KEPERAWATAN DASAR
DOSEN PEMBIMBING:
DWI FEBRIANTO SKEP,NS,MKEP
DI SUSUN OLEH
1. rasa nyeri
2. sirosis hati
3. kadar oksigen darah yang rendah
4. demam
5. overdosis aspirin.
PETUGAS Perawat
1. Handscoon
2. Thermometer air raksa
3. botol masing-masing berisi: Cairan sabun, cairan
desinfektan,air bersih.
PERALATAN
4. Tissue
5. Tensi meter: Spingomanometer/tensi air raksa
6. Stetoskop
7. Jam tangan/stopwatch
8. Baki beserta alasnya
9. Bengkok
10. Grafik perkembangan vital sign
11. Alat lulis
Tahap Prainteraksi
1. Menyiapkan alat dan pasien dengan benar
2. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar dan
posisi pemeriksa dengan benar
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan pasien bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED TEST
1. Persiapan alat:
Tensimeter lengkap dengan manset
2. Persiapan klien:
Ucapkan salam.
Bina hubungan saling percaya perawat dengan klien.
Klien di beritahu maksud tujuan dan langkah-langkah
pemeriksa status kaki
PERSIAPAN Buat kontrak waktu pemeriksaan dengan klien.
Atur posisi kaki klien dengan cara meluruskan kaki klien
di tempat tidur.
3. Persiapan Lingkungan:
Jaga klien dengan cara memasang sampiran atau
menutup gorden pembatas kamar.
Atur pencahayaan ruangan.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
1. Mendekatkan alat-alat ke sekitar klien.
2. Lakukan cuci tangan.
3. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
4. Atur posisi dalam keadaan berbaring
5. Lakukan pengukuran tekanan darah
6. Hitung batas tekanan sistolik dan tekanan diastolik
kemudian jumlahkan batas kedua tekanan tersebut dan bagi
dua dengan rumus.
MAP:
Tekanan Sistolik+ Tekanan Diastolik
2
STANDAR
DOPERSIONAL
PROSEDUR
Persiapan Alat
Pelaksanaan
Klien yang tidak mampu makan secara mandiri karena sakit atau
INDIKASI
trauma
tubuh, seperti hemiplegia, kuadriplegia, fraktur lengan, kecacatan
anggota tubuh atau kelemahan lansia
Tahap Bekerja
1. Lakukan vertifikasi program gizi klien
2. Cuci tangan
CARA KERJA 3. Tempatkan makanan dan keperluan makan di atas baki
4. Tempatkan alat dekat klien dengan benar
5. Jaga privacy klien
6. Posisikan klien setengah duduk atau duduk, bila mampu
7. Posisikan diri duduk atau berdiri sesuai dengan kenyamanan
dan kesopanan dalam memberikan makanan
8. Tawarkan kepada klien untuk minum, bila perlu pakai sedotan
9. Suapkan makanan sedikit demi sedikit menggunakan sendok
atau garpu. Potong kecil-kecil makanan yang besar
10. Perhatikan sudah atau belum makanan ditelan habis oleh klien
sebelum menyuapkan makanan berikutnya
11. Beri minum setelah selesai makan. Bila ada program obat
oral, beri klien obat
12. Beri klien tissu untuk membersihkan mulut dan area sekitar
Mulut
13. Rapikan klien
14. Pamit kepada klien
15. Bereskan alat ketempat semula
16. Cuci tangan
Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektuf dan objektif) di dalam
catatan
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
4. Buka APD dan cuci tangan
5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMASANG INFUS
STANDAR
DOPERSIONAL
PROSEDUR
PROSEDUR 1. Baca status dan data klien untuk memastikan program terapi IV
KERJA 2. Cek alat-alat yang akan digunakan
PEMASANGAN 3. Cuci tangan
INFUS 4. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
5. Perkenalkan nama perawat
6. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
7. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
8. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
9. Tanyakan keluhan klien saat ini
10. Jaga privasi klien
11. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
12. Tinggikan tempat tidur sampai ketingian kerja yang nyaman
13. Letakkan klien dalam posisi semifowler atau supine jika tidak
memungkinkan (buat klien senyaman mungkin)
14. Buka kemasan steril dengan meanggunakan tehnik steril
15. Periksa larutan dengan menggunakan lima benar dalam
pemberian obat
16. Buka set infus, pertahankan sterilitas kedua ujungnya
17. Letakkan klem yang dapat digeser tepat di bawah ruang drip dan
gerakkan klem pada posisi off
18. Lepaskan pembungkus lubang selang IV pada kantung larutan
IV plastik tanpa menyentuh ujung tempat masuknya alat set
infuse
19. Tusukkan set infus ke dalam kantong atau botol cairan (untuk
kantong, lepaskan penutup protektor dari jarum insersi selang,
jangan menyentuh jarumnya, dan tusukkan jarum ke lubang
kantong IV. Untuk botol, bersihkan stopper pada botol dengan
menggunakan antiseptik dan tusukkan jarum kekaret hitam
stopper botol IV.
