PHARMACEUTICAL CARE
ASMA BRONKHIALE DI LILY
RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Swasta
No Register : 041234
Jaminan : BPJS
Alamat : Wedung RT 02 / RW 05, Demak
B. SUBJEKTIF
Keluhan utama : Sesak nafas sejak tadi malam dan rasanya ampeg,sesek (+)
Klien mengeluh sesak nafas sejak tadi malam. Batuk disertai sekret kental
yang sulit keluar. Selama dua minggu terakhir ini klien sudah tiga kali
mengalami serangan asma. Bila ada serangan klien terbiasa minum
amoxilin 500 mg dan salbutamol. Karena sesak yang dirasakan tidak
berkurang kemudian klien dibawa ke RSUD Sunan Kalijaga Demak
2
C. OBJEKTIF
1. Tanda Vital
a. IGD
Kondisi umum: Lemah Kesadaran: Compos mentis / sadar
penuh, sesak nafas (+), terdengar suara nafas ( + / mengii ), batuk tidak
bisa keluar sekretnya
TD : 100 /70 mmHg N : 120 x/menit RR : 35 x/menit
T : 36,8⁰C GCS : E4 V5 M6
b. Rawat Inap ruang lily
Kondisi umum: Lemah Kesadaran: Compos mentis / sadar
penuh, sesak nafas ( + ), terdengar suara nafas ( +/ mengii ), batuk tidak
bisa keluar sekretnya.
TD : 120/ 70 mmHg N : 110 x/menit RR : 33 x/menit
T : 36 6⁰C GCS : E4 V5 M6
2. Kondisi klinik
20 november 2020
Parameter 22 23 24
20 21
Nyeri - - - - -
Lemas + + + - -
Sesak + + + - -
3
Batuk + + + + +
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Hb : 11,8 gr %
Ht : 34,4 %
Leuko : 9500 mmk/l
Trombo : 234.000/ui
GDS : 100 mg/dl
Rapid test IgG dan IgM : Non reaktif
b. Foto Rontgen
Tak ditemukan kelainan pada organ jantung dan paru
D. Profil Pengobatan
1. Terapi IGD :
4
E. SOAP
DASAR TEORI
ASMA BRONCHIALE
1.Pengertian Asma
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang mengakibatkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara (Wahid & Suprapto, 2013).
Menurut Murphy dan Kelly (2011) Asma merupakan penyakit obstruksi jalan
nafas, yang revelsibel dan kronis, dengan karakteristik adanya mengi. Asma
disebabkan oleh spasma saluran bronkial atau pembengkakan mukosa setelah
terpajam berbagai stimulus.
2.Etiologi
12
13
a.Genetik
Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya bakat alergi ini
penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan faktor pencetus.
a.Alergen
Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
1)Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu binatang,
serbuk bunga, bakteri, dan polusi.
2)Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan tertentu
seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan sebagainya.
3)Kontaktan, seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris lainnya yang
masuk melalui kontak dengan kulit.
Virus Influenza merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering
c.Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhiasma, perubahan cuaca
menjadi pemicu serangan asma.
d.Lingkungan kerja
13
14
e.Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila sedang
bekerja dengan berat/aktivitas berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma.
Stress Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma, selain
itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala
asma harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres harus diberi
nasehat untuk menyelesaikan masalahnya.(Wahid & Suprapto, 2013).
3.Patofisiologi Asma
Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap rokok,
bulu binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Benda-benda tersebut setelah
terpapar ternyata tidak dikenali oleh sistem di tubuh penderita sehingga dianggap
sebagai benda asing (antigen). Anggapan itu kemudian memicu dikeluarkannya
antibody yang berperan sebagai respon reaksi hipersensitif seperti neutropil,
basophil, dan immunoglobulin E. masuknya antigen pada tubuh yang memicu
reaksi antigen akan menimbulkan reaksi antigen-antibodi yang membentuk ikatan
seperti key and lock (gembok dan kunci). Ikatan antigen dan antibody akan
merangsang peningkatan pengeluaran mediator kimiawi seperti histamine,
neutrophil chemotactic show acting, epinefrin, norepinefrin, dan prostagandin.
Peningkatan mediator kimia tersebut akan merangsang peningkatan permiabilitas
kapiler, pembengkakan pada mukosa saluran pernafasan (terutama bronkus).
Pembengkakan yang hampir merata pada semua bagian pada semua bagian
bronkus akan menyebabkan penyempitan bronkus (bronkokontrikis) dan sesak
nafas.Penyempitan bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar yang masuk
saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen yang dari darah. kondisi ini akan
14
15
berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita pucat dan lemah.
Pembengkakan mukosa bronkus juga akan meningkatkan sekres mucus dan
meningkatkan pergerakan sillia pada mukosa. Penderita jadi sering batuk dengan
produksi mucus yang cukup banyak (Harwina Widya Astuti 2010).
Menurut (Padila, 2013)adapun manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien
asma diantaranya ialah:
a.Stadium Dini
2)Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
2)Wheezing
Stadium lanjut/kronik
15
16
1)Batuk, ronchi
1)Pemeriksaan laboratorium
a.Pemeriksaan Sputum
b)Spiral curshman, yakni merupakan castcell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
b.Pemeriksaan darah
a)Analisa Gas Darah pada umumnya normal akan tetapi dapat terjadi hipoksemia,
hipercapnia, atau sianosis.
16
17
2) Pemeriksaan penunjang
Menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversible, cara tepat diagnosis asma
adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.
17
18
Dilakukan untuk mencari faktor alergen yang dapat bereaksi positif pada asma
secara spesifik
Adanya hipertropi otot jantung (Right Bundle Branch Bockc) Tanda hipoksemia
yaitu sinus takikardi, SVES, VES, atau terjadi depresi segmen ST negatif
f) Scanning paru
Melalui inhilasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma
tidak menyeluruh pada paru-paru(Wahid & Suprapto, 2013)
6.Pencegahan Asma
Menurut Sundaru & Sukamto (2014), usaha-usaha pencegahan asma antara lain:
menjaga kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan faktor
pencetus serangan asma dan menggunakan obat-obat antiasma. Menghindari
alergen pada bayi dianjurkan dalam upaya menghindari sensitisasi atau
18
19
7. Komplikasi
a.Status Asmatikus: suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang
bersifat refrator terhadap pengobatan yang lazimdipakai.
c.Hipoksemia
d.Pneumothoraks
e.Emfisema
f.Deformitas Thoraks
g.Gagal Jantung
19
20
8. Penatalaksanaan
1) Pengobatan farmakologia
(2)Santin/teofilin (Aminofilin)
b. Kromalin
Bukan bronkhodilator tetapi obat pencegah seranga asma pada penderita anak.
Kromalin biasanya diberikan bersama obat anti asma dan efeknya baru terlihat
setelah satu bulan.
c.Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma dan diberikan dalam dosis dua kali
1mg/hari. Keuntungannya adalah obat diberikan secara oral.
20
21
c)Pemberian cairan
21
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Hudak & Gallo, Keperawatan Kritis, Edisi VI,Vol I, Jakarta, EGC, 2001
2. Tucker S. Martin, Standart Perawatan Pasien, Jilid 2, Jakarta, EGC, 1998 Reeves.
Keperawatan Medikal Bedah. Ed 1. Jakarta : Salemba Medika; 2001
3. Halim Danukusantoso, Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Jakarta, Penerbit
Hipokrates , 2000
4. Smeltzer, C . Suzanne,dkk, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol
1. Jakarta , EGC, 2002
5. Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC, 1997
22