Oleh:
Muhammad Reza Al Faathiansyah, B.Pharm.
NIM. 051913143210
Disusun Oleh:
2020
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. Umi Athiyah, MS., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan
profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Moch. Yuwono, Apt., MS. selaku Dosen Pembimbing I
dan Ibu Dr. Tutiek Purwanti, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan bimbingan, petunjuk,
dan saran selama melaksanakan PKPA dan menyusun laporan ini.
3. Ibu Dr. Retno Sari, M.Sc., Apt., selaku Pembina PKPA Bidang Industri Periode
110 dan Bapak Dr. Muh. Agus Syamsur Rijal, S.Si., M.Si., Apt. selaku
Koordinator PKPA Bidang Industri Periode 110 yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti PKPA Bidang Industri.
4. Keluarga besar yang telah membantu dari segi finansial, doa, kasih sayang dan
memberi semangat dalam menjalani profesi apoteker.
5. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang turut membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
BAB II ............................................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 4
2.1 Tinjauan Tablet ........................................................................................................... 4
iii
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB III......................................................................................................................... 20
FORMULASI ............................................................................................................... 20
3.1 Rancangan Spesifikasi Produk .................................................................................. 20
BAB IV ........................................................................................................................ 22
iv
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB V .......................................................................................................................... 31
5.2.2 Spesifisitas........................................................................................................... 33
BAB VI ........................................................................................................................ 39
v
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
11.2 Saran.......................................................................................................................... 66
vi
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hubungan antara Kecepatan Alir dengan Sifat Alir ................................ 24
vii
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
viii
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB I
PENDAHULUAN
1
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
hydrogel system dan magnetic system. Di antaranya, floating drug delivery system
yang paling umum digunakan (Mathur et al, 2010).
Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal
dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati,
mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan pada kondisi yang parah bisa terjadi
muntah darah (Wijoyo, 2009). Gastritis adalah suatu kondisi inflamasi mucosa
lambung serta disebabkan oleh beberapa infeksi mikroorganisme dimana terjadi
perubahan terkait dengan etiologi dan responsnya. Kondisi inflamasi terjadi pada
selaput lendir lambung yang dapat disertai tukak lambung usus 12 jari atau tanpa
tukak. Mukosa lambung menghasilkan asam dan enzim yang berfungsi untuk
membantu dalam proses pencernaan makanan, dan lendir yang berfungsi untuk
melindungi lapisan perut dari asam. Ketika mukosa lambung meradang maka
produksi asam, enzim dan lendir akan berkurang sehingga menyebabkan keluhan
(Liou et al,2008; Kayacetin S et al, 2014).
Untuk mengatasi gastritis, salah satunya dapat digunakan obat dari
golongan antagonis kompetitif histamin yang khas pada reseptor H2 sehingga
secara efektif dapat menghambat sekresi asam lambung, menekan kadar asam dan
volume sekresi lambung (Aziz N, 2002). Pada golongan tersebut, terdapat obat
lain yaitu ranitidin, simetidin dan famotidin. Famotidin merupakan obat antiulcer
yang termasuk kedalam golongan Histamine-2 receptor antagonist (H2 Blocker)
yang banyak di resepkan untuk mengatasi gastric ulcer, duodenal ulcer, Zollinger
– Ellison syndrome, GERD, dan eradikasi H. pylori. Famotidin memiliki
bioavailabilitas yang rendah (40-50%) dan juga sangat tidak larut pada pH alkali
(pH tinggi) (Kortejarvi et al, 2005). Famotidin di absorbsi di bagian atas lambung
yang secara spesifik bekerja pada sel parietal yang ada di lambung untuk menekan
produksi asam lambung. Hal ini menjadikan famotidin merupakan salah satu obat
yang cocok untuk dikembangkan menjadi sediaan dengan kemampuan retensi
lambung dengan mekanisme floating gastroretentive untuk menghindari obat
menjadi tidak stabil pada pH tinggi (di usus) yang diharapkan dapat meningkatkan
bioavailabilitas dari famotidin. Floating gastroretentive dapat menghantarkan
obat dengan tepat kepada site of action, menyediakan obat dalam rentang terapetik
2
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
1.2 Tujuan
Melakukan penelusuran informasi mengenai karakteristik fisikokimia,
farmakologi serta regulasi sebagai landasan studi praformulasi floating tablet
famotidine, menetapan spesifikasi, merancang formulasi dan prosedur
pembuatan, menetapkan metode analisis, serta gambaran mengenai registrasi obat
floating tablet famotidin sebagai obat antiulcer sehingga dapat dengan segera
meredakan gejala yang dialami pasien serta meningkatkan kepatuhan pasien
dalam hal pemakaian obat.
1.3 Manfaat
Makalah formulasi produk ini dapat membantu mahasiswa untuk mampu
memahami tahapan dan segala hal yang diperlukan untuk mengembangkan suatu
produk farmasi dari tahap praformulasi, menentukan spesifikasi sediaan,
merancang formula, merancang proses produksi, merancang metode analisis,
merancang uji stabilitas, merancang desain kemasan dan brosur, serta memahami
proses registrasi obat di Indonesia secara khusus untuk produk famotidine dalam
bentuk sediaan floating tablet.
