Anda di halaman 1dari 39

-Chariztabella D.

(I4C019063) -Tri Handayani (I4C019091)


-Dwita Yan M.W (I4C019064) -Umi Salmah (I4C019104)
-Nurul Hamidah R. (I4C019078) -Alfiani Nur A (I4C019105)
-Rahmad Dhani (I4C019079) -Maldini N.D (I4C019110)
-Ayu Ratnawati (I4C019090)
Patogenesis Singkat AAL+ Anemia
Patogenesis Singkat AAL+ Anemia

(Solomon et.al, 2017 dan Isnaini S.A et al., 2016)


Manifestasi Klinis AAL Secara Umum
c) Trombostiopenia
a) Anemia
Bruising, timbulnya bercak kemerahan pada kulit
Pusing, nafas pendek selama kegiatan “petechiae”, mimisan, gusi berdarah, adanya darah
normal fisik, lemas,kulit pucat. pada urine

b) Leukopenia d) Hiperurisemia

Demam infeksi. Dilihat dari kadar asam urat dalam darah

e) Lain-lain

Keringat dingin, rasa tidak nyaman persendian,


pembesaran kelenjar getah bening, rasa sakit
diantara tulang rusuk, hilangnya berat badan
(Raetz, 2018; Leukemia and Lymphoma Society, 2018) secara tiba-tiba atau nafsu makan.
Patofisiologi Hiperurisemi

(Leukemia and Lymphoma Society, 2018)


Etiologi LLA
Penyebab pasti LLA tidak diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
pasien terkena LLA, antara lain:

a) Penyakit LLA terkadang dikaitkan dengan gangguan genetik,


b) Faktor lingkungan yang memperberat resiko LLA adalah paparan radiasi ion dan
elektromagnetik.
c) Adanya infeksi virus yang dihasilkan pada masa prenatal (Influenza dan varicella).

(Permono, 2005).
Profil Pasien
NAMA/ USIA An. F/ 13 tahun (BB = 54 kg, TB = 155cm

ALAMAT -

DIAGNOSA AWAL ALL-L2 sejak 2 Agustus 2020

DIAGNOSA AKHIR ALL-L2

MRS/ KRS 21 September 2020

ALASAN MRS Untuk melakakukan kemoterapi minggu ke-4

STATUS PASIEN -
Catatan Perkembangan Pasien
Tanggal Perkembangan pasien (Subjective + Objective

21/09/2020 Mual muntah (-)


H1 Hb = 8,6 Cl = 106 Albumin = 4,0
WBC = 16,54. 10³ Ca = 8,9 pH GDS = 98
PLT = 152. 10³ pH = 4,3 Ureum = 11,7
Na 135 SGOT = 29 Kreatinin = 0,63
K = 3,6 SGPT = 17 Asam Urat = 6,5

22/09/2020 Suhu = 36,8


H2 Nadi = 92
Rr = 24

23/09/2020 Suhu = 36,8


H3 Nadi = 92
Rr = 24

24/09/2020 Suhu = 36,8


H4 Nadi = 92
Rr = 24

22/09/2020 Suhu = 36,8


H5 Nadi = 92
Rr = 24
Data Klinis
Parameter Nilai Normal 22/9 23/9 24/9 25/9
H2 H3 H4 H5

Suhu 36,6 - 37,2°C 36,8 36,6 36,7 36,8

Nadi 80 – 90x/ menit 92 90 90 90

RR 20 – 30x/ menit 24 22 24 22
Data Laboratorium
Data Nilai Normal 21/9/2020 Data Nilai Normal 21/9/2020
Laboratorium H1 Laboratorium H1

Hb 13-16 g/dL 8,6 g/dL SGOT 15 - 40 U/L 29

WBC 4,5 - 13,5. 10³ 16,54. 10³ SGPT 10 - 55 U/L 17

PLT 150 - 450. 10³ 152. 10³ Albumin 3,7 - 5,0 4,0

Na 135 - 145 mmol/L 135 GDS < 200 mg/dL 98

K 3,5 - 5,5 mmol/L 3,6 Ureum 5 - 25 mg/dL 11,7

Cl 95 - 105 mmol/L 106 Kreatinin 0,12 - 1,06 mg/dL 0,63

Ca 8,8 - 10,6 mg/dL 8,9 Asam Urat 2,0 - 5,0 mg/dL 6,5

pH 7,35 - 7,45 4,3


Profil Pengobatan Pada Saat Masuk Tangal Pemberian Obat (MRS)

Rumah Sakit Obat Rute Dosis


21/9 22/9 23/9 24/9 25/9

Infus Dextrose 5% + NS 0,9% IV 500 cc/hari ✓ ✓ ✓

Vincristin IV 2mg ✓

Methotrexate 15 mg + Dexamethason 1 ml IT Metotrexate 15mg ✓


Dexamethason 1 ml

Daunorubisin IV 45 mg ✓

L-asparaginase IV 11.250 IU ✓ ✓

Ondansentron IV 3 x 4mg ✓ ✓

Multivitamin PO 1x1 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Sukralfat PO 3 x 2 cth ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Allupurinol PO 2 x 270mg ✓ ✓ ✓

Dexamethason PO 0,5mg 10-6-2 tab ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Transfusi PRC IV 1 x 300 cc ✓


Problem Medis

Problem Medis 1 = Leukemia Limfloblastik Akut (LLA)

Problem Medis 2 = Anemia


Problem Medis-Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA)
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

Ondansetron 0.15 3 x 4 mg -Indikasi: Pencegahan mual dan muntah Tidak terdapat -Monitoring Efektifitas:
iv mg/kg/dose terkait dengan kemoterapi kanker interaksi yang Dapat dilihat dengan tidak
diberikan 30 emetogenik sedang (DIH ed 17). spesifik antara adanya kejadian mual dan
menit -Mekanisme Obat: Mekanisme Aksi ondansetron muntah pada pasien
sebelum Antagonis reseptor 5-HT3 selektif, dengan pengobatan setelah kemoterapi.
kemoterapi, memblokir serotonin, baik secara perifer kemoterapi (DIH -Monitoring Efek
4 dan 8 jam, pada terminal saraf vagal dan secara terpusat ed 17). Samping:
atau tiap 12 di zona pemicu kemoreseptor (DIH ed. 17). Sakit kepala, pusing,
jam (DIH ed -DRP: Underdose konstipasi (DIH ed 17)
17; POGO, Pasien mendapatkan terapi Ondansetron
2012). dengan regimen dosis 3 x 4 mg pada tanggal
23/9-24/9 (hari kemoterapi). Berdasarkan
literatur, dosis ondansetron iv untuk
pencegahan mual muntah terkait terapi
kemoterapi emetogenik sedang pada pasien
pediatri yaitu 0,15 mg/kg/dosis. Maka pada
pasien dengan BB 54 kg dosis ondansetron
yang di efektif untuk pasien yaitu 8,1
mg/dosis (DIH ed 17; POGO, 2012).
DIH, 2009

(POGO, 2012).
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

Methotrexate + Methotrex Methotrexat -Indikasi : Sebagai CNS prophylaxis yaitu Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:
Dexamethason ate: 10-15 e 15 mg + terapi untuk mencegah penyakit sistem saraf interaksi yang Dapat dilihat dengan tidak
(I.T) mg Dexametha pusat atau kekambuhan/relapse (NCCN, spesifik antara adanya penyakit sistem
(Jimenez, sone 1 ml 2020). methotrexate dan saraf pusat dan
2017). (5 mg) -Mekanisme Obat: Membersihkan sel-sel dexamethasone kekambuhan kanker
Anak > 9 leukemia di dalam lokasi yang tidak dapat dengan pengobatan setelah remisi.
tahun : 15 diakses dengan sistemik kemoterapi karena kemoterapi (DIH
mg (WHO, adanya sawar darah-otak (Blood-brain ed 17). -Monitoring Efek
2008). barrier) (NCCN, 2020). Samping:
-DRP: Tidak ada DRP (Terapi diberikan Methotrexate :
Dexameth sesuai plan) Mukositosis, nefrotoksik,
asone: 5 Terapi Methotrexate 15 mg + hepatotoksik, dan
mg Dexamethasone 1 ml (5 mg) diberikan pada ensefalopati (Cooper dan
(Jimenez, tanggal 23/9. Patrick, 2015).
2017). Profilaksis CNS diberikan pada pasien di Dexamethasone :
setiap fase terapi ALL dari induksi, hipertensi, hiperglikemi
konsolidasi dan fase pemeliharaan (NCCN, (DIH ed 17)
2020).
(WHO, 2008).

(NCCN, 2020).

(Jimenez, 2017).
Tujuan Terapi
Nama Obat/ Dosis
Dosis
Terapi yang yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka
Diberikan Diberikan

Dexamethasone 6 mg/m2 10-6-2 tab -Indikasi : Digunakan pada terapi Acute Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:
P.O /hari (0.5mg) Lymphoblastic Leukemia (ALL) (NCCN, interaksi yang Keberhasilan kemoterapi,
(Widjayanto 2020). Membunuh lymphoblast dan spesifik antara dilihat dari hasil remisi sel
et al, 2017) menurunkan kejadian yang melibatkan dexamethasone kanker : monitoring sel
sistem saraf pusat (Widjayanto et al, 2017). dengan pengobatan leukemik blast < 5% di
-Mekanisme Obat: Dexamethasone kemoterapi (DIH bone marrow, bebas dari
membunuh sel lymphoid leukemia dengan ed 17). leukemik blast di cairan
aktivasi autofagi yang kemudian mengarah serebrospinal leukosit
kepada disfungsi dan selanjutnya dalam batas normal dan
menyebabkan apoptosis/kematian sel tidak ada tanda gejala
(Laane, et al, 2009). ALL (PAAL, 2008).
-DRP: Tidak ada DRP (Terapi diberikan
sesuai plan) -Monitoring Efek
Samping:
Infeksi oral candida,
hiperglikemi, gangguan
tidur (Fletcher & Murray,
2009; DIH ed 17)
(Widjayanto et al, 2017)

(Laane, et al, 2009).


Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis yang
Terapi yang Dosis Pustaka Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Diberikan
Diberikan

Vincristin IV 2 mg -Indikasi: Digunakan pada terapi Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:


Dosis untuk Keberhasilan kemoterapi,
leukemia, (DIH ed 17). interaksi antara
anak-anak >10 -Mekanisme Obat: Mekanisme Aksi Vincristine dengan
dilihat dari hasil remisi sel
kanker : monitoring sel
kg atau Mengikat tubulin dan menghambat pengobatan kemoterapi leukemik blast < 5% di bone
BSA/m2: 1-2 pembentukan mikrotubulus, oleh karena lainnya (DIH ed 17). marrow, bebas dari leukemik
itu, menahan sel di metafase dengan blast di cairan serebrospinal
mg/m2, dapat leukosit dalam batas normal
meng ganggu pembentukan spindel
diulang sekali dan tidak ada tanda gejala ALL
mitosis; itu khusus untuk fase M dan S. (PAAL, 2008).
seminggu Vincristine juga dapat mengganggu -Monitoring Efek Samping:
selama 3-6 sintesis asam nukleat dan protein dengan Dermatologi: Kerontokan
menghalangi pemanfaatan asam glutamat. rambut (20%-70%) (DIH ed.
minggu ; dosis 17). Fungsi neurologis pasien.
-DRP: tidak terdapat DRP (terapi
tunggal Pemantauan nilai laboratorium
diberikan sesuai plan) (elektrolit serum, serum Na,
maksimum: 2 Terapi vincristine dapat diberikan pada asam urat, fungsi hati, dan
mg (DIH ed. fase induksi 2 mg i.v. hitung darah lengkap,
. pemantauan untuk tanda dan
17). gejala neuropati perifer (Below
dan Joe, 2020).
Dosis Vincristin (DIH, 2009)
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

Daunorubicin 30 mg/m2 Intra Vena -Indikasi: Digunakan pada terapi acute Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:
45 mg lymphocytic (ALL) and nonlymphocytic interaksi antara Keberhasilan kemoterapi,
pada hari (ANLL) leukemias (DIH ed 17). dilihat dari hasil remisi sel
ke-1 setiap Daunorubicin
-Mekanisme Obat: Mekanisme Kerja kanker : monitoring sel
Penghambatan sintesis DNA dan RNA dengan pengobatan leukemik blast < 5% di
minggu
dengan interkalasi antara pasangan basa kemoterapi lainnya bone marrow, bebas dari
hingga 4-6
DNA dan dengan obstruksi sterik. (DIH ed 17). leukemik blast di cairan
siklus Daunomycin menyela pada titik-titik serebrospinal leukosit
(Widjayanto pelepasan lokal dari heliks ganda. Meskipun dalam batas normal dan
et al, 2017) mekanisme pastinya tidak jelas, namun tidak ada tanda gejala
tampaknya pengikatan langsung ke DNA ALL (PAAL, 2008).
(interkalasi) dan penghambatan perbaikan -Monitoring Efek
DNA (penghambatan topoisomerase II) Samping:
mengakibatkan blokade sintesis DNA dan Kardiotoksisitas, warna
RNA serta fragmentasi DNA (DIH ed 17). urin menjadi merah, mual
-DRP: tidak terdapat DRP (terapi muntah ringan,
diberikan sesuai plan) trombositopenia , anemia
Terapi daunorubicin dapat diberikan pada (Cooper & Patrick, 2015;
fase induksi minggu ke-4 45 mg i.v. DIH ed. 17)
.
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

