• Diet protein
• Diuretik
Ketidakseimbangan elektrolit (CaCl2, KCL,NaBic)
TERAPI
•
• Anemia (Ferro, ePo, As.folat, PRC)
• Insulin
• GI-Tract (Metoclopramid, ondansentron, Ranitidin
ALGORITMA TERAPI HTN DI CKD
ALGORITMA Diagnosa Anemia pada CKD
• ND-CKD jika Ferritin <100 ng/mL • Jika Ferritin >500 ng/mL (>500 g/L;
• Jika Ferritin (100-500 ng/mL; 225-1100
(<100 ng/mL; <225 pmol/L) >1100 pmol/L) atau Tsat >30%
pmol/L) ND-CKD dan CKD-PD
• CKD-HD jika Ferritin <200 ng/mL (>0,30) jangan dilakukan
• Jika Ferritin (200-500 ng/mL; 450-1100
(<200 ng/mL; <450 pmol/L) pemberian zat besi
pmol/L) CKD-HD
• Tsat <20% (<0,20)
• Tsat 20-30% (0,20-0,03)
• Perlu pemberian zat besi i.v. (total 1 g dalam
• Pertimbangkan pemberian zat besi i.v. ND-
dosis terbagi)
CKD + zat besi p.o. 1-3 bulan (pilihan Jika Hb<10 g/dL (<100
• ND-CKD + zat besi p.o. 1-3 bulan Jika Hb>10 g/dL (>100 g/L; >6,21
alternatif)a g/L;<6,21 mmol/L) mulai
(pilihan alternatif)a mmol/L) + ESA jika diharapkan
ESA, pemilihan ESA berdasarkan
ada ↑ kualitas hidup dan pasien
tingkat CKD dan perawatan yang
sadar, serta menerima risiko ESA
Mengevaluasi kembali indeks besi (pemberian dijalanib
suplemen zat besi tetap berjalan)
c
Lanjutkan ESA jika,
Cek Hb setiap minggu hingga kondisi stabil
• CKD-D: Hb 10-11 g/dL
kemudian setidaknya setiap bulan (CKD-D) &
(100-110 g/L; 6,21-6,83
setiap 3 bulan (ND-CKD). Lanjutkan dengan
mmol/L)
pemantauan kadar zat besi setiap 3 bulan
• ND-CKD: <10 g/dL
Ket :
a Rute harus dipilih berdasarkan keparahan defisiensi besi, rute IV, respon sebelum terapi oral, efek buruk dengan
↓ dosis sebesar 25% atau interupsi dosis: Jika Hb belum ↑ sebesar 1 g/dL (>10
paparan IV atau besi sebelumnya, dan biaya.
• Jika Hb ↑ >1 g/dL (>10 g/L; >0,62 g/L; 0,62 mmol/L), setelah 4 minggu,
b Keputusan untuk memulai terapi ESA harus individual berdasarkan tingkat penurunan Hb, risiko memerlukan mmol/L) dalam periode 2 minggu, atau pertimbangkan ↑ dosis ESA sebesar 25%
transfusi darah, risiko terapi ESA, dan adanya gejala anemia. • Pada CKD-D >11 g/dL (110 g/L; 6,83 (jika hiporesponsif terhadap ESAd
mmol/L) dan pada ND-CKD >10 hindari pengulangan eskalasi pada dosis
c Gunakan dosis ESA terendah untuk mengurangi kebutuhan transfusi darah.
