoglobin………………………………………. 5
2.3 Katabolisme Hemoglobin…………………………………. 6
2.4 Nilai Rujukan Hemoglobin ……………………………….. 6
2.5 Cara Mengukur Kadar Hemoglobin……………………….. 7
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin ………… 8
2.7 Cara Mengatasi Kekurangan Kadar Hemoglobin…………. 9
2.8 Tinjauan Tentang Nelayan………………………………… 10
2.9 Keaslian Penelitian………………………………………… 13
BAB III KERANGKA KONSEP………………………………………. 16
3.1 Kerangka Konsep…………………………………………... 16
BAB IV METODE PENELITIAN…………………………………….. 18
4.1 Desain Penelitian…………………………………………... 18
4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian……………………………... 18
4.2.1 Lokasi Penelitian…………………………………….. 18
4.2.1 Waktu Penelitian…………………………………….. 18
4.3 Populasi, Sampel, Sampling……………………………….. 18
4.3.1 Populasi……………………………………………… 18
4.3.2 Sampel……………………………………………….. 19
4.3.3 Sampling…………………………………………….. 19
4.4 Variabel Penelitian………………………………………… 19
4.5 Definisi Operasional……………………………………….. 20
4.6 Instrumen Penelitian……………………………………….. 20
4.7 Prosedur Pengumpulan Data……………………………….. 21
4.7.1 Data Primer………………………………………….. 21
4.7.2 Data Sekunder……………………………………….. 23
4.8 Analisa Data……………………………………………….. 23
4.8.1 Analisa Univariat……………………………………. 23
4.9 Etika Penelitian……………………………………………. 23
vi

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 25
LAMPIRAN…………………………………………………………….. 27
vii

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kadar Hemoglobin Normal…………………………………… 6


Tabel 2.2 Keaslian Penelitian……………………………………………. 13
viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden……………….. 27


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed
Consent)………………………………………………….. 28
Lampiran 3 Surat Pengambilan Data Awal…………………………… 29
ix

DAFTAR SINGKATAN

WHO World Health Organization

HB Hemoglobin

NADPH Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan nasional bagi negara

berkembang maupun negara maju. Anemia adalah penurunan jumlah total

hemoglobin atau sel darah merah yang berdampak terhadap pembangunan

kesehatan, sumber daya manusia, sosial, dan ekonomi. Anemia merupakan

masalah gizi di dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.

Kasus anemia di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh kekurangan Fe

sehingga disebut juga anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah

anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis,

karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan

pembentukan hemoglobin berkurang (Panyuluh, 2018)

Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu

21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta

18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan. Berdasarkan kelompok umur,

penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada

kelompok umur 15-24 tahun. Sedangkan di Provinsi Maluku sendiri

prevalensi anemia sebesar 29,1% dan termaksud dalam lima Provinsi dengan

anemia tertinggi pada tahun 2013.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Arbianti (2016) mengenai

kadar hemoglobin penjual makanan pada malam hari di wilayah Anduonohu

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan jumlah responden 32,


2

kadar hemoglobin normal sebanyak 11 responden (34,0%) dan hemoglobin

tidak normal sebanyak 21 responden (66,0%).

Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat

molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.

Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh

manusia, yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan

karbondioksida dan proton dari jaringan perifer ke organ respirasi (Gunadi,

2016). Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis

kelamin, kehamilan, menstruasi, asupan makanan, kebiasaan minum teh atau

kopi, penyakit infeksi. Selain itu penelitian yang di lakukan Mawo dkk 2019,

Penurunan kadar hemoglobin juga di pengaruhi oleh kualitas tidur. Faktor

kurang tidur pada malam hari, dapat menyebabkan produksi sel darah merah

berkurang.

Bagan apung merupakan alat tangkap yang berbentuk persegi empat yang

memiliki panjang dan lebar yang sama. Bagan apung merupakan alat tangkap

yang menghasilkan tangkapan ekonomis penting ikan pelagis khususnya

pelagis kecil. Nelayan bagan umumnya berangkat melaut pada sore hari dan

pulang besok pagi. Pemanfaatan alat tangkap bagan apung sudah dilakukan

sejak dulu oleh masyarakat khususnya masyarakat Dusun Telaga Kecamatan

Seram Barat.

