Anda di halaman 1dari 11

HERBAL UNTUK DISLIPIDEMIA

Dislipidemia adalah keadaan kadar lipid yang abnormal pada plasma dan mencakup
spectrum yang luas. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL,
dan trigliserida serta penurunan kadar HDL (Dipiro et al, 2015).

Klasifikasi dislipidemia berdasarkan proses terjadinya penyakit yaitu :

1. Dislipidemia Primer

Dislipidemia primer yaitu dislipidemia yang disebabkan karena kelainan penyakit genetik
dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah. Dislipidemia primer
yang berhubungan dengan obesitas ditandai dengan peningkatan trigliserida, penurunan kadar
HDL, LDL, dan komposisi abnormal (Grundy, 2004).

2. Dislipidemia Sekunder

Dislipidemia Sekunder yaitu dislipidemia yang disebabkan oleh suatu keadaan seperti
hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, syndrome nefrotik, kehamilan,
anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida disebabkan oleh diabtes
mellitus, konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, miokard infark, dan kehamilan. Selain itu
dislipidemia dapat disebabkan oleh gagal ginjal akut, dan penyakit hati (Grundy, 2004).

Etiologi dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya seperti:

1. Faktor Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan dengan rendahnya kolesterol HDL.
Resiko terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada pria. Sebagaimana
penelitian Cooper pada 589 perempuan didapatkan respon peningkatan kolesterol sedikit
berbeda yaitu kadar LDL kolesterol meningkat lebih cepat sedangkan kadar HDL kolesterol
juga meningkat sehingga rasio kadar kolesterol total/HDL menjadi rendah (Djauzi, 2005).
2. Faktor Usia

Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga
dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin
meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL
relative tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di
pembuluh darah. Prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3%
dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun
(Djauzi, 2005).

3. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan salah satu faktor terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu
genetika menyebutkan bahwa gen diturunkan secara berpasangan memerlukan satu gen
dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dan diakibatkan oleh
faktor dislipidemia primer karena faktor genetik (Djauzi, 2005).

4. Faktor Kegemukan

Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat badan atau juga bisa
disebut dengan penyakit obesitas. Kelebihan berat badan ini juga bisa disebabkan oleh
makanan yang terlalu banyak yang mengandung lemak jahat tinggi di dalamnya. Kelebihan
berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan dapat menurunkan HDL (Anwar, 2004).

5. Faktor Olahraga

Manfaat berolahraga secara teratur dapat membantu untuk meningkatkan kadar


kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. Selain itu berolahraga mampu meproduksi enzim yang
berperan untuk membantu proses memindahkan kolesterol LDL dalam darah terutama pada
pembuluh arteri kemudian dikembalikan menuju ke hati untuk diubah menjadi asam empedu.
Asam empedu ini diperlukan melancarkan proses pencernaan kadar lemak dalam
darah. Semakin rutin berolahraga dengan teratur maka kadar kolesterol LDL dalam tubuh
akan semakin berkurang sampai menuju ke titik normal (Arisman, 2008).
6. Faktor Merokok

Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan
menurunkan kolesterol HDL. Ketika pengguna rokok menghisap rokok maka secara otomatis
akan memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-paru dan akan merusak dinding pembuluh
darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormone adrenalin,
sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL
dalam darah (Anwar, 2004).

7. Faktor Makanan

Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan arterosklerosis.


Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolestertol total
dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia (Anwar, 2004).

NCEP ATP III pada tahun 2011 membuat suatu batasan kadar lipid plasma yang sampai saat
ini masih digunakan.
HERBAL UNTUK DISLIPIDEMIA

