Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN TERAPI SIROSIS

Komplikasi Terapi farmakologi Terapi Non Farmakologi


Ascites 1. Spironolacton (100-400mg/ hari) 1. Diet Garam (90 mmol/ hari)
2. Furosemide (40-160mg/ hari) 2. Paracentesis
3. Amirolide (25-30mg)/ day 3. TIPS (Transjugular Intrahepatic
Portosystemic Shunt)
4. Transplantasi hepar
Hepato enselopathy 1. Lactulose (25ml)  
2. Metronidazole (4x 200mg)
3. Neomycin (1-4g/ dosis terbagi/ hari)
4. Rifaximin (2x 550mg)
Hipertensi Portal 1. Propranolol (20mg/ hari, dosis 1. EVL (Endoscopic variceal ligation)
maksimum 320mg/ hari)
2. Nadolol (40-160mg/ hari)
3. ISMN (10-20/ day, 2 kali sehari)
Spontenaues 1. Cefotaxime (2x 2g) 1. Transplantasi hepar
Bacteria 2. Ceftriaxone (2x 1g) 2. Paracentesis
Peritoneum 3. Ciprofloxacin ( 2x750mg)
4. Ammoxicillin/Amoxiclav (3x100/200)
5. Albumin IV 1,5g  Increase SrCr
Dipiro, 2020; Hepatitis C Online, 2020; Aithal, 2006; Bari and Tsao, 2012
6. Norfloxacin (400mg/ day)
Komplikasi Terapi farmakologi Terapi Non Farmakologi
Variceal Bleeding - Ceftriaxon 1g - TIPS (Transjugular Intrahepatic
- Ciprofloxacin (2x 500mg) Portosystemic Shunt)
- Octreotide - Endoscopy (EVL)
- Vitamin K
- Asam Traneksamat
- Propranolol dan Nadolol  mencegah
rebleeding
Dipiro, 2020; Hepatitis C Online, 2020; Aithal, 2006; Bari and Tsao, 2012
Terapi Non-farmakologi

Paracentesis TIPS
 Penusukan daerah perut untuk  Prosedur bedah untuk menghubungkan
mengumpulkan cairan di peritoneum pembuluh darah vena porta dengan pembuluh
darah vena hepatik di hati.
SOAP
Hematemesis Melena

(S)
Ny. P, 56 tahun, muntah darah, BAB>5x warna coklat, pusing, lemas, mual
Diagnosis : Sirosis hati + hematemesis melena
Riwayat penyakit : hematemesis melena sejak 2 bulan yang lalu

Tanggal
DATA KLINIK
19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5 25/5
Hematemesis
√ √ - - - - -
Melena
Mual √ √ √ √ √ --- --

(O)
Tanggal
Data Lab Nilai Normal
19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5
Hemoglobin 13-18 g/dL  6,6  8,6   Hct dan Hb
Hct 35-45% 22,7 24,2 rendah
180- Trombosit rendah
Trombosit 400.10^3 91000 119000
Assesment Data Pasien, Klinik, dan Laboratorium

1. Trombosit rendah dapat diakibatkan oleh splenomegaly  menyebabkan limfa


menjebak elemen darah seperti platelet, eritrosit (dapat menyebabkan anemia), sel
darah putih (dapat menyebabkan leukopenia).
2. Hct dan Hb ↓ karena pendarahan hebat yang dialami pasien ditambah terjadi
kerusakan koagulasi (karena fungsi hepar dalam membentuk faktor antikoagulan ↓).
Hct yang rendah juga dapat disebabkan dari kehilangan cairan pasien yang
disebabkan oleh diare (Gkamprela, Deutsch and Pectasides, 2017).
3. Hematemesis Melena  pasien dengan sirosis hati mengalami hipertensi porta yang
dapat menyebabkan vena esofagus membesar (esophageal varises)  pembuluh
darah pecah  hematemesis  hipertensi porta juga dapat menyebabkan
haemorrhoids di rectum/anal  melena (BAB berdarah).
4. Mual merupakan manifestasi sirosis non spesifik , dapat disebabkan karena
hipoalbumin
Tinjauan Terapi Hematemesis Melena

Jenis Obat Regimen Tanggal Pemberian Obat


Dosis
19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5
Asam 4 x 500 Ya Ya
Traneksamat mg
IV
Omeprazole IV 2 x 40 Ya Ya Ya
mg
Vitamin K IV 4 x 10 Ya Ya
mg
Antasida Cair 3 x 15 ml Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Ondansetron 2 x 4 mg Ya Ya
IV
Ceftriaxone IV 2 x 1 gr Ya Ya
Tinjauan Terapi Hematemesis Melena
Regimen Indikasi Pada Pemantauan
Tgl Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pasien Kefarmasian
19-20 Ceftriaxon IV 2x1 Profilaksis RR, Suhu, WBC, • Profilaksis antibiotik jangka pendek (maksimum 7 hari)
Mei gram antibiotik dan nadi direkomendasikan untuk tatalaksana variceal bleeding
2010 variceal (DiPiro,2020).
bleeding • Mekanisme : Cephalosporin spectrum luas, menghambat
sintesis dinding sel bakteri.
• Dosis : ceftriaxone 1 g intravenously daily ( DiPiro, 2020)
19-20 Asam IV 4X500 Hematemesis Hb, RBC, HCT, • Untuk menghentikan pendarahan
Mei Traneksamat mg dan melena PLT • Mekanisme : inhibisi konversi plasminogen menjadi
2010 plasmin, dan menghambat pembelahan fibrin sehingga
mengurangi pendarahan.
• Dosis : yang digunakan adalah 0,5- 1 gram sehingga
dosis yang digunakan sudah sesuai (Pabinger et al.,
2017).
19-20 Vitamin K IV 4X10 Hematemesis Hb, RBC, HCT, • Pasien mengalami hematemesis yang disebabkan dari
Mei mg dan melena PLT komplikasi sirosis variceal bleeding. Variceal
yaitu
2010 bleeding disebabkan oleh pembuluh darah kolateral yang
pecah. Mekanisme : Mengaktivasi protrombin dan faktor
Tinjauan Terapi Hematemesis Melena
Regimen Indikasi Pada Pemantauan
Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pasien Kefarmasian
19-23 Antasida Po 3 x15 ml Mual Kondisi umum, • Peningkatan asam lambung dapat menyebabkan mual pada
Mei Cair nyeri lambung pasien. Omeprazole baru bekerja secara maksimum dalam 3
2010 dan hari pemakaian, sehingga dikombinasi dengan antasida.
19-21 Omepra- Iv 2 x 40 mg kesetimbangan penggunaan kedua obat ini sudah sesuai.
Mei zole elektrolit • Mekanisme antasida : anti acidity
2010 • Mekanisme omeprazole : Proton Pump Inhibitor dapat
melindungi mukosa lambung agar tidak terjadi ulseasi.
• Dosis antasida : 1-2 sendok teh (5-10 mL) 3-4 kali sehari
• Dosis omeprazole gastric ulcer 40 mg daily(Gray et al., 2011)
19-20 Ondansetr Iv 2 x 4mg Mual muntah Kesetimbangan • Pasien mengalami mual pada saat MRS. Mekanisme : obat
Mei on elektrolit, antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine3 (5-HT3) selektif yang
2010 kondisi umum dapat berfungsi sebagai obat profilaksis atau empiris anti mual
pasien muntah (Ye, 2001).
• Dosis ondansetron adalah 40 mg (Gray et al., 2011), sehingga
dosis dan indikasi yang dipilih adalah sesuai.
• Pemakaian ondansentron dapat dilanjutkan sampai mual
hilang
Assessment Plan

1. Pasien MRS dengan hematemesis melena, diberikan asam 1. Monitoring keluhan mual dan muntah pasien
traneksamat iv untuk menghentikan pendarahan segera, dan Vit 2. Memonitor kadar HB, Hct, trombositopenia
K untuk mempercepat koagulasi. Pada hari kedua pasien masih untuk mengetahui efektivitas terapi
mengalami hematemesis melena sehingga pemberian asam 3. Monitoring frekuensi BAB dan
traneksamat iv dan Vit K tetap dilanjutkan dan dihentikan pada konsistensinya
hari ke-3 ketika pasien sudah tidak mengalami hematemesis 4. Merekomendasikan terapi anemia apabila
melena kadar HB dan Hct belum mencapai kadar
2. Injeksi ceftriaxone diberikan sebagai profilaksis infeksi karena normal.
variceal bleeding (hematemesis). Pada hari ke-3 penggunaan 5. Memantau kondisi pasien: Apakah ada
injeksi ceftriaxone dihentikan karena pasien sudah tidak recurrence muntah darah dan warna feses
mengalami hematemesis melena. Penggunaan injeksi ceftriaxone 6. Memantau DRP: gangguan pencernaan, sakit
sebagai antibiotic profilaksis variceal bleeding digunakan kepala
maksimal selama 7 hari 7. Menginformasikan perawat tentang cara
3. Antasida cair dan Omeprazole untuk mual, Ondansentron rekonstitusi dan penggunaan asam
digunakan sebagai antiemetikum traneksamat IV, omeprazole IV, dan Vitamin
K IV.
Hipertensi Porta
(S) Diagnosis : Sirosis hati

Terapi yang diberikan


(O) Jenis Obat Regimen
Dosis
Tanggal Pemberian Obat

19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5


Bisoprolol tab 2 x 2.5 mg Ya Ya Ya

Tinjauan Terapi Hipertensi Porta


Tanggal Indikasi
Regimen Pemantauan
Pemberian Obat Rute Pada Komentar dan Alasan
Dosis Kefarmasian
Obat Pasien
21- 23 Mei Bisopr po 2 x 2,5 Hiperte Tekanan • MOA: mengurangi aliran masuk vena portal  penurunan
2010 olol mg nsi darah portal curah jantung melalui blokade β1 -adrenergik
Portal • ESO: pusing, insomnia, ganguan gastrointestinal
• Cara Penggunaan : sehari dua kali satu tablet
• Interaksi : dengan spironolakton
Assessment Plan

• Untuk tatalaksana hipertensi porta digunakan non 1. Merekomendasikan penggantian


selective beta blocker, sedangkan Bisoprolol merupakan bisoprolol menjadi terapi beta blocker
selective beta blocker. Non selective beta blocker non-selektif, misalnya propranolol
digunakan karena memiliki efek di reseptor β-2 yang ada 2. Monitoring gejala hematemesis dan
di vena porta di hepar melena untuk mengetahui efektivitas
pengobatan HT portal
Ascites
(S) Diagnosis : Sirosis hati

Terapi yang diberikan


(O) Jenis Obat Regimen Dosis
19/5 20/5
Tanggal Pemberian Obat
21/5 22/5 23/5 24/5
Spironolakton 2 x 100 mg Ya Ya Ya

Tinjauan Terapi Ascites


Tanggal Indikasi
Regimen Pemantauan
Pemberian Obat Rute Pada Komentar dan Alasan
Dosis Kefarmasian
Obat Pasien
21- 23 Mei Spironol Po 2 x 100 mg Ascites Output urine dan mengurangi penumpukan cairan di peritoneum, salah satunya dengan
2010 akton lingkar perut menggunakan spironolakton. Mekanisme : diuretic hemat kalium
menghambat aldosteron melalui ikatan dengan reseptor yang terletak di
distal tubulus renal.
Dosis : 100- 200 mg/ hari sehingga dosis dan indikasi yang diberikan sudah
sesuai
Assessment Plan