Dusun Telaga sendiri merupakan Dusun yang berada di Kecamatan

Seram Bagian barat dengan jumlah penduduk sebanyak 2.650 jiwa yang

terdiri dari laki laki sebanyak 1.270 sedangkan perempuan sebanyak 1.380

jiwa. Sebagian besar penduduk dusun telaga piru berprofesi sebagai nelayan
3

yang berjumlah 200 orang, nelayan tradisional yang menangkap ikan

mengggunakan Bagan apung sebanyak 30 orang dan sisanya adalah nelayan

tradisional menangkap ikan secara manual dengan menggunakan perahu

kayu. Berdasarkan hasil survey di Dusun Telaga Piru didapatkan hampir

seluruh nelayan yang menggunakan Bagan apung waktu tidurnya kurang dari

8 jam.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran kadar hemoglobin pada nelayan Bagan

Apung Dusun Telaga Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian

Barat”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Kadar Hemoglobin

pada Nelayan Bagan Apung Dusun Telaga Kecamatan Seram Barat

Kabupaten Seram Bagian Barat”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada nelayan

bagan Apung Dusun Telaga Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram

Bagian Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah nelayan Dusun Telaga Kecamatan

Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat.


4

2. Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada nelayan bagan Dusun

Telaga Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat.

1.4 Manfaat Penilitian

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan untuk proses

penelitian selanjutnya

2. Sebagai wadah bagi penulis dalam mengembangkan dan

memperdalam pengetahuan tentang kesehatan serta untuk

memperluas wawasan tentang kadar hemoglobin.

3. Manfaat untuk nelayan memberikan informasi bagi nelayan

mengenai gambaran atau kadar hemoglobin Nelayan Dusun Telaga

Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat bagi masyarakat hasil penelitian ini dapat menjadi

sumbangan ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

memberikan informasi bagi masyarakat mengenai gambaran kadar

hemoglobin pada Nelayan Dusun Telaga Kecamatan Seram Barat

Kabupaten Seram Bagian Barat.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Hemoglobin

Hb adalah suatu kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.

Pigmen pada kompleks tersebut berwarna merah, lantas hal inilah yang

menjadikan eritrosit juga berwarna merah. Molekul ini diberi nama Hb karena

memiliki empat gugus heme yang mengandung besi ferro dan empat rantai

globin (Tri Fajri 2020).

Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang

terdiri dari globin dan heme terdiri dari cincin porfirin dengan satu atom besi

(ferro) (Henry, 2001 dalam Norsiah 2015)

Hemoglobin adalah sebuah protein terkonjugasi dan merupakan

komponen utama sel darah merah yang mengandung hampir dua per tiga

kebutuhan besi tubuh manusia (Elysia Veronica Halim 2014)

2.2 Struktur Hemoglobin

Struktur Hb terdiri atas empat grup heme dan empat rantai polipeptida

dengan total asam amino sebanyak 574 buah. Rantai polipeptidanya terdiri

atas dua rantai α dan dua rantai β dengan masing-masing rantai berikatan

dengan satu grup heme. Pada setiap rantai α terdapat 141 asam amino dan

setiap rantai β terdapat 146 asam amino.

Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan

nama porfirin. Porfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang dihubungkan

oleh suatu jembatan untuk membentuk cincin tetrapirol. Pada cincin ini

terdapat empat gugus mitral dan gugus vinil serta dua sisi rantai propionol.
6

Porfirin yang menahan satu atom Fe disebut dengan nama heme. Pada

molekul heme inilah Fe dapat melekat dan menghantarkan O2 serta CO2

melalui darah (Tri Fajri 2020).

2.3 Katabolisme Hemoglobin

Proses ini diawali dengan oksidasi jembatan metilen yang terdapat pada

cincin heme oleh sistem enzim heme oksigenase. Enzim ini kelak akan

membuka cincin tetrapirol dan merubahnya menjadi bentuk linier. Atom ferro

di tengah cincin porfirin membuat senyawa ini menjadi lebih mudah

dioksidasi dan menjadi bentuk ferri. Selama proses ini diperlukan O2 dan

NADPH yang berfungsi sebagai pereduksi heme. Hasil dari pembukaan

cincin heme ini adalah verdoglobin sedangkan tetrapirol yang tersisa

kemudian dibelah dan menjadi biliverdin. CO2 dan atom besi yang

dilepaskan serta protein globin yang tersisa akan dipecah oleh enzim-enzim

protease. Asam amino tersebut kelak dapat dapat digunakan lagi untuk

membentuk protein ataupun dipecah lebih lanjut, sedangkan besi yang

dilepaskan akan disimpan dan menjadi cadangan besi tubuh (Tri Fajri 2020).

