Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan
dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan
basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat
suatu larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur
pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. ()
Gangguan keseimbangan asam-basa adalah masalah klinis yang sering dijumpai
dengan keparahan bervariasi dari ringan sampai mengancam jiwa. Asam adalah suatu
substansi yang mengandung 1 atau lebih ion H+ yang dapat dilepaskan dalam larutan
(donor proton). Basa berlawanan dengan asam, basa adalah substansi yang dapat
mengkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen sebuah larutan (akseptor proton).
Dalam tubuh kita menggunakan tiga mekanisme keseimbangan asam dan basa yaitu
kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amoni, tubuh
menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah dan pembuangan
karbondioksida. Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph
tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan
asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis. Pada makalah ini penulis akan membahas
tentang asidosis meliputi pengertian, klasifikasi dan hal – hal yang bisa meyebabkan
asidosis.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian asidosis.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari asidosis.
3. Untuk mengetahui penyebab / etiologi dari asidosis
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari asidosis.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari asidosis.
6. Untuk mengetahui komplikasi dari asidosis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASIDOSIS
Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam di dalam darah yang
disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu yang mana tubuh tidak bisa
mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan asam basa atau keadaan dimana
ph darah Arteri di bawah 7.4 atau keadaan pada saat darah terlalu banyak
mengandung (asam atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya Ph darah. Gangguan keseimbangan ini dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok besar yaitu metabolik dan respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua
organ yang berperan penting dalam pengaturan keseimbangan ini.Asidosis bukan
merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya asidosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme
yang serius.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih
cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus
menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan
berakhir dengan keadaan koma.

B. KLASIFIKASI ASIDOSIS
Asidosis terbagi menjadi dua jenis yaitu,
1. Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan
karena penumpukan CO2 dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang
buruk atau pernafasan yang lambat. Kedalaman dan kecepatan nafas mengendalikan
jumlah CO2 dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul CO2, pH darah
akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar CO2 dalam darah merangsang

2
otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih
dalam.
Terdapat dua jenis asidosis respiratorik, yaitu asidosis respiratorik akut dan kronis.
Asidosis respiratorik akut merupakan kondisi darurat dan harus cepat ditangani agar
tidak membahayakan nyawa. Sedangkakan asidosis respiratorik kronis bukan
merupakan kondisi darurat dan terkadang dialami tanpa gejala. Hal ini dikarenakan
tubuh dapat beradaptasi dengan asam yang berlebih, misalnya dengan memproduksi
natrium bikarbonat untuk menyeimbangkan asam-basa. Namun, perlu diingat bahwa
kondisi ini dapat menjadi akut jika tidak diobati. Risiko terkena asidosis dapat
meningkat ketika seseorang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak
dan rendah karbohidrat, menderita gagal ginjal, mengalami dehidrasi, atau keracunan
obat.

2. Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana keasaman darah yang berlebihan,
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Keadaan ini
menyebabkan penurunan pH darah, pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah CO2, dan pada akhirnya, ginjal ikut berusaha mengkompensasi
keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Namun kedua usaha tubuh tersebut bisa terlampaui apabila tubuh terus menerus
menghasilkan asam terlalu banyak, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir
dengan keadaan koma.

C. PENYEBAB ASIDOSIS
1. Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan CO2 secara
adekuat. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi
paru-paru, seperti: Cronic Bronchitis, Pneumonia Berat, Emfisema, Edema pulmoner,
dan Asma. Asidosis respiratorik juga dapat terjadi apabila penyakit-penyakit dari
saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain

3
itu, ketergantungan terhadap narkotika dan obat tidur yang kuat juga bisa
menyebabkan asidosis respiratorik.

2. Asidosis Metabolik

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama


adalah :
a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu)
dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis
metabolik.
b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh
dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak
terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang
disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,
dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
c. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita
gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.

