Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi tingkat keparahan penyakit bronkopneumonia serta tindakan yang

dilakukan

Berdasarkan keluhan pasien dalam kasus ini maka pasien An. Al dapat diklasifikasikan dalam
bronkopneumonia berat yang ditandai dengan adanya retraksi dada (tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam). Sehingga tindakan yang harus dilakukan adalah memberikan 1 dosis
antibiotik, kemudian jika terdapat demam dan wheezing harus segera diberikan terapi
(Kemenkes RI, 2012).
Algoritma menejemen penyakit bronkhiolis (Friedman et al., 2014).
Penentuan managemen penyakit bronkhiolitis didasari pada riwayat, kondisi fisik dan status respiratori
pasien. Riwayat tersebut bisa karena adanya takhypnea (RR/nafas lebih dari nilai normal), retraksi dada
intercostal atau subcostal, wheezing, adanya grunting, saturasi oksigen menurun, saat napas
menggunakan otot bantu napas (accessory respiratory muscle), adanya nasal flaring (distress respirasi)
dan apnoe. Selanjutnya pasien diklasifikasikan dalam severe respiratory distress atau bukan. Tanda-
tanda severe respiratory distress diantaranya indrawing (tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam),
adanya grunting (seperti suara rintihan) dan RR>70/menit. Jika bukan dan umur pasien kurang dari 2
tahun maka diberikan tindakan seperti dilakukan suction (pengisapan lendir) yaitu untuk membersihkan
jalan napas menggunakan kateter suction atau alat penghisap, kemudian pemberian oksigen jika SaO2
<90% dan menilai status elektrolit serta napas. Kemudian dilakukan pemantauan, apakah kondisi pasien
tersebut membaik dan stabil atau belum. Jika belum maka perlu dikoreksi seperti ada tidaknya gangguan
pemberian makanan secara oral, tindakan suction, pemberian terapi oksigen dan cairan kemudian
monitoring status respiratori. Namun jika pasien membaik dan stabil (HR dan RR normal, saturasi
oksigen >90%, tidak ada gangguan makan) pasien dibolehkan keluar dari RS. Selanjutnya keluarga
pasien diberikan edukasi serta penanganan yang sesuai (Friedman et al., 2014). Pasien dalam kasus ini
belum severe respiratory distress dikarenakan RR 36x/menit, kemudian data mengenai grunting pada
kasus tidak ada, walaupun terdapat data bahwa pasien mengalami indrawing/retraksi dada. Dikatakan
severe respiratory distress jika 3 tanda tersebut ada di pasien.
Dapus :
Friedman, J.N., Michael, J.R., Jennifer, M.W., and Canadian Paediatric Society, Acute Care Committee,
Drug Therapy and Hazardous Substances Committee, 2014, Bronchiolitis: Recommendations for
diagnosis, monitoring and management of children one to 24 months of age, Paediatr Child Health,
19(9): 485491.
Kemenkes RI, 2012, Modul tata laksana standar pneumonia, kemenkes RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai