Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

STUDI DESKRIPTIF PERILAKU MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR

Proposal ini Diajukan sebagai Persyaratan Untuk Melaksanan


Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Di Susun Oleh:

Bernadikta Sori Daiju


NIM: PO5303203200708

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
WAINGAPU 2023
PROPOSAL
STUDI DESKRIPTIF PERILAKU MASYARAKAT TENTANG
PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR

Proposal ini Diajukan sebagai Persyaratan Untuk Melaksanan


Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Di Susun Oleh:
Bernadikta Sori Daiju
NIM: PO5303203200708

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
WAINGAPU 2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI DESKRIPTIF PERILAKU MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR

Proposal ini Diajukan sebagai Persyaratan Untuk Melaksanan


Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Di Susun Oleh

Bernadikta Sori Daiju


NIM: PO. 5303203200708

Telah Disetujui Untuk Di Ujikan di Depan Dewan Penguji Proposal


Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu
Pada Tanggal:
…………………………..

Pembimbing

Bdn. Maria Ch, Endang Sukartiningsih, SST., M.Kes


NIP :19680508 200212 2 002

Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan Waingapu

Maria Kareri Hara, S.kep.Ns., M,Kep


NIP: 19670210 198903 2001

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal ini sesuai
harapan dengan judul “Studi Deskriptif Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan
Penyakit Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Bdn. Maria Ch. Endang
Sukartiningsih, SST., M.Kes. selaku pembimbing sekaligus penguji II yang telah
meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis dalam pembuatan Proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih yang sama
pula penulis sampaikan kepada Ibu Kartini Pekabanda, SST., M.Kes. selaku
penguji I yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis demi
kesempurnaan Proposal penelitian ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Irfan, SKM, M.Kes. Sebagai Direktur politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang yang telah mengijinkan penulis menempu Pendidikan Di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu.
2. Ibu Maria Kareri Hara, S. Kep., Ns., M.Kes. sebagai ketua Program Studi
Keperawatan Waingapu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti perkuliahan di Program Studi Keperawatan Waingapu.
3. Bapak Yohanis K. Maramba Hamu, sebagai kepala desa Mbatakapidu.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan
selama dibangku kuliah.
5. Kepada keluarga khususnya Bapa Mama dan adik tersayang yang memberikan
dukungan doa dan selalu mendukung penulis dalam meraih cita-cita sehingga
penulis bisa menyelesaikan Proposal ini.

iii
6. Kepada teman-teman khususnya kelas B serta semua pihak yang penulis tidak
bisa sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu memberikan
ilmunya kepada penulis dalam penyusunan Proposal ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan Namanya satu persatu yang
telah membantu memberikan bantuan moril maupun material kepada penulis
dalam menyelesaikan proposal ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
dalam bidang keperawatan.

Waingapu, Februari 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Hal
JUDUL PENELITIAN…………………………………………………………... i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………........................... ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………... vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. viii
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………... 3
1.4 Keaslian Penelitian……………………………………………............. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perilaku ……………………………………………. 6
2.2 Konsep Malaria ………………………………………………. 9
2.3 Konsep Masyarakat …………………………………………………. 15
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka konsep……………………………………………………… 17
3.2 Defenisi operasional…………………………………………………... 18
BAB 4 METEDOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian……………………………………………………… 19
4.2 Populasi Dan Sampel…………………………………………………. 19
4.3 Variabel Penelitian …………………………………………………… 20
4.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian ……………………………………… 21
4.5 Instrumen Penelitian……………………………………………... 21
4.6 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 21
4.7 Pengolahan Data……………………………………………………… 21
4.8 Analisa Data………………………………………………………. 22
4.9 Etika Penilitian ………………………………………………… 22
4.1 Jadwal Penelitian……………………………………………………… 23
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL
Hal
1.4 Tabel Keaslian Penilitian……………………………………………..
3.2 Tabel Definisi Operasional
4.9 Tabel jadwal Penilitian

DAFTAR GAMBAR

vi
Hal
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep

DAFTAR SINGKATAN

vii
WHO : Word Health Organization
NTT : Nusa Tenggara Timur
ACT : Artemisinin Combination Therapy
DINKES : Dinas Kesehatan
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang – Kadang
TP : Tidak Pernah
ARDS Adult Respiratory Distress Syndrome

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Lembar permohonan responden
Lampiran II : Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran III : Lembar kuesioner
Lampiran IV : Berita acara ujian Proposal
Lampiran V : Daftar hadir ujian Proposal
Lampiran VI : Daftar hadir peserta ujian Proposal

ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit yang di sebabkan oleh parazit (Protozoa)
dari genus plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah (Reni Oktarina.hlm 107). Setiap oarang yang menderita penyakit
malaria secara khas mengalami gejala awal seperti flu, demam tinggi, rasa
dingin dan sakit kepala. Penyakit ini dapat menyerang semua kelompok usia
dari balita hingga orang dewasa.
Data dari Word Health Organization (WHO) Global Pada tahun 2020
sebanyak 245 juta, sedangkan tahun 2021 mengalami kenaikan sebanyak 247
juta kasus dan pada tahun 2022 terdapat 247 kasus (WHO, 2021)
Di Indonesia saat ini, malaria juga menjadi masalah utama kesehatan
masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia tercatat kasus malaria pada tahun 2020 mencapai 254.055, pada
tahun 2021 mengalami kenaikan sebanyak 304.607 kasus, sedangkan pada
2022 mengalami peningkatan sebanyak 415.140 kasus (Kemenkes RI, 2023).
Penemuan kasus malaria di NTT sebagian besar juga 84%
menggunakan mikroskop, sedangkan 14% menggunakan tes cepat diagnostik
(RDT). Semua kasus ini positif malaria hasil pemeriksaan laboratorium harus
diobati Artemisinin Combination Therapy (ACT). Tahun 2020 sebanyak
15.314 kasus, sedangkan pada tahun 2021 mengalami penurunan sebanyak
9.419 kasus dan pada tahun 2022 …….kasus (Profil Dinkes Provinsi NTT,
2022)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur,
jumlah kejadian malaria pada tahun 2020 penderita penyakit malaria sebanyak
1.639 orang, pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebanyak 1.758 orang
penderita malaria dan pada tahun Pada tahun 2022 mengalami penurunan
berjumlah 530 orang penderita malaria (Profil Dinkes Sumba Timur, 2022)
Data Puskesmas Waingapu penderita malaria mengalami penurunan
pada tahun 2020 berjumlah 12 orang di banding tahun 2021 yang mengalami
kenaikan berjumlah 58 orang, pada tahun 2022 mengalami peningkatan yaitu
berjumlah 144 orang. Sedangkan kasus di desa Mbatakapidu pada tahun 2020

1
sebanyak 6 kasus, tahun 2021 terdapat 58 kasus dan pada tahun 2022
mengalami peningkatan sebanyak 135 kasus (Profil Puskesmas Waingapu,
2022)
Penyebaran penyakit malaria juga di pengaruhi oleh pengetahuan
masyarakat yang rendah tentang penyebab penularan, pencegahan penyakit
malaria sangat mempengaruhi penyebaran penyakit. Masyarakat masih belum
mengerti bahwa penularan malaria dapat terjadi dari orang tua ke anaknya,
mereka hanya berangggapan bahwa malaria dapat menular asalkan satu daerah
dalam keturunannya. Pengetahuan penderita malaria dalam mengetahui
pentingnya minum obat juga perlu di tingkatkan, serta tindakan masyarakat
yang sering berada di luar rumah pada malam hari, mandi di sore hari, tidur
tidak menggunakan kelambu, pencarian pengobatan ke dukun dan pengobatan
yang tidak rasional akan mendukung berlangsungnya penularan malaria
(LEO, 2020).
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumba Timur
adalah melakukan pembagian kelambu, pembagian abate dan membunuh
vektor penyakit sejak dini dengan cara membunuh larva sebelum berkembang
menjadi nyamuk yang lebih sulit untuk dikendalikan. Sejauh ini pengendalian
umumnya dilakukan menggunakan insektisida sintetik. Upaya pencegahan
malaria lainnya adalah melalui pendidikan kesehatan masyarakat dengan
perubahan perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat, berarti perilaku yang
didasarkan pada prinsip – prinsip Kesehatan dan pendidikan yang diberikan
kepada masyarakat harus direncanakan dengan menggunakan strategi yang
tepat yang disesuaikan dengan kelompok sasaran dan masalah kesehatan
masyarakat yang ada.
Dampak penyakit malaria kalau tidak di obati akan menyebabkan
kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita dan ibu
hamil. Selain itu malaria juga dapat menyebabkan anemia dan menurunkan
produktivitas kerja.
Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman dan interasi
manusia dengan linkungan wujudnya bisa berupa pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Perilaku manusia cenderung bersifat menyeluruh dan pada dasarnya

2
terdiri atas sudut pandang psikologi, fisiologi, dan sosial. Namun ketiga sudut
pandang ini di bedakan pengaruh dan perannya terhadap pembentukan
perilaku manusia ( Budiharto, 2010 ).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 23 Janauari 2023, hasil
wawancara dari 10 masyarakat, yakni 7 orang yang tidak mengetahui tentang
perilaku pencegahan penyakit malaria.
Berdasarkan uraian di atas maka peniliti ingin melakukan penilitian
tentang Studi Deskriptif Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Penyakit
Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur.
1.2 . Rumusan Masalah
Bagaimanakah Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di
Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba
Timur
1.3 Tujun Penelitian
Untuk mengetahui Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Penyakit Malaria
Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba
Timur

3
1.4 Keaslian Penilitian

No Nama Judul Desain Variabel Instrumen Analisis Hasil

1. Yanelza Gambaran Deskriptif Perilaku Koesioner Chi square Hasil penelitian menunjukkan
Supranelfy, Perilaku masyarakat bahwa pencegahan gigitan
Reni Pencegahan nyamuk yang paling banyak
Oktarina Penyakit digunakan di Sumatera Selatan
(2018) Malaria di adalah menggunakan kelambu
Sumatera
tidak berinsektisida dan repelen
Selatan
nyamuk, sedangkan kelambu
berinsektisida yang sering
digunakan umumnya sudah lebih
dari tiga tahun.
2. Nilce Studi Kualitatif Perilaku Wawancara Chi square Hasil penelitian ini menunjukkan
Astin,dkk Kualitatif masyarakat bahwa upaya pencegahan
(2020) Perilaku dalam menunjukkan bahwa upaya
Masyarakat pencegahan pencegahan Malaria dengan cara
dalam malaria membunuh jentik dan nyamuk
Pencegahan Malaria dewasa melalui
Malaria di penyemprotan rumah, larvaciding
Manokwari dan biological control tidak
Barat, Papua pernah dilakukan oleh masyarakat
Barat, karena anggapan hal ini
Indonesia merupakan tanggung jawab
petugas kesehatan.

4
3. Semuel Gambaran Deskriptif Gambaran Wawancara Uji chi Hasil penelitian berupa gambaran,
Sandy, pengetahuan, pengetahuan, square dan perilaku dan pencegahan malaria
Ivon perilaku dan perilaku uji fisher oleh masyarakat di Kabupaten
Ayomi pencegahan pencegahan Maluku Tenggara Barat dan
(2018) malaria oleh malaria oleh Maluku Barat Daya antara lain:
masyarakat di masyarakat pengetahuan masyarakat tentang
Kabupaten gejala penyakit malaria
Maluku OR=10,523 (p=0,002), informasi
Tenggara tentang malaria dari petugas
Barat dan kesehatan OR=7,302 (p=0,003)
Maluku Barat dan aktifitas masyarakat di kebun
Daya pagi hari (pukul 05.00) dan sore
hari (pukul 18.00) OR=3,685
(p=0,007). Peningkatan
pengetahuan dan informasi
penyakit malaria di masyarakat
juga harus diikuti dengan tindakan
pencegahan gigitan nyamuk dan
tindakan pemeriksaan malaria
serta pengobatan.

Perbedaan dengan penelitian saya adalah Metode: penilitian ini merupakan penilitian Deskriptif dengan metode survey yang bertujuan untuk
mengetahui perilaku masyarakat di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu tahun 2023. Penilitian ini melibatkan 30 responden
yang di ambil dengan simple random sampling, dari total populasi 1.928 jiwa. Data di kumpulkan melalui kuesioner kemudian di analisis secara
deskriptif.

5
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP PERILAKU


2.1.1 Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman dan interasi
manusia dengan linkungan wujudnya bisa berupa pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Perilaku manusia cenderung bersifat menyeluruh dan pada
dasarnya terdiri atas sudut pandang psikologi, fisiologi, dan sosial. Namun
ketiga sudut pandang ini di bedakan pengaruh dan perannya terhadap
pembentukan perilaku manusia (Budiharto, 2010).
Perilaku manusia merupakan pencerminan dari berbagai unsur
kejiwaan yang mencakup hasrat, sikap, reaksi, rasa taut atau cemas dan
sebagainya. Oleh karena itu perilaku manusia dipengaruhi atau dibentuk
dari faktor – faktor yang ada dalam diri manusia atau unsur kejiwaannya.
Meskipun demikian, faktor lingkungan merupakan faktor yang berperan
serta dalam mengembangkan perilaku manusia, Jadi Perilaku merupakan
hasil segala pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungan dari
berbagai unsur kejiwaan yang mencakup harsrat, skap, reaksi, rasa takut
atau cemas dan sebagainya. Oleh karena itu, perilaku manusia dipengaruhi
atau dibentuk dari faktor – faktor ang ada dalam diri manusia atau unsur
kejiwaannya.
2.1.2 Klasifikasi Perilaku
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu (Porwoastuti):
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintanance) adalah perilaku
atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk menyembuhkan bila mana sakit.
2. Perilaku pencarian atau pengguanaan sistem atau fasilitas kesehatan,
atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health Seeking
Behavior).

6
3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah apabila seseorang merespon
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya,
dan sebagainya.
2.1.3 Proses Pembentukan Perilaku
Proses pemebentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri:
1. Persepsi, pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman dan sebagainya.
2. Motivasi, dorongan bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
perilaku.
3. Emosi, berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan
jasmani merupakan hasil keturunan, manusia dalam mencapai
kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan
emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh
karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku
bawaan.
4. Belajar, pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam
lingkungan kehidupan. Bareslon (1974) mengatakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku
terdahulu. Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang
berurutan.
Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum
orang mengodopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yaitu:
1) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau
mengetahui stimulus.
2) Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3) Evaluation, menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya.
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Adoption, subjek berperilaku sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya.

7
2.1.4 Faktor Perilaku
Berdasarkan perilaku kesehatan tersebut dari tiga faktor utama
yaitu (Budiharto, 2010)
1. Faktor predisposisi yang terdiri atas pengetahuan sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai umur pendidikan pekerjaan dan status ekonomi
keluarga.
2. Faktor pendukung yang terdiri atas lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, serta ada atau tidak
adanya program kesehatan.
3. Faktor pendorong terdiri atas sikap dan perbuatan petugas Kesehatan
atau orang lain yang menjadi panutan.
2.1.5 Pengukuran Perilaku
Pengukuran perilaku dapat dilakukan berupa tindakan, yakni
dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan beberapa
jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan
secara langsung yaitu dengan cara mengobservasi tindakan atau kegiatar
responden (Notoatmodjo, 2007). Dalam penelitian, observasi merupakan
prosedur yang berencana meliput, melihat, mendengar, dan mencatat
sejumlah aktivitas, tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).
1. Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan di amati, kapan dan dimana
tempatnya. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan
instrument peneliti yang telah diuji validitas dan rehabilitasnya
(Sugiyono, 2012).
2. Tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak disiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Dalam
melakukan pengamatan penelitian tidak menggunakan instrumen yang
tidak baku, namun hanya berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiono,
201)

8
2.2 KONSEP MASYARAKAT
2.2.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dalam
kesatuan social dengan batas batas tertentu.
Pengertian masyarakat menurut para ahli :
a. Linton (1936)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan
berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas batas
tertentu.
b. Mas laver (1975)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial
tertentu dan mempunyai sifat sifat yang saling tergantung, mempunyai
pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
c. Soejono Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah(secara geografis) dengan
batas batas tertentu,.
d. Koentjaraningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul
(berinteraksi) menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2.2.1
2.2.2
2.2.3 Ciri–Ciri Masyarakat
a. Ada interaksi antara sesama anggota masyarakat
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara perseorangan, antara kelompok
kelompok, maupun antara perseorangan dengan kelompok.
b. Menempati wilayah
Suatu kelompok masyarakat yang menempati suatu wilayah tertentu

9
menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya,
baik dalam ruang lingkup kecil (RT/RW), Desa, Kecamatan,
Kabupaten, Provinsi dan bahkan Negara.
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
Anggota masyarakat yang hidup di suatu wilayah tertentu saling
tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
d. Memiliki adat istiadat/ budaya tertentu
Adat istiadat dan budaya diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat yang mencakut bidang yang sangat luas diantaranya
tata cara berinteraksi antara kelompok kelompok yang ada
dimasyarakat.
e. Memiliki identitas bersama
Suatu masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota
masyarakat lainnya.

2.3 KONSEP MALARIA


2.3.1 Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa
demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut
maupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa kompolikasi
sistemik yang dikenal sebagai malaria berat (Sudoyo, 2007).
2.3.2 Etiologi
Menurut Nursarif & Kusuma (2015) ada empat jenis plasmodium
yang dapat menyebabkan infeksi yaitu :
a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan
menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan
mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan

10
pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap
24-48 jam).
c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae (demam tiap hari empat).
d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat,
diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi
yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan,
menyebabkan malaria ovale.
2.3.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dengan malaria
secara umum menurut Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut :
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan
skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3,
sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam
dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan
beberapa serangan demam periodik.
Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria
proxysm) secara berurutan :
1) Periode dingin
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering
membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat
menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling
terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode
ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan
meningkatnya temperatur.
2) Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap
tinggi sampai 40° C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala,
nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan
darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak).

11
Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau
lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,
sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering
tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
melakukan pekerjaan biasa.
b. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala
khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam
dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan
jaringan ikat bertambah. Pembesaran limpa terjadi pada
beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat
teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior.
Pada batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi
yang membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan
terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa
iliaca dekstra.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling
berat adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan
oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal
tidak dapat hidup lama (reduced survival time).
d. Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata
akibat kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk
penguraian sel darah merah.
Terdapat tiga jenis ikterus antara lain:
1. Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang
berlebihan.Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah

12
merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan
semua bilirubin yang di hasilkan.
2. Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati
terjadi pada disfungsi hepatosit dan di sebut dengan
hepatoseluler.
3. Ikterus Obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau
melalui duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif
2.3.4 Pengobatan
Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan
tergantung dari jenis plasmodium.
a. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di
tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg
selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15
mg /hari selama 14 hari)
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg
selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10
mg/ kg dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis
tunggal dari 3 tablet) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3
dd 600 mg selama 3 hari).
c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet
dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet.Kina 3 x 650 mg selama 7
hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari
dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari.
2.3.5 Komplikasi
Menurut Sudoyo (2007) beberapa komplikasi yang dapat terjadi
pada penyakit malaria adalah :
a. Malaria otak

13
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian
tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya.
Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan.
Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran,
kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.
b. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara
mendadak (>3 mg/ dl). Seringkali penyulit ini disertai edema
paru.Angka kematian mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga
disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang
dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan
filtrasi pada glomerulus.
c. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah
melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi
yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh
kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
d. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun
2.3.6 Pencegahan Malaria
Pencegahan malaria secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kegiatan.
a. Pencegahan malaria secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kegiatan Sebuah.Parasit adalah dengan pengobatan
profilaksis atau pengobatan preventif.
1. Orang yang akan melakukan perjalanan ke daerah endemis malaria
harus minum obat antimalaria paling lambat seminggu sebelum
keberangkatan sampai dengan empat minggu setelah orang tersebut
meninggalkan daerah endemis malaria.
2. Ibu hamil yang akan bepergian ke daerah endemis malaria
diperingatkan tentang risiko yang mengancam kehamilannya.

14
Sebelum bepergian, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi ke
klinik atau rumah sakit dan mendapatkan obat antimalaria.
3. Bayi dan anak-anak di bawah usia empat tahun dan tinggal di
daerah tersebut malaria endemik harus mendapat obat antimalaria
karena tingkatKematian bayi/anak akibat infeksi malaria cukup
tinggi
b. Pencegahan Gigitan Nyamuk. Di daerah yang jumlah penderitanya
sangat banyak, tindakan pencegahan gigitan nyamuk sangat penting
dilakukan. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memakai baju lengan
panjang dan celana panjang saat keluar rumah terutama pada malam
hari, memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah, serta
menggunakan kelambu saat tidur.
c. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa. Untuk membunuh
jentik dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan tindakan sebagai
berikut:
1. Penyemprotan rumah. Sebaiknya penyemprotan rumah di daerah
endemis malaria dengan insektisida dilakukan dua kali dalam
setahun dengan selang waktu enam bulan.
2. Larvasida. Larvasida merupakan kegiatan penyemprotan rawa
yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk
malaria.
3. Pengendalian hayati. Pengendalian hayati adalah kegiatan
menebar ikan kepala timah (Panchaxpanchax) dan ikan
guppy/wader (Lebistus reticulatus) di genangan air mengalir dan
persawahan. Ikan ini berfungsi sebagai predator jentik nyamuk
malaria.
4. Menerapkam 3 M yaitu Menguras, Mengubur, Menutup
d. Mengurangi Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Malaria. Tempat
perkembangbiakan nyamuk malaria berbeda-beda, tergantung
spesiesnya nyamuk. Ada nyamuk malaria yang hidup di daerah
pesisir, rawa-rawa,kolam, sawah, kolam ikan, atau hidup di air
pegunungan yang bersih. Di daerahdaerah endemis malaria, yaitu

15
daerah yang sering terjangkit malaria,masyarakat harus menjaga
kebersihan lingkungan. Kolam ikan kurang terawat harus dibersihkan,
parit-parit di sepanjang pantai digunakan Penggalian yang diisi
dengan air payau harus ditutup dan sawah dengan kanalair irigasi
harus dipastikan mengalir dengan lancar.
e. Upaya pencegahan malaria lainnya adalah melalui pendidikan
kesehatan masyarakat dengan perubahan perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat, berarti perilaku yang didasarkan pada prinsip – prinsip
Kesehatan dan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus
direncanakan dengan menggunakan strategi yang tepat yang
disesuaikan dengan kelompok sasaran dan masalah kesehatan
masyarakat yang ada.

2
2.1
2.2
2.3
3
4
4.1
4.2

16
BAB 3
KERANGKA KONSEP

a.
b.
c.
3.1 Kerangka Konsep

Baik kejadian
malaria
Perilaku Pencegahan menurun
Malaria
Kurang baik
kejadian
malaria
meningkat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

17
: Di Teliti

: Tidak di Teliti

: Garis Penghubung

3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Ukur Hasil Ukur


Opersional Ukur

Perilaku Tindakan Masyarakat dapat Kuesione Nominal Kuesioner


masyarakat yang melakukan atau r perilaku di
tentang dilakukan bertindak dalam nyatakan:
pencegahan masyarakat pencegahan a. Baik =
malaria dalam penyakit malaria: >50 %
pencegahan 1. Menerapkan
b. Kurang
penyakit 3M
Baik =
malaria. (Menguras,
<50%
Menutup,
Mengubur)
2. Penggunaan
kelambu
3. Menggunakan
obat nyamuk
4. Menggunakan
pakaian
tertutup saat
keluar pada

18
malam hari
5. Penggunaan
abate
6. Tidak
menggantung
pakaian yang
sudah di
gunakan di
dalam kamar
7. Memasang
kawat kasa di
jendela dan
ventilasi
rumah

Tabel 3.2 Definisi Operasional

BAB 4
METODOLOGI PENILITIAN

4.1 Jenis Penilitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk membuat suatu
gambaran atau deskriftif terhadap suatu penelitian terhadap suatu objektif
atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi saat ini untuk
mendapatkan gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Penyakit
Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur
4.2 Rancangan Penilitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan Deskriptif yaitu
meneliti suatu masalah melalui suatu kelompok yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Penyakit
Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
Kabupaten Sumba Timur

19
4.3 Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012 ). Sedangkan menurut Nursalam (2013 ), populasi
adalah subjek (misalnya manusia: klien) yang memiliki kriteria yang telah
ditetapkan. Popolasi dalam penilitian ini adalah semua masyarakat yang
ada di desa Mtakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten
Sumba Timur sebanyak 1. 928 jiwa.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2012). Sedangkan menurut Nursalam (2013) sampel adalah
bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling. Dalam peniltian ini menggunakan sampel
minimal 30 responden. Pengambilan sampel di lakukan secara Sample
Random Sampling dengan Teknik secara survey (di lakukan dari ke
rumah)
Karena penelitian ini membutuhkan jawaban yang jujur dan tepat
serta dapat diperoleh informasi yang akurat, maka sampel dalam penelitian
ini ditambahkan dengan persyaratan sebagai berikut :
Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmojo,
2012 ). Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Masyarakat dengan usia 40 - 60 tahun yang berada di wilayah Desa
Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu
2) Memahami bahasa Indonesia
3) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan
menjadi responden
4.4 Variabel Penilitian
1. Variable bebas (Independent Variabel)
Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel
lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan

20
suatu dampak pada variabel dependen (Nursalam, 2013). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Perilaku masyarakat.
2. Variabel terikat (Dependent Variabel)
Variabel dependent adalah variabel yang akan muncul sebagai akibat dari
manipulasi suatu variabel independent ( Nursalam, 2013). Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah Pencegahan Penyakit Malaria.
4.5 Lokasi Dan Waktu Penilitian
Penelitian akan dilakukan di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas
Waingapu Kabupaten Sumba Timur. Waktu penilitian akan di lakukan pada
bulan Maret – April 2023.
4.6 Instrumen Penilitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar
kuesioner yang disiapkan oleh peneliti dengan pilihan jawaban yang telah
disediakan yaitu memilih salah satu jawaban yang telah disediakan dengan
kriteria penilaian Baik dan Kurang Baik.
4.7 Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara dalam
memperoleh data-data.
a. Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan melalui kuesioner
dari responden yaitu masyarakat yang bersedia menjadi responden di
di Desa Mbatakapidu Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait yaitu
dinas kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Puskesmas Waingapu,
internet serta teori-teori yang berhubungan dengan pendidikan
kesehatan dan malaria.
4.8 Teknik Pengolahan Data
Proses pengolahan data penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Editing

21
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut macamnya dengan
memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item pada kuesioner.
c. Scoring
Yaitu pemberian nilai/skor dari masing-masing jawaban responden.
Pembagian scoring Selalu (SL) = 4, Sering (SR) = 3, Kadang-kadang (KD)
= 2 dan Tidak Pernah (TP) = 1.
d. Tabulating
Tabulating yaitu memasukkan jawaban responden pada tabel dimana
mentabulasi data berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan
kedalam tabel distribusi frekuensi (Arikunto, 2012).

4.9 Analisa Data


Setelah data dikumpulkan dari responden, data kemudian diolah dan
selanjutnya dilakukan analisa secara deskriptif kuantitatif dengan presentasi
yang disajikan dalam bentuk tabel baik dan kurang. Untuk mengidentifikasi
perilaku, memakai kuesioner dengan menggunakan skala Likert yaitu: Selalu
(SL) = 4, Sering (SR) = 3, Kadang-kadang KD = 2 dan Tidak Pernah (TP) = 1.
4.10 Etika Penilitian
Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian,
mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika
penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

22
informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan.
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak memberikan
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainya. Informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tersusun yang
akan dilaporkan pada hasil riset.

4.11 Jadwal Penilitian

No Jadwal penelitian
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei
1. Persiapan proposal 
2. Seminar proposal 
3. Pengambilan data 
4. Penyusunan laporan 
5. Ujian KTI 
6. Perbaikan KTI 
7. Pengumpulan KTI 

23
DAFTAR PUSTAKA

Ali M. 2014. Memahami Riset Perilaku Dan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Alwi, Dan Kawan-Kawan. (2017) Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit
Dalam .Internet Publishing Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam.
Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit
Balai Pustaka
Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 2020. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Kupang:Dinas Kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, 2022. Profil Kesehatan Kabupaten
Sumba Timur. Kupang:Dinas Kesehatan.
Nurjazuli Dan Kawan-Kawan (2020) "Faktor Risiko Yang Mempengaruhi
Kejadian Malaria Di Indonesia: Review Literatur " Jurnal Kesehatan
Lingkungan

24
WHO 2021, Word Malaria Report. Switserland : Who Global Malaria
Programme And Publik Healt Information And Geographick System.
Notoatmodjo Dan Kawan-Kawan, (2012) Pendidikan Dan Pengetahuan
Kesehatan.
Nursalam, (2011).Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Jakarta:Salemba Medika.
Arikunto, s. (2011). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. jakarta :Bumi aksara.
Sugiyono(2011). Metode penelitian kuantittif dan kualitatif R dan D alfabeta.
Notoatmojo, Soekidjo, Prof. Dr. (2010). Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasi,
Edisi Revisi 2010. Rineka Cipta. Jakarta.
Susanna, Dewi., Sembiring, T.U. (2011). Entomologi Kesehatan. Jakarta: UI-
Press.
Moeis, E.S. Dkk (2008). Dalam jurnal kesehatan Lingkungan Vo.2 No.2 Januari
2008. Hal 174.
Maksud, Malonda. (2012). Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku, Kondisi
Rumah, dan Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2012. Skripsi UI- Depok.
Notoatmodjo, s. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka

Supranelfy, Yanelza, and Reni Oktarina. 2021. “Gambaran Perilaku Pencegahan


Penyakit Malaria Di Sumatera Selatan ( Analisis Lanjut Riskesdas 2018 )
Overview of Malaria Prevention Behaviour in South Sumatera ( Further
Analysis of Riskesdas 2018 ),” 19–28.

25
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat : Jl. Piet A. Tallo, Liliba – KupangTelp. (0380) 881880; 881881
Fax : (0380) 8553418, Email : poltekkeskupang@yahoo.com

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu
Nama : Bernadikta Sori Daiju
Nim : PO5303203200708

26
Bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Deskriptif
Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah
Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk Mengetahui Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Malaria Di
Wilayah Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur”.
Saya mohon kesediaan bapak/ ibu untuk bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi bapak/ ibu akan saya
jaga dan data yang saya dapat akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian
ini.
Demikan permohonan saya, atas perhatian bapak/ibu saya mengucapkan
terima kasih.

Waingapu, Februari 2023


Pemohon

Bernadikta Sori Daiju

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat : Jl. Piet A. Tallo, Liliba – KupangTelp. (0380) 881880; 881881
Fax : (0380) 8553418, Email : poltekkeskupang@yahoo.com

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Berdasarkan penjelasan yang telah di berikan bersama ini saya menyatakan


bersedia menjadi responden dalam penilitian yang berjudul “Studi Deskriptif

27
Perilaku Masyarakat Tentang Pencegahan Malaria Di Desa Mbatakapidu Wilayah
Kerja Puskesmas Waingapu Kabupaten Sumba Timur “.
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun
sebagai bukti kesediaan saya menjadi responden di bawah ini saya bubuhkan
tanda tangan saya.

Waingapu, Februari 2023


Tanda Tangan Responden

(……………………….)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat : Jl. Piet A. Tallo, Liliba – KupangTelp. (0380) 881880; 881881
Fax : (0380) 8553418, Email : poltekkeskupang@yahoo.com

LEMBAR KUESIONER

STUDI DESKRIPTIF PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN


MALARIA DI DESA MBATAKAPIDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR

28
A. INDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Jenis kelamin :

B. PETUNJUK PENGISIAN
Jawablah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda ceklis (√) pada
salah satu jawaban yang menurut anda benar.
Keterangan : SL = Selalu, SR = Sering, KD = Kadang-kadang dan TP = tidak
pernah

C. PERILAKU RESPONDEN
JAWABAN
NO PERNYATAAN SL SR KD TP
1. Apakah bapak atau ibu menguras bak mandi setiap satu
minggu sekali?
2. Apakah bapak atau ibu menggunakan jaket atau pakaian
berlengan Panjang saat keluar rumah di malam hari?
3. Apakah bapak atau ibu mengoleskan cairan anti nyamuk
sejenis autan dan sebagianya pada waktu beraktivitas pada
bagian – bagian badan yang terbuka?
4. Apakah bapak atau ibu menggunakan Abate di dalam bak
kamar mandi dan di tempat penampungan air?
5. Apakah bapak atau ibu memasang kawat kasa anti nyamuk
pada saluran pipa, jendela dan lubang amgin rumah?
6. Apakah bapak atau ibu membersihkan saluran air sebagai
tempat perindukan nyamuk
7. Apakah bapak atau ibu biasa menggunakan kelambu saat
tidur?
8. Apakah bapak atau ibu menggantung pakaian yang sudah
di gunakan di dalam kamar?
9. Apakah bapak atau ibu mengubur barang – barang bekas
untuk mencegah penularan penyakit malaria?
10. Apakah bapak atau ibu menjaga dan memilihara
kebersihan lingkungan untuk mencegah gigitan nyamuk.

29

Anda mungkin juga menyukai