2.4 Nilai Rujukan Hemoglobin

Nilai rujukan dari pemeriksaan hemoglobin bervariasi. Dapat di tentukan

berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin.

Tabel 1. Kadar Hemoglobin Normal

Kelompok Umur Nilai (gr/dL)

Anak 6 bulan – 5 tahun 11,0

Anak 5 – 11 tahun 11,5

Anak 12 – 13 tahun 12,0


7

Wanita dewasa 12,1 – 15,1

Wanita hamil 11,0

Laki-laki 13,8 – 17,2

(WHO dalam Jannah 2020)

2.5 Cara Pengukuran Kadar Hemoglobin

Parameter yang digunakan untuk mengetahui seseorang mengalami

anemia secara luas adalah hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah senyawa

pembawa oksigen pada sel darah merah. Kandungan hemoglobin yang rendah

mengindikasikan anemia. Beberapa cara untuk mengukur kandungan

hemoglobin dalam darah, yang paling banyak dilakukan secara automatik

oleh mesin yang direkam khusus untuk membuat beberapa ujian terhadap

darah.

Kadar hemoglobin darah ditentukan dengan bermacam-macam cara

antara lain: cyanmethemoglobin, sahli, dan Hb meter.

2.5.1 Cyanmethemoglobin

Cara cyanmethemoglobin bagus untuk laboratorium rutin dan

sangat dianjurkan untuk penerapan kadar hemoglobin dengan teliti

karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat

stabil dan dapat dibeli.

2.5.2 Sahli

Cara ini mengunah hemoglobin menjadi hematin asma, selanjutnya

warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam

alat itu. Kelemahan pada metode ini kolorimeter visual tidak teliti,

hematin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu
8

tidak dapat distandarkan. Cara ini juga kurang baik karena tidak semua

hemoglobin diubah menjadi hematin asam.

2.5.3 Hb meter

Pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Hb meter sangat

praktis, hasil yang didapatkan cepat dan mudah digunakan tanpa harus

tenaga terlatih.

(Karimah 2019)

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Menurut Guyton, Arthur C, 2007 faktor-faktor yang mempengaruhi

kadar hemoglobin antara lain :

2.6.1 Umur

Semakin tua umur seseorang, maka semakin berkurang kadar HB-

nya.

2.6.2 Jenis kelamin

Pada umumnya, pria memiliki kadar hb yang lebih tinggi

dibandingkan kadar Hb pada wanita. Hal ini juga bersangkut paut

terhadap kandungan hormone pada pria maupun wanita. Kadar Hb

wanita lebih rendah karena faktor aktivitasnya yang lebih sedikit

disbanding aktivitas pada pria, selain wanita mengalami menstruasi.

2.6.3 Geografi (tinggi rendahnya daerah)

Tempat tinggla didataran tinggi, mahlk hidup disana tubuhnya

cenderung lebih aktif dalam memproduksi sel darah merah untuk

meningkatkan suhu tubuh dan lebih aktif mengikat kadar O2 yang lebih

rendah dari pada didataran rendah. Hb mahluk hidup yang tinggal


9

dipesisiran cenderung mempunyai Hb yang lebih rendah, sebab tubuh

memproduksi sel darah merah dalam keadaan normal.

2.6.4 Nutrisi

Bila makanan yang dikonsumsi banyak mengandung Fe atau besi,

maka sel darah yang diproduksi akan meningkat sehingga hemoglobin

yang terdapat dalam darah meningkat. Dan begitu juga sebaliknya.

2.6.5 Kebiasaan Begadang

Malam seharusnya menjadi waktu untuk tubuh kita beristirahat

setelah seharian melakukan aktivitas, seperti bekerja, belajar, maupun

aktivitas lainnya. Tidur malam idealnya harus dilakukan selama 8 jam,

hal itu bertujuan agar sistem kerja tubuh dapat berjalan maksimal pada

keesokan harinya. Karena hormon pertumbuhan manusia dan hormon

kortek adrenal yang sangat penting untuk menunjang sistem

metabolisme tubuh serta perkembangan fungsi otot dihasilkan pada

malam hari. Jika seseorang sering begadang sampai larut malam, ini

berarti akan mengganggu tubuh kita untuk menghasilkan kedua hormon

tersebut, yang nantinya akan berdampak serius bagi kondisi kesehatan

kita, diantaranya adalah penyakit kekurangan darah atau anemia, hal ini

disebabkan karena hormon dan produksi sel darah merah terganggu

akibat metabolisme tubuh yang tidak seimbang (Arbianti 2016).

2.7 Cara Mengatasi Kekurangan Kadar Hemoglobin

Untuk mengatasi gangguan tersebut, diperlukan cara untuk dapat

meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah pasien. Berikut langkah-


10

langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam

darah :

2.7.1 Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12, asam

folat, vitamin C, dan zat besi seperti bayam, tomat, brokoli, kacang-

kacangan, asparagus, jagung, jeruk, anggur, pisang, jambu biji, pepaya,

mangga, dan lain sebagainya.

2.7.2 Hindari mengkonsumsi makanan yang dapat yang dapat mempengaruhi

penyerapan zat besi dalam tubuh yaitu makanan kaya serat dan kalsium

seperti susu, coklat, minuman yang mengandung bahaya kafein, dan

sebagainya

2.7.3 Menghindari konsumsi obat-obatan yang mengandung antasida maupun

fosfat

2.7.4 Beristirahat yang cukup

2.7.5 Melakukan olah raga ringan secara teratur

Hal yang perlu diingat adalah, rendahnya kadar hemoglobin dalam tubuh

dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi kesehatan tertentu.

Untuk mengatasinya, langkah yang paling tepat adalah melakukan

pengobatan pada sumber penyebabnya. (Arisman, 2007:32 dalam Ifan 2018).

2.8 Tinjauan Tentang Nelayan

2.8.1 Defenisi Nelayan

Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya

bekerja menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom

maupun permukaan perairan (Wikipedia)


11

Nelayan, menurut Undang-undang perikanan nomor 45 tahun

2009, merupakan orang yang pekerjaan pokoknya melakukan

penangkapan ikan. Sedangkan nelayan kecil merupakan orang yang

mata pencariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari (Ulfa 2018).

Menurut Fargomeli 2014, nelayan dapat dibedakan menjadi

nelayan pemilik (juragan), nelayan penggarap (buruh/pekerja) dan

nelayan kecil, nelayan tradisional

1. Nelayan pemilik (juragan) adalah orang atau perseorangan yang

melakukan usaha penangkapan ikan, dengan hak atau berkuasa

atas kapal/perahu dan/atau alat tangkap ikan yang dipergunakan

untuk menangkap ikan.

2. Nelayan penggarap (buruh atau pekerja) adalah seseorang yang

menyediakan tenaganya atau bekerja untuk melakukan

penangkapan ikan yang pada umumnya merupakan/membentuk

satu kesatuan dengan yang lainnya dengan mendapatkan upah

berdasarkan bagi hasil penjualan ikan hasil tangkapan.

3. Nelayan tradisional adalah orang perorangan yang pekerjaannya

melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan perahu dan

alat tangkap yang sederhana (tradisional). Dengan keterbatasan

perahu maupun alat tangkapnya, maka jangkauan wilayah

penangkapannya pun menjadi terbatas, biasanya hanya berjarak 6

mil laut dari garis pantai. Nelayan tradisonal ini biasanya adalah
12

nelayan yang turun-temurun yang melakukan penangkapan ikan

untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

4. Nelayan kecil pada dasarnya berasal dari nelayan tradisional,

hanya saja dengan adanya program modernisasi/motorisasi perahu

dan alat tangkap maka mereka tidak lagi semata-mata

mengandalkan perahu tradisional maupun alat tangkap yang

konvensional saja melainkan juga menggunakan diesel atau

motor, sehingga jangkauan wilayah penangkapan agak meluas

atau jauh(Septiana 2018).