4
D. PATOFISIOLOGI ASIDOSIS
1. Asidosis Respiratorik
E. PATOFISIOLOGI.

Normal 15.000 – 20.000 mmol Metabolisme


CO2 Ekskresi per Hari Keluar mml Paru-Paru

Sebagian Besar Dibawa


Ke Paru-Paru Dalam Bentuk
HCO8- Darah.

Seimbang Peningkatan Ventilasi Peningkatan Ion H+


PaCO2 – PH Alveolar Darah

Hipoksemia Obstruksi Hipoventilasi Peningkatan HCO3-


Keracunan Obat Peningkatan PaCO2 Darah

Penurunan Asedosis PH Menurun Kompensasi Ginjal


PaO2 Respiratori.

2. Asidosis Metabolik

Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga) pada
referensi ini akan dibahas tentang sistem buffer bikarbonat. Sistem penyangga

5
bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung bikarbonat yang terdiri dari
larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam lemak (H2CO3) dan garam
bikarbonat seperti NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dengan
H2O.
CO2 + H2O <—-> H2CO3
Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada
enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding alveol
paru dimana CO2 dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel epitel
tubulus ginjal dimana CO2 bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3, H2CO3
berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3- .
H2CO3 <—-> H+ + HCO3-
Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara dominan
sebagai Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler. NaHCO3
berionisasi hampir secara lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat (HCO3-)
dan ion-ion natrium (Na+) sebagai berikut :
NaHCO3<—-> Na+ + HCO3-
Sekarang dengan semua sistem bersama-sama, kita akan mendapatkan sebagai
berikut :
CO2 + H2O <—-> H2CO3<—-> H+ + HCO3- + Na+
Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat kuat bila asam
kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bicarbonat,
peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam disangga oleh HCO3 :
H + + HCO3- H2CO3 CO2 + H2O
Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk.Meningkatkan produksi CO2
dan H2O.Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen dari asam kuat
HCl, bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu
H2CO3 yang kemudian membentuk CO2 dan H2O.CO2 yang berlebihan sangat
merangsang pernapasan yang mengeluarkan CO2 dari cairan ekstraseluler. Ini
berpengaruh terjadinya asidosis pada tubuh.

E. MANIFESTASI KLINIK ASIDOSIS


1. Asidosis Respiratorik
Tanda-Tanda Klinis Berubah-Ubah Pada Asidosis Respiratorik Akut Dan Kronis
Yaitu:

6
a. Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat menyebabkan peningkatan
frekuensi nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust piker, dan
perasaan penat pada kepala.
b. Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai 60 mmHg atau
lebih mengakibatkan : somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya
koma, juga menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul
asteriksis (flapping tremor) dan mioklonus (kedutan otot).
c. Retensi O2 menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti
pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intra
cranial dan dapat bermanifestasi sebagai papilladema (pembengkakan dikus
optikus yang terlihat pada pemeriksaan dengan optalmoskop).
d. Hiperkalemia dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk
mekanisme kompensatori dan berpindah kedalam sel, sehingga menyebabkan
kalsium keluar dari sel.

2. Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit
lebih cepat.Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan
kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami
kebingungan. Apabila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun,
menyebabkan syok, koma dan kematian.

Penyakit asidosis jika dibiarkan bisa menimbulkan dampak berikut:

 Rendahnya kadar kalium dalam darah. Jika kadar kalium darah rendah, maka
terjadi kelainan neurologis seperti kelemahan otot, penurunan refleks dan
bahkan kelumpuhan.
 Pengendapan kalsium di dalam ginjal yang dapat mengakibatkan pembentukan
batu ginjal. Jika itu terjadi maka bisa terjadi kerusakan pada sel-sel ginjal dan
gagal ginjal kronis.
 Kecenderungan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan).
 Perlunakan dan pembengkokan tulang yang menimbulkan rasa nyeri
(osteomalasia atau rakhitis).