3
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
pelepasan terkontrol yang diberikan secara oral pada lokasi yang spesifik,
diinginkan untuk mencapai waktu tinggal lambung yang lama dengan pemberian
obat. Retensi lambung yang lama meningkatkan bioavailabilitas obat,
meningkatkan durasi pelepasan obat, mengurangi limbah obat, dan meningkatkan
kelarutan obat yang kurang larut dalam lingkungan pH tinggi. Waktu retensi
lambung yang terlalu lama (GRT) dalam lambung dapat bermanfaat untuk
tindakan lokal di bagian atas usus kecil, contohnya sebagai pengobatan tukak
lambung, dll (Garg et al, 2008).
Tablet biasanya mengandung bahan-bahan tambahan seperti pengisi yang
ditambahkan untuk meningkatkan bulk massa yang diperlukan untuk mencapai
ukuran tablet dengan yang diinginkan; binder yang ditambahkan pada proses
granulasi agar terjadi adhesi antara partikel-partikel tablet dan menjaga kekuatan
tablet, disintegrant di tambahan untuk mempercepat proses disintegrasi,
antiadheren, glidant, lubrikan yang merupakan bahan untuk meningkatkan aliran
serbuk atau granul, meminimalkan friksi pada punch, mencegah material tablet
menempel dan menghasilkan tablet dengan kilau. Selain itu terdapat pewarna dan
perasa untuk meningkatkan estetika tablet. (Allen et al, 2013).
5
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Berat jenis rendah dapat dicapai dengan penjebakan udara atau dengan
menggunakan bahan-bahan yang memiliki berat jenis rendah. Pendekatan tersebut
telah digunakan untuk perencanaan sdiaan floating baik untuk yang sistem tunggal
dan sistem multiple unit (Nayak et al,2010).
6
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
7
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
8
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Tabel 2.1 Eksipien dalam Floating Tablet (Ghule et al, 2014; Sharma et al,
2011)
Eksipien Contoh
Agen pembentuk gas Asam sitrat, Asam tartrat, Natrium Bikarbonat
(Effervescent)
Viscolizing agent Natrium alginat, carbopol
Gel Forming Polymer MC, HPMC, Kitosan, CMC-Na
Pengisi Mannitol, sorbitol, xylitol, magnesium trisilicate
Disintegran Crospovidone, Microcrystalline cellulose,
Sodium
starch glycolate, Sodium carboxy methyl
cellulose
Pengikat Polyvinylpyrrolidone (PVP), Polyvinylalcohl
(PVA), Hydroxy propyl Methylcellulose
(HPMC)
Lubrikan Stearic acid, Magnesium Stearates, Zinc state,
talc, colloidal silicon dioxide
Pemanis Aspartame, dextrose, fructose, mannitol,
sorbitol, xylitol
9
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
10
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
tablet. Metode granulasi basah dapat dipreparasi dalam tiga proses pembuatan
yang berbeda yaitu dengan pemanasan, cairan nonreaktif, dan cairan reaktif.
11
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Famotidin berupa serbuk kristal (serbuk hablur), tidak berbau dan bewarna
putih kekuningan. Famotidine mudah larut dalam dimetil formamide dan asam
asetat glasial, sukar larut dalam etanol, sangat sukar larut dalam air, praktis tidak
larut dalam aseton, etanol, etil asetat, dan kloroform (Budavari, 1989).
12
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
13
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Apabila digunakan dibawah dari suhu gelasi, maka viskositas dari larutan
Hypromellose akan menurun apabila terjadi kenaikan suhu. Sedangkan apabila
di atas suhu gelasi, viskositas dari larutan Hypromellose akan meningkat seiring
kenaikan suhu. Larutan Hypromellose dalam pelarut air juga dapat disterilkan
dengan menggunakan autoklaf, apabila terjadi penggumpalan, sediaan dikocok
terlebih dahulu hingga terdispersi kembali. Serbuk hypromellose harus disimpan
di tempat yang terturup rapat, sejuk dan kering.
Penggunaan hidroksipropil metilselulosa sebagai matriks lepas lambat
adalah 10%-80% sedangka kelarutannya adalah larut dalam air dingin, larutan
koloid, praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol (95%), dan eter
tetapi larut dalam campuran etanol dan diklorometan, metanol dan diklorometan,
dan campuran air dan alkohol (Rowe et al., 2009).
14
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
yang menunjukkan sifat penipisan yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh
kekakuan molekulnya dan / atau hubungan antar molekul dua atau lebih molekul
(Santos et al, 2005).
Xanthan gum adalah hetero polisakarida yang terdiri terutama dari unit
berulang pentasakarida dibentuk oleh dua unit glukosa, dua unit manosa, dan
satu asam glukuronat unit, dalam rasio molar 2.8: 2.0: 2.0 (Kulkarni et al, 2008).