1. Jika pasien mengalami ascites diperlukan diuretic untuk 1. Penggunaan spironolakton bersama
mengurangi penumpukan cairan di peritoneum, salah dengan beta blocker non-selektif dapat
satunya dengan menggunakan spironolakton. Jika tidak memperbaiki kondisi asites pada
ada tanda-tanda ascites spironolakton tidak perlu pasien sirosis hepatik, yaitu tidak hanya
digunakan. mengatasi kelebihan cairan pada
peritoneum, tetapi juga menurunkan
tekanan vena porta. Namun untuk
mengetahui adanya kondisi asites perlu
pengecekan jumlah output urin.
Rehidrasi Cairan
(S) pasien merasa lemas dan pusing, sudah BAB > 5 kali

Terapi yang diberikan


(O) Jenis Obat Regimen Dosis
19/5 20/5
Tanggal Pemberian Obat
21/5 22/5 23/5 24/5
Infus RD 5 2:1 2 x 100 mg Ya Ya Ya

Tinjauan Terapi Rehidrasi Cairan


Tanggal Indikasi
Regimen Pemantauan
Pemberian Obat Rute Pada Komentar dan Alasan
Dosis Kefarmasian
Obat Pasien
19-23 Mei Infus IV Lemas Kesetimbanga Pemberian infus RD5 2:1 sesuai. Pasien mengalami lemas dan
2010 RD5 n elektrolit dan pusing karena banyak cairan yang keluar akibat diare. Diberikan
2:1 kondisi umum infus RD5 yang merupakan cairan infus yang berisi larutan
pasien dextrose yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
glukosa dalam tubuh ketika pasien tidak dapat meminum cairan
yang cukup atau dibutuhkan tambahan dari luar demi menjaga
keseimbangan elektrolit, pemberian energi
Assessment Plan

1. Kandungan : 2 kolf RL (1000cc) dan 1 kolf D5 (500 cc). Nilai 1. Monitoring kondisi lemas dan pusing pasien
kalori dari dekstrosa 5% adalah 170 kcal/L Pasien mengalami 2. Monitoring kadar Na+, K+ dan Cl- pasien
diare sehingga lemas. Oleh karena itu diberikan infus RD 5 2:1 3. Monitoring terkait ESO yang dapat
untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan dektrosa untuk ditimbulkan, misalnya kondisi hipernatremia
menambah asupan kalori
2. Komentar : Kebutuhan kalori harian orang dewasa perempuan
2000kal, laki-laki 2500 kal. Jika tidak ditemukan tanda-tanda
ascites dosis Infus RD 5 dapat dinaikkan menjadi RD 5 2:2
Diare
(S) sudah BAB > 5 kali

Terapi yang diberikan

(O) Nama
Obat
Regime
n Dosis
19/
Tanggal Pemberian Obat

20 21/ 22 23 24 25 DATA LAB


NILAI
TANGGAL

NORMAL 19/5 20/5 23/5


5 /5 5 /5 /5 /5 /5
Tablet 3x1 Ya // Na 133-155 mEq 139
kaolin + K 3.6-5.1 mEq 3.4
Cl 97-113 mEq 105
pektin

Tinjauan Terapi Diare


Tanggal Indikasi
Regimen Pemantauan
Pemberian Obat Rute Pada Komentar dan Alasan
Dosis Kefarmasian
Obat Pasien
19 Mei 2010 Kaolin po 3x1 Diare Kesetimbangan MOA: Kaolin dan Pectin Merupakan Bulk-Forming and Hydroscopic Agents.
Pektin elektrolit, tanda Mekanisme kerja dari obat ini adalah dengan merubah viskositas feses
Tablet dehidrasi sehingga nampak lebih kental. Selain itu obat ini juga dapat mengikat
toksin bakteri terutama enterotoksin dan dapat berikatan dengan garam
empedu.
Cara penggunaan: sehari tiga kali satu tablet
Interaksi : tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan pasien
Assessment Plan

• Pasien MRS dengan diare, diberikan Infus RD5 2:1 untuk 1. Monitor elektrolit
mengatasi dehidrasi pasien, dan memenuhi kebutuhan kalori 2. Frekuensi diare, kepadatan tinja
pasien. Diberikan kaolin-pektin sebagai adsorben untuk 3. Monitor tanda-tanda dehidrasi pada pasien
mengatasi diare
• kaolin-pektin dihentikan tanggal 20 karena pasien sudah tidak
mengalami diare
SBP
(S) -