7
 Gangguan motorik tungkai bawah merupakan keluhan utama yang sering
ditemukan, sehingga anak mengalami keterlambatan untuk dapat duduk,
merangkak, dan berjalan.
 Kecenderungan gangguan pencernaan, karena kelebihan asam dalam lambung
dan usus, sehingga pasien mengalami gangguan penyerapan zat gizi dari usus
ke dalam darah. Akibat selanjutnya pasien akan mengalami keterlambatan
tumbuh kembang (delayed development) dan berat badan kurang.

F. PENGOBATAN ASIDOSIS
Pengobatan asidosis akan disesuaikan berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya.
Pada umumnya, penanganan asidosis dilakukan di rumah sakit. Dalam kasus asidosis
hiprekloremik, dokter biasanya akan memberikan sodium bikabornat, baik dalam
bentuk oral atau cairan infus. Selain itu, sodium sitrat akan diberikan jika penderita
mengalami gagal ginjal. Bagi penderita diabetes, insulin akan diberikan bersamaan
dengan cairan infus untuk menyeimbangkan cairan asam. Dan bagi penderita asidosis
laktik, suplemen bikarbonat, antibiotik, cairan infus, atau oksigen akan diberikan.
Jika kondisi belum parah, proses detoksifikasi dapat dilakukan, khususnya bagi pasien
yang mengalami keracunan obat atau alkohol. Pada kasus asidosis respiratorik, dokter
biasanya akan memberikan obat diuretik untuk mengurangi penumbunan cairan di
paru-paru dan jantung, atau menggunakan alat yang disebut continous positive airway
pressure (CPAP) sebagai alat bantu pernapasan bagi penderita kelemahan otot paru
lemah atau PPOK. Sedangkan pada penderita asidosis respiratorik kronis, umumnya
dokter akan memberikan antibiotik, diuretik, kortikosteroid atau bronkodilator. Jika
kondisi pasien cukup parah, pemasangan ventilator mekanis akan dilakukan.

G. KOMPLIKASI ASIDOSIS
Penderita asidosis berpotensi mengalami komplikasi jika tidak diobati secara dini,
seperti:
- Batu ginjal.
- Gagal ginjal.
- Penyakit ginjal kronis.
- Keterlambatan dalam pertumbuhan.
- Penyakit tulang.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam di dalam
darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan
penyakit tertentu yang mana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam
mengatur keseimbangan asam basa atau keadaan dimana ph darah Arteri di
bawah 7.4 atau keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung (asam
atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya
Ph darah.
2. Gangguan keseimbangan ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar
yaitu metabolik dan respiratorik.
3. Asidosis respiratorik Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang
berlebihan karena penumpukan CO2 dalam darah sebagai akibat dari fungsi
paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
4. Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana keasaman darah yang
berlebihan, ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Keadaan ini menyebabkan penurunan pH darah, pernafasan menjadi lebih
cepat dan lebih dalam sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam
dalam darah dengan cara menurunkan jumlah CO2, dan pada akhirnya, ginjal
ikut berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan
lebih banyak asam dalam air kemih.

B. SARAN
Demikian pembahasan dari makalah ini, semoga bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari jika makalah kami masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami
meminta saran dan kritik yang membangun yang bersifat membangun dari pembaca
untuk memaksimalkan pembuatan makala selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi Buku Saku. Jakarta:EGC.
Anonym. 2011. Asidosis Metabolik dan Asidosis Respiratorik.
http://makalahkeperawatanku.blogspot.com/2011/08/asidosis-metabolik-dan-
asidosis.html. tanggal akses 1 April 2019
dr. Marianti. 2017. Asidosis Metabolik dan Respiratorik. https://www.alodokter.com/asidosis-
metabolik-dan-respiratorik. tanggal akses 1 April 2019

Viswanatha. Keseimbangan Asam Basa.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/5a1f9a2d9b46df3dbcb
67e6d3b70f19b.pdf. tanggal akses 1 april 2019

10

Anda mungkin juga menyukai