PHARMACEUTICAL CARE
ANEMIA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Petani
DX Medis : Anemia
No Register : 248163
Jaminan : BPJS
Alamat : Kunir RT 05 / RW 05,Dempet, Demak
B. SUBJEKTIF
Keluhan utama : Klien mengeluh badannya terasa lemas, mata berkunang –
kunang dan pusing
Sejak tadi malam klien muntah darah 3x sebanyak 1000cc kemudian paginya
klien dibawa ke IGD RSUD Demak karena badannya terasa lemas, pusing dan
mata berkunang - kunang
4. Riwayat alergi
Pasien tidak ada riwayat alergi,tidak mengonsumsi obat-obatan.
C. OBJEKTIF
1. Tanda Vital
a. IGD
Kondisi umum: Lemah Kesadaran: Compos mentis / sadar
penuh, pusing, mata berkunang- kunang, konjungtiva anemis
TD : 95/ 65 mmHg N : 100 x/menit RR : 28 x/menit
T : 36,5⁰C GCS : E4 V5 M6
b. Rawat Inap ruang lily
Kondisi umum: Lemah Kesadaran: Compos mentis / sadar
penuh, pusing, mata berkunang- kunang, konjungtiva anemis
TD : 100/ 70 mmHg N : 95 x/menit RR : 25 x/menit
T : 36⁰C GCS : E4 V5 M6
2. Kondisi klinik
20 desember 2020
Parameter 22 23 24
20 21
Nyeri - - - - -
Lemas + + + - -
Pusing + + + - -
Muntah + - - - -
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 20 desember 2020
Darah Rutin
D. Profil Pengobatan
1. Terapi IGD :
a. Infus RL – 20 tetes/menit
b. Injeksi cefotaxim 2 x 1 gram
c. Injeksi Asam tranexa 3x 1 gram
d. Injeksi Ondancetron 2 x 4 mg
e. Injeksi omeprazole 2 x 40 mg
f. DC,NGT,O2 canule 2 liter
2. Terapi Rawat Inap
Tranfusi darah PRC 3 kolf
desember 2020
Obat Dosis Rute
20 21 22 23 24
Rawat Inap
Cefotaxim 2 x 1gram i.v √ √ √ - -
Asam tranexa 3x 1 gram i.v √ √ √ - -
Omeprazole 2 x 40 mg i.v √ √ √ - -
Ondancetron 2x 4mg i.v √ √ √ √ √
Tambah darah 1x 400mcg p.o √ √ √ √ √
5
E. SOAP
mengatasi anemia
anemia
megaloblasti
k.
Deskrips
Perdarahan Subyektif: Tranfusi Menyalurkan Mengalirkan oksigen dari Interaksi tranfusi Monitoring :
Kondisi lemah PRC 3 kolf /menambah jantung ke seluruh tubuh Tranfusi bisa Tanda vital
Obyektif: darah serta membuang karbon muncul alergi : Cek ulang darah
Muntah darah dioksida dan zat-zat sisa kemerahan, gatal- rutin
3x ( 1000cc ) tubuh. gatal, demam
8
DASAR TEORI
ANEMIA
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit
lebih rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta
jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan
(packed red cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
C. PATOFISIOLOGI
Timbulnya amnemia mencerminkan adanya keggagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misal.berkuranganya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pejanantoksik, invasi tumor, atau kebnyakan penyebab yang tidak diketahui. Sel
8
9
darah merah dapat hilang melalui peradarahan atau hemolisis( destruksi). Pada
kasus yang disebut terakhir, masalahnya dapat akibat defek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahahan sel darah merah normal atau akibat
beberapa faktor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah
merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam sistem retikuloendotelia, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang terbentuk dalam fagosit, akan memasuki aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma ( konsentrasi normalanya 1 mg/ dl atau kurang ;
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera)
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda-tanda umum anemia:
1. pucat,
2. tacicardi,
3. bising sistolik anorganik,
4. bising karotis,
5. pembesaran jantung.
2. Manifestasi khusus pada anemia:
9
10
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb.
Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal:
32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding
capacity meningkat.
2. Indeks eritrosit
3. jumlah leukosit dan trombosit
4. hitung retikulosit
5. sediaan apus darah
6. pameriksaan sumsum tulang
7. Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
Anemia defisiensi asam folat : makro/megalositosis
Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan total naik,
urobilinuria.
Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik
darah tepi ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan.
(Petit, 1997)
F. KOMPLIKASI
10
11
1. Cardiomegaly
2. Congestive heart failure
3. Gastritis
4. Paralysis
5. Paranoia
6. Hallucination and delusion
7. Infeksi genoturia
G. PENATALAKSANAAN
transfusi darah atau injeksi eritropoietin (hormon yang diproduksi oleh ginjal)
sintetik dapat membantu menstimulasi produksi sel darah merah dan
mengurangi rasa lelah.
5. Anemia aplastik. Penanganan anemia jenis ini dapat mencakup transfusi darah
untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Apabila sumsum tulang
mengalami gangguan dan tidak dapat memproduksi sel darah yang sehat, dapat
dibutuhkan transplantasi sumsum tulang.
7. Anemia sel sabit. Penanganan untuk anemia jenis ini dapat mencakup
pemberian oksigen, pengobatan anti-nyeri, serta cairan oral dan intravena,
untuk mengurangi nyeri dan mencegah komplikasi.
H. PENCEGAHAN ANEMIA
Sebagian jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, untuk sebagian jenis
lainnya, beberapa strategi pencegahan yang dapat diterapkan adalah:
1. Mengonsumsi diet yang kaya vitamin dan mineral. Sebagai contoh, anemia
defisiensi besi dan anemia defisiensi vitamin dapat dihindari dengan
mengonsumsi diet yang mencakup berbagai vitamin dan zat gizi, termasuk
zat besi (daging, kacang-kacangan, sereal yang difortifikasi zat besi, dan
sayuran hijau), asam folat (buah-buahan, jus buah, sayuran hijau, kacang
polong, kacang-kacangan, serta produk gandum seperti roti, sereal, pasta,
dan nasi), vitamin B12 (daging, produk susu, sereal yang difortifikasi, dan
produk kedelai), dan vitamin C (buah sitrus, brokoli, tomat, melon, dan
stroberi).
12
13
DAFTAR PUSTAKA
13
14
14