Anda di halaman 1dari 12

NAMA : DESY SETYA NINGRUM

NIM : 201810201138 / 7B

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ASAM-BASA

A. Lakukan review dari beberapa ateri kuliah yang diuload,

1. Mekanisme keseimbangan asam basa dalam tubuh


Jawaban :
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang
sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Tubuh
menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
a) Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari.
b) Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja
secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang
paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada
dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak
asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan
lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah,
maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
c) Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari
metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang
dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika
pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadilebih asam.
Mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh tubuh :
 Ginjal menahan Na & HCO3,kemudian mengeluarkan clorida, ion hydrogen dan anion
lain, sehingga urine menjadi lebih asam. Hasilnya adalah peningkatan kadar HCO3
yang akan membantu memperahankan PH normal.
 Sistem dapat manya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara
 Paru-paru : berespon secara cepat terhadp perubahan kadar H + dalam darah dan
mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut.

2. Macam gangguan keseimbangan asam basa


Jawaban:
a) Asidosis metabolic
Asidosis Metabolik (kekurangan HCO3-) adalah gangguan sistemik yang ditandai
dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga terjadinya penurunan pH
(peningkatan [H+]). [HCO3-] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari
7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO 2 memulai
hiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH
darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon
dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan
cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut
bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga
terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

b) Asidosis respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk
atau pernafasan yang lambat.Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah
karbondioksida dalam darah.Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH
darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah
merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan
lebih dalam.
c) Alkalosis metabolic
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
d) Alkalosis respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadarkarbondioksida dalam
darah menjadi rendah.

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan
salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu

sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.


Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu

sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.


Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat
dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk dari adanya
masalah metabolisme yang serius.Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik
atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis
metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau
basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkakosis respiratorik terutama disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

3. Tanda dan gejala masing2 gangguan keseimbangan asam basa


Jawaban:
a. Asidosis Respratorik
Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara
adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
 Emfisema
 Bronkitis kronis
 Pneumonia berat
 Edema pulmoner
 Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain itu, seseorang dapat
mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan
pernafasan.

b. Asidosis Metabolik
a. Penyebab Asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

o Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
o Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak
terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang
disebut keton.Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,
dimanaasam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
o Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR)atau rhenal tubular
acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderitagagal ginjal atau penderita kelainan
yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
b. Penyebab utama dari Asidosis Metabolik:
 Gagal ginjal
 Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
 Ketoasidosis diabetikum
 Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
 Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol,

paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida


 Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan

karena diare, ileostomi atau kolostomi.

c. Alkalisis Respiratorik
a. Penyebab :
 Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan
terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
 Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
b. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah :
 Rasa nyeri
 sirosis hati
 kadar oksigen darah yang rendah
 demam
 overdosis aspirin.

d. Alkolosis Metabolik
a. Penyebab :
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah
yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung
(seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah
pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.Selain
itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam
jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan
keseimbangan asam basa darah.
b. Penyebab utama alkalosis metabolik:
o Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
o Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung.
o Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid

4. Penatalalksanaan masing2 gangguan kesiembangan asam basa


Jawaban:
A.Gangguan Respiratorik.

Kelainan yang mengancam nyawa pada asidosis respiratorik bukan karena asidosisnya
tetapi karena hipoksemia, oleh karena itu terapi utama adalah terapi oksigen sambil mengatasi
penyebab primer pernapasan (hipoventilasi). Atasi faktor penyebab seperti kelainan paru,
keracunan narkotik, keracunan salisilat. Untuk memperbaiki ventilasi paru ventilasi mekanik.

B. Gangguan Metabolik

1. Asidosis Metabolik.
Meskipun sebagian besar asidosis metabolik dapat diatasi oleh tubuh setelah penyakit
primer nya tertanggulangi, namun bila penurunan pH (<7,2) dan BE/SBE sangat rendah
(<10mEq/L) maka pemberian alkali (natriumbikarbonat) perlu dipertimbangkan.Koreksi
alkali terutama ditujukan pada asidosis metabolik yang disebabkan olehanion
nonorganik.Sedangkan yang disebabkan oleh anion organik (laktat, keton) yang dapat
dimetabolisme kembali oleh tubuh, tata laksana ditujukan pada penyakit primer bukan pada
pemberian alkali (Tabel 7.). Asidosis metabolikkarena gagal ginjal(anion
nonorganic)ditanggulangi dengan dialisis (renalreplacement therapy) tetapi sementara
menunggu dialisis bila asidosis yanmg terjadi sangat berat maka pemberian alkali dapat
dipertimbangkan. Pada asidosis metabolik karenaanion organik pemberian alkali masih
kontroversial , tatalaksana ditujukan pada penyakit primer dan pemberian alkali
dipertimbangkan bila pH < 7,0
Di ruang rawat intensif ada empat penyebab utama asidosis metabolik yaitu asidosis laktat
karena syok dan hipoksemia, ketoasidosis karena diabetesmelitus, asidosis tubulus ginjal,
dan asidosis karena dehidrasi akibat diare. Dari keempat keadaan tersebut alkali diberikan
pada asidosis tubulus ginjal dan diare, sedangkan pada syok, hipoksemia dan diabetes
pengobatan ditujukan pada penyakit primer, yaitu dengan resusitasi cairan, oksigenisasi dan
insulin. Pemberian alkali dipertimbangkan bila pH plasma < 7,0 setelah dilakukan resusitasi
dan terapi lainnya. Pada gangguan asidosis metabolik kronis pemberian alkali harus
dilakukan meskipun pH <7,35 untuk mencegah katabolisme protein dan demineralisasi
tulang, agar tidak terjadi gangguan pertumbuhan anak.

2. Alkalosis Metabolik.
Terdapat dua jenis alkalosis metabolik yaitu klor sensitif dan klor resisten. Disebut klor
sensitif karena dengan pemberian klor (NaCl fisiologis, KCl, atau HCl) memberi respons
yang baik. Klor sensitif disebabkan karena tubuh kehilangan klor dari cairan lambung atau
muntah sedangkan fungsi ginjal normal. Klor resisten adalah alkalosis metabolik yang tidak
responsif dengan pemberian klor, akibat klor terus-menerus disekresi ginjal, biasanya
terdapat peningkatan kadar klor urin >20mEq/L. Tata laksana klor resisten alkalosis
metabolik ditujukan pada penyakit primer (seperti, aldosteronisme, sindrom Cushing, dll.).
C. Pemberian “alkali” (natrium bikarbonat)
Natrium bikarbonat diberikan pada asidosis metabolik berat terutama pada asidosis
metabolik yang disebabkan karena anion mineral (Tabel 7.). Dosis optimal natrium bikarbonat
diberikan berdasarkan nilai SBE atau SID dengan perhitungan : 0,3 X BB(kg) X SBE ( SID)
mEq, diberikan separuh dosis dengan pertimbangan:
 Natrium bikarbonat diberikan langsung intravena, sehingga dosis yang diberikan jauh
lebih besar dari target perhitungan (volume intravaskularlebih kecil dari total
volumeekstraselular).
 Natrium bikarbonat akan segera menghasilkan karbondioksida yang tinggi (1mEq
natrium bikarbonat = 22 mL karbondioksida).
 Karbondioksida mudah berdifusi melalui membran sel, sehingga dapat menembus
sawar darahotak , asidosis.

Terdapat dalam dua sediaan yaitu larutan 8,4% (1 mEq/mL) dan 4,2% (0,5 mEq/L). Larutan
8,4% sangat hiperosmolar (2000 mOsm/L), pemberian bikarbonat dapat menyebabkan
hipernatremia, hiperosmolalitas, vasodilatasi dan hipotensi ringan. Bila terjadi ektravasasi dapat
menyebabkan sklerosis vena kecil dan nekrosis jaringan. Larutan 4,2% digunakan untuk bayi
baru lahir untuk mengurangi bahaya hiperosmolaritas dan perdarahan periventrikular dan
intraventrikular.Sodium bikarbonat dapat diberikan melalui intravena, intraoseus, tetapi tidak
boleh melalui endotrakeal, dengan kecepatan lambat yaitu 1mEq/menit.Ada dua pendapat
tentang cara kerja natriumbikarbonat, pertama peningkatkan pH plasma melalui pendaparan ion
H+ oleh bikarbonat dengan reaksi : H+ +HCO3- menjadi H2CO3 dan 505berdisosiasi menjadi
H2O + CO2.Kedua melalui peningkatan ion natrium yang menyebabkan peningkatan SID dan
menyebabkan peningkatan pH (penurunan ion H+). Kedua pendapat tersebut dengan hasil akhir
yang sama yaitu peningkatan pH danpeningkatan CO2. Karbondioksida yang terbentuk akan
dikeluarkan melalui paru-paru, oleh karena itu sebelum ventilasi baik (terkendali) pemberikan
natrium bikarbonat ditunda.

5. Cara penentuan /penilaian gangguan keseimbangan asam basa


Jawaban :
A. Penilaian umum.
Sebagaimana telah diuraikan di atas tentang cara analisis hasil pemeriksaan asam-basa.
Secara cepat gangguan keseimbangan asam-basa dapat diketahui bila:
1. pH darah arteri tidak normal (pH: 7,35-7,45), pH<7,35 asidemia, pH>7,45 alkalemia.
2. PaCO2tidak normal (35-45mmHg).
3. Konsentrasi bikarbonat tidak normal (22-26mEq/L).
4. SBE antara 3 dan -3.Untuk mengetahui apakah kelainan itu sederhana (simple), peran
kompensasi, dan campuran (mixed) diperlukan analisis korelasi antara pH,PaCO2,
bikarbonat, SBE, dan SID seperti telah diurikansebelumnya.Cara paling mudah untuk
analisis asam-basa dibuat oleh Grogono berdasarkan kombinasi pH, PaCO2dan SBE,
yaitu berdasarkan kombinasi perhitungan (pH, PaCO2dan SBE),sebagai berikut:
a) Langkah pertama: Lihat pH, pH<7,35 asidemia (asidosis); pH>7,45
alkalemia (alkalosis).
b) Langkah ke dua: Lihat PaCO2, apakah perubahan PaCO2 sesuai pH, bila
sesuai respiratorik. Kecuali ada faktor metabolik yang menyebabkan
perubahan pada PaCO2 akibat mekanisme kompensasi. Contoh bila
PaCO2asam (>normalnaik) dan pH asam (turun) adalah asisosis
respiratorik, demikian sebaliknya. 501
c) Langkah ke tiga: Lihat SBE (komponen metabolik), apakah nilai SBE
sesuai pH, bila sesuai metabolik. Kecuali ada faktor respiratorik yang
menyebabkan perubahan SBE akibat mekanisme kompensasi. Contoh
bila SBE negatif dan pH turun adalah asidosis metabolik, demikian
sebaliknya.
d) Langkah ke empat: Lihat berat ringan kelainan dengan melihat kadar
PaCO2 dan SBE (lihat Tabel 4.).
e) Langkah kelima:Lihat kompensasi. Untuk kompensasi penuh (complete
compensation) gunakan rumus setiap 3mEq/L SBE = 5 mm
HgPaCO2(lihat Tabel 5 dan 6.).
f) Langkah ke enam padankan dengan keadaan klinis pasien.
B. Penilaian Khusus Asidosis metabolik
Untuk mengetahui adanya penyebab asidosis metabolik, dapat dilakukan pemeriksaan AG
Dan atau BEG.
1.Langkah pertama. Ikuti cara Grogono.
2.Langkah kedua. Apakah asidosis disebabkan oleh anion terukur atau tidak terukur (
unmeasured anions).Hitung AG,
1.Normal: pemberian cairan yang mengandung klor berlebihan (asidosis metabolik
hiperkloremik), kehilangan natrium lebih banyak dari klor (diare, ileostomi), asidosis
tubulus ginjal.
2.Meningkat (>16 mEq/L): anion metabolik lain sebagai penyebab (laktat, keton, dll)
Periksa laktat, > 2mEq/L, asidosis laktat,
 Gangguan sirkulasi (syok, hipovolemia, keracunan CO, kejang).
 Tidak ada gangguan sirkulasi (keracunan biguanida, etilen glikol).
Periksa produksi urin dan kreatinin.
1.Gagal ginjal akut (renal acids).
Periksa gula darah dan keton urin.
1.Hiperglikemia dan ketosis,ketoasidosis diabetikum.
2.Normoglikemia dan ketosis, keracunan alkohol, kelaparan.
3.Langkah ketiga bila semua uji laboratorium normal, pertimbangkan keracunan sebagai
penyebab.
Penilaian pada kasus dengan hipoalbuminemia berat lebih tepat dilakukan dengan
menggunakan Agcorrected dan atau BEG, karena perhitungan AG,albumin termasuk
komponen yang tidak dihitung (unmeasured). Rumus untuk AG corrected
adalah:AG corrected (for albumin) = AG + 2,5 x (42–kadar albumin sekarang (g/dL)

b. Tentukan gangguan keseimbangan asam basa apakah yang terjadi pada kasus?

1. Seorang pasien usia 65 tahun, dengan dianosis pneumonia dilakukan pemeriksaan analisis gas darah,
dengan hasil sebagai berikut :
pH : 7,20
pCO2 : 72
HCO3 : 25
JAWAB:
pH 7,20 = tidak normal (Asidosis)
pCO2 72 = asam (Asidosis Respiratorik)
HCO3 25 = normal (Rentang Nilai Normal)

2. Seorang pasien usia 60 tahun dilakukan pemeriksaan analisis gas darah dengan hasil sebagai berikut:
pH : 7,47
pCO2 : 60
HCO3 : 32
JAWAB:
pH (7,47) = Alkalosis (naik)
pCO2 (60) = Akalisis Respiratorik
HCO3 (32) = Alkalosis Metabolik

3. Seorang pasien dengan diagnosa gagal ginjal dilakukan pemeriksaan analisis gas darah, dengan hasil
sebagai berikut :
pH : 7,37
pCO2 : 30
HCO3 : 18
JAWAB:
pH (7,37) = Normal
pCO2 (30) = Alkalosis Respiratorik
HCO3 (18) = Asidosis Metabolik

4. Seorang pasien dengan diagnosa gagal ginjal dilakukan pemeriksaan analisis gas darah, dengan hasil
sebagai berikut :
pH : 7,48
pCO2 : 30
HCO3 : 17
JAWAB :
pH (7,48) = Alkalosis
pCO2 (30) = Alkalosis Respiratorik
HCO3 (17) = Asidosis Metabolik.

Anda mungkin juga menyukai