Anda di halaman 1dari 51

Keseimbangan

Asam Basa
ASAM
Berasal dari bahasa Latin: acidus(masam)
Diartikan sebagai zat yg dapat memberikan ion H+ ke
zat lain (donor proton)
Asam kuat : berbahaya untuk dicicipi, korosif,
merusak bahan dari kayu, kain.
Contoh : H3PO4, H2SO4, HCl, HNO3, dll.
Asam lemah : terdapat dalam makanan dan
minuman.
Contoh : CH3COOH, H2CO3, dll.
BASA
Basa diartikan zat yg dapat menerima ion H+
Basa yang dapat larut dalam air disebut alkali.
Basa kuat : bersifat kaustik
Contoh : NaOH, Ba(OH)2, Mg(OH)2, dll.
Basa lemah
Contoh : NH4OH, Al(OH)3, dll

Basa

Alkali
SIFAT – SIFAT SENYAWA ASAM DAN BASA

Asam Basa
1, Rasa asam 1, Rasa pahit / getir

2, Korosif 2, Kaustik

3, Memerahkan lakmus biru 3, Membirukan lakmus merah

4, pH < 7 4, pH > 7

5, Tidak berwarna dengan indikator pp 5, Berwarna merah dengan indikator pp

6, Dapat menetralkan senyawa basa 6, Dapat menetralkan senyawa asam


INDIKATOR ASAM – BASA
Definisi : zat yang dapat berubah warnanya saat bereaksi
dengan senyawa asam maupun dengan senyawa basa.

1. Indikator alami : bunga mawar, kunyit, bit, dll.


2. Indikator buatan : kertas lakmus merah dan biru, metil
merah, metil jingga, dll.
DERAJAT KEASAMAN (pH)
 Skala keasaman dan kebasaan dari suatu zat
dinyatakan dengan pH
 p = potenz = pangkat; H = Hidrogen (Sorensen)
 Alat yang digunakan :
1. Indikator universal
2. pHmeter

Skala keasaman :
1. pH = 7  netral
2. pH < 7  asam (makin kecil,asam makin kuat)
3. pH > 7  basa (makin besar,basa makin kuat)

pH darah manusia normalnya: 7.35-7.45.


Contoh Indikator Asam - Basa
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Keseimbangan asam basa merupakan suatu keadaan
dimana konsentrasi ion H+ yang diproduksi = yang
keluarkan oleh sel.

pH cairan tubuh :


< 7,35 asidemia asidosis
> 7,45 alkalemia alkalosis

pengendalian pH penting proses


homeostasis
Sistem Utama Pengatur Asam-Basa Tubuh
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam-basa yaitu:
1. Sistem Penyangga (Buffer)
 Mencegah perubahan ion Hidrogen secara berlebihan
 Dapat bekerja beberapa detik untuk mencegah perubahan
ion Hidrogen
2. Sistem pernafasan
 Mengatur perlepasan gas CO2 melalui pernafasan
 Mengatur H2CO3 dalam tubuh
 Memerlukan waktu beberapa menit Jika (H+) berubah, pusat
pernapasan segera terangsang untuk mengubah kecepatan
pengeluaran gas CO2 dari cairan tubuh, sehingga (H+)
kembali normal ,memerlukan waktu 3 sampai 12 menit
3. Ginjal
 Mengatur kelebihan asam atau basa
 Bekerja beberapa jam sampai beberapa hari
Sistem Dapar/Penyangga/Buffer:
1. Asam karbonat:Bikarbonat
 sistem dapar di CES untuk asam non-karbonat
2. Phosphat
 sistem dapar di ginjal dan CIS
3. Protein
 sistem dapar di CIS & CES
4. Hemoglobin
 sistem dapar di eritrosit untuk asam karbonat
a. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat
Buffer ini terdapat dalam semua cairan tubuh
berperan penting dalam menunjang
keseimbangan asam – basa
Derajat pH ditentukan oleh perbandingan
sodium bikarbonat (NaHCO3) dg asam karbonat
(H2CO3).

Normal; NaHCO3 : H2CO3 = 20 : 1


b. Sistem buffer phosphat
Terdiri dari binatrium dan mononatrium fosfat
(Na2HPO4 dan NaH2PO4 ). Sangat penting untuk
sel darah merah dan ginjal
Berperan penting dlm mempertahankan derajat asam
basa cairan dlm tubula ginjal.
Derajat pH ditentukan oleh naik atau turunnya
ekskresi ion hidrogen.
c. Sistem buffer protein
Mrpkan sistem buffer terbesar dan terkuat
Dijumpai dlm Hb, plasma protein dan protein intraseluler.
Protein dlm Hb, plasma & intraseluler akan
mempertahankan derajat asam basa dg mempertahankan
ion hidrogen & CO2 ketika berdifusi mell membran sel ke
dlm sel.
Sangat penting untuk menetralkan kelebihan asam
karbonat dalam plasma

d. Buffer Hemoglobin
Sangat penting untuk menetralkan kelebihan H2CO3 dalam
eritrosit
Keseimbangan ion H +
Mekanisme Regulasi Keseimbangan Asam-
Basa

Sistem dapar hanya mengatasi


ketidakseimbangan asam-basa sementara
Paru-paru: berespons scr cepat thd perubahan
kadar H+ dalam darah & mempertahankan
kadarnya sampai ginjal menghilangkan
ketidakseimbangan tersebut
Ginjal: meregulasi keseimbangan ion H+ 
dengan menghilangkan ketidakseimbangan kadar
H+ secara lambat; terdapat sistem dapar fosfat &
amonia
Regulasi Pernapasan dlm Keseimbangan
Asam-Basa
Kadar CO2 meningkat  pH menurun
Kadar CO2 menurun  pH meningkat
Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor yg
kemudian akan mempengaruhi pusat pernapasan
 hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
 hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah
Regulasi Ginjal dlm
Keseimbangan Asam-Basa
Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan eksresi
urin asam/basa
Mekanisme:
1. Sekresi ion H+
2. Reabsorpsi HCO3- yang difiltrasi
3. Produksi HCO3- baru
Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi HCO3- ke CES
menyebabkan pH ekstrasel meningkat
HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi
Laju sekresi H+ meningkat akibat penurunan pH cairan
tubuh atau peningkatan kadar aldosteron
Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5
Gangguan keseimbangan asam-
basa
Gangguan keseimbangan asam basa
dimulai oleh :
- perubahan pd PaCO2 kelainan respiratorik
- perubahan pd bikarbonat plasma kelainan metabolik

Asidosis / alkalosis respiratorik


Asidosis / alkalosis metabolik
CO2 (Karbondioksida) adalah gas dlm darah yg
berperan sbg komponen asam. CO2 juga komponen
respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
HCO3 (Bikarbonat) berperan sbg komponen basa
dan disebut sbg Komponen Metabolik. Nilai
normalnya adalah 24 mEq/L.
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah
terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit
mengandung basa) dan sering menyebabkan
menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah
terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah.
Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang
berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk
atau pernafasan yang lambat.
terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat.
terjadi pada penyakit berat yang mempengaruhi paru-
paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang
berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah.
Penyebab : diare (kehilangan bikarbonat) asidosis
diabetik, gagal ginjal, pengobatan dengan
amonium klorida
Mekanisme konpensasi : ventilasi alvelour
meningkat, lebih bayak CO2 yang dikeluarkan,
ginjal lebih banyak mensekresi ion H dan retensi
bikarbonat.
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.
Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi,
yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah
karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah
dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab :
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu
banyak asam.
Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan
lambung
Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau
akibat penggunaan kortikosteroid).
Gangguan Keseimbangan
Asam-Basa
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi  retensi CO2 H2CO3H+
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang H2CO3 
 H+ 
3. Asidosis metabolik
Diare, DM HCO3-  PCO2   H+
4. Alkalosis metabolik
muntah  H+  HCO3- PCO2 
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 26
Kondisi Definisi Penyebab Mekanisme
kompensasi
Asidosis [HCO3-] ↓ (< 22 Diare, ketosis, disfungsi Respiratorik:
Metabolik mEq/L) ginjal hiperventilasi, jika
pH ↓ (< 7,35) kompensasi sempurna
pH normal, tapi
[HCO3] rendah

Alkalosis [HCO3- ] ↑ (> 26 Hilangnya asam karena Respiratorik:


Metabolik mEq/L) muntah, diuretik, hipoventilasi, jika
pH ↑ (> 7,45) konsumsi obat kompensasi sempurna
alkalin/basa berlebihan pH normal, tapi
[HCO3] tinggi

Asidosis PCO2 ↑ (> 45 mmHg) Hipoventilasi akibat Renal: ↑ eksresi H+


Respiratorik pH ↓ (< 7,35) emfisema, edema paru, ↑ reabsorpsi HCO3-
trauma pusat
pernafasan, obstruksi
jalan nafas
Alkalosis PCO2 ↓ (< 35 mmHg) Hiperventilasi, penyakit Renal: ↓ eksresi H+
Respiratorik pH ↑ (> 7,45) pulmonal, CVA, cemas ↓ reabsorpsi HCO3-
10/17/21 berat 28
INTERPRETASI AGD
Lihat pH darah

pH < 7,35 pH > 7,45

ASIDOSIS ALKALOSIS

Lihat pCO2 Lihat HCO3-

< 40mmHg > 40 mmHg < 24 mM > 24 mM

METABOLIK RESPIRATORIK RESPIRATORIK METABOLIK


TERKOMPENSASI atau TIDAK?
 Lihat pH kembali
- jika mendekati kadar normal (7,35-7,45)
 terkompensasi
- jika belum mendekati normal
 tidak terkompensasi atau terkompensasi
sebagian
 Jika asidosis respiratorik dgn HCO3- < 24 mM 
terkompensasi sebagian
 Jika asidosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg 
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis respiratorik dgn HCO3- > 24 mM 
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis metabolik dgn pCO2 > 40 mmHg 
terkompensasi sebagian
8 LANGKAH MEMBACA ANALISA GAS
DARAH (AGD)
1. Hafalkan nilai normal AGD
2. Buatlah Grid S.O.S
3. Tentukan apakah pH dalam keadaan Normal,
Asidosis atau Alkalosis
4. Tentukan apakah PaCO2 dalam keadaan NORMAL,
ASIDOSIS atau ALKALOSIS
5. Tentukan apakah HCO3 dalam keadaan NORMAL,
ASIDOSIS atau ALKALOSIS
6. Interpretasikan : ASIDOSIS atau ALKALOSIS
7. Interpretasikan : METABOLIK atau RESPIRATORIK
8. Interpretasikan : Tingkat Kompensasi
1. Hafalkan nilai normal AGD
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui
dan menghafalkan nilai normal hasil AGD (Analisa Gas
Darah).

pH normal berkisar antara 7.35 – 7.45


PaCO2 normal berkisar antara 35 – 45
HCO3 normal berkisar anatara 22 – 26

Tips Menghafalkan Nilai AGD:


1. Hafalkan nilai pH
2. Nilai PaCO2 adalah angka dibelakang koma pH, dibalik
2. Buatlah Grid S.O.S
3. Tentukan apakah pH dalam keadaan
Normal, Asidosis atau Alkalosis
Ingat langkah
#1 bahwa pH normal berkisar antara 7.35 – 7.45.
Ketentuannya :
Jika pH darah berkisar antara 7.35 – 7.39, interpretasinya adalah
NORMAL (meskipun cenderung mengarah ke ASIDOSIS). Lalu
tempatkan nilai tersebut dalam kolom NORMAL pada grid SOS.
Jika pH berkisar anatara 7.41 – 7.45, interpretasinya NORMAL
(meskipun cenderung mengarah ke ALKALOSIS). Tempatkan
nilai tersebut dalam kolom NORMAL grid SOS.
Jika pH dibawah 7.35 (7.34, 7.33, 7.32 dst…) maka ASIDOSIS.
Tempatkan dalam kolom ASIDOSIS grid SOS.
Jika pH diatas 7.45 (7.46, 7.47, 7.48 dst…) maka ALKALOSIS.
Tempatkan dalam kolom ALKALOSIS grid SOS.
4. Tentukan apakah PaCO2 dalam keadaan
NORMAL, ASIDOSIS atau ALKALOSIS
Nilai PaCO2 adalah angka dibelakang koma pH,
dibalik.

Ingat bahwa :
Jika PaCO2 dibawah 35, tempatkan nilai tersebut dalam
kolom ALKALOSIS.
Jika PaCO2 diatas 45, tempatkan dalam kolom
ASIDOSIS.
Jika PaCO2 dalam rentang normal, tempatkan dalam
kolom NORMAL.
5. Tentukan apakah HCO3 dalam keadaan
NORMAL, ASIDOSIS atau ALKALOSIS
Ingat bahwa nilai normal HCO3 berkisar antara 22 –
26, sehingga :
Jika HCO3 dibawah 22, maka ASIDOSIS dan tempatkan
pada kolom ASIDOSIS.
Jika HCO3 diatas 26, maka tempatkan pada kolom
ALKALOSIS.
Jika HCO3 dalam keadaan normal, tempatkan dalam
kolom NORMAL.
6. Interpretasikan : ASIDOSIS atau ALKALOSIS
Hal pertama dalam membaca hasil analisa gas darah
adalah menentukan apakah hasil tersebut merujuk
pada keadaan ASIDOSIS atau ALKALOSIS.
Untuk mengetahuinya, lihatlah grid SOS yang tadi
anda buat.
Lihat, dimanakah posisi pH, apakah dalam kolom
ASIDOSIS, NORMAL ataukah ALKALOSIS.
Masing-masing kolom mewakili interpretasinya
sendiri. Sehingga jika pH terdapat dalam kolom
ASIDOSIS, maka interpretasinya ASIDOSIS. Jika pH
dalam kolom ALKALOSIS, maka interpretasinya
ALKALOSIS.
7. Interpretasikan : METABOLIK atau RESPIRATORIK
Caranya, lihat kembali grid SOS,
aturannya sebagai berikut:
Jika pH terdapat dalam kolom yang sama dengan
PaCO2, maka RESPIRATORIK
Jika pH terdapat dalam kolom yang sama dengan
HCO3, maka METABOLIK
Jika pH dalam kolom NORMAL, dan tidak ada nilai
PaCO2 atau HCO3 dibawahnya, maka tentukan
apakah nilai pH tersebut CENDERUNG mengarah ke
keadaan ASIDOSIS atau ALKALOSIS.
Ingat aturan no. #3 bahwa :
Jika pH darah berkisar antara 7.35 – 7.39,
interpretasinya adalah NORMAL (cenderung
mengarah ke ASIDOSIS).
Jika pH berkisar anatara 7.41 – 7.45, interpretasinya
NORMAL (cenderung mengarah ke ALKALOSIS).
8. Interpretasikan : Tingkat Kompensasi
Aturannya:
Jika pH NORMAL, maka interpretasinya
TERKOMPENSASI PENUH.
Jika 3 nilai AGD (pH, PaCO2 dan HCO3) ABNORMAL,
maka TERKOMPENSASI SEBAGIAN.
Jika PaCO2 ATAU HCO3 normal dan pH ABNORMAL,
maka TIDAK TERKOMPENSASI.

Sehingga hasil akhir dari interpretasi analisa gas darah


(AGD) adalah:
Asidosis/Alkalosis – Metabolik/Respiratorik –
Tingkat Kompensasi
Contoh Kasus Interpretasi AGD #1
pH=7.26 PaCO2=32 HCO3=18

Cara Baca:
1. Ingat nilai normal AGD
2. Buat grid SOS
3. pH 7.26 adalah ABNORMAL dan ASIDOSIS. Maka
tempatkan dalam kolom ASIDOSIS
4. PaCO2 32 ABNORMAL dan ALKALOSIS. Tempatkan
dalam kolom ALKALOSIS
5. HCO3 18 ABNORMAL dan ASIDOSIS. Tempatkan dalam
kolom ASIDOSIS
Maka, interpretasinya:
1. pH dalam keadaan ASIDOSIS
2. pH berada dalam kolom yang sama dengan HCO3,
maka METABOLIK
3. Baik pH, PaCO2 ataupun HCO3 semuanya dalam
keadaan ABNORMAL, maka TERKOMPENSASI
SEBAGIAN

 Sehingga interpretasi hasil AGD diatas adalah:


Asidosis Metabolik, Terkompensasi Sebagian
LATIHAN
1. pH 7.32, PCO2 41, HCO3 19
2. pH 7.55, PCO2 20, HCO3 22
3. pH 7.55, PCO2 37, HCO3 30
4. pH 7.49, PCO2 35, HCO3 29
5. pH 7.30, PCO2 50, HCO3 29
6. pH 7.43, PCO2 53, HCO3 30
7. pH 7.44, PCO2 38, HCO3 26
8. pH 7.43, PCO2 32, HCO3 20
9. pH 7.44, PCO2 30, HCO3 21
10. pH 7.10, PCO2 40,HCO3 18

Anda mungkin juga menyukai