9. KETUMBAR
(Coriandrum sativum)
Nama Daerah
Sumatera : Keutumba (Aceh), Ketumbar (Gayo),
Hatumbar (Balak Toba), Penyelang
(Kerinci), Katumba (Minangkabau),
Ketumbar (Melayu)
Jawa : Katuancar (Sunda), Ketumbar (Jawa
Tengah), Katombar (Madura)
Bali : Katumbah
Nusa Tenggara : Katumba (Bima)
Sulawesi : Katumbaii (Gorontalo), Katumbare
(Makasar), Katumbare (Bugis)(2)
Nama Indonesia : Ketumbar (3)
Nama Dagang Internasional : Coriander (4)
Nama Ilmiah : Coriandrum sativum (3)
Nama Usada : Ketumbar, Katumbah (5)
Taksonomi Tanaman
Divisi : Spermatophyte
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Umbellales
Suku : Umbelliferae
Marga : Coriandrum
Jenis : Coriandrum sativum L. (3)
115
Deskripsi
Habitus : Semak, semusim, tinggi 1 m.
Batang : Berkayu, lunak, beralur, berlubang, hijau.
Daun : Majemuk, menyirip, daun berwarna hijau
keputih-putihan, tepi daun berwarna putih.
Bunga : Majemuk, bentuk payung, tangkai panjang 5-10
cm,putih, kelopak bunga berwarna hijau teridiri
dari 5 lembar yang lepas satu sama lain, panjang
2-3 mm, mahkota terdiri dari 5 daun mahkota
berwarna putih.
Buah : Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua
kuning kecoklatan.
Biji : Bulat, coklat.
Akar : Tunggang, bulat, bercabang, putih (3)
Kandungan Kimia
Biji mengandung saponin, flavonoida, tanin, sedangkan minyak atsiri
mengandung d-linalool, geraniol, borneol.(2,3)
Kegunaan
Kegunaan dalam Usada Rare
Dalam Usada Rare, ketumbar digunakan sebagai obat batuk, bayi
sesak napas, anak muntah-muntah, anak sering mencret, dan perut anak
terasa panas.(5)
Kegunaan dalam Masyarakat
Dalam masyarakat, biji ketumbar digunakan sebagai obat masuk
angin, obat sariawan, obat radang lambung, pencernaan kurang baik, obat
pening, obat mual dan haid tidak teratur.(3)
Pada bayi yang sesak napas digunakan daun kalak yang kuning, yang
dicampur bersama daun nyingla, biji ketumbar, dan sedikit air kemudian
diperas, disaring, dan diminum.
c. Anak muntah-muntah
Untuk anak muntah-muntah, digunakan rimpang kencur, rimpang kunir,
majakeling, biji ketumbar, dan garam, semua ditambus, diperas, kemudian
disaring dan diminum.
d. Anak sering mencret
Untuk mengobati mencret digunakan kulit pohon dapdap, kulit pohon suren
dipanggang sebentar, ditambah biji ketumbar, air asahan cendana, kemudian
digunakan sebagai bedak pada kaki.
e. Perut anak terasa panas
Apabila perut anak terasa panas, digunakan daun menuh, dicampur bersama
rimpang kunir warangan, dan biji ketumbar kemudian digunakan sebagai obat
sembur pada bagian perut.(5)
Efek Farmakologi
Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai
Khasiat pada Usada Rare
Belum ditemukan adanya hasil penelitian yang berkaitan dengan
efek farmakologis yang ditimbulkan akibat pemakaian ketumbar sebagai
obat batuk, bayi sesak napas, anak muntah-muntah, anak sering mencret,
dan perut anak terasa panas.
Pada uji toksisitas akut yang dilakukan yakni dengan pemberian ekstrak
etanol buah ketumbar dengan dosis 50-1500 mg/kg, dan dilakukan pengamatan
terhadap hiperaktivitas, grooming, konvulsi, sedasi, hipotermia, dan kematian
dilaporkan tidak terjadi kematian hewan coba sampai dengan dosis tertinggi yakni
1500 mg/kg.(7) Uji toksisitas akut juga telah dilakukan terhadap ekstrak air dan
ekstrak etanol biji ketumbar, dimana setelah 24 jam pemberian kedua ekstrak
tersebut diperoleh dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi yakni untuk
ekstrak air adalah 0,5 g/kg dan untuk ekstrak etanol adalah 5 g/kg. Sedangkan
untuk LD50 yang diperoleh setelah pemberian ekstrak selama 48 jam yaitu untuk
masing-masing ekstrak berturut-turut adalah 0,78 g/kg dan 8,11 g/kg.(9)
Gambar Bagian Tanaman
(A) (B)
Gambar Bunga Ketumbar (A); Daun dan Buah Ketumbar (B)
Pustaka
1. Mus, Cak. tt. Ketumbar. (serial online), (cited 2010 Mar, 10). Available from:
http://www.plantamor.com/index.php?plant=388
2. Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan: Jakarta
3. Hutapea, J.R. 1994. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia 1 Jilid 2. Departemen
Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
4. Eidi, M., A. Eidi, A. Saeidi, S. Molanaei, A. Sadeghipour, M. Bahar, dan K. Bahar. 2006.
Effect of Coriander Seed (Coriandum sativum L.) Ethanol Extract on Insulin Release
from Pancreatic Beta Cells in Streptozotocin-induced Diabetic Rats. Phytotherapi
Research Vol 23 issues 3: pp. 404-406
5. Suwidja, K. 1991. Berbagai Cara Pengobatan Menurut Lontar Usada Pengobatan
Tradisional Bali. Singaraja. Indra Jaya
6. SH, Suliman, B., Elmahdi dan Afaf I. Abuelgasim. 2008. The Effect of Feeding
Coriandrum sativum Fruits Powder on the Plasma Lipids Profile in Cholesterol Fed Rats.
Research Journal of Animal and Veterinary Sciences, 3 : 24-28.
120
7. Dhanapakiam, P., J. Mini Joseph, V.K. Ramaswamy, M. Moorthi and A. Senthil Kumar.
2008. The cholesterol lowering property of coriander seeds (Coriandrum sativum):
Mechanism of action. Journal Enviromental Biology 29 (1) 53-56.
8. Sonika, G., R. Manubala dan J. Deepak. 2010. Comparative Studies on Anti-
Inflammatory Activity of Coriandrum Sativum, Datura Stramonium and Azadirachta
Indica. Asian J. Exp. Biol. Sci., Vol 1 (1) 151-154, 2010.
9. Emamghoreishi, M dan G. Heidari-Hamedani. Sedative-Hypnotic Activity of Extracts
and Essential Oil of Coriander Seeds. Iran J Med Sci, 31 (1) : 22-27, 2006.
10. Hosseinzadeh, Hossein dan Moh. Madanifard. Tt. Anticonvulsant Effects of Coriandrum
Sativum L. Seed Extracts in Mice. (serial online), (cited 2010 May, 4). Available from :
http://www.ams.ac.ir/aim/0034/hosseinzadeh0034.html
11. Emamghoreishi M, Khasaki M and Aazam MF. 2005. Coriandrum sativum: Evaluation
of Its Anxiolytic Effect in The Elevated Plus-Maze. J Ethnopharmacol. 96(3): 365-70.