g/dL ESA melebihi 2x lipat awal dosis
d Hiporesponsivitas didefinisikan sebagai tidak adanya ↑ Hb dari awal setelah bulan pertama terapi ESA berdasarkan berat badan)
PHARMACEUTICAL CARE
S–O–A–P
SKENARIO
14/12 Sesak
Objective
Saat MRS pasien mengalami
Data Klinik hipertensi sehingga
diberikan telmisartan,
Pasien mengalami demam, sehingga
diberikan parasetamol po
TD rendah dan pasien tidak
sadarkan diri dgn GCS score
furosemide dan amlodipin 111 sehingga diberikan NE
CrCl: 2ml/min
1x750 mg
(initial)
Untuk mengatasi
1x500
adanya infeksi di
Nilai leukosit pasien mg/48 jam Dosis ini adalah
CKD Stage V saluran kencing Mual, muntah,
+1 dalam urin Levoflo- (dosis untuk dosis untuk pasien
(infeksi di IV yang ditandai diare, sakit WBC dan leukosit
(dengan nilai normal xacin pasien renal impairment
urinary tract) adanya leukosit dan kepala
negatif) dengan dengan HD
bacteria di urin
renal
pasien
impairment)
Indikasi :
Insulin Menga-tasi
Nyeri lokal, Pemberiannya
keadaan hiper-kalemia
D40 + iritasi vena, Pemantauan kadar sudah sesuai
IV D40 Mencegah
Insulin 2U hiperkalsemia, serum kalium dengan data lab
keadaan
kejang
Hipoglikemia akibat
Insulin
Pemberiannya
seharusnya di stop
pada tanggal 7
Nilai serum kreatinin dimana kadar
pasien meningkat kalium pasien
Hiperkalemia
5,8 (dengan nilai sudah berada di
normal 3,5-5 rentang normal,
karena jika tidak
Pemantauan kadar
Indikasi : mengatasi pemberian
Kalitake PO 1x5 gram serum kalium
keadaan hiperkalemia kalitake dengan
furosemid dapat
mengakibatkan
keadaan
hipokalemi.
Mual, pusing,
Indikasi : nyeri pada
Amlodi- perut Monitor tekanan
PO 1x10 mg Menurunkan
pin darah pasien
tekanan darah
Telmisartan
hanya diberikan
pada tanggal 7
dan distop,
seharusnya
tidak distop
karena
Hipertensi TD pasien kombinasi CCB
Stage II 200/100 dan ACEI/ARB
Indikasi : Diare, sakit direkomendasik
Telmisar- Monitor tekanan
PO 1x8 mg Menurunkan kepala, nyeri an sebagai
tan darah pasien
tekanan darah otot antihipertensi
dengan
gangguan ginjal
(ARB
digunakan
sebagai
nefroprotektif).
Problem Medik S/O Terapi Rute Dosis Analisis ESO Potensial Monitoring Outcomes Komentar
Untuk menaikkan
kadar Hb dalam darah
Anemia HB menurun PRC IV 1 kolf karena kadar Hb < 7
Monitor kadar Hb
dan Hct < 21%
Distensi perut,
Nafsu makan Diberikan pada
Asan 3x400 Vitamin darah menurun, pasien CKD sebagai
Anemia IV Perut kembung, suplemen darah krna
folat mcg Mual khlangan asam folat
waktu hemodialisis
Data klinik
menunjukkan 3 x 500 untuk mengatasi Alergi, ruam
Demam PCT PO
suhu badan pasien mg prn demam pada pasien kulit
tinggi
Dilakukan
monitoring terhadap
Norepinephrine kadar kalium dalam
menstimulasi reseptor darah pada saat
penggunaan NE di
adregenik alpha-1 dan tanggal 13 karena
alpha-2, pada saat itu pasien
Dilihat dari data menyebabkan kontrak juga menggunakan
pasien mengalami 0.01-3
si pembuluh darah, furosemid, dimana
mcg/kg/m Iritasi pada tempat
Hipotensi penurubab TD dan NE IV
in
sehingga injeksi,
interaksi kedua obat
meningkatkan tersebut dapat
kehilangan menurunkan kadar
kesadaran resistansi periperal kalium dalam darah
vaskuler dan yang dapat
menyebabkan menyebabkan
peningkatan tekanan kontraksi jantung
darah menurun
Obat KRS :
- Amlodipin 1 dd 10 mg
- Telmisartan 1 dd 80 mg
- Furosemide 1 dd 40 mg
- Asam Folat 3 dd 400 mcg
Semoga bermanfaat
Thank You
REFERENSI
Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V. 2015.