2.8.2 Nelayan Bagan Apung

Bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan

diperairan pantai pada malam hari dengan menggunakan cahaya

lampu (light fishing) sebagai alat bantu untuk merangsang atau

menarik perhatian ikan untuk berkumpul dibawah cahaya lampu,

kemudian dilakukan penangkapan dengan jaring (Ayodhya, 1981

dalam Kasmawati 2017).

Metode pengoperasian bagan apung dapat dijelaskan secara

berurutan sebagai berikut (Ta’aliddin, 2000):

1. Penurunan jaring (setting) ke dalam air dengan melepaskan ikatan

tali jaring pada roller. Jaring diturunkan sampai kedalaman tertentu

di atas perairan. Jaring turun kedalam air dengan bantuan pemberat

(batu) yang diikatkan pada setiap sudut jaring bagian bawah.

2. Menyalakan dan memasang lampu TL berjumlah 4 buah, digantung

dengan menggunakan tangkai bambu dengan jarak 1 m di atas


13

permukaan air laut. Untuk operasi penangkapan ini, yang

menggunakan sumber cahaya lampu listrik, pemasangan sumber

cahaya dilakukan bersamaan.

3. Jaring berada dalam air rata-rata selama 2 jam. Setelah 2 jam,

lampu dipadamkan satu demi satu dan pada akhirnya hanya tinggal

satu lampu listrik saja yang dipasang sungkup bambu di atas untuk

menarik ikan agar terkonsentrasi di bawah lampu. Jaring kemudian

diangkat (hauling) dengan menggunakan alat pemutar dari bambu

(roller). Pada saat awal pengangkatan jaring dilakukan secara

perlahan-lahan, dan semakin cepat ketika jaring sudah

2.9 Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan untuk untuk

perbandingan keaslian penelitian dapat disajikan dalam table berikut

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil

1 Ifan 2018 Gambaran Kadar Metode Hasil penelitian ini

Hemoglobin Pada penelitian ini menunjukan dari 52

Nelayan adalah responden, responden

Kecamatan deskriptif dengan kadar

Nambo Kota hemoglobin normal

Kendari Provinsi sebanyak 27 responden

Sulawesi (51,92%) dan

Tenggara responden dengan

kadar hemoglobin tidak

normal sebanyak 25

responden (48,07%).
14

2 Petronela R. Hubungan Metode dari Hasil Penelitian ini

Mawo, Su Djie Kualitas Tidur penelitian ini menunjukan adanya

To Rante, I Dengan Kadar menggunakan hubungan antara

Nyoman Hemoglobin observasional kualitas tidur dengan

Sasputra 2019 Mahasiswa analitik kadar Hb mahasiswa

Fakultas dengan FK Undana

Kedokteran rancangan

Undana cross sectional

regresi

3 Fitri Arbianti Gambaran Kadar Metode Hasil penelitian ini

2016 Hemoglobin penelitian ini menunjukan, dari 32

Penjual Makanan adalah responden penjual

Pada Malam Hari deskriptif makanan ditemukan

di wilayah responden dengan

Anduonohu kadar hemoglobin yang

Kec.Poasia Kota normal sebanyak 11

Kendari Provinsi responden (34,0%) dan

Sulawesi responden dengan

Tenggara kadar hemoglobin yang

tidak normal sebanyak

21 responden (66,0%)
15

BAB III

KERANGKA KONSEPUAL

3.1 Kerangka Konsep

Hemoglobin (Hb) merupakan protein kompleks yang mengikat zat besi

(Fe). Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru

keseluruh tubuh dan menukarkannya dengan karbon diosida dari jaringan

untuk di keluarkan melalui paru-paru.

Nelayan merupakan orang individu ataupun kelompok yang aktif dalam

melakukan penangkapan ikan dan binatang air lainnya untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

Jam hidup manusia terbagi atas tiga tahap yaitu delapan jam bekerja

normal, delapan jam selanjutnya di peruntukan untuk pekerjaan yang ringan

dan delapan jam pada malam hari di gunakan untuk beristrahat dengan total.

Sedangkan hal ini terbalik dengan kebiasaan nelayan di Dusun Telaga

Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat. Nelayan dusun

telaga kecamatan seram barat kabupaten seram bagian barat memulai waktu

bekerja sekitar pukul 18.00 – 07.30 Wib.

Faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya kadar hemoglobin pada

manusia salah satunya adalah kurang tidur pada malam hari, hal ini dapat

menyebabkan produksi sel darah merah berkurang. Karena kurangnya

produksi sel darah merah di dalam tubuh nelayan yang diakibatkan jam tidur

malam sangat kurang maka akan tampak pucat karena kekurangan oksigen

yang disebut sebagai gejala anemia (kekurangan darah).


16

Nelayan

tidur nelayan kurang dari 8 jam

(Pada malam hari)

Kekurangan Hemoglobin
(Anemia)

Pemeriksaan hemoglobin metode


strip test(Nelayan Laki-Laki)

Normal Tidak Normal


17

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang di lakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

kadar hemoglobin pada nelayan di Dusun Telaga Kecamatan Seram Barat

Kabupaten Seram Barat secara objektif.menggunakan metode strip test

hemoglobin(Notoatmojo, 2012).

4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.2.1 lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Telaga Kecamatan

Seram Barat Kabupaten Seram Barat Tahun 2020

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juli – Agustus tahun 2020.

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi objek atau

sasaran penelitian, yang memiliki karakteristik tertentu dan di tetapkan

oleh peneliti untuk dapat diTarik kesimpulan.(Notoatmojo,

2012)berdasarkan definisi di atas yang menjadi populasi penelitian ini

adalah semua nelayan tradisional yang mencari ikan dengan

menggunakan bagan di Dusun Telaga Kecamatan Seram Barat

Kabupaten Seram Barat Tahun 2020 sebanyak 30 responden.


18

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.(Notoatmojo, 2012).Sampel

yang digunakan dalam penelitan ini adalah semua nelayan yang

mencari ikan dengan menggunakan bagan di Dusun Telaga Kecamatan

Seram Barat Kabupaten Seram Barat Tahun 2020 sebanyak 30

responden.

4.3.3 Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi.

Teknik Sampling yang digunakan adalah Total Sampling,Total

sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel terikat (dependen) merupakan variable yang di pengaruhi

atau variabel dampak/akibat dari variabel bebas. Variabel dependen

umumnya menjadi tujuan penilitian sumber masalah, yangingin di

ketahui gambarannya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependen adalah hemoglobin Nelayan di Dusun Telaga Kecamatan

Seram Barat Kabupaten Seram Barat.


19

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Hemoglobin suatuprotein yang kaya akan Hb digital 1. Normal jika nilai oridinal

zat besi yang memiliki afinitas hb 14-18 g/dl

terhadap oksigenpembentuk 2. Tidak normal

oksihemoglobin di dalam sel jika nilai hb

darah merah. dari paru paru < 14 g/d

ke jaringan sehingga sangat di >18 g/d

butuhkan oleh tubuh.

4.6 Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah Hb digital, lancet, auto click, test

strip Hb, kapas, dan alkohol.Hb digital, lancet, auto click, test strip Hb, kapas,

dan alkoholadalah alat alat untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam

darah.Proses pemeriksaan Dalam penelitian ini ada 3 tahap ialah:

4.6.1 Pra analitik

4. Persiapan Responden Tidak memerlukan persiapan khusus

5. Persiapan sampel Sampel darah kapiler di peroleh melalui ujung jari

pasien

6. Persiapan alat

a. Hb digital

b. Lancet

c. Auto click

7. Persiapan bahan
20

a. Test strip Hb

b. Kapas

c. Alkohol

4.6.2 Analitik

1. Siapkan alat dan bahan

2. Di masukan chip dan strip Hb

3. Di gunakan kapas alkohol untuk mendisenfeksi jari yang akan di

ambil darahnya

4. Di tekan autoclick di atas jari yang akan di ambil darahnya

5. Setelah keluar darah, darah pertama di hapus. Selanjutnya,

6. Strip disentuhkan pada darah, darah akan langsung meresap sampai

ujung strip dan akan terdengar bunyi beep.

7. Ditunggu beberapa saat, hingga hasil keluar pada layar h. Jika

pemeriksaan telah selesai, lepaskan strip dari alat.

4.6.3 Pasca Analitik

1. Hasil

Normal Laki-laki : 14-18 g/dl

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1 Data Primer

Data primer diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran,

pengamatan, survey dan lain-lain

1. Mencari dan mengidentifikasi permasalahan dengan melihat

fenomena yang ada di sekitar.