(O)
Data Klinik Nilai Normal Tanggal
19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5 25
Suhu  36,7 – 37,5 36 36,2 37,5 36,8 36,5 36,8  36
Leukosit 4,5-10,5 x 10^3 /mcL 6,3 x 10^3  5,1 x 10^3

Terapi yang diberikan


Jenis obat Regimen dosis Tanggal pemberian obat (mulai MRS) Bulan Maret
Nama generik 19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5 25/5
Infus Ceftriaxon 2 x 1 gram ✔ ✔ //
Levofloxacin PO 2 x 500 mg ✔ ✔ ✔
Tinjauan Terapi SBP
Indikasi
Tangg Pemantauan
Obat Rute Regimen Dosis Pada Komentar dan Alasan
al Kefarmasian
Pasien
21- 23 Levo- po 2 x 500 mg Profilaksis WBC, RR, nadi, Pasien sirosis rentan mengalami SBP sehingga digunakan
Mei floxacin Spontaneo- dan suhu tubuh levofloxacin sebagai profilaksis SBP.
2010 us Bacteria Mekanisme obat : dapat menembus CNS (golongan
Periotinitis fluoroquinolon), spektrum luas dan dapat menghambat
(SBP) bacterial topoisomerase IV dan DNA gyrase sehingga dapat
digunakan untuk psien SBP.
Dosis yang digunakan untuk pasien SBP adalah 500mg dua kali
sehari, sehingga dosis dan indikasi sesuai (Angeli et al., 2005)
Assessment Plan

• Patogenesis terjadinya SBP yang utama adalah translokasi 1. Interaksi antasida dan levofloxacin  obat
bakteri. Kondisi asites karena adanya penumpukan cairan di tidak diberikan bersamaan (antasida
rongga peritoneum lalu terjadi kebocoran cairan dari usus yang diminum 1 jam sebelum makan, levofloxacin
mengandung banyak bakteri, sedangkan di rongga peritoneum 2 jam setelah makan)
tidak ada proses fagositosis oleh sistem imun. Sehingga bakteri 2. ESO levofloxacin mual  jika mual tidak
sangat mudah berkembang biak dan terjadilah SBP. Levofloxacin teratasi dengan penggunaan antasida dan
digunakan sebagai profilaksis SBP omeprazole, penggunaan ondansentron
dapat dilanjutkan
3. Monitoring tanda-tanda SIRS (nadi, suhu, RR)
dan hasil kultur bakteri
4. Menginformasikan cara rekonstitusi dan
penggunaan obat pada perawat
Ensefalopati Hepatik

(S) -

(O) Terapi yang diberikan


Jenis obat Regimen dosis Tanggal pemberian obat (mulai MRS) Bulan Maret
Nama generik 19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5 25/5
Lactulosa syr PO 3 x 15 ml ✔ ✔ //
Kanamycin syr PO 3 x 15 ml ✔ ✔ //
Tinjauan Terapi Ensefalopati Hepatik
Regimen Indikasi Pada Pemantauan
Tanggal Obat Rute Komentar dan Alasan
Dosis Pasien Kefarmasian
19-20 Mei Lactulosa po 3 x 15 ml Profilaksis Albumin, PT, Fungsi hepar yang menurun untuk metabolisme NH3+ menyebabkan kadar
2010 sirup Hepato PLT, Kadar NH3+ yang tinggi. Cairan yang menumpuk di daerah peritoneum merupakan
enselopathy Fosfat, AST, media tumbuh yang baik dari bakteri usus (e.coli) yang menghasilkan sisa
ALT, mental metabolisme yaitu NH3+ sehingga terjadi over concentration of NH3+. NH3+
19-20 Mei Kanamycin po 3 x 15 ml pasien (pasien dapat menembus sawar darah otak seingga dapat menyebabkan HE.
2010 sirup emosional, Mekanisme Lactulosa untuk profilaksis HE : Lactulosa merupakan polimer
melindur, laktosa dan merupakan monomer dari gula. Monomer gula tersebut dapat
asterixis) menjadi donor elektron sehingga menjadi NH4 dan keluar melalui urine.
(DiPiro, 2020) Dosis lactulose sirup : 15-30 ml 2 – 4x sehari
Mekanisme kanamycin untuk profilaksis HE : kanamycin merupakan AB yang
hidrofil sehingga tidak bisa terabsorbsi kedalam tubuh dan akhirnya dapat me-
eradikasi bakteri di peritoneum sehingga kadar NH3+ turun didalam tubuh
Dosis kanamycin ; 15 mg/kg/hari
DRP Kanamycin : tidak ditemukannya data dosis kanamycin syrup di literature
dapat ditanyakan ke klinisi.
Jika terjadi defisiensi Zn pasien dapat diberikan suplementasi Zinc karena Zinc
adalah cofactor dari enzim siklus urea dan penting untuk detoksifikasi ammonia
(hanya diberikan pada pasien yang defisiensi Zn) (DiPiro, 2020).
Assessment Plan
• Pemberian Lactulosa sirup dan kanamycin pada pasien dengan diagnosis 1. Monitoring data laboratorium albumin,
sirosis hati sesuai sebagai profilaksis ensefalopati hepatik.
• Jika terjadi defisiensi Zn pasien dapat diberikan suplementasi Zinc karena SGOT, SGPT
Zinc adalah cofactor dari enzim siklus urea dan penting untuk detoksifikasi 2. Monitoring kadar ammonia untuk
ammonia (hanya diberikan pada pasien yang defisiensi Zn) (DiPiro, 2020). mengetahui efektivitas terapi
3. Monitoring terkait ESO berupa dehidrasi,
diare, mual, muntah, flatulens yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien
4. Monitoring serum kreatinin untuk mengatur
dosis kanamycin
5. Mengkonfirmasi kepada tenaga medis yang
bersangkutan terkait regimen dosis
Kanamycin
6. Monitor tanda-tanda HE seperti mental
pasien (pasien emosional, melindur,
asterixis) (DiPiro, 2020)
Monitoring
Parameter Tujuan monitoring
Pendarahan (Hb, Trombosit, HCT) Untuk mengetahui efektifitas obat injeksi vit k, asam traneksamat.
Kadar feritin, transferin, dan hepsidin Untuk mengetahui pasien mengalami anemia ( iron deficiency) atau tidak 
pertimbangan preparat iron
Elektrolit dan lingkar perut untuk mengetahui efektivitas spironolakton dan tanda-tanda ascites
Tanda infeksi ( Suhu, Nadi, RR, Leukosit) Untuk mengetahui efektivitas antibiotik (ceftriazone, kanamisin, levofloxacin)
Frekuensi mual dan nyeri lambung Untuk mengetahui efektifitas ondansentron sebagai anti mual dan efektivitas
omeprazole, antasida sebagai obat untuk mengatasi stress ulcer.
Ascites, urine berwarna gelap, Untuk mengetahui pasien mengalami hepatorenal syndrome.
menurunnya jumlah urine, jaundice
Elektrolit Kadar kalium pasien pada saat awal MRS kurang dari normal, sehingga diperlukan
monitoring kadar kalium pasien dan mengetahui efektifitas penggunaan infus D5.
Terapi diuretik dihentikan pada pasien yang mengalami enselopathy tidak terkontrol
dan severe hiponatremia (<serum natrium 120mEq/L)
Gula darah pasien Monitor jika terjadi hipo/hiperglikemi  untuk mengetahui bahwa pasien
mengalami endocrine dysfunction
Nyeri dada, kesulitan bernafas, lemah, Monitor pulmonary insufficiency
dan aritmia
Frekuensi BAB Untuk mengetahui terjadinya diare atau konstipasi yang diakibatkan oleh ESO
Monitoring
Parameter Tujuan monitoring
Tekanan darah, detak Untuk mengetahui jika terjadi eso propanolol seperti bronkospasme, gagal
jantung (HR) jantung.
Serum elektrolit Untuk mengetahui jika terjadi eso obat spironolakton (gangguan elektrolit,
(potasium), SCr serum dehidrasi, renal insuficienci, dan hipotensi).
creatinin, blood urea Serum elektrolit juga digunakan untuk mengetahui terjadinya eso laktulose
nitrogen, dan BP (gangguan elektrolit).
tekanan darah
Serum kreatinin Diuretik dihentikan ketika pasien mengalami renal insufficiency (Serum
creatine >2mg/dL)
Melakukan monitoring Oleh karena itu, diperlukan monitoring terhadap penggunaan obat-obatan
terhadap ESO: tersebut. jika eso muncul pada penggunaan kanamisin, obat dapat diganti.
• kanamisin → Sedangkan untuk mengatasi mual (levofloxacin) → obat dapat diberikan 1
gangguan pada jam sebelum makan.
pendengaran.
• levofloxacin → mual
Konseling Perawat

Obat Konseling
Infus Cara Rekonstitusi :
Ceftriaxon 1. Melarutkan 1 g Ceftriaxon dengan 9,6 ml WFI didapatkan konsentrasi 100mg/ml selanjutnya larutan
(iv) , 2x1 dicampur
gram kedalam infus hingga didapat konsentrasi kurang dari atau sama dengan 40mg/ml
2. Larutan harus bening, periksa secara visual untuk melihat adanya partikel atau perubahan warna
sebelum
diinjeksikan. Jika terdapat partikel / perubahan warna, maka harus dibuang.
3. Berikan secara infus intermiten 15-30 menit.
Infus asam Sediaan : 1 ampul mengandung Asam Traneksamat 100 mg/ml (500 mg/5 ml)
traneksama Cara pemberian :
t (iv), 1. Mengambil 5 ml Asam Tranexamat dari sediaan ampul.
4x500mg 2. Larutan harus jernih dan tidak berwarna. Periksa jika ada partikulat atau perubahan warna secara
visual sebelum disuntikkan.
3. Berikan melalui injeksi IV dengan kecepatan 1mL / menit (100 mg / menit).
Vitamin K Cara pemberian Vitamin k (10mg/mL larutan, mixed micelles vehicle setiap 1-mL ampoules)
(iv), 1. Mengambil 1 ml Vitamin K dari sediaan ampul.
4x10mg 2. Larutan injeksi harus jernih dan tidak berwarna. Periksa jika ada partikulat atau perubahan warna
secara visual sebelum disuntikan
3. Berikan melalui suntikan IV selama 3--5 menit.
Gray et al, 2011
Konseling
Obat Konseling
Omeprazole (iv), Sediaan : 1 vial mengandung 40 mg serbuk injeksi Omeprazole dengan disertai
2x40mg 10 ml pelarut khusus dalam ampul.
Cara pemberian :
1. Larutkan 40 mg Omeprazole dalam 10 ml pelarut dalam vial.
2. Segera keluarkan udara sebanyak mungkin dari vial kembali ke dalam spuit,
untuk mengurangi tekanan positif dan tambahkan sisa pelarut ke dalam vial.
3. Putar dan kocok vial untuk memastikan semua bubuk larut.
4. Larutan harus jernih dan tidak berwarna. Periksa jika ada partikulat atau
perubahan warna secara visual sebelum disuntikan
5. Berikan dengan suntikan IV selama 5 menit dengan kecepatan maksimal 4
ml/menit
Ondansentron Cara pemberian ondansentron (2mg/mL solution in 2-mL ampul)
(iv), 2x4mg 1. Mengambil 2 m dari dalam ampul.
2. Larutan injeksi harus jernih dan tidak berwarna. Periksa jika ada partikulat
atau perubahan warna secara visual sebelum disuntikan
3. Berikan melalui suntikan IV setidaknya selama 30 detik dan sebaiknya
selama 2--5 menit. Gray et al, 2011
Konseling
PASIEN
Obat Konseling
Lactulose Indikasi : dapat menyerap NH3→ terapi HE
sirup, Aturan pakai : diminum tiga kali sehari 15 ml, pada pagi, siang dan malam, 2 jam setelah
3x15ml makan (menghindari interaksi dengan antasida)
Cara penyimpanan : disimpan di tempat yg sejuk dan terhindar dari sinar matahari

