Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS

WANITA USIA SUBUR TERHADAP DETEKSI DINI KANKER


SERVIKS MELALUI IVA TEST DI DESA KABAU KECAMATAN
SULABESI BARAT PROVINSI MALUKU UTARA

PROPOSAL

Oleh :

SITI SARKIA FATARUBA


NPM : 4020118091

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

i
ii

HUBUNGAN PENGATAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS WANITA


USIA SUBUR TERHADAP DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI DESA
KABAU KECAMATAN SULABESI BARAT
PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2022

PROPOSAL

Disusun Oleh :
Siti Sarkia Fataruba
NPM: 1420118091

Proposal ini Telah Disetujui


Pada Tanggal Mei 2022

Pembimbing I Pembimbing II

(D.p Tetelepta, S.Kep.,M.Kes) (Dr. Wiwik Widyawati, M.Pd)

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

(Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes)


NIDN. 1208098501

KATA PENGANTAR
iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat berserta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal dengan judul “Hubungan Pengatahuan Tentang Kanker Serviks
Wanita Usia Subur Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Kabau
Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi Maluku Utara Tahun 2022” sebagai salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan di STIKes Maluku Husada.

Dalam penyusunan proposal ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis jumpai namun syukur Alhamdulilah berkat rahmat dan hidayah-nya,
kesungguhan kerja keras disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi dengan
sebaik-baiknya yang pada akhirnya proposal ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Hamdan Tunny, S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Yayasan STIKes Maluku Husada


yang telah menyediakan fasilitas-fasilitas kepada penulis selama menempuh
pendidikan di STIkes Maluku Husada.
2. Dr Sahrir Sillehu, S.,M.Kes selaku ketua STIkes Maluku yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama berada di STIKes
Maluku Husada.
3. Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes selaku ketua Prodi Ilmu Keperawatan yang telah
mempelancarkan setiap pengurusan yang berkaitan dengan proposal ini.
4. D.p Tetelepta, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing I yang juga telah
memberikan saran dan masukan demi terselesainya proposal ini.
5. Dr. Wiwik Widyawati, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu bagi penulis untuk memberikan arahan serta masukan guna
penyelesaian proposal ini.
6. Seluruh Staf dan tata usaha Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Maluku
Husada yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
iv

7. Kedua Orang Tua dan keluarga tersayang yang senantiasa memberikan


dukungan moril maupun materil serta doa yang tulus tak ternilai harganya
sejak penulis berda di dalam kandungan hingga lahir kedunia saat ini.

Semoga Allah SWT, membalasan ketulusan serta kebaikan semua pihak


yang telah membantu menyelesikan proposal ini. Namun penulis menyadari
bahwa proposal ini masih banyak kelemahan dari segi tata bahanya jauh dari
sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini.

Kairatu, 22 Mei 2022

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………… i
LEMBARAN PERSETUJUAN…………………………………….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………….. iii
v

DAFTAR ISI…………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL…………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….. 6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………... 7
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………. 7
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………… 7
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………… 7
1.4.1 Manfaat Teoritis…………………………………………. 7
1.4.2 Manfaat Praktis………………………………………… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Konsep Kanker Serviks……………………. 9
2.1.1 Definisi Kanker Serviks…………………………………... 9
2.1.2 Etiologi Kanker Serviks…………………………………... 10
2.1.3 Patogenesis dan Perjalanan Kanker Serviks……………… 10
2.1.4 Menispestasi Klinis……………………………………….. 13
2.1.5 Stadium Kanker Serviks..…………………………………. 14
2.1.6 Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker………..…………… 16
2.2 Tinjauan Umum Konsep Pengetahuan……………………….. 17
2.2.1 Definisi Pengetahuan……………………………………... 17
2.2.2 Proses 17
Pengetahuan………………………………………..
2.2.3 Tingkat dalm Pengetahuan………………………………... 18
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahun………….. 19
2.5 Keaslian Penelitian…………………………………………….. 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.2 Kerangka Konsep…………………………………………… 25
3.2 Hipotesis Penelitian………………………………………… 26
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian……………………………………………. 27
4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian………………………………. 27
4.2.1 Tempat Penelitian………………………………………. 27
4.2.2 Waktu Penelitian………………………………………… 27
4.3 Populasi Sampel Dan Sampling…………………………… 27
4.3.1 Populasi…………………………………………………… 27
4.3.2 Sampel……………………………………………………. 28
4.3.3 Sampling…………………………………………………. 28
4.4 Variabel Penelitian…………………………………………... 28
4.4.1 Variabel Independen……………………………………… 28
4.4.2 Variabel Dependen………………………………………... 29
4.5 Definisi Operasional………………………………………… 29
4.6 Instrumen Penelitian………………………………………… 30
vi

4.7 Prosedur Pengumpulan Data………………………………… 30


4.7.1 Cara Pengumpulan Data…………………………………... 30
4.7.2 Pengolahan Data………………………………………….. 31
4.8 Analisis Data………………………………………………… 33
4.9 Etika Penelitian……………………………………………… 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Keaslian Penelitian………………………………………….. 22


Tabel 4.1 Definisi Operasional………………………………………… 29
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks menjadi suatu permasalahan kesehatan wanita yang perlu

mendapat perhatian serius. Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh

di dalam leher rahim atau serviks yaitu kanker yang terjadi pada serviks

uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu

masuk ke rahim yang terletak antara uterus dengan liang sanggama (vagina)

(Zuliyanti, 2018).

WHO (World Health Organization) tahun 2020 di dapatkan sekitar

490.000 wanita di seluruh dunia didiagnosa menderita kanker serviks dan

240.000 kasus kematian wanita akibat kanker serviks dan 80% kasus terjadi

di negara berkembang. Dari data Globocan, Internasional Agency for

Research on Cancer (IARC) pada tahun 2020, insiden kejadian kanker

serviks 36.633 (17.2%) jumlah kematian yang disebabkan oleh kanker

serviks yaitu 24,3% dari data tersebut di dapati kanker serviks menempati

posisi ke-2 setelah kanker payudara.

Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa angka kejadian kanker

tertinggi tahun 2019 pada wanita Indonesia adalah kanker payudara, diikuti

oleh kanker serviks. Kanker serviks diderita oleh 23,4 per 100.000 penduduk

dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Provinsi tertinggi

yang menderita kanker serviks di provinsi jawa tengah sebanyak 25,300

orang, sedangkan provinsi jawa timur menempati urutan kedua yakni,

1
2

sebanyak 18,515 orang. Jumlah khasus baru tahun 2020 mencapai 68.858

kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara

itu, jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus (Kemenkes

RI, 2020).

Data Riskesdas (2018), prevalensi kanker berdasarkan diagnosis dokter

menurut provinsi berjumlah (4.9%) untuk provinsi maluku mencapai (0.10%)

permil. Dari data Dinas Kesehatan Maluku utara (2018), kanker serviks yang

berada di Maluku penempati urutan ke 28 dengan jumlah 5,10% di

perempuan usia 30-50 tahun.

Kanker merupakan penyakit yang memiliki karakterisik pertumbuhan sel

yang abnormal sehingga menyebabkan kerusakan jaringan pada sel yang

sehat. Kanker terjadi ketika sebuah sel mulai tumbuh secara tidak terkontrol.

Pada masalah kesehatan reproduksi wanita kanker payudara dan kanker

serviks merupakan kanker yang memiliki urutan tertinggi. Kanker serviks

salah satu jenis kanker yang pertumbuhannya sangat pesat dan

mengkhawatirkan. Kanker serviks kini menjadi pembunuh pertama yang

menyerang perempuan di Indonesi (Riksani, 2018).

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV yang pada umumnya tidak

menimbulkan gejala sampai tahap yang lebih parah. Sering kali orang tidak

menyadari kapan mereka telah terinveksi HPV dan banyak orang dapat

menularkan infeksi HPV tanpa menyadarinya. Cara penularan kanker serviks

dapat melalui jalur seksual dan non seksual. Untuk menghindari penularan

melalui seksual penting untuk penting untuk menjaga konsistensi dalam


3

melakukan hubungan seksual pada satu pasangan sedangkan untuk mencegah

penularan melalui jalur non seksual dapat dilakukan dengan meningkatkan

kewaspadaan dalam menjaga kebersihan organ reproduksi wanita secara

pribadi terutama saat toilet caring di toilet kantor, pasar dan tempat umum

lainnya.

Kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

faktor sosiol demografi yang meliputi usia, status sosial ekonomi, aktivitas

seksual usia dini di bawah umur 20 tahun yang meliputi usia pertama kali

melakukan hubungan seksual, pasangan seksual yang berganti-ganti,

pasangan seksual yang tidak disirkumsisi, paritas, kurang menjaga kebersihan

genital, dan merokok. Kisaran usia 20-45 tahun adalah yang keadaan organ

reproduksi wanitaberada dalam keadaan paling baik untuk mempersiapkan

kehamilan. Masa ini merupakan saat yang paling penting untuk selalu

menjaga dan merawat kebersihan organ reproduksi serta diharuskan untuk

selalu membersihkannya. Oleh karena itu wanita usia subur dianjurkan untuk

merawat organ reproduksinya agar terhindar dari berbagai macam penyakit

dan infeksi yang dapat mengenai organ reproduksi (Septianingrum, 2020).

Pencegahan sekunder menurut Depkes RI (2018), berlaku dua cara

deteksi dini berupa pap smear dan juga IVA tes. Penggunaan pemeriksaan

sitologi untuk mendeteksi kanker serviks atau disebut papsmear, dan

pemeriksaan ini menjadi standar dalam pencegahan dini kanker serviks.

Tingkat sensitifitas papsmearsebesar 55% dan spesifisitasnya 90%. Berbeda

Sedangkan IVA tes merupakan pemeriksan langsung bukan pemeriksaan


4

sitologi seperti papsmear. Cara yang dilakukan dalam pemeriksaan ini dengan

mengoleskan asam asetat 3-5% di permukaan portio. Hasil pemeriksaan akan

mendeteksi kanker serviks jika terdapat gambaran acetowhite (bercak putih)

yang kasat mata. Dimana angka spesifisitas IVA adalah 99,8% dan

sensivitasnya adalah 90,9%. (Hanafi, 2018).

Upaya penanganan kanker serviks juga dapat di lakukan melalui

pemberian vaksin Human PapillomaVirus (HPV) dalam mengatasi kanker

serviks yang di sebabkan oleh HPV, menjalankan pola hidup sehat, dan

diharapkan setiap perempuan juga mampu untuk melakukan pemeriksaan

organ reproduksinya sendiri yang dalam hal ini di sebut Reproductive Organ

Self Examinaton ( ROSE). Metode ROSE akan dapat membantu untuk

mengatahui apakan seorang perempuan mengalami kondisi abnormal yang

perlu di waspadai terhadap masalah keputihan yag di alami (Radji, 2019).

Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita dengan organ reproduksi dalam

keadaan baik dan berada pada rentang umur antara 15-49 tahun. Menurut data

Kemenkes tahun 2018, jumlah WUS di Provinsi Maluku yaitu 0.465 dan

kelompok WUS rentan terhadap beberapa permasalahan diantaranya anemia

gizi besi, obesitas, kanker payudara, kanker serviks dan masalah-masalah

lainnya. Salah satu masalah yang dapat terjdi pada WUS adalah kanker

serviks.

Pengatahuan (Knowledge) adalah hasil dari tahu, dan initerjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia,yakni penglihatan,


5

pendengaran, pencium, rasa dan raba dengan sendiri. Menurut Notoatmodjo

(2018), mengatakan bahwa pada waktu pengindaraan sampai menghasilkan

pengatahuan tersebut sangat pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga.pengatahuan dan atau kognetif meupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan wanita tentang

faktor resiko kanker serviks yang rendah, akan berpengaruh terhadap

keinginannya melakukan deteksi dinikanker serviks. Informasi ataupun

pengetahuan tentang deteksi dini kanker servik bisa didapatkan dengan

berbagai cara, misalnya dari penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang

diadakan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat. Pendidikan kesehatan

merupakan salah satu ilmu kesehatan yang bertujuan dalam menunjang

praktisi dan program kesehatan lain dalam pemberantasan penyakit,

perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, kesehatan ibu dan anak,

program pelayanan kesehatan.