Pharmacotherapy Handbook 9th edition. Mc Graw Hill Education page 789
Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth Edition,
Pharmaceutical Press, New York
Ritter, James M., Lewis, Lionel D., Mant, Timothy GK., dan Ferro, Albert., 2008,The
fifth edition of A Textbook of Clinical Pharmacology and Therapeutics. London
Dipiro, Joseph T. Et al. 2015. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 9th ed pp.
793. USA : McGraw-Hill Companies, Inc.
The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. 2017.
Chronic Kidney Diseases.
https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/chronic-kidney-
disease-ckd/what-is-chronic-kidney-disease
Diakses pada September 2019
Katzung BG, Autonomic Drugs, in Basic and Clinical Pharmacology, 9th ed.2004.
McGraw-Hill, San Francisco, pp. 75-93.
Mycek, M. J. Harvey, R.A. and Champe,P.C. Lippincott’S Illustrated Reviews:
Pharmacology 2nd edition. 2000. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, pp. 27-
34, 55-79
Ca-Glukonas
Antibakteri Mencegah sintesis dinding sel Ceftriaxone diberikan • Diare Kontraindikasi pada
sefalosporin bakteri dengan mengikat dan sebagai garam natrium • Hipoprotrombinemia penggunaan ceftriaxone
generasi ketiga menghambat transpeptidase dengan injeksi intravena dalam waktu 48 jam
yang digunakan dinding sel. lambat selama minimal 2 terhadap produk atau
untuk hingga 4 menit atau larutan yang
pengobatan dengan infus intravena mengandung kalsium,
infeksi yang intermiten selama sehingga perlu
rentan. minimal 30 menit. Dosis pemantauan
orang dewasa yang biasa penggunaannya.
adalah 1 hingga 2 g
setiap hari sebagai dosis
tunggal atau dalam dua
dosis terbagi.
Levofloxacin
Sebagai Kuinolon menghambat sintesis Pada pasien gagal ginjal, • Mual, muntah, dan Gejala hiperglikemia dan
antibakteri yang DNA bakteri dengan setelah dosis awal 750 diare / atau hipoglikemia
memiliki menghambat bakteri mg setiap hari, maka: • Sakit kepala, pusing, telah dilaporkan,
spektrum topoisomerase II (DNA gyrase) • Jika klirens kreatinin susah tidur, ruam kulit biasanya pada pasien
aktivitas yang dan topoisomerase IV. 20-49 mL / menit: dosis yang menggunakan
luas yang Penghambatan DNA gyrase berikutnya adalah 750 insulin. Pasien seperti
mencakup mencegah relaksasi DNA mg setiap 48 jam itu harus dimonitor
bakteri Gram- superkoil positif yang • Jika klirens kreatinin secara ketat konsentrasi
positif. diperlukan untuk transkripsi dan hingga 19 mL / menit: glukosa darahnya dan
replikasi normal. Penghambatan dosis berikutnya adalah jika tanda atau gejala
topoisomerase IV mengganggu 500 mg setiap 48 jam gangguan glukosa
pemisahan DNA kromosom yang berkembang,
direplikasi ke dalam sel anak levofloxacin harus
masing-masing selama dihentikan.
pembelahan sel.
Asam Folat
Antipiretik Menghambat COX-1 dan Oral: 300 mg – 1 Sakit kepala, ruam, Paracetamol diberikan
(karena COX-2 sehingga sintesis g/kali maksimal 4 mual karena pasien
berdasarka data, prostaglandin dalam jaringan g/hari (diberikan bila mengalami demam.
pasien tubuh dapat dihambat perlu) Namun pemberian
mengalami paracetamol dapat
demam) dihentikan ketika
demam pasien sudah
hilang.
Norepinefrin (NE)