Kanamicyn, Indikasi : antibiotik


3x15ml Aturan pakai : diminum tiga kali sehari 15 ml, pada pagi, siang dan malam, setelah makan
Cara penyimpanan : disimpan di tempat yg sejuk dan terhindar dari sinar matahari
Kaolin pektin Indikasi : untuk menyerap bakteri dan racun di saluran pencernaan/ mencegah diare
tab, 3x1 Aturan pakai : diminum tiga kali sehari 1 tablet , pada pagi, siang dan malam, setelah makan
Cara penyimpanan : disimpan di tempat yg sejuk dan terhindar dari sinar matahari
Antasida Indikasi : untuk menurunkan asam lambung, untuk mengatasi ESO obat-obatan yang
cair, 3x15ml bersifat asam.
Aturan pakai : diminum tiga kali sehari 15 ml, pada pagi, siang dan malam, 1 jam sebelum
makan
Cara penyimpanan : disimpan di tempat yg sejuk dan terhindar dari sinar matahari
MIMS, MedScape
Konseling
Obat Konseling

Levofloxacin, Indikasi : antibiotik (spektrum luas), untuk mencegah dan mengobati SBP
2x500mg dan HE yang dapat diakibatkan oleh adanya bakteri yang bermigrasi.
Aturan pakai : diminum dua kali sehari 1 tablet (500mg), pada pagi, dan malam,
2 jam setelah makan (menghindari interaksi dengan antasida)
Cara penyimpanan : disimpan di tempat yg sejuk dan terhindar dari sinar matahari

Spironolakton, Indikasi : diuretik (gol. Hemat kalium) →


2x100mg ↓↓ penumpukan cairan.
Aturan pakai : diminum dua kali sehari satu tablet (100mg), pada pagi, dan
malam, sesudah makan
Cara penyimpanan : disimpan di tempat yg sejuk dan terhindar dari sinar matahari

Propanolol Indikasi : Menurunkan HT portal


(perOral), Aturan pakai : diminum dua kali sehari l tablet (10mg), pada pagi dan malam,
setelah makan
2x10mg
Cara penyimpanan : disimpan di tempat yg sejuk dan terhindar dari sinar matahari

MIMS, MedScape
DAFTAR PUSTAKA

 Angeli, P., Guarda, S., Fasolato, S., Miola, E., Craighero, R., Del Piccolo, F., Antona, C.,
Brollos, L., Franchin, M., Cillo, U., Merkel, C., Gatta, A. Switch therapy with ciprofloxacin vs.
intravenous ceftazidime in the treatment of spontaneous bacterial peritonitis in patients
with cirrhosis: similar efficacy at lower cost. Alimentary Pharmacology & Therapeutics
23.p.75-84
 Dipiro, J.T., Yee, G.c., Posey, M.C. 2020. Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach.
11th edition. McGraw-Hill Companies, USA.
 Gkamprela E, Deutsch M, Pectasides D. Iron deficiency anemia in chronic liver disease:
etiopathogenesis, diagnosis and treatment. Ann Gastroenterol. 2017;30(4):405-413.
doi:10.20524/aog.2017.0152
 Gray, A., Wright, J., Goodey, V., Bruce, L. 2011. Injectable Drugs Guide. Royal
Pharmaceutical Society of Great Britain, London, UK.
 Pabinger, I; Friesman, D; Schochi, H; Streif, W; Toller, W. Tranexamic acid for treatment
and prophylaxis of bleeding and hyperfibrinolysis. Wien Klin Wochenschr. 129:303–316

Anda mungkin juga menyukai