1. Daun dewa ( Gynura procumbens (Lour.) Merr )


Suku : Compositae
Nama Daerah :Beluntas cina, samsit, tigel kio
Bagian yang digunakan : Daun
Tanaman sambung nyawa (Gynura
procumbens) adalah salah satu jenis tanaman dari
dataran Cina yang penyebarannya sudah meluas
hampir ke seluruh Indonesia (Winarto dan Karyasari
2003). Daun ini sudah lama dimanfaatkan oleh
masyarakat, tetapi belum banyak penelitian yang
dilakukan terhadap tanaman ini (Suharmiati 2003)
Daun ini dipercaya secara empiris dapat mengatasi
berbagai penyakit antara lain hiperglikemia,
hiperlipidemia, hipertensi, infeksi, batu kandung
kemih, batu ginjal, demam dan tumor (Winarto dan
Karyasari 2003; Suharmiati 2003).
Daun sambung nyawa memiliki beberapa kandungan senyawa aktif yaitu
flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin (Suharmiati 2003; Utami dan Puspaningtyas
2013). Senyawa-senyawa ini membuat tanaman sambung nyawa kemungkinan
memiliki efek menghambat peningkatan kadar trigliserida darah. Penelitian yang
dilakukan oleh Brusq et al. (2006) menunjukkan bahwa alkaloid diduga memiliki
aktivitas hipolipidemik dengan menghambat sintesis asam lemak yang merupakan bahan
dasar pembentukan trigliserida. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eu et al.
(2010) dan Wang et al. (2000), saponin juga diduga dapat menurunkan kadar lipid melalui
induksi lipoprotein lipase dan peningkatan oksidasi lemak. Adapun flavonoid merupakan
antioksidan yang diduga dapat menginduksi hidrolisis lipid melalui penghambatan enzim
fosfodiesterase pada jaringan adiposa dan hati (Peluso 2006).
Penelitian Zhang dan Tan (2000) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
sambung nyawa pada dosis 150 mg/kg berat badan dapat menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida serum darah tikus yang diinduksi diabetes. Penelitian ekstrak Gynura
procumbens (daun dewa) terhadap enzim lipase yang dikultur dari Bacillus subtilis
mendapatkan hasil bahwa konsentrasi ekstrak kasar daun dewa menghambat enzim lipase
secara optimum pada 60 mg/10 mL (aq) dengan aktivitas 1.25 µmol/mL/menit.
Dosis daun Dewa yang digunakan untuk terapi dislipidemia adalah 2 x 1 kapsul
(600 mg ekstrak) / Hari. Efek samping dari penggunaan daun dewa ini ada gangguan hati
serta hipotensi bisa terjai karenatan penghamabatan aktivitas Angitensin Converting
Enzyme (ACE) sehingga hati hati penggunaannya pada pasien yang memiliki tekanan
darah rendah.

2. Mengkudu ( Morinda citrifolia Linn. )


Suku : Rubiaceae
Nama daerah : Pace, kemudu, cengkudu, kodhuk,
wengkudu, noni
Bagian yang digunakan : Buah

Mengkudu adalah sebuah tanaman yang digunakan untuk mencegah dyslipidemia dengan
tinggi pohonnya 4-8 m, batang berkayu bulat, kulit kasar, penampang batang muda segi
empat, coklat kekuningan. Daun tunggal bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata, panjang 10-40 cm, lebar 5-17 cm, tangkai pendek berwarna hijau. Bunga majemuk
berbentuk bonggol, bertangkai di ketiak daun. Buah bonggol, permukaan tidak teratur,
berdaging panjang 5-10 cm, hijau kekuningan. Biji keras, segitiga, coklat kemerahan.
Simplisia berupa irisan buah, warna cokelat, bau khas, rasa sedikit pahit, dengan ketebalan
± 1 cm, diameter 3-5 cm, dengan tonjolan-tonjolan biji.
Mengkudu (Morinda citrifolia) memiliki kandungan L-arginine dan kaya akan
flavonoid. pada penelitian Mandukhail et al (2010) dari lipid in Health and Disease yaitu
efek mengkudu (Morinda citrifolia) dalam ekstrak di buah, daun, dan akar sebagai
antidislipidemia.
Flavonoid merupakan suatu senyawa antioksidan polifenol yang alami,
Flavonoid dapat mengurangi kadar kolesterol dengan cara menghambat aktivitas
enzim acyl-CoA cholesterol acyl transferase (ACAT) sehingga terjadi penurunan
esterifikasi kolesterol, serta menghambat aktivitas enzim HMG-CoA reductase yang
menyebabkan penghambatan sintesis kolesterol (Mandukhail., 2010).
Saponin yang terdapat dalam mengkudu (Morinda citrifolia) dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan cara menghambat enzim lipase pankreas
sehingga transport lipid ke dalam usus halus terhambat. Saponin juga dapat mengikat
garam empedu pada yang akhirnya dapat menurunkan tingkat kolesterol di serum dan di
hati (Mandukhail., 2010).
Mengkudu (Morinda citrifolia) mengandung L-arginine sebagai bahan baku nitric
oxide (NO) dan sebagai penurun kolesterol darah dan dapat merangsang sel untuk
melepaskan mediator seperti transforming growth factor (TNF)-α dan interleukin (IL)-β
yang dapat menstimulasi pelepasan NO. Adanya kandungan antioksidan L-arginine dan
mediator yang dapat menstimulasi pelepasan NO dapat menurunkan kolesterol dalam
darah dan dapat menghambat perkembangan lesi aterosklerotik (Zin, 2002).
Pada uji klinik yang dilakukan dengan sejumlah 38 perokok mendapat 2 kali 2 ons
jus citrifolia (mengkudu)/hari selama 30 hari dibanding plasebo, hasil menunjukkan jus M.
citrifolia menurunkan kadar kolesterol total 7-22%, LDL 6-10%, trigliserida 10-54%,
homosistein 21%, dan meningkatkan HDL kolesterol10-16%, sedangkan pada plasebo
tidak ada perubahan. Hasil penelitian lainnya dari Badan POM menyimpulkan bahwa
M. citrifolia dapat menurunkan kadar trigliserida.
Penggunaan mengkudu untuk Dislipidemia tidak boleh digunakan oleh ibu hamil,
laktasi, anak, hiperkalemia, alerga serta hati-hati terhadap penderita gastritis karena
mengkudu bersifat asam. Dengan obat antidiabetes dapat terjadi hipoglikemia dan
hipotensi, karena dapat menurunkan kadar glukosa dan kalium darah. Warna urin dapat
menjadi merah muda sampai merah kecoklatan.
Efek samping yang mungkin timbul dai penggunaan mengkudu adalah Sedasi,
mual, muntah, alergi. Mengkudu dapat berinteraksi dengan obat ACE inhibitor, antagonis
reseptor angiotensin II, diuretic hemat kalium. Dapat mengurangi efek obat imunosupresan
sehinggan penggunaanya harus hati-hati, dan diberi interval waktu apabila mengkonsumsi
obat obat tersebut.
Dosis Mengkudu untuk terapi Disipidemia adalah 2 x 1 kapsul (600 mg
ekstrak)/hari selama 30 hari.

3. Rosela ( Hibiscus sabdarifa Linn. )


Suku : Malvaceae
Nama daerah : Gamet walanda, kasturi roriha,
merambos ijo, kesew jawe, asam rejang, asam jarot
Bagian yang digunakan : Kelopak bunga
Rosela memiki karakteristik yaitu tumbuhan
berupa semak, tumbuh tegak tinggi dapat mencapai
3 m. Batang berbentuk bulat, berkayu lunak, tegak
bercabang- cabang berwarna merah. Daun bentuk
bulat telur dengan ujung tumpul dan tepi daun
bergerigi. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun.
Bunga tunggal, kelopak bunga bentuk lanset, berdaging tebal, berwarna merah tua.

Kelopak bunga rosela mengandung beberapa zat yang dapat berperan dalam mencegah
peningkatan kadar kolesterol total darah, yaitu:

A. Vitamin C
Vitamin C dalam rosela meningkatkan laju kolesterol yang dibuang dalam bentuk asam
empedu, meningkatkan kadar HDL, dan berfungsi sebagai pencahar sehingga
meningkatkan pembuangan feses dan menurunkan penyerapan kembali asam empedu serta
pengubahannya menjadi kolesterol. Vitamin C dapat menurunkan kolesterol pada sejumlah
orang yang memiliki kolesterol tinggi. Namun, pada orang dengan kadar kolesterol normal
hal tersebut tidak berlaku. Jadi, vitamin C berperan menjaga keseimbangan (homeostasis)
di dalam tubuh (Setyaningtyas, 2007).
Selain itu, vitamin C menghambat oksidasi dari LDL. Jika LDL teroksidasi, maka LDL
akan terdeposit dalam sel endotel pembuluh darah. Hal tersebut akan memacu terjadinya
aterosklerosis. Selain itu, vitamin C juga mencegah sel darah putih (monosit) untuk terikat
dalam endotel pembuluh darah serta mengurangi disfungsi endotel vaskuler secara
keseluruhan yang jika terjadi akan mendukung terdepositnya LDL di endotel dan kemudian
mengarah ke aterosklerosis (Gropper et al., 2005).

B. Niasin
Niasin yang disebut juga asam nikotinat, merupakan vitamin B3 yang larut
dalam air (Moses, 2008). Niasin dapat digunakan sebagai obat penurun kolesterol. Efek
hipolipidemik obat ini bekerja dengan menekan sekresi VLDL akibat berkurangnya
sintesis trigliserid. Sintesis trigliserid oleh hepar menurun karena asupan lemak bebas
dari sirkulasi berkurang akibat penekanan niasin terhadap jaringan adipose (Totong, 1993).
Setelah sintesis trigliserid berkurang, mekanisme penurunan kolesterol oleh niasin
terjadi melalui aksi penekanan sekresi apolipoprotein B (apoB) yang selanjutnya
akan menurunkan VLDL dan LDL. Mekanisme yang lain adalah melaui peningkatan
apoA-I dan penurunan lipoprotein(a) (Lp(a)). Niasin juga dapat meningkatkan HDL
melalui penurunan ambilan apoA-I di hati yang menyebabkan penundaan katabolisme
(Davidson, 2003).

C. Pektin
Pektin merupakan serat makanan yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah.
Viskositas dari pektin dapat mempengaruhi absorpsi kolesterol dan ekskresi sterol dan
asam empedu. Kadar viskositas yang tinggi pada serat makanan akan meningkatkan
viskositas makanan yang dicerna dalam usus. Tingginya viskositas zat makanan dalam
usus akan mempengaruhi susunan miselus dan menurunkan tingkat difusi dari kolesterol
dan asam empedu yang mengandung miselus. Mekanisme pektin dalam penurunan
kolesterol darah yang lain adalah dengan peningkatan ekskresi asam empedu dan sterol
dalam feses (Terpstra et al., 1998).

D. Senyawa fenolik
Senyawa fenolik merupakan senyawa antioksidan alami yang berupa flavonoid,
turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik. Komponen senyawa
fenolik bersifat polar dan dapat larut dalam air serta memiliki fungsi antara lain sebagai
penangkap radikal bebas dan peredam terbantuknya oksigen singlet (Kumalaningsih,
2007). Salah satu senyawa fenolik yang terdapat dalam rosela adalah flavonoid.
Flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara meningkatkan ekskresi
asam empedu (Carvajall-Zarrabal et al., 2005). Selain itu, rosela juga mengandung
senyawa polifenol yang juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol. Polifenol
menurunkan absorpsi kolesterol dengan cara berikatan pada cholesterol carriers saat
melewati membran brush border. Mekanisme polifenol dalam menurunkan kadar
kolesterol lainnya adalah dengan penurunan sekresi apoB yang menyebabkan penurunan
produksi lipoprotein (Zern and Fernandes, 2005).

Pada uji klinik menggunakan Esktrak kering kelopak bunga H.sabdarifa 100
mg/hari selama 1 bulan dapat menurunkan secara nyata kadar kolesterol total dan
trigliserida, meningkatkan kadar HDL. Sediaan kapsul diberikan peroral pada 42
sukarelawan dengan umur 18-75 tahun dengan kadar kolesterol 175-327 mg/dL selama 4
minggu. Sukarelawan dibagi 3 kelompok masing-masing memperoleh 1, 2 dan 3 kapsul.
Pada minggu ke-2 terjadi penurunan kadar kolesterol pada ketiga kelompok sekitar
7,08-8,2 % dibandingkan dengan baseline, sedangkan pada minggu ke-4 penurunan terjadi
sekitar 8,3-14,4%. Penurunan nyata terlihat pada kelompok 2 yaitu 12% pada 71%
sukarelawan.
Pada penggunaannya rosela dikontraindikasikan untuk Anak serta Rosela
seharusnya dihindari oleh pasien yang mempunyai riwayat alergi atau hipersensitif
terhadap rosela atau kandungannya. Hati hati untuk pasien Gastritis erosif berdasarkan
laporan kasus, karena bersifat sangat asam. Pemberian pada dosis tinggi harus hati-hati.
Rosela dapat berinteraksi dengan beberapa anatar lain, dapat menurunkan kadar
klorokuinolon sehingga tidak berefek. Asetaminofen ditambah dengan pemberian rosela
dapat mengubah waktu paruh obat asetaminofen pada sukarelawan. Rosela memiliki
aktivitas estrogen meskipun belum ada perubahan klinis yang jelas. Interaksi dapat
terjadi dengan senyawa estrogen lain.
Dosis Rosela yang digunakan untuk terapi Dislipidemia adalah 2 x 1 tea bag (6 g
serbuk)/hari, seduh dalam 1 cangkir air, atau 1 x 1 kapsul (500 mg ekstrak)/hari.
Daftar Pustaka :

1. Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2015. Pharmacotherapy
Handbook, 9th edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Grundy., S.M., Backer, D., Clark, L.T., 2004. Detection, Evaluation, and
Treatment Of High Blood Cholesterol In Adults (Adults Treatment Panel III).
3. Executive summary of the third report of the National Cholesterol Education
Program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and treatment of high
blood cholesterol in adult ( adult treatment panel III), JAMA. 2001; 285: 2486-2497.
4. Djauzi, S., 2005. Panduan Hidup Sehat Dari Kolesterol Sampai Osteoporosis. Jakarta:
Penerbit PT Kompas Media Nusantara, p. 2-8.
5. Arisman., 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi (Obesitas, Diabetes Mellitus,
Dislipidemia). Jakarta: ECG Medical Publisher, p. 121-147.
6. Anwar, T.B., 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung
Koroner. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran USU, p. 1-10.
7. Suharmiati, Maryani H, 2003, Khasiat dan Manfaat Daun Dewa dan Sambung
Nyawa. Mulyono (eds), PT Agromedia Pustaka.
8. Brusq JM, Ancellin N, Grondin P, Guillard R, Martin S, Saintillan Y, Issandou M, 2006,
Inhibition of Lipid Synthesis through Activation of AMP Kinase: an Additional
Mechanism for the Hypolipidemic Effects of Berberine, J. Lipid Res. 47(6): 1281-8.
9. Eu C, Lim W, Ton S, Kadir K, 2010, Glycyrrhizic Acid Improved Lipoprotein
Lipase Expression, Insulin Sensitivity, Serum Lipid and Lipid Deposition in High-
Fat Diet-Induced Obese Rats, Lipids Health Dis. 9(1): 81.
10. Peluso MR, 2006, Flavonoids Attenuate Cardiovascular Disease, Inhibit
Phosphodiesterase, and Modulate Lipid Homeostasis in Adipose Tissue and Liver,
Exp. Biol. Med. 231(8): 1287-99.
11. Mandukhail SUR, Aziz N, Gilani AH. Studies on antidyslipidemic effects of Morinda
citrifolia (Noni) fruit, leaves and root extracts. Lipids Health Dis. 2010;9:2-7.
doi:10.1186/1476-511X-9-88
12. Zin ZM, Osman A. Antioxidative activity of extracts from Mengkudu ( Morinda
citrifolia L .) root , fruit and leaf. 2002;78:227-231. doi:10.1016/S0308-
8146(01)00402-2
13. Marsalina, Meisa. 2010. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR KELOPAK
BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL
TOTAL DARAH DAN BERAT BADAN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus). Surakarta.
Universitas Sebelas Maret
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Formularium Obat Herbail Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai