PHARMACEUTICAL CARE
COMBUSTIO DI RUANG KENANGA
RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : TN. .L
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
No Register : 248120
Jaminan : Umum
Alamat : Purwosari RT 03 / RT 05, Sayung, Demak
B. SUBJEKTIF
Keluhan utama : Klien mengeluh terasa nyeri pada luka bakar wajah, di
kedua tangan dan kaki serta dada.
Jam 13. 00 WIB pasien mencoba untuk bunuh diri dengan membakar diri,
menyiram bensin di seluruh tubuhnya, kemudian tetangganya tahu menolong
dibawa ke IGD RSUD Demak.
2
4. Riwayat alergi
Pasien tidak ada riwayat alergi,tidak mengonsumsi obat-obatan.
C. OBJEKTIF
1. Tanda Vital
a. IGD
Kondisi umum: Lemah Kesadaran: Compos mentis / sadar
penuh, ada luka bakar pada kedua tangan dan kaki serta dada, wajah
tampak kehitaman bekar terbakar. Luka terasa nyeri
TD : 100/ 65 mmHg N : 104 x/menit RR : 20 x/menit
T : 36⁰C GCS : E4 V5 M6
b. Rawat Inap ruang kenanga
Kondisi umum: Lemah Kesadaran: Compos mentis /
sadar penuh, ada luka bakar pada kedua tangan dan kaki serta dada,
wajah tampak kehitaman bekar terbakar. Luka terasa nyeri
TD : 110/ 70 mmHg N : 88 x/menit RR : 22 x/menit
T : 37,2⁰C GCS : E4 V5 M6
2. Kondisi klinik
18 juli 2020
Parameter 20 21 22
18 19
Nyeri + + + + +
Lemas + + + - -
Pusing + + + - -
Mual - - - - -
Skala nyeri pasien : 4 ( sedang)
Lokasi : Bagian wajah, dada, tangan dan kaki
3
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 18 desember 2020
Darah Rutin
Hb : 19,3 gr%
Ht : 54,9 %
Leuko : 16,1
rb/mmk
Trombo : 550 rb/mmk
Na : 141,7 mmol/L
K : 4,3 mmol/L
Cl : 103,4 mmol/L
Ca : 9,8 mmol/L
Mg : 2,1 mmol/L
4
b. Foto Rontgen
Thorax : Tak ada kelainan
D. Profil Pengobatan
1. Terapi IGD :
a. Infus 2 jalur RL / RL – 30tetes/menit
b. Ceftriaxon 2x 1 gram
c. Ranitidin 2x 40 mg
d. ATS 1 ampul
e. Ketorolac 2x 30 mg
f. DC,NGT,O2 canule 3-5 liter
Keterolac 3x 30 mg i.v √ √ √ √ √
Burnazine 2x / hari zalf √ √ √ √ √
Bioplacenton 2x / hari zalf √ √ √ √ √
6
E. SOAP
(Garamycin) tipis
kanamycin (Kantrex)
paromomycin
(Humatin, Paromycin)
streptomycin
tobramycin (Nebcin,
Tobi)
11
DASAR TEORI
COMBUSTIO
A. PENGERTIAN
Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas,
kimia/radioaktif. (Long, 1996). Combustio atau Luka bakar disebabkan oleh
perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan
melalui konduksi/radiasi elektromagnetik. (Effendi. C, 1999) Kecelakaan arus listrik
dapat terjadi apabila arus listrik dapat terjadi apabila arus/ledakan dengan tegangan
tinggi. Energi panas yang timbul menyebabkan luka bakar pada jaringan tubuh. Pada
luka jenis ini yang khas adalah adanya luka tempat masuk yang menimbulkan
hiperemesis dan ditengahnya ada daerah nekrosis yang dikelilingi daerah pucat
(Junaidi. P, 1997).Metacarpal adalah jari-jari tangan. Tulang metacarpal dapat
bergerak fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi (Junaidi. P, 1997) Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa combustio metacarpal adalah kerusakan
jaringan yang mengenai jari-jari tangan akibat dari aliran listrik yang bertegangan
tinggi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya gosong dan tampak
mencukung serta ditengahnya ada daerah nekrosis yang dikelilingi derah pucat
B. ETIOLOGI
Menurut Hudak Gallo (1996) Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan agen
penyebab antara lain : 1. Termal : Basah (air panas, minyak panas), kering (uap, metal,
api) 2. Listrik : Voltage tinggi, petir 3. Kimia : asam kuat, basa kuat. 4. Radiasi :
termasuk X-Ray Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka
bakar dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas, (misal: suhu
benda yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, api, air panas, minyak panas),
listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran (Effendi. C, 1999)
C. MANIFESTASI KLINIK
11
12
Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka bakar sesuai dengan
kerusakannya :
1. Grade IKerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh
dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut
2. Grade II Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema
subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28 hari
tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputih-
putihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh
sendiri maka perlu Skin graff.
D. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas
tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik, derajat luka
bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan yang
terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar
mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung
pada penyebabnya. Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk
kedalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan
elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga
terjadi perpindahan cairan dari intravaskular ke ekstravaskuler melalui kebocoran
kapiler yang berakibat tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein
plasma. Kemudian terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok
hipovolemik apabila tidak segera ditangani (Hudak dan Gallo, 1996).
Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke ginjal dan GFR
(Rate Filtrasi Glomerular) akan menurun sehingga haluaran urin meningkat. Jika
resusitasi cairan untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal
dan apabila resusitasi cairan adekuat, maka cairan interstitiel dapat ditarik kembali ke
intravaskuler sehingga terjadi fase diuresis.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doenges M.E (2000) pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah :
12
13
F. PENATALAKSANAAN
1. Resusitasi A, B, C.
a. Pernafasan:
a) Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi.
b) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à iritasi à Bronkhokontriksi
à obstruksi à gagal nafas.
b. Sirkulasi:
gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra
vaskuler à hipovolemi relatif à syok à ATN à gagal ginjal.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
RL : Dextran = 17 : 3
13
14
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
Hari kedua:
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
5. Nutrisi
Penderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan kualitas yang berbeda dari orang
normal karena umumnya penderita luka bakar mengalami keadaan hipermetabolik.
14
15
Kondisi yang berpengaruh dan dapat memperberat kondisi hipermetabolik yang ada
adalah:
Umur, jenis kelamin, status gizi penderita, luas permukaan tubuh, massa bebas
lemak.
Riwayat penyakit sebelumnya seperti DM, penyakit hepar berat, penyakit ginjal
dan lain-lain
Luas dan derajat luka bakar
Suhu dan kelembaban ruangan ( memepngaruhi kehilangan panas melalui
evaporasi)
Aktivitas fisik dan fisioterapi
Penggantian balutan
Rasa sakit dan kecemasan
Penggunaan obat-obat tertentu dan pembedahan
6. Antibikroba
Dengan terjadinya luka mengakibatkan hilangnya barier pertahanan kulit sehingga
memudahkan timbulnya koloni bakteri atau jamur pada luka. Bila jumlah kuman
sudah mencapai 105organisme jaringan, kuman tersebut dapat menembus ke dalam
jaringan yang lebih dalam kemudian menginvasi ke pembuluh darah dan
mengakibatkan infeksi sistemik yang dapat menyebabkan kematian. Pemberian
antimikroba ini dapat secara topikal atau sistemik. Pemberian secara topikal dapat
dalam bentuk salep atau cairan untuk merendam. Contoh antibiotik yang sering
dipakai :Salep: Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver nitrate, Povidone-
iodine, Bacitracin (biasanya untuk luka bakar grade I), Neomycin, Polymiyxin B,
Nysatatin, mupirocin , Mebo.
15
16
lebih mudah tersensitasi oleh rangsangan. Pada luka bakar derajat II yang dirasakan
paling nyeri, sedangkan luka bakar derajat III atau IV yang lebih dalam, sudah tidak
dirasakan nyeri atau hanya sedikit sekali. Saat timbul rasa nyeri terjadi peningkatan
katekolamin yang mengakibatkan peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan
respirasi, penurunan saturasi oksigen, tangan menjadi berkeringat, flush pada wajah
dan dilatasi pupil.Pasien akan mengalami nyeri terutama saat ganti balut, prosedur
operasi, atau saat terapi rehabilitasi. Dalam kontrol rasa sakit digunakan terapi
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan biasanya
dari golongan opioid dan NSAID. Preparat anestesi seperti ketamin, N2O (nitrous
oxide) digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit seperti saat ganti balut.
Dapat juga digunakan obat
psikotropik sepeti anxiolitik, tranquilizer dan anti depresan. Penggunaan
benzodiazepin dbersama opioid dapat menyebabkan ketergantungan dan
mengurangi efek dari opioid
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition.
J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 – 1328.
16
17
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B. Lippincott
Campany. Philadelpia. Hal. 752 – 779.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd
ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedoketran EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I. Penerbit
Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya. (2001). Pendidikan
Keperawatan Berkelanjutan (PKB V) Tema: Asuhan Keperawatan Luka
Bakar Secara Paripurna. Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
17