Anda di halaman 1dari 42

FARMAKOTERAPI TERAPAN

KASUS: CKD (KELOMPOK 12)

 Devi azura, S. Farm (051511133220)  M. Dzul Azmi A. A, S. Farm (051511133230)


 Ikbar Roseline K, S. Farm (051511133221)  Indah Septiani, S. Farm (051511133235)
 Muhammad Reza Al Faathiansyah, B. Pharm  Desty Anggita Putri, S. Farm (051511133237)
(MSU)  Ardisa Ratna Syafira, S. Farm
 Felinda Herdyana, S. Farm (051511133223) (051511133238)
 Diva Maulidina, S. Farm (051511133225)  Etza Fadila, S. Farm (051511133241)
 Nadhifah Trully Insani, S. Farm  Therese Binayu P, S. Farm (051511133222)
(051511133229)  Nur Syarif H., S. Farm (
 Shoffa Illiyyin E., S. Farm (051511133242)  Siesilia Lovena C., S. Farm (051511133226)
 Akbar Trinanda F., S. Farm (051511133228)  Profinika Munasir, S. Farm (051511133224)
 Fitri Puspitasari, S. Farm (051511133240)
GINJAL

menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme


tubuh dari darah

menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit dan


memproduksi bentuk aktif vitamin D

memproduksi hormon eritropoietin dan renin


CHRONIC KIDNEY DISEASE

 Chronic kidney disease (CKD) didefinisikan sebagai


kelainan pada struktur atau fungsi ginjal, biasanya muncul
selama 3 bulan atau lebih yang berdampak bagi kesehatan

 Penyakit ginjal kronis (CKD) berarti ginjal rusak dan tidak


dapat menyaring darah seperti seharusnya. Penyakit ini
disebut "kronis" karena kerusakan pada ginjal terjadi
secara perlahan dalam jangka waktu yang lama
ETIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIK
 Rata-rata penyebab penyakit CKD  Manifestasi Klinik
(Chronic Kidney Disease) adalah :
1. Mual dan muntah
1. Diabetes Melitus
2. Anemia
2. Hipertensi
3. Gangguan keseimbangan elektrolit
3. Penyakit Auto-Immune (hiperkalemia, hipokalsemia,
4. Polycystic kidney disease hiperfosfatemia, asidosis metabolik)
5. Toksisitas Obat 4. Mudah Lelah
 Ada juga faktor yang dapat 5. Anoreksia
mempercepat kerusakan ginjal
yaitu :
1. Terjadinya hiperglikemi pada
penderita diabetes
2. Merokok
3. Proteinuria
CKD STAGES
GFR
Stadium Deskripsi
(ml/men/1,73 m2)

Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau


1 > 90
meningkat

Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR


2 60 - 89
ringan

3 Penurunan GFR sedang 30 - 59

4 Penurunan GFR berat 15 – 29

5 Gagal ginjal (ESRD) < 15


PATOFISIOLOGI
MANAJEMEN TERAPI

• Memperlambat kerusakan ginjal yang terjadi


• Mengatasi penyebab gagal ginjal
TUJUAN TERAPI • Mengobati komplikasi penyakit
• Menggantikan fungsi ginjal

• Diet protein
• Diuretik
Ketidakseimbangan elektrolit (CaCl2, KCL,NaBic)
TERAPI

• Anemia (Ferro, ePo, As.folat, PRC)
• Insulin
• GI-Tract (Metoclopramid, ondansentron, Ranitidin
ALGORITMA TERAPI HTN DI CKD
ALGORITMA Diagnosa Anemia pada CKD

TERAPI ANEMIA Evaluasi Indeks Besi (Tsat dan Serum Ferritin)

• ND-CKD  jika Ferritin <100 ng/mL • Jika Ferritin >500 ng/mL (>500 g/L;
• Jika Ferritin (100-500 ng/mL; 225-1100
(<100 ng/mL; <225 pmol/L) >1100 pmol/L) atau Tsat >30%
pmol/L)  ND-CKD dan CKD-PD
• CKD-HD  jika Ferritin <200 ng/mL (>0,30)  jangan dilakukan
• Jika Ferritin (200-500 ng/mL; 450-1100
(<200 ng/mL; <450 pmol/L) pemberian zat besi
pmol/L)  CKD-HD
• Tsat <20% (<0,20)
• Tsat 20-30% (0,20-0,03)
• Perlu pemberian zat besi i.v. (total 1 g dalam
• Pertimbangkan pemberian zat besi i.v. ND-
dosis terbagi)
CKD  + zat besi p.o. 1-3 bulan (pilihan Jika Hb<10 g/dL (<100
• ND-CKD  + zat besi p.o. 1-3 bulan Jika Hb>10 g/dL (>100 g/L; >6,21
alternatif)a g/L;<6,21 mmol/L)  mulai
(pilihan alternatif)a mmol/L)  + ESA jika diharapkan
ESA, pemilihan ESA berdasarkan
ada ↑ kualitas hidup dan pasien
tingkat CKD dan perawatan yang
sadar, serta menerima risiko ESA
Mengevaluasi kembali indeks besi (pemberian dijalanib
suplemen zat besi tetap berjalan)
c
Lanjutkan ESA jika,
Cek Hb setiap minggu hingga kondisi stabil
• CKD-D: Hb 10-11 g/dL
kemudian setidaknya setiap bulan (CKD-D) &
(100-110 g/L; 6,21-6,83
setiap 3 bulan (ND-CKD). Lanjutkan dengan
mmol/L)
pemantauan kadar zat besi setiap 3 bulan
• ND-CKD: <10 g/dL
Ket :

a  Rute harus dipilih berdasarkan keparahan defisiensi besi, rute IV, respon sebelum terapi oral, efek buruk dengan
↓ dosis sebesar 25% atau interupsi dosis: Jika Hb belum ↑ sebesar 1 g/dL (>10
paparan IV atau besi sebelumnya, dan biaya.
• Jika Hb ↑ >1 g/dL (>10 g/L; >0,62 g/L; 0,62 mmol/L), setelah 4 minggu,
b  Keputusan untuk memulai terapi ESA harus individual berdasarkan tingkat penurunan Hb, risiko memerlukan mmol/L) dalam periode 2 minggu, atau pertimbangkan ↑ dosis ESA sebesar 25%
transfusi darah, risiko terapi ESA, dan adanya gejala anemia. • Pada CKD-D  >11 g/dL (110 g/L; 6,83 (jika hiporesponsif terhadap ESAd
mmol/L) dan pada ND-CKD  >10 hindari pengulangan eskalasi pada dosis
c  Gunakan dosis ESA terendah untuk mengurangi kebutuhan transfusi darah.
g/dL ESA melebihi 2x lipat awal dosis
d  Hiporesponsivitas didefinisikan sebagai tidak adanya ↑ Hb dari awal setelah bulan pertama terapi ESA berdasarkan berat badan)
PHARMACEUTICAL CARE

S–O–A–P
SKENARIO

Ny A, 55 tahun, 56 kg/155 cm,


mengeluh sesak 2 hari sebelum MRS,
sesak hilang timbul dan tidak
berhubungan dengan aktivitas, bengkak
di kaki, badan lemas gemetaran, pucat,
mual, muntah, demam 2 hari sejak MRS,
batuk 2 hari sebelum MRS dahak putih.
SUBJECTIVE

Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi

Sesak nafas, batuk, mual, muntah, edema kaki, lemah.


6/12 pagi

Sesak menurun, mual, muntah berkurang, edema kaki, lemah.


7/12

Mual, muntah, edema kaki, lemah.


8/12

Lemah, sesak, mual, muntah, edema kaki


9/12

10/12 Sesak menurun, mual, muntah menurun, edema kaki


11/12 Sesak menurun, mual, edema kaki
12/12 Sesak, mual, edema kaki

13/12 Sesak menurun, mual, muntah, edema kaki

14/12 Sesak
Objective
Saat MRS pasien mengalami
Data Klinik hipertensi sehingga
diberikan telmisartan,
Pasien mengalami demam, sehingga
diberikan parasetamol po
TD rendah dan pasien tidak
sadarkan diri dgn GCS score
furosemide dan amlodipin 111 sehingga diberikan NE

Pasien mengalami mual muntah,


sehingga diberikan ranitidin po

Pasien mengalami edema pada kaki, sehingga diberikan


furosemid iv selain untuk HT nya jga untuk mengurangi
edema
Pasien mengalami hiperkalemia, sehingga
Data Laboratorium diberikan D40 + Insulin 2U iv, Ca glukonas iv
dan Kalitake po

Pasien mengalami hiperfosfat, sehingga diberikan Calcium Carbonate

CrCl: 2ml/min

CrCl: 2ml/min CrCl: 3ml/min

Pasien mengalami anemia sehingga diberikan


PRC 1 kof dan asam folat po
Pasien mengalami asidosis metabolik

Terdapat infeksi pada pasien sehingga


diberikan antibiotik ceftriaxon dan
levofloxacin.
Profil Terapi

Diagnosis : CKD Stage V + Anemia + Hiperkalemia + HT Stage II


ASSASMENT
Problem Monitoring
S/O Terapi Rute Dosis Analisis ESO Potensial Komentar
Medik Outcomes
Kontraindikasi pada
penggunaan
ceftriaxone dalam
Obat tersebut untuk • Diare Monitor penggunaan waktu 48 jam terhadap
CKD Stage V Pasien masuk rawat mengatasi adanya • Hipoprotromb nya bersamaan dengan produk atau larutan
Ceftria-xon IV 2x1 gram
(infeksi) inap di hari pertama infeksi saat rawat inemia produk dengan kalsium yang mengandung
di dalam nya kalsium, sehingga perlu
inap di rumah sakit pemantauan
penggunaannya.

1x750 mg
(initial)
Untuk mengatasi
1x500
adanya infeksi di
Nilai leukosit pasien mg/48 jam Dosis ini adalah
CKD Stage V saluran kencing Mual, muntah,
+1 dalam urin Levoflo- (dosis untuk dosis untuk pasien
(infeksi di IV yang ditandai diare, sakit WBC dan leukosit
(dengan nilai normal xacin pasien renal impairment
urinary tract) adanya leukosit dan kepala
negatif) dengan dengan HD
bacteria di urin
renal
pasien
impairment)

Nilai serum kreatinin Pemantauan kadar Pemberiannya


Indikasi : Mengatasi Hiperkalsemia,
pasien meningkat Ca 1x100 serum kalium dan sudah sesuai
Hiperkalemia IV keadaan iritasi di tempat
5,8 (dengan nilai glukonas mg/ml kalsium dalam dengan data lab
hiperkalemia injeksi
normal 3,5-5) darah
Problem Monitoring
S/O Terapi Rute Dosis Analisis ESO Potensial Komentar
Medik Outcomes

Indikasi :
Insulin  Menga-tasi
Nyeri lokal, Pemberiannya
keadaan hiper-kalemia
D40 + iritasi vena, Pemantauan kadar sudah sesuai
IV D40  Mencegah
Insulin 2U hiperkalsemia, serum kalium dengan data lab
keadaan
kejang
Hipoglikemia akibat
Insulin

Pemberiannya
seharusnya di stop
pada tanggal 7
Nilai serum kreatinin dimana kadar
pasien meningkat kalium pasien
Hiperkalemia
5,8 (dengan nilai sudah berada di
normal 3,5-5 rentang normal,
karena jika tidak
Pemantauan kadar
Indikasi : mengatasi pemberian
Kalitake PO 1x5 gram serum kalium
keadaan hiperkalemia kalitake dengan
furosemid dapat
mengakibatkan
keadaan
hipokalemi.

