DIPLOMA III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan.
Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun mudah.
penderita diabetes mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat
sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun , pada
tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengudapnya
dan diantara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur.
dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing
Tingkat prevalensi dari diabetes mellitus sangat tinggi, diperkirakan saat ini
pada tahun 2012 China telah menggeser posisi India sebagai “Ibukota Diabetes
Dunia” dengan jumlah penderita diabetes tercatat mencapai 90 juta orang. Posisi
ketiga diduduki oleh Amerika Serikat dengan jumlah penderita lebih dari 23
juta orang. Dari jumlah ini 10% - 20% sebagai tipe I dan 80% - 90% sebagai tipe
II, dimana penderita merasa sehat, tetapi berisiko untuk mengalami interaksi
Indonesia, prevalensi diabetes di Indonesia pada tahun 2010 yaitu 8,4 juta dari
230 juta jiwa, dan jumlahnya melebihi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030
amerika(www. depkes.co.id).
diantaranya disebabkan karena faktor genetik dan gaya hidup moderen. Seperti
melakukan aktivitas olahraga dan strees yang tinggi ikut meningkatkan resiko
tinggi DM. (Riskesda Kaltim,2008). Bahkan pada tahun 2012,15% dari pasien
penyakit DM dan khususnya Rumah Sakit Islam Samarinda. Data statistik diatas
sejalan dengan data yang diperoleh pada bagian Rekam Medik Rumah Sakit
Islam Samarinda, data pada tahun 2012 (periode Januari – Juni) didapatkan 150
kasus Diabetes Melitus dari 300 penyakit bedah dan syaraf yang terdiri dari DM
ganggren laki-laki 18 dan perempuan 12, DM yang tidak tergantung insulin laki-
tidak spesifik laki-laki 18 dan perempuan 31 (Rekam Medik Rumah Sakit Isalam
Samarinda). .
tahun 2012 menepati urutan ke 8 dari sepuluh besar penyakit di Rumah Sakit
efektif untuk mengobati penyakit diabetes mellitus pada hewan uji kelinci
(Oryctolagus cuniculus).
Adapun maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
perbandingan efektifitas atau daya kerja obat antidiabetes terhadap hewan uji
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh
glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL). Bila DM tidak segera diatasi akan terjadi
Harapan hidup penderita diabetes rata-rata 5-10 tahun lebih rendah dan
risikonya akan PJP adalah 2-4 kali lebih besar (Tjay 2007)
meningkat dan penderita sering berkemih, merasa amat haus, berat badan
menurun dan merasa lelah. Penyebab lain adalah menurunnya kepekaan reseptor
sel bagi insulin (resistensi insulin) yang diakibatkan oleh makan terlalu banyak
C. Diagnosa Diabetes
Dengan adanya gejala klinis atau komplikasi diabetes yang khas (misalnya
Nilai di atas 7,8 mmol/l (pada lambung kosong) pada dua hari berlainan
dianggap positif (WHO). Begitu pula “post-load” di atas 11,0 mmol/l yaitu 2
menurunkan nilai batas (perut kosong) > 6,9 mmol/l. Kriterium post-load
ditiadakan karena tes toleransi glukosa dalam praktek adakalanya tidak dapat
kehilangan energi, turunnya berat badan, serta rasa letih. Tubuh mulai
diasetat, yang membuat darah menjadi asam. Keadaan ini, yang disebut
ketoacidosis dan terutama timbul pada tipe 1, amat berbahaya karena akhirnya
menjadi sangat kurus sering kali juga berbau aseton (Tjay, 2007)
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
diabetes.
Diabetes Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak
F. Uraian Kelinci
1. Klasifikasi Kelinci
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Class : Mamalia
Subclass : Leporinae
Ordo : Iagomarpha
Genus : Oryctolagus
2. Morfologi Kelinci
dengan daun telinga yang tegak ke atas, akan tetapi ada beberapa jenis
hingga hidung di sekitar mata yang panjang. Telinga kelinci besar dan
banyak terdapat berbagai helai bulu mata yang panjang dan lebih kuat
rumputan dan hijau segar dan gigi kelinci tergolong unik dan akan terus
G. Uraian Bahan
Rumus Bangun : OH
OH CH2OH
OH O
OH
memperoleh kalori.
3. Glibenclamide (FI Edisi IV, hal 410 dan Farmakologi dan Terapi)
insulin.
gemuk.
vitamin B12
higroskopik.
6. Renabetic 5 mg
Indikasi : NIDDM
BAB III
METODE KERJA
a. Aquadest
b. Benofomin
c. Glibenclamida 5 mg
d. Glucophage 500 mg
f. Metformin 500 mg
g. Na. CMC
h. Renabetik 5 mg
C. Cara kerja
1. Penyiapan Bahan :
perkamen
perkamen
20 mL
perkamen.
perkamen.
2. Pemberian obat
menit.
g. Kemudian diukur kadar glukosa darah kelinci pada menit ke-30, 60,
dan 90.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
BB Kadar glukosa
Kadar Kadar glukosa darah pada menit ke
Kelinci Vol setelah
No Obat glukosa
(kg) atau Pemberian pemberian
darah awal 30 60 90
Mencit (g) glukosa
Glibenclamide
1 1,4 kg 11,2 mL 131 mg/dL 229 mg/dL 192 mg/dL 136 mg/dL 87 mg/dL
5 mg
Metformin 500
2 21,87 g 0,7 mL 104 mg/dL 198 mg/dL 138 mg/dL 130 mg/dL 155 mg/dL
mg
3 Sari Buah Pare 1,4 kg 11,2 mL 118 mg/dL 166 mg/dL 162 mg/dL 97 mg/dL 105 mg/dL
Na. CMC
4 1,8 kg 14,4 mL 103 mg/dL 157 mg/dL 90 mg/dL 110 mg/dL 114 mg/dL
Glucophage 500
5 1,4 kg 11,2 mL 111 mg/dL 160 mg/dL 221 mg/dL 221 mg/dL 196 mg/dL
mg
200
150
100
50
0
Awal Setelah 30 Menit 60 Menit 90 Menit
Pemberian setelah setelah setelah
glukosa pemberian pemberian pemberian
Obat Obat Obat
BAB V
PEMBAHASAN
Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan
metabolism lemak dan protein juga terganggu (Lat. diabetes = penerusan, mellitus =
manis madu).
Pengobatan DM dibagi menjadi dua cara yaitu pemberian insulin dan oral.
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe
I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat
tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi
Tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan
menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan
keparahan diabetes (tingkat glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum
Pada praktikum ini dilakukan pemberian obat secara oral meliputi pemberian
Sari Buah Pare, serta Na. CMC sebagai kontrol negatif. Cara perhitungan kadar
glukosa darah adalah dengan cara pengambilan sampel darah dengan mengambil
sampel darah pada hewan coba dengan cara pada kelinci, pengambilan sampel darah
dilakukan pada bagian telinga kelinci yaitu dengan cara pertama bagian telinga
kelinci dicukur bersih, kemudian dipilih pembuluh darah yang kecil kemudian
disuntik agar darah keluar kemudian diaambil darah dengan strip yang telah
glukosa normal yaitu kadar glukosa darah normal pada saat puasa (8-10 jam tidak
mengkonsumsi makanan adalah < 100 mg/dL dan kadar glukosa darah normal pada
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa dari pemberian obat diatas
yang memberikan efek yang paling baik sebagai antidiabetik adalah Sari Buah Pare.
Karena hasil akhir pengukuran kadar glukosa darah pada hewan coba yang diberi
Sari Buah Pare adalah 105 mg/dL dimana seperti yang diketahui kadar glukosa darah
normal adalah < 140 mg/dL. Sedangkan pada pemberian obat Glibenclamide yang
juga memberikan hasil yang baik sebagai obat penurun kadar glukosa darah, tetapi
efeknya sangat besar karena kadar glukosa darah setelah pemberian obat ini menjadi
terlalu rendah, begitu pula pada pemberian Renabetik. Sedangkan pada pemberian
obat Rnabetik dan Glucophage setelah menit ke 90, masih menunjukkan kadar
glukosa darah hewan uji masih diatas kadar glukosa darah normal.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
glukosa darah setelah pemberian obat, Sari Buah Pare lebih efektif karena kadar
glukosa darah pada hewan coba setelah pemberian tidak terlalu rendah
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah pada saat pengukuran kadar
glukosa darah sebaiknya darah yang diambil agak banyak agar dapat dideteksi
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Gunawan, Sulistia Gan, dkk. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Sukandar, Elin Yulina, dkk. 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta : PT. ISFI
Penerbitan
Tjay, Tan Hoan, dkk. 2007. Obat – Obat Penting. Jakarta : Gramedia