2. Studi pendahuluan
21

Studi pendahuluan adalah tahap awal dalam metodologi

penulisan. Pada tahap ini dilakukan studi lapangan dengan

mengambil data secara langsung.Penulis membuat surat izin

pengambilan data awal di institusi pendidikan. Setelah mendapat

surat izin pengambilan data awal, peneliti menyerahkan surat

tersebut ke Pustu Dusun Telaga untuk mengambil data awal.

3. Menyusun proposal penelitian

4. Mengurus perizinan penelitian dari institusi pendidikan ke instansi-

instansi terkait.

5. Menetukan subyek yang akan diteliti berdasarkan kriteria inklusi

yang sudah ditentukan.

6. Pelaksanaan penelitian, waktu penelitian pada Juli 2020 sampai

selesai, peneliti melakukan penelitian dengan mengunjungi nelayan

yang menjadi responden di dusun telaga. Selanjutnya meminta

persetujuan dari responden dengan memberikan surat persetujuan

menjadi responden (informed consent).

7. Setelah mendapatkan persetujuan dilakukan uji strip hemoglobin

kepada responden berkaitan dengan karakteristik responden.

8. Data yang telah dikumpulkan diolah secara komputerisasi dengan

menggunakan tahapan sebagai berikut :Pemeriksaan data (editing),

Pemberian kode (coding), Memasukan data (entry), Membersihkan

data (cleaning).

4.7.2 Data sekunder


22

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Pustu Dusun Telaga

Tahun 2020.

4.8 Analisa Data

Analisa data di lakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yang

di peroleh dari analisa dengan menggunakan analisis statistik kuantitaf

dengan menggunakanalisis univariat. Adapun analisa yang di gnakan sebagai

berikut

4.8.1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisis

tiap-tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan presentasi

dari variabel. (Notoatmodjo, 2012).Pada penelitian ini analisis data

dengan metode statistik univariat akan di gunakan untuk menganalis

variable gambaran hemoglobin Nelayan di Dusun Telaga Kecamatan

Seram Barat Kabupaten Seram Barat. Akan di analisa dengan skala

ordinal dan akan di tampilkan dalam distribusi frekwensi.

4.9 Etika Penelitian

Etika penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak subyek antara lain

menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya

ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penilitian pada responden

akan di berikan lembaran persetujuan tentang kesediaan responden menjadi

partisipan. Dalam penelitian ini terlebih dahulu isi lembaran tersebut, apabila

responden bersedia maka responden di persilahkan untuk menandatangi surat

pernyataan persetujuan tersebut. Penelitian ini memperhatikan masalah etika

meliputi :
23

4.9.1 Informed consent (Lembar persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian.Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan

memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

4.9.2 Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantum nama

responden, tetapi responden tersebut diberikan kode.

4.9.3 Confidentiality ( kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arbianti, F. (2016) Gambaran kadar hemoglobin penjual makanan pada malam


hari di wilayah anduonohu kec. poasia kota kendari provinsi sulawesi
24

tenggara. Politeknik Kesehatan Kendari.

Baskoro, F. T. (2016) ‘Pengaruh Pemberian Ekstrak Jintan Hitam (Nigella Sativa)


Terhadap Kadar Hemoglobin Tikus Sprague Dawley Setelah Diberikan
Paparan Asap Rokok’, Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), pp. 9–27.

Chairunnisa, O., Nuryanto, N. and Probosari, E. (2019) ‘Perbedaan Kadar


Hemoglobin Pada Santriwati Dengan Puasa Daud, Ngrowot Dan Tidak
Berpuasa Di Pondok Pesantren Temanggung Jawa Tengah’, Journal of
Nutrition College, 8(2), p. 58. doi: 10.14710/jnc.v8i2.23814.

Firhandy Dwipayana, M., Rostini, I. and Mahdiana Apriliani, I. (2018) ‘Hasil


Tangkapan Alat Tangkap Bagan Apung Dengan Waktu Hauling Berbeda Di
Pantai Timur Perairan Pangandaran’, Jurnal Perikanan dan Kelautan,
IX(1), pp. 112–118.

Gunadi, V. I. ., Mewo, Y. M. and Tiho, M. (2016) ‘Gambaran kadar hemoglobin


pada pekerja bangunan’, Jurnal e-Biomedik, 4(2), pp. 2–7. doi:
10.35790/ebm.4.2.2016.14604.