Keluhan edema pada Indikasi : Mengatasi Pemantauan kadar


Edema Furosemid IV 3x20 mg Hipokalemia
pasien dari SMRS kondisi edema. serum kalium
Problem Medik S/O Terapi Rute Dosis Analisis ESO Potensial Monitoring Outcomes Komentar

Mual, pusing,
Indikasi : nyeri pada
Amlodi- perut Monitor tekanan
PO 1x10 mg Menurunkan
pin darah pasien
tekanan darah

Telmisartan
hanya diberikan
pada tanggal 7
dan distop,
seharusnya
tidak distop
karena
Hipertensi TD pasien kombinasi CCB
Stage II 200/100 dan ACEI/ARB
Indikasi : Diare, sakit direkomendasik
Telmisar- Monitor tekanan
PO 1x8 mg Menurunkan kepala, nyeri an sebagai
tan darah pasien
tekanan darah otot antihipertensi
dengan
gangguan ginjal
(ARB
digunakan
sebagai
nefroprotektif).
Problem Medik S/O Terapi Rute Dosis Analisis ESO Potensial Monitoring Outcomes Komentar

Untuk menaikkan
kadar Hb dalam darah
Anemia HB menurun PRC IV 1 kolf karena kadar Hb < 7
Monitor kadar Hb
dan Hct < 21%

Ditandai dengan tinggi Sebagai phosphate Konstipasi, mual, Monitor level


Hyperphosphat Ada interaksi
nya serum fosfat pada CaCO3 PO 3x1 tab binder mencegah muntah, tinggi kalsium dalam tubuh
emia dengan kalitake
pasien absorbs fosfat di GIT level kalsium pasien

Distensi perut,
Nafsu makan Diberikan pada
Asan 3x400 Vitamin darah menurun, pasien CKD sebagai
Anemia IV Perut kembung, suplemen darah krna
folat mcg Mual khlangan asam folat
waktu hemodialisis

Data klinik
menunjukkan 3 x 500 untuk mengatasi Alergi, ruam
Demam PCT PO
suhu badan pasien mg prn demam pada pasien kulit
tinggi

Positif mual dan Untuk mengatasi Sakit kepala,


Mual dan
muntah selama di Ranitidin IV 2x50 mg pasien mengalami pusing, mual,
Muntah
RS mual dan muntah muntah
Problem Monitoring
S/O Terapi Rute Dosis Analisis ESO Potensial Komentar
Medik Outcomes

Dilakukan
monitoring terhadap
Norepinephrine kadar kalium dalam
menstimulasi reseptor darah pada saat
penggunaan NE di
adregenik alpha-1 dan tanggal 13 karena
alpha-2, pada saat itu pasien
Dilihat dari data menyebabkan kontrak juga menggunakan
pasien mengalami 0.01-3
si pembuluh darah, furosemid, dimana
mcg/kg/m Iritasi pada tempat
Hipotensi penurubab TD dan NE IV
in
sehingga injeksi,
interaksi kedua obat
meningkatkan tersebut dapat
kehilangan menurunkan kadar
kesadaran resistansi periperal kalium dalam darah
vaskuler dan yang dapat
menyebabkan menyebabkan
peningkatan tekanan kontraksi jantung
darah menurun

Dari data klinik


pasien tidak
terdapat data
mengenai keluhan
Mual, muntah,
nyeri yang
Tidak ada data konstipasi, mulut
Di luar 100mg diderita pasien
keluhan nyeri pada Tramadol IV drip kering, tidak ber
indikasi prn sehingga
pasien energi, sakit
penggunaan
kepala
tramadol
seharusnya tidak
diperlukan
DRUG RELATED PROBLEM
 Adanya interaksi antar obat pada penggunaan Norephinephrine bersamaan
dengan furosemide pada tanggal 13/12 dapat menyebabkan penurunan
potassium yang signifikan jika tidak di monitor secara ketat menyebabkan
terjadinya jatuhnya BP dari pasien (hypotension).
 Penggunaan ARB yaitu telmisartan hanya satu hari yang mana tidak sesuai
regimen untuk mempertahankan target BP yaitu +/- 140/90 pada HTN pada
pasien.
 Terdapat interaksi antara kalitake (calcium polysterene sulfonate) dengan
Calcium Carbonate (antacid yang mengandung calcium) dapat
menyebabkan metabolic alkalosis seharusnya kalitake di hentikan
ketika level potassium sudah normal yaitu pada 7/12 diteruskan
dengan Calcium Carbonate untuk mengatasi hyperphosphatemia.
 Tidak ada obat untuk mengatasi metabolic acidosis dikarenakan pasien
kehilangan elektrolit bicarbonate (keadaan metabolic acidosis ditunjukkan
dengan adanya kehilangan elektrolit bicarbonate yang signifikan)
PLAN
 Lanjutkan terapi obat telmisartan pada pasien untuk melengkapi regimen
penanganan HTN pasien
 Monitor dengan ketat level potassium pada pasien berikan
pengganti potassium jika di dapatkan konsentrasi potassium rendah pada
pasien
 Monitor level calcium dan phosphate mencegah adanya
hypercalcemia dan hypophosphatemia
 Monitor secara rutin Hb pasien dan konsentrasi ferritin pasien
 Ketika monitoring Hb sudah mencapai nilai diantara 9 atau 10 g/dL, mulai
inisiasi terapi ESA mencegah Hb jatuh kurang dari 9 g/dL
monitor Hb pasien lagi setiap bulan setelah inisiasi ESA
 Pertimbangkan juga pemberian zat besi kepada pasien menaikkan
konsentrasi ferritin pada pasien
 Pertimbangkan pemberian sodium bicarbonate untuk mengatasi metabolic
acidosis pada pasien dan mengontrol level potassium pada tubuh pasien.
KIE

Obat KRS :
- Amlodipin 1 dd 10 mg
- Telmisartan 1 dd 80 mg
- Furosemide 1 dd 40 mg
- Asam Folat 3 dd 400 mcg
Semoga bermanfaat
Thank You
REFERENSI
 Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V. 2015.
Pharmacotherapy Handbook 9th edition. Mc Graw Hill Education page 789
 Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth Edition,
Pharmaceutical Press, New York
 Ritter, James M., Lewis, Lionel D., Mant, Timothy GK., dan Ferro, Albert., 2008,The
fifth edition of A Textbook of Clinical Pharmacology and Therapeutics. London
 Dipiro, Joseph T. Et al. 2015. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 9th ed pp.
793. USA : McGraw-Hill Companies, Inc.
 The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. 2017.
Chronic Kidney Diseases.
https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/chronic-kidney-
disease-ckd/what-is-chronic-kidney-disease
Diakses pada September 2019
 Katzung BG, Autonomic Drugs, in Basic and Clinical Pharmacology, 9th ed.2004.
McGraw-Hill, San Francisco, pp. 75-93.
 Mycek, M. J. Harvey, R.A. and Champe,P.C. Lippincott’S Illustrated Reviews:
Pharmacology 2nd edition. 2000. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, pp. 27-
34, 55-79
Ca-Glukonas

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis DRP Ket.


Mengatasi Antagonis efek membran Kalsium glukonat - Iritasi, peluruhan Kalsium glukonat
keadaan pada kardiak/jantung 10% diberikan secara atau nekrosis tidak berpengaruh
hiperkalemia dengan meningkatkan injeksi intravena kulit. pada tingkat serum
(Off-label) potensial ambang  lambat dengan dosis - Jumlah garam kalium. Untuk alasan
mengembalikan gradien 10-20 mL. kalsium yang itu, pemberian
normal antara potensial dosis dititrasi dan berlebihan  kalsium harus disertai
ambang dan potensial disesuaikan hiperkalsemia. dengan penggunaan
membran istirahat, yang berdasarkan - Injeksi garam terapi lain yang
secara abnormal meningkat peningkatan EKG kalsium intravena benar-benar
pada hiperkalemia, serta yang terlalu cepat membantu
mempengaruhi sistem  gejala menurunkan kadar
konduksi dan repolarisasi hiperkalsemia. kalium serum.
miokardial  normalisasi - harus diberikan
segera kelainan EKG dengan hati-hati
kepada pasien
dengan gangguan
ginjal
Ceftriaxone

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis DRP Keterangan

Antibakteri Mencegah sintesis dinding sel Ceftriaxone diberikan • Diare Kontraindikasi pada
sefalosporin bakteri dengan mengikat dan sebagai garam natrium • Hipoprotrombinemia penggunaan ceftriaxone
generasi ketiga menghambat transpeptidase dengan injeksi intravena dalam waktu 48 jam
yang digunakan dinding sel. lambat selama minimal 2 terhadap produk atau
untuk hingga 4 menit atau larutan yang
pengobatan dengan infus intravena mengandung kalsium,
infeksi yang intermiten selama sehingga perlu
rentan. minimal 30 menit. Dosis pemantauan
orang dewasa yang biasa penggunaannya.
adalah 1 hingga 2 g
setiap hari sebagai dosis
tunggal atau dalam dua
dosis terbagi.
Levofloxacin

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis DRP Keterangan

Sebagai Kuinolon menghambat sintesis Pada pasien gagal ginjal, • Mual, muntah, dan Gejala hiperglikemia dan
antibakteri yang DNA bakteri dengan setelah dosis awal 750 diare / atau hipoglikemia
memiliki menghambat bakteri mg setiap hari, maka: • Sakit kepala, pusing, telah dilaporkan,
spektrum topoisomerase II (DNA gyrase) • Jika klirens kreatinin susah tidur, ruam kulit biasanya pada pasien
aktivitas yang dan topoisomerase IV. 20-49 mL / menit: dosis yang menggunakan
luas yang Penghambatan DNA gyrase berikutnya adalah 750 insulin. Pasien seperti
mencakup mencegah relaksasi DNA mg setiap 48 jam itu harus dimonitor
bakteri Gram- superkoil positif yang • Jika klirens kreatinin secara ketat konsentrasi
positif. diperlukan untuk transkripsi dan hingga 19 mL / menit: glukosa darahnya dan
replikasi normal. Penghambatan dosis berikutnya adalah jika tanda atau gejala
topoisomerase IV mengganggu 500 mg setiap 48 jam gangguan glukosa
pemisahan DNA kromosom yang berkembang,
direplikasi ke dalam sel anak levofloxacin harus
masing-masing selama dihentikan.
pembelahan sel.
Asam Folat

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Ket.


• Untuk Asam folat direduksi menjadi Oral: 1 mg/hari • Distensi perut Pemberian asam folat
mengatasi tetrahidrofolat di dalam selama 4 bulan. • Nafsu makan sudah tepat. Asam
anemia tubuh, merupakan koenzim Jika terjadi menurun. folat digunakan untuk
defisiensi untuk proses metabolisme malabsorpsi  dosis • Perut kembung meningkatkan jumlah
asam folat termasuk sintesis nukleotida 1-5 mg/hari • Mual Hb, karena data lab.
purin dan pirimidin, dan Hb
karenanya dalam sintesis
DNA
PARACETAMOL
Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO keterangan

Antipiretik Menghambat COX-1 dan Oral: 300 mg – 1 Sakit kepala, ruam, Paracetamol diberikan
(karena COX-2 sehingga sintesis g/kali maksimal 4 mual karena pasien
berdasarka data, prostaglandin dalam jaringan g/hari (diberikan bila mengalami demam.
pasien tubuh dapat dihambat perlu) Namun pemberian
mengalami paracetamol dapat
demam) dihentikan ketika
demam pasien sudah
hilang.
Norepinefrin (NE)

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis DRP Ket.

Mengatasi Norepinephrine menstimulasi NE diberikan secara - Terdapat interaksi Dilakukan monitoring


keadaan hipotensi reseptor adregenik alpha-1 dan injeksi intravena dengan obat antara furosemid terhadap kadar kalium
akut, cardiac alpha-2, menyebabkan kontraksi dosis 0.01-3 mcg/kg/min. dan NE, yang dapat dalam darah pada saat
arrest, dan syok pembuluh darah, sehingga dosis dititrasi dan menurunkan kadar penggunaan NE di
(Katzung, 2004) meningkatkan resistansi periperal disesuaikan berdasarkan kalium dalam darah, tanggal 13 karena pada
vaskuler dan menyebabkan peningkatan EKG yang menyebabkan saat itu pasien juga
peningkatan tekanan darah. (Sweetmen, 2009) kontraksi jantung menggunakan furosemid,
Norepinephrine bekerja pada menurun. (Mycek et dimana interaksi kedua
reseptor adrenergik beta-1, al., 2000) obat tersebut dapat
menyebabkan - pada saat penggunaan menurunkan kadar kalium
peningkatan denyut jantung  dan NE di tgl 13, tidak ada dalam darah yang dapat
cardiac output (Katzung, 2004) monitoring pada kadar menyebabkan kontraksi
kalium dalam darah. jantung menurun.
Tramadol
Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan
Digunakan bekerja melalui efek agonis Oral: Dewasa: 50- Depresi pernapasan, Dari data klinik
untuk nyeri pada reseptor μ (aksi 100 mg setiap 4-6 kejang, pusing, sakit pasien tidak terdapat
sedang hingga opioid) dan dengan jam. kepala, mengantuk, data mengenai nyeri
berat, termasuk meningkatkan transmisi Tab extended-release: lemah, stimulasi SSP yang diderita pasien
nyeri pasca amina (5HT dan 50-100 mg sekali (mis. Kecemasan, sehingga penggunaan
operasi. Dapat katekolamin) (dan atau dua kali sehari. euforia, halusinasi), tramadol seharusnya
diberikan karenanya mekanisme Maks: 400 mg / hari. konstipasi, mual, tidak diperlukan
melalui mulut, gating) dengan muntah, pencernaan
atau dengan menghambat pengambilan yg terganggu, diare,
injeksi kembali norepinefrin, sakit perut, anoreksia,
intramuskular serotonin dan meningkatkan perut kembung,
atau intravena pelepasan serotonin
AMLODIPINE

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan


hipertensi, Calcium channel blocker amlodipine besilate Sakit kepala, edema, Obat ini diperlukan
iskemia (CCB) 6,9 mg setara dengan lelah, flushing, dan sebagai treatmen
myokardial, menghambat masuknya sekitar 5 mg pusing. regiment untuk
baik karena kalsium ke dalam sel amlodipine. mengontrol tekanan
obstruksi fixed jantung dan dinding arteri dosis awal 5mg darah pasien
(angina stabil), (pembuluh darah yang sekali sehari, dikombinasi dengan
maupun karena membawa darah dari meningkat, jika perlu, obat lainnya
vasokonstriksi jantung ke jaringan) 10mg sekali sehari.
(angina varian) arteri relax, menurunkan
dari pembuluh TD dan aliran darah ke
darah koroner. jantung.
Telmisartan

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan


Menurunkan Sebagai antagonis reseptor 40 mg sehari sekali, dizziness, Pada pasien di UK
tekanan darah angiotensin II dosis maksimal 80 mg lightheadedness, dengan gangguan ginjal
sehari sekali blurred vision, lebih direkomendasikan
dosis 20 mg sehari
sekali
- Pada kasus telmisartan
hanya diberikan satu
kali, seharusnya terapi
telmisartan tetap
dilanjutkan untuk terapi
hipertensi pada pasien
CaCO3

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan


Mengatasi Bekerja dengan cara mengikat 1-1.2 g PO dibagi 6-12 Mual, muntah, Calcium carbonate bisa
Hyperphosphate fosfat pada gastrointestinal tract jam bersamaan dengan konstipasi, mengatasi
mia pada pasien yang menyebabkan fosfat tidak makanan hypercalcemia, hyperphosphatemia
dan juga di absorbsi berkurangnya level pada pasien namun jga
metabolic fosfat bisa meningkatkan
acidosis pada konsentrasi calcium
pasien dalam tubuh pasien.
Dan juga memiliki
interaksi yang signifikan
jika di berikan Bersama
kalitake (menyebabkan
metabolic alkalosis
Kalitake

Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan


Calcium Kalitake mengandung ion Ca2+ 15-30 g/hr terbagi dlm Perforasi & obstruksi Pemberian bersamaan
polystyrene dalam grup radikal resin 2-3 dosis, dilarutkan usus, konstipasi, mual, dengan obat/ cairan
sulfonate untuk sulfonate yang merupakan dlm 30-50 mL air, anoreksia, rasa tdk enak yang mengandung
mengatasi kopolimer styrene divinil diberikan dlm 3-4 dosis pd lambung, kation (e.g.: Ca2+)
hyperkalemia benzene. Dengan mekanisme terbagi. Hipokalemia. dapat mengurangi
pada pasien kerja sebagai resin penukar ion. efektivitas pengikatan
Kalitake melepaskan ion Ca2+ resin kalsium terhadap
dan mengikat ion K+ melalui potassium.
adsorpsi.
Furosemide
Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan
Mengatasi dan Bertindak dengan menghambat 20-80 mg PO Biasanya Mual, muntah, diare, Furosemid dapat
menjaga cotransporter Na-K-Cl luminal dosis di berikan dalam konstipasi, electrolyte mengatasi kondisi
kestabilan TD di tungkai tebal Henle, dengan interval 6-12 jam. imbalance (e.g.: udema pada pasien
pada pasien dan mengikat ke saluran transpor hipokalemia), keram gagal ginjal
mengurangi klorida, sehingga menyebabkan perut disamping sebagai
edema hilangnya natrium, klorida, dan terapi kombinasi
kalium dalam urin penanganan hipertensi.
Penggunaan furosemide
dapat menyebabkan
penurunan kadar
potassium dalam tubuh
pasien sehingga monitor
konsentrasi potassium
sangat di perlukan.
D40 + Insulin
Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan
Mengatasi keadaan Insulin = menurunkan kalium Insulin regular dosis 5- - Laju absorpsi insulin Pemberian bersama glukosa
hiperkalemia bekerja dengan cara 20 unit diberikan bersama ditentukan oleh aliran darah dimaksudkan untuk
meningkatkan intake kalium oleh glukosa (50% 50 mL) tempat injeksi mencegah hipoglikemia
sel melalui peningkatan aktivitas melalui rute iv bolus Cepat di area akibat insulin (Brophy,
pompa (Brophy, 2014;Perazella abdomen (IM) 2014)
Na+- K+-ATPase. Insulin akan and Rastegar, 2013) (Sweetman, 2009)
berikatan dengan reseptornya yang -Interaksi dengan obat beta-
mengakibatkan terjadinya bloker, diltiazem, MAO,
fosforilasi IRS-1, kemudian salisilat, tetrasiklik
dilanjutkan dengan Potensi efek hipoglikemik
pengikatan IRS-1 dengan PI3-K. - ES = kejang, hilangnya
Ikatan tersebut menyebabkan kesadaran, kerusakan otak
aktivasi 3- sementara atau permanen,
phosphoinositide–dependent atau
protein kinase-1 (PDK1) sehingga bahkan kematian
ambilan kalium dapat terjadi (Lexicomp, 2014).
(Palmer, 2014).
Indikasi Mekanisme Kerja Dosis ESO Keterangan
Mencegah Dextrose 40% : Sumber Dosis yang Larutan Pemberian bersama
Hipoglikemia karbohidrat sebagai diberikan hiperosmotik dapat glukosa
akibat Insulin terapi umumnya 50% menyebabkan nyeri dimaksudkan untuk
deplesi karbohidrat dan glukosa dalam 50 lokal, iritasi vena, mencegah
cairan (Sweetman, 2009) mL. tromboplebitis dan hipoglikemia
(Brophy, 2014). nekrosis jaringan akibat insulin
bila terjadi (Brophy, 2014)
ekstravasasi
(Sweetman, 2009).

Anda mungkin juga menyukai