Studi pendahuluan di Desa Kabau Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi

Maluku pada tanggal 23 April 2022 diperoleh data WUS pada tahun 2020 =

2022 berjumlah 80 orang terdiri dari 54 orang yang telah menikah dan 26

orang yang belum menikah. Informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan

bahwa telah dilakukan penyuluhan kesehatan pada WUS terkait Kanker

serviks dan deteksi dini kanker dengan respon dari WUS cukup baik namun

cangkupan pemeriksaan masih cukup rendah. Hal ini disebabkan karena

kurangnya pemahaman wanita usia subur terhadap pentingnya pemeriksaan


6

IVA test dan tidak ada keinginan wanita usia subur untuk melakukan

pemeriksaan karena menganggap pemeriksaan IVA belum dibutuhkan.

Obsevasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 4 wanita usia

subur didapatkan informasi bahwa 2 WUS yang sudah menikah dengan

jumlah anak …..belum pernah melakukan pemeriksaan IVA test untuk

deteksi dini kanker serviks karena belum memahami bahaya dari kanker

serviks, 1 WUS belum menikah menikah akan tetapi mengerti tentang

manfaat deteksi dini kanker serviks tetapi mereka merasa takut untuk

melakukan deteksi dini kanker serviks dan 1 WUS lagi sudah menikah, telah

melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks karena mengetahui dan

memahami manfaat dan bahaya dari kanker serviks,

Berdasarkan data tersebut diatas tidak semua wanita usia subur yang

mengetahui mengenai kanker serviks dan bersedia berpartisipasi untuk

melakukan deteksi dini kanker serviks. Dari latar belakang di atas peniliti

tertarik untuk melakukan penilitian “Hubungan pengatahuan tentang kanker

serviks wanita usia subur terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Kabau

Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi Maluku Utara”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: “adakah hubungan pengatahuan tentang kanker serviks wanita usia

subur terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Kabau Kecamatan Sulabesi

Barat Provinsi Maluku Utara”.


7

1.3 Tujuan penilitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pengatahuan tentang kanker serviks

wanita usia subur terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Kabau

Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi Maluku Utara.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi pengatahuan wanita usia subur terhadap

deteksi dini kanker seviks

2. Untuk mengidentifikasi deteksi dini kanker serviks

3. Menganalisa hubungan pengatahuan tentang kanker serviks

wanita usia subur terhadap deteksi dini kanker serviks.

1.3.2 Manfaat penilitian

1.3.3 Manfaat teoritis

Penilitian ini dapat dijadikan referensi bagi masyarakat tentang

pentingnya pengatahuan kanker serviks pada wanita usia subur agar

tidak terjadinya kanker serviks di kalangan masyarakat.

1.3.3 Manfaat praktis

1. Bagi masyarakat

Penilitian ini dapat dijadikan masukan bagi masyarakat

dalam menangani pencegahan kanker serviks.

2. Bagi wanita
8

Bisa menambah pengatahuan dan memahami tentang

deteksi dini kanker serviks

3. Bagi peniltian selanjutnya

Hasil penilitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

pedoman uuntk melakukan penilitian lebih lanjut


9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Konsep Kanker serviks

2.1.1 Definisi Kanker Seviks

Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization

(WHO) adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan

hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang

berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya. Salah

satu masalah kesehatan reproduksi yang menjadi perhatian dunia

khususnya kaum wanita adalah kanker serviks. Hal ini karena kanker

serviks merupakan penyebab utama kedua kematian terkait kanker pada

wanita di seluruh dunia (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

WHO (World Health Organization) tahun 2018, terdapat lebih

dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita akibat penyakit

kanker. Beban yang lebih besar infeksi kanker serviks berada di negara

berkembang dan menyumbang sekitar 83% dari semua kasus baru

(Wulandari, Bahar, & Ismail, 2018). Faktanya, di dunia setiap 2 menit

seorang wanita meninggal karena kanker serviks, di Asia-Pasifik setiap

4 menitseorang wanita meninggal karena kanker serviks, dan di

Indonesia setiap 1 jam seorang wanita meninggal karena kanker serviks

(Aprianti dkk, 2018).

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh dalam leher

Rahim atau serviks yaitu suatu daerah atau organ reproduksi wanita

9
10

yang merupakan pintu masuk ke Rahim yang terletak antara uterus

dengan liang senggama (vagina). Kanker leher Rahim merupakan

masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia.Kanker

ini adalah jenis kanker kedua yang paling umum terjadi pada

perempuan, di seluruh dunia. Kanker ini disebabkan oleh infeksi virus

HPV (Human Papiloma Virus).Jika kekebalan tubuh berkurang maka

infeksi ini bias mengganas dan menyebabkan terjadinya kanker serviks

(Kuntari, 2018).

2.1.2 Etiologi Kanker Serviks

Kanker serviks, atau biasa disebut kanker leher rahim, disebabkan

oleh HPV (human Papilomavirus) khususnya tipe 16 dan 18 dan

ditularkan melalui hubungan seksual. Cara penularan kanker serviks

dapat melalui jalur seksual dan non seksual. Untuk menghindari

penularan melalui seksual penting untuk penting untuk menjaga

konsistensi dalam melakukan hubungan seksual pada satu pasangan

sedangkan untuk mencegah penularan melalui jalur non seksual dapat

dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga

kebersihan organ reproduksi wanita secara pribadi terutama saat toilet

caring di toilet kantor, pasar dan tempat umum lainnya (Wigati A dan

AZN, 2018).