Xanthan gum berbentuk serbuk (free flowing powder) bewarna putih
sampai cream yang larut dalam air panas dan dingin, tetapi tidak larut dalam
sebagian besar organic pelarut. Solusi xanthan gum menunjukkan tingkat
viskositas yang tinggi dibandingkan dengan yang solusi polisakarida lain nya,
bahkan pada konsentrasi rendah. Sifat seperti ini menjadikannya lebih efektif
sebagai pengental dan stabilizer. Solusi xanthan gum sangat pseudoplastik tetapi
tidak thixotropic. Sifat pseudoplastik xanthan gum meningkatkan kualitas
sensorik dalam produk akhir, memudahkan mengolah dan memastikan daya
tuang yang baik. Larutan xanthan gum tahan pada variasi pH, yaitu mereka stabil
dalam kondisi asam dan basa. Selain itu, xanthan gum memiliki stabilitas termal
yang membuatnya lebih unggul daripada kebanyakan polisakarida larut air
lainnya. Xanthan gum tidak berasa dan tidak mempengaruhi rasa bahan makanan
lainnya (Guo et al, 1998).
Xanthan gum telah diteliti secara ekstensif sebagai bahan polimer yang
dapat digunakan dalam beragam teknologi penghantaran obat berupa floating
tablet selain digunakan sebagai agen pembentuk gel, zat penstabil, penangguhan
agen, dan agen peningkat viskositas (Jagdale et al, 2015). Penggunaan xanthan
gum sebagai agen lepas lambat berada pada rentang 5 – 15% (Sari et al, 2019).
15
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang berasal dari tanaman
genus citrus atau jeruk-jerukan. Asam sitrat memiliki rumus kimia C6H8O7.H2O
dengan berat molekul 210,14 g/mol. Asam sitrat berupa kristal tak berwarna,
atau kristal putih, serbuk efflorescent. Asam sitrat tidak berbau dan memiliki
rasa asam yang kuat. Asam sitrat secara umum digunakan pada formulasi obat,
terutama untuk adjust pH larutan. Asam sitrat monohidrat digunakan dalam
preparasi pembuatan granul effervescent sedangkan asam sitrat anhidrat
digunakan dalam preparasi pembuatan tablet effervescent dengan rentang
penggunaan 0.5 – 20% (Rowe et al., 2006).
16
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
meningkatkan laju disolusi dan mengurangi efek iritasi lambung (Rowe et al.,
2009).
Gambar 2.5: Penggunaan Natrium Bikarbonat Sebagai Eksipien (Rowe et al,
2009)
17
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Magnesium stearat merupakan serbuk putih yang halus dan tidak berbau.
Rumus kimia Magnesium stearat adalah C36H70MGO4. Magnesium stearat
merupakan bahan penolong yang memiliki sifat hidrofob dan memiliki
kemungkinan untuk menurunkan laju disolusi dari suatu sediaan obat (terutama
dalam bentuk solida). Magnesium stearat digunakan sebagai lubrikan, glidan dan
anti adheren pada sediaan tablet dan kapsul dengan konsentrasi penggunaan
yakni 0.25 – 5%. Di sisi lain, Magnesium Stearat juga memiliki keuntungan
meningkatkan kompaktibilitas dari sediaan tablet. Magnesium stearat memiliki
inkompatibilitas dengan asam kuat, alkali kuat, garam besi dan bahan
pengoksidasi kuat (Rowe, 2009).
2.6.7 Amilum
18
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
dimana nilai n dari 300 sampai 1000. Secara umum amilum terdiri dari 2 jenis
dari dari polimer D-glukopiranosa yang dikenal sebagai amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan polimer linear dari glukopiranosil sedangkan
amilopektin polimer bercabang, sebagaimana gambar 1 dibawah ini (Swabrick,
2007).
Amilum secara luas digunakan pada industri farmasi dengan alasan
mudah didapat, murah, putih dan inert. Amilum bisa berfungsi sebagai bahan
pengisi, pengikat dan penghancur pada tablet dan kapsul. Fungsinya tergantung
pada bagaimana amilum diinkorporasi ke dalam formulasi. Amilum akan
berfungsi sebagai bahan penghancur apabila ditambahkan secara kering sebelum
penambahan lubrikan. Amilum berfungsi sebagai bahan pengikat dan bahan
penghancur apabila ditambahkan dalam bentuk pasta atau kering sebelum
digranul dengan komponen yang lain dengan rentang penggunaan 3 – 20%
(Rowe et al, 2009). Amilum dapat berfungsi sebagai bahan penghancur karena
granulnya mampu mengembang apabila kontak dengan air dan amilosa
merupakan komponen yang memiliki sifat sebagai bahan penghancur karena
kemampuannya untuk mengembang (Swabrick, 2007).
19
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB III
FORMULASI
20
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
3.2 Formula
• Ukuran bets : 10,000 tablet
• Kemasan : Tiap box berisi 10 strip @ 10 tablet
Tabel 3.1 Formula floating tablet Famotidine
No. Nama Bahan Fungsi Rentang Pemakaian Jumlah Jumlah tiap
penggunaan (%) tiap tablet bets (g)
(Rowe et al, (mg)
2009)
1 Famotidine Bahan aktif - 16% 40 400
2 HPMC K100M Gel 10 – 80% 30% 75 750
Performing
Agent
3 Xanthan Gum Gel 5 – 15% 5% 12.5 125
Performing
Agent,
Matriks tablet
4 Asam Sitrat Pengasam 0.5 – 20% 6.48% 16.2 162
Anhidrat
5 Natrium Gas 25 – 50% 8.52% 21.3 213
Bikarbonat Generating
Agent
6 MCC (Avicel Pengisi, 5 – 15% 29% 72.5 725
PH102) Disintegrant
7 Amillum Pengikat 3 – 20% 3% 7.5 75
8 Mg Stearat lubrikan 0.25 – 5% 2% 5 50
Berat Total 100% 250 2500
21
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB IV
PROSEDUR PEMBUATAN
Sebagian
MCC
IPC: Waktu
pengadukan, kecepatan
Pembuatan
larutan pengikat
Proses mixing dengan Cube Mixer
musilago amili
dengan kecepatan 20 rpm selama 10 dengan
menit mensuspensikan
amilum kedalam
air dingin
22
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
23
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
α: Sudut diam
ℎ
𝛼= h: Tinggi kerucut (cm)
0.5 𝑑
d: Diameter kerucut (cm)
Tabel 4.1: Hubungan antara kecepatan alir dengan sifat alir (Aulton, 2002)
24
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Tabel 4.2: Hubungan antara sudut istirahat dengan sifat alir (USP 32, 2009)
𝜌𝑡𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑
𝐻𝑎𝑢𝑠𝑠𝑛𝑒𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝜌𝑏𝑢𝑙𝑘
25
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
26
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
% lebih besar dari bobot rata-rata dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang 15 % dari bobot rata-ratanya (USP 32, 2009).
4.3.3 Kerapuhan
• Alat : Friability tester erweka Type TA3R
• Sampel : 10 tablet
• Persyaratan : kurang dari 1%
• Prosedur : Pemeriksaan kerapuhan tablet dilakukan menggunakan
Erweka Friabilitor dengan cara membersihkan 10 tablet dengan kuas
secara hati- hati, kemudian ditimbang (WA). Sebelum dipasang, alat
dibersihkan dengan kuas lalu seluruh tablet dimasukkan kedalam alat
uji dan ditutup. Alat diputar dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit.
Kemudian tablet dikeluarkan, dibersihkan dengan kuas dan ditimbang
(WB). Adanya pengurangan berat menunjukkan nilai kerapuhan tablet
yang dinyatakan dalam prosen. Dilakukan tiga kali replikasi
pemeriksaan kerapuhan tablet, hasilnya kemudian dirata-rata (USP 32,
2009). Wa : Bobot awal
(𝑊𝑎 − 𝑊𝑏)
𝐹= × 100% Wb : Bobot setelah pengujian
𝑊𝑎
4.3.4 Kekerasan
• Alat : Mansanto hardness tester
• Sampel : 10 tablet
• Persyaratan : 5 – 6 kg/cm3
• Prosedur : Diambil 10 tablet pada masing-masing run
kemudian diukur kekerasannya dengan menggunakan hardness tester
(Sari, 2019). Tingkat kekerasan tablet akan terbaca pada alat dengan
satuan kg/cm2. Kekerasan tablet pada masing-masing formula untuk
setiap bets ditentukan sebanyak 6 tablet. Kekerasan tablet yang baik
berkisar antara 4-8 kg/cm2 (Devarajan, 2012).
27
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
28
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
29
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
30
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB V
PENGEMBANGAN METODE ANALISA
31
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
32
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
5.2.2 Spesifisitas
Spesifisitas adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja
secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada
dalam matriks sampel Sedangkan untuk selektivitas seringkali dapat dinyatakan
sebagai derajat penyimpangan (degree of bias). Metode yang dilakukan terhadap
sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis
sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan. Pada metode
analisis yang melibatkan kromatografi, selektivitas ditentukan melalui
perhitungan daya resolusinya (Rs) (Harmita, 2004).
Prosedur untuk spesifisitas adalah sebagai berikut:
1) Buat pelarut, larutan standar 100 %, larutan sampel 100%, dan larutan
plasebo 100%.
2) Injeksikan tiap larutan dan pelarut ke dalam sistem kromatografi.
3) Lakukan overlay kromatogram. Hitung resolusi bila ada puncak lain dalam
analit yang berdekatan dengan puncak utama.
Jika senyawa hasil degradasi tidak ada, maka dapat dilakukan uji degradasi
paksa. Uji degradasi paksa (forced degradation) bertujuan untuk mengetahui
alur degradasu dari produk obat, membandingkan hasil degradasi dari produk
obat dan eksipien, mengetahui stabilitas intrinsik dari obat pada keadaan padat
dan cair. Pada studi uji degradasi, produk obat akan ditempatkan pada suhu,
cahaya, kelembapan dan proses hidrolisis yang ekstrem. Protokol dalam
33
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
5.2.3 Linearitas
Linieritas adalah ukuran kemampuan (dalam range yang diberikan) dari
suatu metode untuk memperoleh hasil analisis secara langsung dan proporsional
dengan konsentrasi (kadar) analit dalam sampel atau suatu metode yg harus diuji
untuk membuktikan adanya hubungan linier antara konsentrasi analit dan respon
detektor. Linieritas dibuat dengan membuat larutan baku standar dengan
konsentrasi berbeda. Dibuat garis regresi peak terhadap konsentrasi. Kriteria
penerimaan yang diterima jika nilai r2 > 0,99.
34
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
5.2.4 Akurasi
Akurasi suatu metode harus dilakukan pengumpulan data dari 9 kali
penetapan konsentrasi dengan konsentrasi berbeda (misal 3 konsentrasi dengan
3 kali replikasi) dengan rentang minimum 3 nilai konsentrasi (50%, 100% dan
150% dari konsentrasi target) (ICH Q2R, 1995). Evaluasi dari akurasi adalah
melihat persen perolehan kembali atau % recovery dimana kriteria
penerimaannya adalah 80% - 120%.
35
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
5.2.5 Presisi
Presisi merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
kedekatan dari suatu seri pengukuran yang diperoleh dari sampel yang homogen.
Presisi (repeatibility) ditentukan dengan enam kali pembuatan larutan akurasi
100 % lalu diinjekkan pada KCKT kemudian dihitung nilai %CV nya. Metode
dinyatakan memiliki presisi baik apabila nilai %CV tidak lebih besar dari 7,3%
untuk konsentrasi 10 μg/mL, dan tidak lebih besar dari 5,3% untuk
konsentrasi 100 μg/mL (AOAC, 2012; ICH Q2R, 1995; Sari et al, 2019;
Yuwono dan Indrayanto, 2005). Prosedur kerja presisi seperti dibawah ini:
1) Membuat larutan standard
2) Membuat larutan sample di level 100% dan melakukan replikasi
sebanyak 6x
3) Injeksikan tiap larutan contoh ke dalam kolom kromatografi berdasarkan
sistem kromatografi, catat kromatogramnya dan ukur respon puncak
utama.
36
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
37
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
38
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB VI
UJI STABILITAS
6.1 Tujuan
Uji stabilitas merupakan serangkaian uji yang didesain untuk mendapatkan
jaminan stabilitas suatu produk, yaitu pemeliharaan spesifikasi suatu produk yang
dikemas dalam bahan pengemas yang telah ditentukan dan disimpan dalam kondisi
penyimpanan yang telah ditetapkan pada rentang waktu tertentu. Setelah dipasarkan,
stabilitas produk jadi hendaklah dipantau menurut program berkesinambungan yang
sesuai, yang memungkinkan pendeteksian semua masalah stabilitas (misal perubahan
pada tingkat impuritas, atau profil disolusi) yang berkaitan dengan formula dalam
kemasan yang dipasarkan (BPOM RI, 2018).
Stabilitas merupakan faktor penting dalam menjamin kualitas, efektifitas,
dan kemanan produk obat. Produk obat yang tidak memenuhi stabilitas dapat
mengulami perubahan fisika (kekerasan, laju disolusi, dll) dan kimia. Uji stabilitas
dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan
kelembapan selama kondisi penyimpanan. Selain itu, uji stabilitas juga digunakan
untuk penentuan masa kadaluarsa (shelf-life) produk. Parameter uji stabilitas yang
dievalusai untuk sediaan tablet antara lain appearance, bau, warna, kadar, produk
degradasi, disolusi, kelembapan, dan kekerasan/kerapuhan (Asean Guideline, 2013).
39
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
40
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB VII
41
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
obat “copy” yang akan mendapat izin edar bioekivalen dengan produk obat
inovatornya. Produk obat “copy” merupakan produk obat yang mempunyai
ekivalensi farmasetik atau merupakan alternatif farmasetik dengan produk obat
inovator/pembandingnya, dapat dipasarkan dengan nama generik atau nama dagang.
Produk obat floating tablet yang mengandung Famotidine 40 mg yang
merupakan obat “copy” dengan nama brand Famofloat 40 yang membutuhkan
standar mutu antara lain berupa bioekivalensi dengan produk obat inovator sebagai
produk pembanding (reference product) yang merupakan baku mutu. Sediaan yang
digunakan sebagai pembanding adalah tablet famotidine 40 mg yaitu Famocid 40
yang diperoduksi oleh Sanbe Farma. Produk obat ini memerlukan uji ekuivalensi in
vivo karena merupakan obat yang pelepasan bahan aktif nya termodifikasi dan
bekerja secara sistemik.
42
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
7.2.2 Subjek
1) Kriteria Seleksi Subjek
Menurut Peraturan Kepala BPOM tentang Pedoman Uji Bioekuivalensi
tahun 2005, kriteria inklusi dan eksklusi harus dinyatakan dengan jelas dalam
protocol. Semua kriteria tersebut adalah:
a. Sukarelawan sehat (untuk mengurangi variasi antar subyek)
b. Sedapat mungkin pria dan wanita (jika wanita pertimbangkan risiko pada
wanita usia subur;
c. Umur antara 18 – 55 tahun
d. Berat badan dalam kisaran normal (BMI kisaran 20 – 25 kg/m2)
e. Kriteria sehat berdasarkan uji laboratorium klinis yang baku (hematologi
rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah, dan urinalisis), riwayat
penyakit, dan pemeriksaan fisik
f. Pemeriksaan khusus mungkin harus dilakukan sebelum, selama dan
setelah studi selesai, bergantung pada kelas terapi dan profil keamanan
obat yang diteliti.
g. Sebaiknya bukan perokok. Jika perokok sedang (kurang dari 10 batang
sehari) diikutsertakan, harus disebutkan dan efeknya pada hasil studi
harus didiskusikan
h. Tidak mempunyai riwayat ketergantungan pada alkohol atau
penyalahgunaan obat
i. Tidak kontraindikasi atau hipersensitif terhadap obat yang diuji
43
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
j. Untuk obat yang terlalu toksik untuk diberikan kepada sukarelawan sehat
(misal: sitostatik, antiaritmia), maka digunakan penderita dengan
indikasi yang sesuai
k. Uji serologis terhadap Hepatitis B (HBsAg), Hepatitis C (anti-HCV) dan
HIV (anti-HIV).
2) Jumlah Subjek
Jumlah subjek minimal adalah 12 orang, kecuali dalam kondisi khusus
yang perlu penjelasan. Pada umumnya dibutuhkan 18-24 subjek. Kemungkinan
adanya dropouts dan withdrawals harus diperhitungkan. Apabila ada subjek
yang dropout, maka sampel darah tambaha tersebut diukur kadar obatnya.
Apabila jumlah subjek ternyata kurang karena variasi yan besar, maka subjek
dapat ditambah dengan tidak kurang dari setengah jumlah subjek awal. Hasil
dapat digabung asal protokol dan produk obat uji yang digunakan sama (BPOM,
2005).
44
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
45
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
AUCoo dan AUC max merupakan parameter yang paling relevan untuk
penilaian BE.AUC paling dapat di percaya untuk menggambarkan besarnya
absorpsi (jumlah obat yang bioavailabel).
46
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Nilai confidence interval (CI) tidak boleh dibulatkan, jadi untuk CI 80-
125, nilainya harus minimal 80.00 dan tidak lebih dari 125.00.
47
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB VIII
KEMASAN
8.1 Definisi
Informasi produk untuk pasien/ brosur adalah informasi untuk pasien yang
disetujui oleh Badan POM terkait khasiat, keamanan, dan cara penggunaan obat serta
informasi lain yang dianggap perlu dengan menggunakan bahasan Indonesia yang
mudah untuk dimengerti. Dokumen penandaan meliputi etiket/label, strip/blister,
ampul/vial, catch cover/amplop, dan bungkus luar. Informasi produk untuk pasien
harus menggunakan bahasa Indonesia, angka arab, dan huruf latin. Bahasa selain
bahasa Indonesia dapat digunakan sepanjang tidak ada padanannya dalam bahasa
Indonesia (BPOM RI, 2018).
Pada industri farmasi, penggunaan kemasan merupakan suatu hal yang
mutlak untuk dapat menjaga stabilitas, mutu fisik obat, dan sebagai sarana
pengenalan produk kepada masyarakat. Dikenal ada tiga (3) macam kemasan yaitu:
48
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
49
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
50
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
8.4 Brosur
51
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB IX
REGISTRASI PRODUK
52
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
9.2 Persyaratan
1. Nama obat yang diregistrasi dapat mengunakan nama generik atau dagang.
2. Nama generik sesuai dengan International Nonproprietary Names Modified
yang ditetapkan WHO atau nama yang ditetapkan dlaam program kesehatan
nasional.
3. Nama dagang merupakan nama yang diberikan oleh pendaftar sebagai
identitas obat.
4. Nama dagang berdasarkan kajian mandiri dan menjadi tanggung jawab
pendaftar. Kajian mandiri mengacu pada Pedoman Umum Nama Obat.
Apabila tidak sesuai, nama obat tersebut dapat tidak disetujui.
5. Apabila di kemudian hari ada pihak lain yang lebih berhak atas nama obat
yang tercantum dalam izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, pendaftar harus mengganti nama obat.
53
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
54
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
55
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
56
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2. Penolakan
a. Penolakan registrasi disampaikan secara tertulis oleh Kepala
Badan Berupa Surat Penolakan.
b. Dalam hal permohonan registrasi ditolak, biaya registrasi yang
telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
c. Registrasi yang yang ditolak sebagaimana dimaksud pada poin a
dapat diajukan kembali dengan mengikuti tata cara tentang Tata
Laksana Registrasi Obat.
57
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
58
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB X
PEMBAHASAN
59
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Floating tablet adalah bagian dari sistem FDDS (Floating Drug Delivery
System) yang merupakan bentuk sediaan gastroretentive (Gastroretentive Dosage
Form). Sistem penghantaran obat ini memperlama waktu tambat obat di dalam
lambung sehingga meningkatkan bioavailabilitas obat-obat yang site absorpsinya
di lambung. Ketika sistem FDDS ini mengapung, maka obat dilepas perlahan-lahan
dari sistem ini. Hal ini juga menyebabkan terkontrolnya fluktuasi kadar obat dalam
darah (Ghosh et al, 2013). Dalam sistem FDDS sendiri memiliki 2 tipe yaitu Single
Unit Floating Dosage System (Effervescent dan Non Effevescent) dan Multiple
Unit Floating Dosage System (Effervescent dan Non Effevescent). Pemilihan
bentuk sediaan obat yang single unit dengan sistem effervescent untuk famotidin
didasarkan pada pembuatan yang mudah, sederhana serta tidak mengurangi dari
efek tinggal lama pada lambung (Ghosh et al, 2013).
Pembuatan sediaan floating tablet famotidine di tujukan untuk mengatasi
kekurangan pada aspek farmakokinetik dan farmakodinamik famotidine dengan
tujuan untuk memperlama waktu tinggal obat di lambung yaitu selama 20 – 24 jam
sehingga memaksimalkan dan meningkatkan efektifitas obat pada pasien.