20. Gantungkan botol infus yang telah dihubungkan dengan set infus
pada tempat yang telah disediakan (pertahankan kesterilan set
infus)
21. Isi slang infus dengan cairan, pastikan tidak ada udara dalam
selang (terlebih dulu lakukan pengisian pada ruang tetesan/the
drip chamber). Setelah selang terisi, klem dioffkan dan penutup
ujung selang infus ditutup
22. Beri label pada IV dengan nama pasien, obat tambahan,
kecepatan pemberian.
23. Pasang perlak kecil/pengalas di bawah lengan/tangan yang akan
diinsersi
24. Kenakan sarung tangan sekali pakai
25. Identifikasi aksesibilitas vena untuk pemasangan kateter IV atau
jarum
26. Posisikan tangan yang akan diinsersi lebih rendah dari jantung,
pasang torniket mengitari lengan, di atas fossa antekubital atau
10-15 cm di atas tempat insersi yang dipilih (jangan memasang
torniket terlalu keras untuk menghindari adanya cidera atau
memar pada kulit). Pastikan torniket bisa menghambat aliran IV.
Periksa nadi distal.
27. Pilih vena yang berdilatasi baik, dimulai dari bagian distal, minta
klien untuk mengepal dan membuka tangan (apabila belum
menemukan vena yang cocok, lepaskan dulu torniket, dan ulangi
lagi setelah beberapa menit).
28. Bersihkan tempat insersi dengan kuat, terkonsentrasi, dengan
gerakan sirkuler dari tempat insersi ke daerah luar dengan
larutan yodium—povidon, biarkan sampai kering. (klien yang
alergi terhadap yodium, gunakan alkohol 70 % selama 30 detik)
29. Lakukan pungsi vena, fiksasi vena dengan menempatkan ibu jari
tangan yang tidak memegang alat infus di atas vena dengan cara
meregangkan kulit. Lakukan penusukan dengan sudut 20-30°,
tusuk perlahan dengan pasti
30. Jika tampak aliran darah balik, mengindikasikan jarum telah
masuk vena.
31. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan tarik jarum sedikit lalu
teruskan plastik IV kateter ke dalam vena
32. Stabilkan kateter IV dengan satu tangan dan lepaskan torniket
dengan tangan yang lain
33. Tekan dengan jari ujung plastik IV karteter, lalu tarik jarum
infus keluar
34. Sambungkan plastic IV kateter dengan ujung selang infus
dengan gerakan cepat, jangan menyentuh titik masuk selang
infus
35. Buka klem untuk memulai aliran infus sampai cairan mengalir
lancar
36. Fiksasi sambungan kateter infus (apabila sekitar area insersi
kotor, bersihkan terlebih dulu)
37. Oleskan dengan salep betadin di atas area penusukan, kemudian
tutup dengan kasa steril, pasang plester
38. Atur tetesan infus sesuai ketentuan
39. Beri label pada temapt pungsi vena dengan tanggal, ukuran
kateter, panjang kateter, dan inisial perawat.
40. Buang sarung tangan dan persediaan yang digunakan
41. Cuci tangan
42. Berikan reinforcement positif
43. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
44. Akhiri kegiatan dengan baik
45. Observasi klien setiap jam untuk menentukan respon terhadap
terapi cairan (jumlah cairan benar sesuai program yang
ditetapkan, kecepatan aliran benar, kepatenan vena, tidak
terdapat infiltrasi, flebitis atau inflamasi)
46. Dokumentasikan di catatan perawatan (tipe cairan, tempat
insersi, kecepatanaliran, ukuran dan tipe kateter atau jarum,
waktu infus dimulai, respon terhadap cairan IV, jumlah yang
diinfuskan, integritas serta kepatenan sistemIV.
6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMASANG KATETER
N Komponen Nilai
o 1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Baki
Kassa.
Cairan pelumas/jelly.
Korentang.
Duk steril.
Sketsel.
Persiapan Pasien
Tindakan
4. Mencuci tangan.
Pasien Perempuan :
Mencuci tangan.
Buka sampiran.
Pasien Pria :
Mencuci tangan.
Buka sampiran.
Memperhatikan body mechanism
N Komponen Nilai
o 1 2 3 4
1. Persiapan Alat
Baki
Kassa.
Cairan pelumas/jelly.
Korentang.
Duk steril.
Sketsel.
Persiapan Pasien
Persiapan Lingkungan
Tindakan
Mencuci tangan.
Buka sampiran.
Pasien Pria :
Tangan kiri perawat memegang penis atas.
Mencuci tangan.
Buka sampiran.
Memperhatikan body mechanism