2.1.3 Patogenesis dan Perjalanan Kanker Serviks

Menurut Depkes RI (2018), mengatakan bahwa kanker leher

rahim pertama kali dikembang dari lesi pra-kanker (secara luas dikenal
11

sebagai displasi, yang berkembang pasti dari displasi ringan, menengah

sampai parah kemudian menjadi kanker dini (CIS/Carsinma In lansitu)

sebelum menjadi kanker yang bersifat invasive. Penyebab awal

(prekusor) lansung terjadinya kanker leher rahim adalah desplasia

tingkat tinggi (CIN/Cervical Igkntraepitelial Neplasia II atau III),yang

dapat berkembang menjadi kanker leher rahim dalam waktu 10 tahun

atau lebih, sebagian besar desplasia tingkat rendah (CIN I) dapat hilang

tanpa di obati atau tidak berkembang, terutama perubahan-perubahan

yang terlibat pada perempuan remaja.

Dijelaskan dalam buku cegah dan deteksi kanker serviks, Dr.

Andrijono, SpOG, dkk menjelaskan bahwa perjalanan penyakit kanker

serviks didahului dengan infeksi HPV Onkogenik (Virus HPV ganas)

yang menyebabkan sel serviks normal menjadi sel prakanker dan

menjadi kanker serviks di butuhkan waktu yang tidak singkat,

setidaknya butuh waktu bertahun-tahun tetapi tidak menutupi

kemungkinan bias berlangsung dalam waktu kurang dari setahun

(Riksani, 2019).

Sel-sel yang telah terinfeksi akan berubah dari nrmal menjadi

prakanker dan kemudian menjadi kanker, tahap ini termasuk pada fase

prakanker. Jika perubahan pada sel tersebut ditemukan dan ditangani

lebihdini, kita dapat mencegah agar tidak terjadi kanker. Sebelm terjadi

kanker, akan didahului oleh keadaan yang disebut lesi prakanker atau

Neoplasia Intraeithelial serviks (NIS) (Feridina, 2019). Saat virus HPV


12

bercampur dengan sistem peringatan yang memicu respon imunitas,

seharusnya ia bertugas menghancurkan sel yang tidak normal pada

epitel serviks dapat berkembang menjadi prakanker yang disebut

sebagai Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN). Fase prakanker

sering disebut dengan dysplasia merupakan perubahan premalignant

dari sel-sel rahim ada tiga pla utama pada tahap prakanker. Dimulai

dengan infeksi pada sel serta perkembangan sel abnormal yang dapat

berlanjut menjadi intraepithelial Neoplasia dan pada akhirnya berubah

menjadi kanker serviks.

Dalam Kemenkes RI (2018), menjelaskan tentang perjalanan

kanker leher rahim dan manejemennya

1. Insfeksi HPV dan dysplasia leher rahim

Infesi HPV biasanya terjadi pada perempuan usia reproduktif.

Inspeksi HPV ini dapat tetap stabil,berkembang menjadi dysplasia,

atau sembuh. Dysplasia ringan biasaya bersifat sementara dan

hilang sendiri. Pada kasus lain bias menjadi dysplasia berat.

Untuk managemen pada tahap infeksi ini belum ada terapi

yang dapat membasmi HPV. Pada dysplasia ringan montoring lesi

lebih diutamakan dari pada terapi, karna sebagian besar lesi dapat

sembuh spontan atau menetap.

2. Dysplasia Leher Rahim Sedang dan Berat

Dysplasia sedang dan berat merupakaan keadaan yang

berptensi menjadi kanker leher rahim, keadaan ini sangat jarang


13

atau lansung dari infeksi HPV dan harus segera mendapatkan

terapi, karna sangat berptensi menjadi kanker

3. Kanker Invasif

Perempuan dengan dysplasia berat beresiko untuk menjadi

kanker inpasif : yang biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun

2.1.4 Menifestasi Klinis

Menurut Riksani (2019). Fase prakanker sering tidak ada gejala

atau tanda-tanda yang khas.namun, biasa ditemukan gejala-gejala

berikut :

1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar

dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan

nekrosis jaringan.

2. Perdarahan setelah senggama (Post Coital bleeding) yang

kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.

3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.

4. Pada fase invasive dapat keluar cairan berwarna kekuning-

kuningan,berbau dan dapat bercampur dengan darah.

5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.

6. Timbul nyeri panggul (pelvia) atau diperut bagian bawah bila

adaradang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang kebawah,

kemungkinan terjadi hifronefrosis. Selain itu, bias juga timbul nyeri

tempat-tempat lainnya.
14

7. Pada stadium lanjut badan menjadi kurus kering karna kurang

gizi,adema kaki, timbul iritasi kandung kemih dan pors bagian

bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau

rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.`

2.1.5 Stadium Kanker Serviks

Sistem yang umumnya digunakan untuk pembagian stadium

kanker serviks adalah sistem yang diperkenalkan oleh International

Federation Of Gynecology and Obstetrics (FIGO). Pada sistem ini,

angka romawi 0 sampai IV menggambarkan stadium kanker. Subsidi

dari setiap stadium dapat dilihat dari tabel berikut :

1. Stadium 0

Stadium terendah inidisebut juga dengan nama karsinoma in

situ karna sel-sel belum menyebar pada jaringan lain. Sel kanker ini

masih bertahan di lapisan leher rahim atau seviks. Ukurannya pun

maih sangat kecil. Kanker ini hanya dapat ditemukan pada lapisan

atas dari sel-sel di jaringan yang melapisi serviks. Jika penderita

sudah mengatahudari awal, kemungkinan utuk sembuh 100%

dalam lima tahun kedepan (Kuntari, 2018).

2. Stadium 1

Stadium 1 ini, sel kaner ini mulai ditemukan pada seviks

(leher rahim itu sendiri). Walaupun pertumbuhan kanker hanya

sebatas ada bagian seviks, akan tetapi infeksinya sudah mulai

menyerang leher rahimbagian bawah lapisan atas dari sel-sel


15

srerviks. Pada stadium ini kemungkinan untuk sembuh adalah 85%

dalam lima tahun kedepan (Kuntari, 2018).