Pendekatan ini juga akan mengurangi efek samping obat yang tidak diinginkan,
menjaga tablet tetap ada apung untuk waktu yang lama di lambung, menunjukkan
waktu tinggal lambung yang lama, menghasilkan pelepasan obat yang terkontrol
dan berkelanjutan sehingga menghasilkan tingkat konsentrasi obat yang konsisten
dalam darah (Kumar et al, 2009).
Dalam pembuatan sistem ini, pemilihan eksipien yang digunakan dalam
formulasi harus mendukung pelepasan obat dengan lambat, sehingga akan
menghasilkan disolusi yang lama. Eksipien yang digunakan harus dapat membuat
sediaan mengapung dengan membentukan matriks yang terhidrasi yaitu berupa gel
menyebabkan difusi secara perlahan sehingga terbentuk pelepasan secara tertunda
(Arora et al, 2005). Dalam sediaan ini dipakai kombinasi antara HPMC K100M
dengan Xanthan Gum. HPMC merupakan polimer sintetis turunan selulosa yang
dapat digunakan sebagai matriks sediaan lepas lambat dengan mekanisme
membentuk lapisan hidrogel dengan viskositas tinggi pada sekeliling sediaan
setelah kontak dengan saluran pencernaan (Sari et al, 2019). Xanthan gum telah
60
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
diteliti secara ekstensif sebagai bahan polimer yang dapat digunakan dalam
beragam teknologi penghantaran obat berupa floating tablet selain digunakan
sebagai agen pembentuk gel, zat penstabil, penangguhan agen, dan agen peningkat
viskositas (Jagdale et al, 2015). Kedua polimer ini merupakan polimer hidrofilik
yang bekerja dengan mekanisme masuknya hidrasi cairan gastrointestinal yang
menyebabkan perenggangan rantai sehingga matriks akan mengembang dan
membentuk lapisan gel. Lapisan gel ini terbentuk dengan adanya crosslinking dan
dapat mengontrol proses difusi cairan ke dalam sistem maupun proses difusi obat
keluar dari sistem sampai pada waktu tertentu (Sari et al, 2019).
Pada sediaan floating tablet famotidine ini, parameter terpenting adalah
daya apung tablet tersebut (buoyancy). Parameter ini ditentukan oleh Floating Lag
Time dan Total Floating Time. Floating Lag Time (FLT) adalah waktu yang
dibutuhkan oleh obat untuk mengapung dalam cairan lambung (Kumar et al, 2009).
Parameter ini akan menunjukkan seberapa cepat obat tersebut mengapung setelah
diminum oleh pasien. Total Floating Time (TFT) adalah total waktu yang
dibutuhkan obat untuk tetap mengapung di permukaan cairan lambung (Kumar et
al, 2009).
Parameter ini menunjukkan seberapa lama daya apung obat tersebut pada
permukaan cairan lambung dan mengeluarkan obat dari matriks sediaan secara
perlahan dan terkontrol. Semakin kecil FLT maka semakin cepat pula waktu yang
dibutuhkan oleh obat untuk mengapung pada permukaan cairan lambung, dan
semakin lama TFT maka obat akan semakin lama mengapung dipermukaan cairan
lambung dan secara konstan melepaskan bahan aktif obat pada area lambung
sehingga dapat meningkatkan absorpsi serta bioavailabilitas obat dalam darah.
Semakin kecil FLT dan semakin lama TFT merupakan karakteristik dari obat
pelepasan terkontrol (Kumar et al, 2009). HPMC pada sediaan tablet ini merupakan
matriks hidofilik dengan viskositas yang sangat tinggi, mempunyai ikatan partikel
sangat kuat, sehingga penyerapan media memerlukan waktu yang lebih lama.
Lambatnya penetrasi media ini juga memperlampat proses reaksi antara komponen
effervescent di dalam tablet sehingga gas CO2 menjadi lama terbentuk dan tablet
lebih lama mengapung (Sari et al, 2019).
61
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
62
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
63
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Untuk kemasan primer, obat dikemas dalam strip berbahan aluminum foil yang
melindungi obat dari cahaya, kelembaban, tekanan mekanis dan juga kontaminan
dari lingkungan. Pada proses ini dilakukan EPC berupa kebocoran blister dan
pengamatan visual kemasan (manual visual inspection).
Metode analisis penetapan kadar Famotidin berdasarkan pada pustaka
Farmakope Indonesia V dan USP 41. Dikarenakan pada Farmakope Indonesia edisi
V dan pada USP 41 tidak ada metode analisis untuk floating tablet famotidine,
dilakukan validasi metode analisis untuk pada sediaan floating tablet famotidine
menggunakan alat High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Parameter
validasi metode analisis yang digunakan adalah linearitas, spesifisitas, akurasi,
presisi, LOD dan LOQ, serta analisa cemaran (impurities).
Selanjutnya, saat mendaftarkan produk ke BPOM, perlu dilampirkan hasil
uji stabilitas produk jadi yang telah dibuat. Dari data tersebut dapat menentukan
waktu kadaluarsa yang nantinya akan dicantumkan pada proses registrasi.
Pengujian stabilitas dilakukan pada 3 batch berturut-turut. Terdapat dua macam uji
stabilitas, yaitu real time test, sediaan disimpan pada suhu tertentu dan kelembaban
tertentu (suhu : 300C ± 20C, RH : 75% ± 5%) ; Time Point : 0, 3, 6, 9, 12, 18, 24
bulan dan selanjutnya dilakukan tes setahun sekali sampai batas shelf-life time. Uji
stabilitas dipercepat dilakukan pada suhu 400C, RH 75% dengan waktu pengujian
sampel minimal 3 titik dalam waktu 6 bulan, yaitu bulan ke-0, 3 dan 6 bulan (Asean
Guideline, 2013). Parameter pengujian untuk uji stabilitas sesuai dengan Asean
Guideline on Stability Study of Drug Product (2013) meliputi pemerian
(appearance), keseragaman bobot, disolusi, kadar, kekerasan, kerapuhan, dan
floating behaviour (floating lag time dan total floating time).
Untuk famotidin floating tablet harus dilakukan pra registrasi dan
registrasi. Produk innovator dari famotidin floating ini belum tersedia sehingga
perlu dilakukan uji bioekivalensi in vivo menurut peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.3.1818 tahun
2005 dengan pembanding tablet konvensional famotidin sebagai syarat registrasi.
64
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
65
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
BAB XI
KESIMPULAN DAN SARAN
11.1 Kesimpulan
Pengembangan produk sediaan obat Famotidine Floating Tablet dapat
dibuat untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada sediaan tablet konvensional
yang meliputi absorbsi obat dalam tubuh dan meningkatkan bioavailabilitas obat
dalam tubuh sehingga dapat membuat obat menjadi lebih efektif dan memberikan
efek terapi yang optimal.
11.2 Saran
Perlu dilakukan pengembangan Floating Tablet Famotidin lebih lanjut dan
juga membuat rancangan validasi proses produksi sehingga didapatkan dokumentasi
proses produksi sediaan ini sesuai spesifikasi yang diharapkan.
66
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
67
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Dave BS, Amin AF, Patel MM. Gastroretentive drug delivery system of ranitidine
hydrochloride: Formulation and in-vitro evaluation. AAPS PharmSciTech
2004;5:Article 34.
Dehghan MH, Khan FN. Gastroretentive drug delivery systems: A patent perspective. Int
J Health Res 2009;2:23-44.
Dias, R., Mali, K., Havaldar, V., & Ghorpade, V. (2015). Preparation of Paracetamol
Granules Aqueous wet granulation.
Dubey, J., & Verma, N. (2013). Floating Drug Delivery System: A Review. International
Journal Of Pharmaceutical Sciences And Research, 4(2320-5148), 2893-2899.
doi: 10.13040/ijpsr.0975-8232.4(8).2893-99
Garg R, Gupta GD. Progress in controlled gastroretentive delivery systems. Trop. J Pharm
Res 2008; 7(3):1055-66.
Ghosh, D., Haque, A., Banu, R., Rahman, M., Miah, S., & Rahman, M. (2013). Floating
Drug Delivery System: A Review. Journal Of Drug Discovery And Therapeutics,
1 (8)(2320 - 4230), 52 - 59.
Ghule, P. N., Deshmukh, A. S., & Mahajan, V. R. 2014. Floating Drug Delivery System
(FDDS): An Overview. Research Journal of Pharmaceutical Dosage Forms and
Technology, 6(3), 174-182.
Guo J., Skinner G.W., Harcum W.W. and Barnum P.E Pharmaceutical applications of
naturally occurring water-soluble polymers; PSTT, 1998; 1: 254-261.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah
Ilmu Kefarmasian. 1(3):117-135
Jagdale S.C., Patil S.A. and Kuchekar B.S Design, development and evaluation of floating
tablets of tapentadol hydrochloride using chitosan; Asian J. Pharm. Clin. Res.,
2012; 5(4): 163-168.
Kayaçetin, S., & Güreşçi, S. 2014. What is gastritis? What is gastropathy? How is it
classified. Turk J Gastroenterol, 25(3), 233-47.
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V., Jakarta, Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta, Depkes RI
Khan, A. D., & Bajpai, M. 2010. Floating drug delivery system: an overview. Int. J.
Pharm Tech Res, 2(4), 2497-2505.
68
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Kiran, R., Shekar, B., & Babu, B. (2013). PREPARATION AND EVALUATION OF FLOATING
TABLETS BY NON AQUEOUS WET GRANULATION METHOD OF FAMOTIDINE .
69
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
70
Makalah Pengembangan Produk Floating Tablet Famotidine 40 mg
Program Pendidikan Profesi Apoteker Periode 110
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Venkataraman, S., & Manasa, M. 2018. Forced degradation studies: Regulatory guidance,
characterization of drugs, and their degradation products-a review. Drug
Invention Today, 10(2).
Venkataraman, S., & Manasa, M. 2018. Forced degradation studies: Regulatory guidance,
characterization of drugs, and their degradation products-a review. Drug
Invention Today, 10(2).
Yasunori Sato, Yoshiaki Kawashima, Hirofumi takeuchi, hiromitsu yamamoto. Euro J
Pharm and Biopharm 2004; 57: 235– 243.
Yuwono, M and Indrayanto, G. 2005. Validation of Chromatographic Metods of Analysis.
Profiles of Drug Substances, Excipients, and Related Methodology, Vol. 21
Zubedi, S. S., & Mohammed, S. 2018. FLOATING TABLETS AND ITS POLYMERS.
Journal of Drug Delivery and Therapeutics, 8(5-s), 16-24
71