PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis waktu dalam keadaan
tertidur, istilah pernapasan yang lazim igunakan mencakup dua proses yaitu pernapasan yaitu
pernapasan luar(eksterna)merupakan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secarah
keseluruhan serta dalam pernapasandalam (interna) merupakan penggunaan O2 dan pembentukan
CO2 oleh sel – sel serta pertukaran gas(paru) dan sebuah pompa ventilasi paru.Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara ekspirasi
maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut. Organ yang berperan dalam sistem pernapasan yaitu hidung, pharynx, laring, trakhea,
bronkus, bronkeolus, alveoli, dan paru-paru.
Pada sistem pernapasan juga terdapat keseimbangan asam dan basa dalam tubuh sangat
penting untuk mempertahankan proses kehidupan. Kadar kimia asam basa sukar dipisahkan
dengan konsentrasi ion H+. Konsentrasi ion H+ dalam berbagai larutan dapat berubah dan
perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan fungsi sel.
Hampir semua reaksi biokimia di dalam tubuh kita tergantung dari pemeliharaan konsentrasi
ion hidrogen yang fisiologis. Konsentrasi ion hidrogen harus diatur secara ketat karena
perubahan dari konsentrasi ion hidrogen ini menyebabkan disfungsi organ yang luas. Pengaturan
ini (yang dikenal sebagai keseimbangan asam basa) merupakan hal yang sangat penting bagi
anesthesiologist.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih mendetail lagi tentang sistem repirasi khususnya pada
keseimbangan asam basanya.
Tujuan Khusus :
- Untuk memenuhi tugas sistem respirasi yang diberikan dosen pembimbing, Ibu Ns. Lia
Mulyati, S.Kep, M.Kep
- Untuk lebih menambah wawasan tentang materi sistem respirasi
- Untuk mengetahui beberapa gangguan keseimbangan asam basa respirasi
D. Manfaat
BELUM
E. Sistematika Penulisan
BELUM
F. Metode Penulisan
BELUM
BAB II
PEMBAHASAN
Asam
Asam adalah substansi yang mengandung 1 atau lebih H+ yang dapat dilepaskan dalam
larutan. Dua tipe asam yang dihasilkan oleh proses metabolik dalam tubuh adalah menguap dan
tak menguap (volatile dan nonvolatile). Asam volatile dapat berubah antara bentuk cairan
maupun gas.
Karena karbondioksida adalah gas yang dapat dikeluarkan melalui paru-pau, maka
karbondioksida sering disebut sebagai asam volatile. Semua sumber-sumber lain dari H+
dianggap sebagai nonvolatile. Asam-asam nonvolatile tak dapat berubah bentuk menjadi gas
untuk bisa dieksresi oleh paru-paru, tapi harus dieksresikan melalui ginjal. Sekitar 20.000 mmol
asam karbonat dan 80 mmol asam nonvolatile diproduksi oleh tubuh setiap hari dan dikeluarkan
melalui paru-paru dan ginjal secara terpisah.
Basa
Kebalikan dari asam, basa adalah substansi yang dapat menangkap atau bersenyawa
dengan ion hidrogen dari sebuah larutan. Basa yang kuat, seperti natrium hidroksida (NaOH),
terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. Basa yang lemah, seperti
natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian terurai dalam larutan dan kurang bereaksi kuat
dengan asam.
- Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.
- Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga ph bekerja
secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan penyangga pH yang
paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada
dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak
asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
- Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan
terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru
dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di
otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan
kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida
darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar
karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam Dengan mengatur
kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu
mengatur pH darah menit demi menit.
Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi ketika kadar asam dan basa dalam darah
tidak seimbang. Kadar asam basa (ph) dalam darah diukur dengan skala ph, dari 1-14. Kadar ph
darah normal berkisar antara 7,35 sampai 7,45. Darah seseorang dinilai terlalu asam bila ph
kurang dari 7,35, kondisi tersebut dinamakan asidosis. Sedangkan darah dengan nilai ph lebih
besar dari 7.45, kondisi tersebut dinamakan alkalosis.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph, bisa menyebabkan salah
satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
- Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
- Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau
terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
- Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk
penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.
- Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung
kepada penyebab utamanya.
- Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
- Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-
paru atau kelainan pernafasan.
a. Emfisema
b. Bronchitis Kronis
c. Pneumonia Berat
d. Edema Pulmoner
e. Asma
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-
obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti
asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin
perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik. Pengobatan asidosis
respiratorik dengan menggunakan obat-obatan seperti berikut:
Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui system penyangga ph,
darah akan benar-benar menjadi asam.
Beberapa penderita kondisi ini umumnya memiliki napas yang beraroma buah. Gejala
tersebut merupakan tanda ketoasidosis diabetic atau asidosis metabolic yang terjadi pada pasien
diabetes. Ketoasidosis diabetic termasuk kondisi berbahaya, yang dapat mengganggu fungsi hati
dan ginjal.
a. Pusing
b. Sakit kepala
c. Nafsu makan menurun
d. Mudah mengantuk
e. Mudah lelah
f. Napas cepat dan dalam
g. Detak jantung meningkat
a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam
b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme
c. Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya.
Pengobatan asidosis metabolic tergantung kepada penyebabnya. Asidosis metabolic juga bisa
diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan
pengobatan terhadap penyebabnya.bila terjadi asidosis berat, diberikan biokarbonat mungkin
secara intravena, tetapi biokarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat
membahayakan. Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya yang
mendasarinya, di antaranya:
a. Infus natrium bikarbonat pada asidosis hiperkloremik
b. Suntik insulin pada penderita asidosis diabetic
c. Pemberian penggantian cairan tubuh melalui suntik
d. Detoksifikasi pada asidosis yang mengalami keracunan obat atau alcohol
3. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan
yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi
rendah.
Gejala umum alkalosis respiratorik adalah bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam, kondisi
tersebut dikenal dengan hiperventilasi. Gejala lain yang dapat terjadi akibat rendahnya kadar
karbondioksida dalam darah, antara lain:
- Pusing
- Kembung
- Mulut kering
- Kram otot di tangan dan kaki
- Kesemutan
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Gangguan irama jantung
Penyebeb alkalosis respiratorik adalah pernafasan yang cepat dan dalam disebut
hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan
dari aliran darah. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah rasa nyeri, sirosis hati, kadar
oksigen darah yang rendah, demam, overdosis aspirin.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri,
ph darah juga sering meningkat.
Alkalosis metabolic adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat. Penderita alkalosis metabolic umumnya mengalami hipoventilasi,
yaitu kondisi ketika penderita bernapas terlalu lambat dan terlalu dangkal. Kondisi ini
menyebabkan kadar oksigen dalam darah terlalu sedikit, sebaliknya kadar karbondioksida dalam
tubuh meningkat.
Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah, juga sering menyertai alkalosis
metabolic. Oleh karena itu, penderita dapat mengalami gejala seperti mudah lelah, nyeri otot,
sering buang air kecil (polyuria), dan gangguan irama jantung (aritmia). Gejala lain pada
penderita alkalosis metabolic meliputi kulit atau kuku membiru, sesak napas, kram dan kejang
otot, serta mudah marah.
Pengobatan alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium
dan kalium) pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena. Pengobatan
alkalosis metabolic tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pada sejumlah kasus alkalosis
metaboli dokter dapat memberikan beberapa jenis obat dibawah ini:
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil semperl darah pasien melalui pembuluh
darah arteri di pergelangan tangan, lengan, atau selangkangan. Analisa gas darah mengukur
sejumlah unsur yang memengaruhi keseimbangan asam basa, meliputi:
- Ph darah
Tingkat keseimbangan asam basa dinilai normal bila ph darah berada dalam kisaran 7.35
sampai 7,45. Kadar ph yang kurang dari 7,35 dinilai terlalu asam.
- Bikarbonat
Bikarbonat adalah zat kimia yang berfungsi menyeimbangkan kadar asam dan basa. Kadar
bikarbonat normal berkisar antara 22-28 mEq/L.
- Saturasi Oksigen
Saturasi oksigen adalah ukuran kadar oksigen yang dibawa oleh haemoglobin di dalam sel
darah merah. Nilai saturasi oksigen (SaO2). Normalnya berkisar antara 94-100%.
Tekanan parsial oksigen (PaO2) adalah ukuran tekanan oksigen yang laru dalam darah.
Ukuran ini menentukan seberapa baik oksigen mengalir dari paru-paru ke darah. PaO2
normal berada dalam rentang 75-100 mmHg.
Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) adalah ukuran tekanan CO2 yang larut dalam
darah. Ukuran ini menentukan seberapa baik CO2 keluar dari tubuh. Nilai normal PaCO2
berada dalam kisaran 38-42 mmHg.
Tes darah untuk melihat kelainan metabolic dilakukan dengan mengambil sampel darah
pasien melalui pembuluh darah vena di tangan atau lengan. Selain untuk mengukur kadar ph
darah, tes ini juga mengukur sejumlah unsur kimia dalam darah seperti: gula darah, protein,
kalsium, dan elektrolit.
3. Pemeriksaan Paru-Paru
Pada pasien yang diduga mengalami asidosis respiratorik, dokter akan menjalankan rontgen
dada untuk melihat kondisi paru-parunya. Selain rontgen dada, dokter dapat menjalankan tes
fungsi paru seperti spirometri dan plethysmography. Spirometri adalah pemeriksaan untuk
mengukur jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan. Sedangkan plethysmography bertujuan
mengukur volume udara didalam paru-paru.
Selain melalui pemeriksaan sampel darah, gangguan keseimbangan asam basa dapat
didiagnosis melalui tes urine (urinalisis), melalui urinalisis dapat menjadi tanda perubahan kadar
asam basa pada pasien.
- Batu ginjal
- Gagal ginjal
- Penyakit tulang
- Terlambatnya proses tumbuh kembang
- Kegagalan system pernapasan
- Syok
Asidosis tidak dapat dicegah sepenuhnya, akan tetapi ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk menurunkan risikonya. Pencegahan tergantung kepada jenis asidosis yang
dialami.
- Asam adalah Suatu cairan yang mampu mengeluarkan / melepaskan H+ (donor proton).
- Basa adalah Suatu cairan yang mampu menerima H+ (akseptor proton).
Terdapat 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
- Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
- Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau
terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat
dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
2. Saran
Dari penulisan makalah diatas diharapkan para pembaca dapat memahami isi dari
penulisan makalah tersebut , makalah ini juga bisa dijadikan referensi awal untuk pembahasan
mengenai keseimbangan asam basa dan gangguan keseimbangan asam basa agar dapat
menambah wawasan pembaca, dan untuk para mahasiswa keperawatan makalah ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan untuk belajar agar mahasiswa lebih memahami pelajaran tentang Sistem
Respirasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://deaputrifebriyani.blogspot.com/2016/06/gangguan-keseimbangan-asam-basa-
tubuh.html?m=1