3. Stadium II

Stadium II ini sel kanker ini telah melalui serviks dan

mengivasi bagianatas vagina. Namun, sel kanker tidak menyebar

kedinding pelvic (sepertiga bagian bawah vagina) ataupun dinding

panggul. Lokasi yang terserang kanker ada stadium ini adalah

serviks dan uterus (Kuntari, 2018).

4. Stadium III

Stadium III ini, sel kankertelah menyerang bagian pelvic atau

sepertiga bagian bawah vagina. Bisa jadi sel kanker telah

menyerang dinding panggul. Jika kanker yang ada berukuran besar,

membelok saluran urin dan ginjal sehingga menyebabkan ginjal

tidk befungsi dengan baik (Kuntari, 2018).

5. Stadium IV

Sel kanker telah menyebar ke bagian tubuhlain. Lesi telah

keluar darivagina. Kondisi ini tentu sangat parah biasjadikarsinoma

telah menyebar dan menyerang organ lain seperti kandung kemih,

rectum, paru-paru,tulang, bahkan hati (Kuntari, 2018).

1) Stadium IV A, pertumbuhan kanker telah menyerang dan

organ sekitar serviks. Keterlibatan mukosa kanduung kemih

atau mkosa rektm


16

2) Stadim IV B, pertuumbuhan kanker telah menyebar dan

menyerang organ tubuh yang lebih jah dari serviks, misalnya

paru-paru, hati dan tuulang, metastase sudah jauh.

2.1.6 Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker

Pencegahan sekunder menurut Depkes RI (2019), berlaku dua

cara deteksi dini berupa pap smear dan juga IVA tes. Penggunaan

pemerikasaan sitologi untuk mendeteksi kanker serviks atau disebut pap

smear, dan pemeriksaan ini menjadi standar dalam pencegahan dini

kanker serviks. Tingkat sensitifitas pap smear sebesar 55% dan

spesifisitasnya 90%. Berbeda Sedangkan IVA tes merupakan

pemeriksan langsung bukan pemeriksaan sitologi seperti pap smear.

Cara yang dilakukan dalam pemeriksaan ini dengan mengoleskan asam

asetat 3-5% di permukaan portio.

Hasil pemeriksaan akan mendeteksi kanker serviks jika terdapat

gambaran acetowhite (bercak putih) yang kasat mata. Dimana angka

spesifisitas IVA adalah 99,8% dan sensivitasnya adalah

90,9%.Pencegahan kanker serviks ada dua macam yaitu pencegahan

secara primer dan pencegahan secra sekunder. Pencegahan primer yaitu

mencegah terjadinya infeksi HPV merupakan pencegahan yang sangat

efektif. Infeksi virus hanya memungkinkan dicegah dengan pemerian

vaksinasi (Depkes RI, 2019).

Tes Inspeksi Visual asam asetat (IVA) adalah tes visual yang

menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan idium
17

lugol pada serviiks dan melihat erubahan warna puth yang menjadi

setelah dilakukan olesan, tujuannya untk melihat adanya sel yang

mengalam diiisplasia seb aga salah satu metode skrining aner serviiks.

Has tes IVA di interpretesikan positif bila ditemukan adanya area

berwarna putih yang disebut aceto white epithelium dan permukaannya

meninggi dengan batas yang jelas disekitar zona transformasi,

sedangkan tes IVA di interprestasikan negative jika didapatkan warna

merah hmgen pada leher Rahim (Depkes RI, 2019).

2.2 Tinjauan Umum Konsep Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang dikembangkan

melalui proses belajar dan disimpan dalam ingatan, akan digali pada

saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan, pengetahuan diperoleh dari

pengalaman yang berasal dari berbagai sumber (Rataq, 2020).

2.2.2 Proses Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu akibat proses penginderaan

terhadap subyek tertentu, yang berasal dari pendengaran dan

penglihatan. Notoadmodjo (2018) mengungkapkan pendapat Rogers

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari atau

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek);


18

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Di

sini sikap subyek sudah mulai terbentuk;

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya

stimulus;

4. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus;

5. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.2.4 Tingkatan Dalam Pengetahuan

Menurut Rachmaniah (2018) menyimpulkan bahwa perubahan

perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Menurut

Notoadmodjo (2018), pengetahuan mempunyai enam tingkatan:

1) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah

mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension) adalah kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikannya secara benar.

3) Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

yang sebenarnya.
19

4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (synthesis) adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada. Sintesis menunjuk kepada

suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

obyek.

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

(Rachmaniah, 2018).

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain terhadap suatu hal untuk dipahami. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah mereka

paham dalam menerima berbagai sumber informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya,

semakin rendah tingkat pendidikan seseorangmaka akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan

informasi baru yang diperkenalkan.


20

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman serta wawasan tambahan baik secara

langsung maupun tak langsung.

3. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengakibatkan perubahan

pada aspek psikologis dan mental taraf berpikir seseorang akan

semakin matang dan dewasa.

4. Pengalaman

Pengalaman ialah sesuatu yang terjadi sebelumnya pernah

dialami individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Pengalaman ini akan mempengaruhi gaya berpikir seseorang,

dimana pengalaman baik yang bersifat menyenangkan secara

psikologis akan menimbulkan kesan yang membekas dalam emosi

sehingga menimbulkan sikap posotif dan begitu pula sebaliknya.

5. Kebudayaan

Kebudayaan yang dimaksud ialah lingkungan sekitar. Apabila

dalam suatu wilayah mempunyai kebudayaan atau keyakinan untuk

menjagankebersihan lingkungan , maka sangat mungkin

masyarakat sekitar mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

lingkungan.
21

6. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap suatu keinginan menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni hal baru yang pada akhirnya akan membantunya

memperoleh pengetahuan baru dan lebih dalam.

7. Informasi

Kemudahan mencari informasi dapat membantu seseorang

untuk lebih cepat memperoleh pengetahuan baru.


22

2.3 Keaslian Penilitian

Tabel 2.1
Keaslian Penelitian

No. Judul/Pengarang Desaien Sampel Variabel Intrumen Analisis Hasil


1. Hubungan Penelitian Pengambilan Variabel Pengelolahan Analisis Hasil penelitian ini
Pengetahuan dan menggunakan sampel independen : data editing, Univariat adalah terdapat 64
Sikap Wanita Usia penelitian menggunakan Pengetahuan coding, scoring, Analisis responden (95,5%)
Subur Terhadap kuantitatif teknik random dengan pengetahuan
dan Sikap dan tabulating Bivariat
Minat Melakukan dengan sampling kurang dan tidak
Variabel dan uji statistic melakukan IVA test
Iva Test di pendekatan sebanyak
dependen : menggunakan (p value = 0,000),
Wilayah Kerja cross sectional 4146 sampel.
Puskesmas Wek I Minat uji Spearman serta 62 responden
study. Melakukan Iva Rho (93,9%) dengan
Kota Padang
sidimpuan Tahun Test sikap negatif dan
2020. tidak melakukan IVA
test, p value = 0,000
Helmy Aprilia
(p < 0,05).
Sari, Yulinda
Aswan dan
Sakinah Yusro
Pohan.

2. Dukungan Jenis penelitian Tehnik Variabel Menggunakan Analisis Hasil penelitian


Keluarga dan yang analitik pengambilan independen : kuesioner dan Univariat menunjukan ada
Perilaku Deteksi dengan sampel yaitu Dukungan uji statistik chi– Analisis menunjukkan ada
Dini onsecutive Keluarga dan square hubungan dukungan
pendekatan Bivariat
Kanker Serviks sampling dengan Perilaku keluarga dengan
Pada Wanita Usia cross sectional. Deteksi Dini
jumlah sampel perilaku deteksi dini
Subur Tahun 2017. Variabel
100 wanita usia kanker serviks
Shafiatush dependen :
Shalikhah, Sabar subur dengan nilai p –
23

Santoso dan Hesty Kanker Serviks value = 0,000 dengan


Widyasih Pada Wanita keeratan hubungan
Usia Subur kategori sedang
(koefisien
kontingensi = 0,420).
3. Hubungan Jenis penelitian Sampel dalam Variabel Menggunakan Analisis Hasil uji statistik
Pengetahuan menggunakan penelitian ini independen : kuesioner Univariat menunjukkan ada
Wanita Usia Subur analitik cross adalah sebanyak Pengetahuan Analisis hubungan yang
Tentang Kanker sectional 848 wanita usia Wanita Usia Bivariat signifikan antara
subur pengetahuan wanita
Serviks Dengan Iva Subur
usia subur tentang
Test di Variabel
kanker serviks
Ciumbuleuit Tahun dependen : dengan IVA test
2018. Kanker Serviks dengan p value 0,000
Fifi Citra Wiryadi Dengan Iva < 0.05.
dan Fitria Test
Handayani
4. Hubungan Jenis penelitian Sampel dalam Variabel Menggunakan Analisis
pengatahuan menggunakan penelitian ini independen : kuesioner Univariat
tentang kanker deskriptif adalah 80 wanita Pengetahuan Analisis
kuantitatif usia subur
serviks wanita usia Wanita Usia Bivariat
dengan
subur terhadap pendekatan Subur
deteksi dini kanker cross sectional Variabel
serviks di Desa dependen :
Kabau Kecamatan deteksi dini
Sulabesi Barat kanker serviks
Provinsi Maluku
Utara Tahun 2022
Siti Sarkia
Fataruba
Perbedaan : perbedaan dari penelitian sebelum dengan penelitian saya terdapat pada desain, sampel dan hasil penelitian.
24
BAB III

KARANGKA KONSEP

3.1 Karangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan fisualisai tentang hubungan

atau kaitan antara konsep dan variable-variabel yang akan diamati atau ukur

malalui penilitian yang akan dilakukan (Notoadmojo 2018). Kerangka konsep

dalam peneliti ini bertujuan untuk mendeskriptifkan “Apakah ada hubungan

pengatahuan tentang kanker serviks wanita usia subur terhadap deteksi dini

kanker serviks di Desa Kabau Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi Maluku

Utara.

Variable Independen Variabel Dependen

Deteksi Dini
Pengetahuan
Kanker serviks
Kanker serviks

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Gabungan

25
26

3.2 Hipotesis

1. Hipotesis alternatif (Ha) :

Ada hubungan pengatahuan tentang kanker serviks wanita usia subur

terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Kabau Kecamatan Sulabesi

Barat Provinsi Maluku Utara.

2. Hipotesis Nol (Ho) :

Tidak ada hubungan pengatahuan tentang kanker serviks wanita usia

subur terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Kabau Kecamatan

Sulabesi Barat Provinsi Maluku Utara.


27

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi, dengan

menggunakan pendekatan penelitian Cross Sectional yang artinya metode

penelitian yang di gunakan untuk mencari dan berusaha menghubungkan

antara dua variabel. (Sugiyono, 2016).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan di Desa Kabau Kecamatan Sulabesi

Barat Provinsi Maluku Utara.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Mei - Juni 2022

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

4.3.1 Populasi

Menurut Notoadmojo (2018), Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh wanita usia 14-47 tahun berjumlah 80 orang di Desa Kabau

Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi Maluku.


28

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki

oleh populasi tersebut. Dengan demikian sampel adalah sebagian dari

populasi yang karakteristinya hendak diselidiki, dan bisa mewakili

keseluruhan populasinya sehingga jumlah lebih sedikit dari populasi

(Sugiyono 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh wanita di

usia 14-47 tahun berjumlah 80 orang.

4.3.3 Sampling

Dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel menggunakan

teknik Total Sampling. Alasan mengambilan total sampling karena

jumlah yang kurang dari 100 (Sugiyono 2016).

4.4 Variabel Penelitian

Menurut Notoadmojo (2018), variabel mengandung pengertian ukuran

atau ciri dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang dimiliki oleh kelompok lain.