Halim, E. V. (2014) ‘Pengaruh Latihan Zumba Terhadap Kadar Hemoglobin’,


Jurnal e-Biomedik, 2(1). doi: 10.35790/ebm.2.1.2014.4552.

Ifan (2018) Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Nelayan Kecamatan Nambo


Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Politeknik Kesehatan Kedari.

Karimah, A. (2019) Hubungan Antara Asupan Zat Besi Dengan Status Anemia
Remaja Putri Di Asrama Sma It Abu Bakar Yogyakarta. Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Kasmawati (2017) Analisis Hasil Tangkapan Dan Nilai Ekonomi Bagan Tancap
Pada Beberapa Tipe Ekosistem Di Pantai Barat Sulawesi Selatan The.

Mawo, P. R., Rante, S. D. T. and Sasputra, I. N. (2019) ‘Hubungan Kualitas Tidur


dengan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Undana’,
Cendana Medical Journal, 17(2), pp. 158–163.

Norsiah, W. (2015) ‘Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin


dengan dan Tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis’, Medical
Laboratory Technology Journal, 1(2), p. 72. doi: 10.31964/mltj.v1i2.19.

Panyuluh, D. C. (2018) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Penyebab Anemia Pada Santriwati Pondok Pesantren Darul Ulum
Kabupaten Kendal’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(2), pp.
156–162.

Patrick, F. M., Umboh, O. R. H. and Rotty, L. W. A. (2019) ‘Hubungan Kadar


Hemoglobin dengan Laju Filtrasi Glomerulus pada Pasien Penyakit Ginjal
25

Kronik Stadium 3 dan 4 Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode


Januari 2017 - Desember 2018’, e-CliniC, 8(1), pp. 115–119. doi:
10.35790/ecl.8.1.2020.27190.

Septiana, S. (2018) ‘Mata Pencaharian Nelayan dan Pengolah Ikan di Kelurahan


Panggung Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal’, 13(1), pp. 83–92.

Lampiran 01
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
26

Nama : Fahrunnissa Tehupelasury


NPM : 1420116041
adalah mahasiswa program studi ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Maluku Husada, akan melakukan penelitian dengan judul :
“Pengalaman Pasien Fraktur dalam Menjalani Terapi Tradisional Masase
(Topu Bara) di Provinsi Maluku: Studi Fenomenologi”
Untuk maksud diatas, maka saya mohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu untuk
menjadi responden dalam penelitian ini :
1. Tujuan penelitian ini adalah Mengeksplorasi pengalaman pasien fraktur yang
menjalani pengobatan tradisional masase (topu bara).
2. Kesediaan Bapak/Ibu untuk menandatangani informed consent.
3. Identitas Bapak/Ibu akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti.
4. Kerahasiaan informasi yang diberikan Bapak/Ibu dijamin oleh peneliti karena
hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
5. Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah dapat menjadi bahan
pembelajaran, dan untuk mengeksplorasi terapi komplementer sebagai
penunjang dalam pengembangan ilmu khususnya dibidang ilmu keperawatan.
6. Keuntungan yang didapat dari penelitian ini adalah responden bisa dapat
berbagi informasi tentang pengalaman terapi masase (topu bara).
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu sekalian saya ucapkan terima kasih.

Kairatu, …….. Agustus 2020


Yang Menerima Penjelasan Hormat Saya,

……………………………… Muhamad Fandi

Saksi

……………………………..

Lampiran 02
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
27

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi
peserta/responden penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Fandi mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Maluku Husada yang berjudul :
“Gambaran kadar hemoglobin pada nelayan Dusun Telaga Kecamatan
Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat”
Pada penelitian ini saat proses wawancara berlangsung dilaksanakan di
tempat yang telah disepakati sebelumnya dan kerahasiaan identitas pasien terjaga
sehingga terjadinya resiko sangat minimal. Responden yang terlibat pada
penelitian ini akan mendapatkan intensif berupa souvenir dari peneliti. Apabila
terjadi permasalahn selama dan setelah penelitian ini berlangsung dapat
menghubungi nomor peneliti (082198434799)
Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kairatu, Agustus 2020

Saksi Partisipan

Lampiran 03
28

Anda mungkin juga menyukai