4.4.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel bebas yang nilainya

menentukan variabel lain. (Nursalam, 2017). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah pengetahuan wanita usia subur.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel terikat yang nilainya

menentukan variabel lain. (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah deteksi dini kanker serviks.


29

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.1
Hubungan Pengatahuan Wanita Usia Subur Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks
di Wilayah Desa Kabau Kecamatan Sulabesi Barat
Tahun 2022

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala


Operasional Pengukuran Pengukuran
1. Variabel
independen
Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Kriteria : Ordinal
merupakan 1. Tingkat
kemampuan pengetahuan
wanita subur baik bila skor
untuk mengenal atau nilai 76-
dan memahami 100%
tentang deteksi 2. Tingkat
dini kanker pengetahuan
serviks, yang cukup bila
diperoleh dari skor 56-75%
beberapa 3. Tingkat
sumber. pengetahuan
kurang baik
jika nilai
dibawah
<56%

2. Variabel Suatu Kegiatan Kuesioner Kriteria : Nominal


dependen atau aktivitas
Deteksi dini untuk  Ya = jika
kanker melakukan responden
serviks deteksi dini melakukan
kanker serviks pemeriksaan
dengan IVA
menggunakan  Tidak = jika
metode IVA responden
tidak
melakukan
pemeriksaan
IVA

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun dengan

tujuan untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data

kuantitatif (Nursalam, 2017). Kuesioner dalam penelitian diartikan sebagai

daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik dan responden


30

memberikan jawaban sesuai pemahaman. Instrumen dalam penelitan ini

adalah dengan menggunakan kuesioner penelitian Alin Septianingrum tahun

2017.

Instrumen untuk penelitian ini adalah pengetahuan wanita usia subur

dengan deteksi dini kanker serviks, menggunakan kuesioner. Pertanyaan

dalam kuesioner ini mengunakan pertanyaan mengenai pengetahuan, dan

deteksi dini kanker serviks.

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1 Cara Pengumpulan Data

Metode yang di gunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

menggunakan kuesioner. Lembar kuesioner ini berisi sejumlah

pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai hubungan pengatahuan

wanita usia subur terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Kabau

Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi Maluku Utara. Adapun langkah-

langkah pengumpulan data sebagai berikut :

1. Peneliti meminta surat pengantar dari kampus untuk

melaksanakan studi pendahuluan dengan tujuan mencari data

awal pada jumlah wanita subur yang berusia 14-47 tahun di Desa

Kabau Kecamatan Sulabesi Barat Provinsi Maluku Utara.

2. Peneliti meminta izin kepada Kepala Desa untuk melakukan

penelitian.
31

3. Peneliti mendatangi sampel penelitian yang setuju berpatisipasi

dalam penelitian, menghitung sampel minimal yang telah di

tetapkan yang kemudian di jadikan reponden dalam penelitian

4. Pengumpulan data dilakukan peneliti sendiri dengan

menggukanan kuesioner terhadap responden yang telah

menyetujui untuk di jadikan sebagai sampel

5. Responden menandatangani lembar menjadi responden.

Mendistribusikan kuesioner penelitian kepada responden dan

mohon agar responden penelitian menjawab semua pertanyaan

yang tersedia.

6. Peneliti mengakses kembali kelengkapan kuesioner yang telah di

isi responden dan akan melengkapi kekurangan dengan

memberikan penjelasan kembali pada responden yang belum jelas

7. Kaesioner yang telah di isi oleh responden di kumpulkan oleh

peneliti dan data yang di perlukan telah di isi lengkap oleh

responden sehingga layak untuk di jadikan data dalam penelitian.

4.7.2 Pengolahan Data

Data yang di kumpulkan selanjutnya di olah dengan beberapa tahap

yaitu:

1. Pengeditan Data (Editing)

Memeriksa kembali data-data yang telah di kumpulkan ada

kesalahan atau tidak.


32

2. Pengkodean Data (coding)

Pemberian nomor-nomor kode atau bobot pada jawaban yang

bersifat kategori.

1) Pengetahuan :

Baik apa bila nilai = 76-100%

Cukup apa bila nilai = 56-75%

Kurang Baik apa bila nilai = < 65%

2) Deteksi Dini Kanker Serviks :

Ya = Jika responden malakukan pemeriksaan IVA

Tidak = Jika responden tidak malakukan pemeriksaan IVA

3. Memberikan Skor (scoring)

Setelah di lakukan koding data, maka di lakukan pemberian skore

pada masing-masing sub variabel dan di jumlahkan

4. Memproses Data (Processing)

Setelah data di kumpulkan kemudian di proses dengan computer

menggunakan program komputer untuk di analisis

5. Pembersihan Data (cleaning)

Pembersihan data di lakukan untuk mengoreksi jika ada kesalahan

pengolahan data sehingga dapat di perbaiki.


33

4.8 Analisis Data

Dalam penelitian ini di gunakan analisis data univariat dan analisis bivariat

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah seluruh variabel yang akan digunakan

dalam analisis ditampilkan dalam distribusi frekuensi, analisis univariat

untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen

dan independen.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat

hubungan antara variabel dependen dengan independen secara bersamaan

dengan menggunakan analisis Chi-quare karena skala data ordinal. Uji

Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai

sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut

berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas berguna untuk

menentukan data yang telah di kumpulkan berdistribusi normal atau di

ambil dari populasi normal mengunakan Shapiro-wilk,.

4.9 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitan, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada

instansi tempat peneliti dalam hal ini di ajukan kepada kepala Desa Kabau.

Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan

menentukan masalah etika penelitian meliputi :


34

1. Informent consent

Lembaran persetujuan di berikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksut dan tujuan riset yang di lakukan serta dampak yang

mungkin terjadi selama pengumpulan data. Jika responden bersedia

diteliti, maka mereka harus menandatangani lembaran persetujuan tersebut

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden

tetapi lembar tersebut di berikan kode atau inisial

3. Confidential (kerahasiaan)

Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok

data tertentu yang di laporkan hasil penelitian.


35

DAFTAR PUSTAKA

Aprianti A, Fauza M, Azrimaidalisa A. Faktor yang Berhubungan dengan Deteksi


Dini Kanker Serviks Metode IVA di Puskesmas Kota Padang. Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia. 2018;14(1):68.

Dinas Kesehatan Maluku Utara. Profil Kesehatan Maluku Utara 2018.

Ferdina. 2019. Hubungan Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang


Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dengan Minat dalam
Melaksanakan Pemeriksaan IVA. Karya Ilmiah. Akademi Kebidanan
Medika Wiyata Kediri.

Global Cancer Statistics. GLOBOCAN 2020 : Estimates of Incidence and


Mortality Worldwide For 36 Cancers in 185 Coutries. [Internet].
2018.Availablefrom:http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_populat
ion.aspx.

Hanafi. 2018. Asuhan Ibu dengan dengan Kanker Serviks. Jakarta : Salemba
Medika

Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. Hasil Utama


Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat Republik Indonesia
[Internet].2018;1100.Availablefrom:http://www.depkes.go.id/resource
s/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf

Kementerian Kesehatan RI. Hari Kanker Sedunia 2019 [Internet]. 2020. Available
from: https://www.kemkes.go.id/pdf.php?id=19020100003

Kuntari. Faktor yang Berhubungan dengan PUS dalam Deteksi Dini Kanker
Serviks dengan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Ngawen I
Kabupaten Gunung Kidul. 2018;

Notoamojo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;


2018. 18–21 p.
36

Nursalam, 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktisi


Edisi 3. Jakarta: Selemba Medika

Rachmaniah, Nova. 2018. ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI


Dengan Tindakan ASI Eksklusif’.

Radji. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA) di Puskesmas Buleleng.
Jurnal Magister Kedokteran Volume 1 No 1.

Ratag B, Kawatu P. 2020. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat di


wilayah Kabupaten Minahasa Utara tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif.

Riskesdas, 2018. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018.

Riksani. 2019. Hubungan karakteristik dan pengetahuan wanita usia subur


tentang kanker serviks dan IVA dengan perilaku pemeriksaan IVA di
wilayah kerja Puskesmas Krembangan Selatan Surabaya. Jurnal
Universitas Airlangga

Septianingrum 2020. Hubungan pengetahuan wanita usia subur tentang kanker


serviks terhadap perilaku pemeriksaan IVA dijabarkan di Puskesmas
Pisangan Cipatat Tanggerang Selatan

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati fdan R&D. Bandung :


PT Alfabet.

WHO 2020. Human Papillomavirus and Related Diseases Report : World 2018.
HPV Centre

Wigati A dan AZN. Peran Dukungan Keluarga Terhadap Pengambilan Keputusan


Deteksi Dini Kanker Serviks. Jurnal Kebidanan Indonesia. 2018;1:12–
7.
37

Zuliyanti. Pengetahuan dan Dukungan Sosial Mempengaruhi Perilaku Deteksi


Dini Kanker Servik Metode IVA. Journal Midwifery. 2018;1(1):6–11.
38

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN PENGATAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP
DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI WILAYAH DESA KABAU
KECAMATAN SULABESI BARAT
TAHUN 2022

A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
B. Pengetahuan Tentang Kanker Serviks
No Pertanyaan Ya Tidak

1. Kanker serviks merupakan penyakit adanya sel-sel


ganas pada leher rahim

2. Kanker serviks bukan disebabkan oleh virus


papilloma

3. Pasa stasium awal, kanker serviks tidak


menimbulkan gejala

4. Gejala kanker yang paling utama adalah keputihan


yang terus-menerus dan pendarahan setelah
senggama

5. Pendarahan setelah berhubungan suami istri bukan


merupakan gejala kanker serviks

6. Berganti-ganti pasangan merupakan salah satu


factor risiko kanker serviks

7. Alat kontrasepsi hormone tidak mempunyai risiko


terhadap kanker leher rahim

8. Berhubungan seksual < 20 tahun tidak dapat


memicu kanker serviks

9. Penularan kanker serviks dapat ditularkan melalui


hubungan seksual
39

10. Wanita akan resiko kanker serviks jika


mempunyai saudara yang menderita kanker

11. Semakin banyak proses melahirkan semakin tinggi


resiko terkena kanker serviks

12. Bila kanker serviks ditemukan pada stadium dini,


maka penanganan dapat segera dilakukan dan
kemungkinan kesembuhan akan lebih besar

13. Deteksi awal kanker serviks dilakukan setelah 3


tahun memulai hubungan suami istri

14. Menyadari factor-faktor risiko kanker serviks


merupakan tindakan tepat dalam mencegah kanker
serviks

15. Kanker serviks biasnya menyerang wanita berusia


35-55 tahun
16. Pemeriksaan deteksi dini dilakukan setelah ada
gejala-gejala kanker serviks

C. Deteksi Dini Kanker Serviks


No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan IVA ?
2. Apakah ibu melakukan pemeriksaan IVA rutin 3
kali sehari ?
40
Apa Itu Kanker Serviks ? Gejala Kanker Serviks
Pada stadium dini, seringkali tidak menunjukan
Keganasan yang terjadi pada jaringan leher
gejala atau tanda yang khas. Namun, pada stadium
Kanker Serviks Rahim dan menonjol kepuncak liang
lanjut, muncul gejala-gejala yang harus diperiksa
senggama.
lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada
Faktor Risiko Kanker serviks tidaknya kanker yaitu :
1. Haid tidak teratur
1. Melakukan hubungan seksual diusia
2. Nyeri panggul
muda ( < 18 tahun)
3. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan
2. Berganti-ganti pasangan seks
bercampur darah seperti nanah
3. Melakukan hubungan seks dengan
4. Pendarahan spontan tidak pada masa haid/diantara
pria yang sering berganti-ganti
menstruasi
pasangani
5. Pendarahan pada masa monopause
4. Merokok, terpapar asap rokok
(perokok pasif)
5. Kurang menjaga kebersihan alat
kelamin

SITI SARKIA FATARUBA


NPM. 1420118091

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2022

23

Anda mungkin juga menyukai