L- 6000 IV 11.250 -Indikasi: Terapi pada acute lymphocytic Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:
asparaginase units/m2/dos IU leukemia (ALL) (DIH ed 17). interaksi antara L- Keberhasilan kemoterapi,
e3 -Mekanisme Obat: Mekanisme Aksi Asparaginase dilihat dari hasil remisi sel
Asparaginase menghambat sintesis protein dengan pengobatan kanker : monitoring sel
kali/minggu dengan menghidrolisis asparagin menjadi kemoterapi lainnya leukemik blast < 5% di
untuk 6-9 asam aspartat dan amonia. Sel leukemia, (DIH ed 17). bone marrow, bebas dari
dosis atau terutama limfoblas, membutuhkan asparagin leukemik blast di cairan
1000 eksogen; sel normal dapat mensintesis serebrospinal leukosit
units/kg/hari asparagine. Asparaginase adalah siklus dalam batas normal dan
untuk 10 hari khusus untuk fase G1 (DIH ed 17). tidak ada tanda gejala
-DRP: Overdose ALL (PAAL, 2008).
(DIH ed 17).
Pasien mendapatkan terapi L-asparaginase
11.250 IU/doses dan diberikan 2 hari pada -Monitoring Efek
tanggal 23/9-24/9. Sedangkan berdasarkan Samping:
dosis pustaka (DIH ed 17) 6000 unit/m2/dosis Hipersensitivitas,
dengan BSA pasien 1,5 m2 maka dosis L- pancreatitis, reaksi alergi,
asparaginase yang seharusnya diberikan trombosis (Cooper &
adalah 9.000 IU/dosis Patrick, 2015; DIH ed.
17)
Dosis L-asparaginase (DIH, 2009)
(Widjayanto et al, 2017)
(PAAL, 2008).
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

Asam Folat PO: 0,4 1x1 po -Indikasi: Treatnent untuk pasien anemia Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:
macrositik/ megaloblastic (DIH 17th ed) interaksi antara Pemantauan kadar Hb dan
mg/hari -Mekanisme Obat: Asam Folat dengan kondisi fisik pasien yang
(DIH 17th Pembentukan sejumlah koenzim dalam obat kemotreapi tidak mengalami tanda-
Ed) banyak sistem metabolisme, terutama untuk lain (DIH 17th tanda anemia lagi
sintesis purin dan pirimidin; diperlukan ed). -Monitoring Efek
untuk sintesis nukleoprotein dan Samping:
pemeliharaan pada eritropoiesis; merangsang Malaise, reaksi alergi
produksi leukosit dan trombosit pada anemia (DIH 17th ed).
defisiensi folat (DIH 17th Ed).
-DRP: tidak terdapat DRP (terapi
diberikan sesuai plan)

.
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

Cyanocobala PO : 1,8 1x1 PO -Indikasi: Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:


mine Pengobatan anemia pernisiosa; defisiensi interaksi antara Pemantauan kadar Hb dan
(Vitamin mcg/ day vitamin B12, penggunaan B12 yang tidak Asam Folat dengan kondisi fisik pasien yang
B12) (DIH 17th adekuat (misalnya, selama pengobatan obat kemotreapi tidak mengalami tanda-
Ed) neoplastik); (DIH 17th ed). lain (DIH 17th tanda anemia lagi
-Mekanisme Obat: Koenzim untuk berbagai ed). -Monitoring Efek
fungsi metabolisme, termasuk metabolisme Samping:
lemak dan karbohidrat dan sintesis protein, Dispepsia, mual, muntah
digunakan dalam replikasi sel dan (DIH 17th Ed.)
hematopoiesis (DIH 17th Ed.)
-DRP: tidak terdapat DRP (terapi
diberikan sesuai plan)

.
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

Sucralfat PO : 1g 3x2 cth -Indikasi: Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:


Sebagai profilaksis stress ulcer; (DIH 17th interaksi dengan Untuk Sucralfat sebaiknya
4x/hari ed). pengobatan digunakan 2 jam sebelum
(DIH 17th -Mekanisme Obat: Mekanisme kerja kemoterapi lainnya terapi peroral yang
Ed) sukralfat: Membentuk kompleks dengan (DIH 17th ed). lainnya (DIH 17th Ed)
mengikat protein bermuatan positif dalam -Monitoring Efek
eksudat, membentuk zat perekat seperti pasta Samping:
kental. Ini secara selektif membentuk lapisan Konstipasi (disarankan
pelindung yang bertindak secara lokal untuk banyak mengkonsumsi
melindungi lapisan lambung terhadap asam serat dan buah-buahan)
peptat, pepsin, dan garam empedu.(DIH (DIH 17th Ed)
17th Ed).
-DRP: tidak terdapat DRP (terapi
diberikan sesuai plan)

.
Tujuan Terapi
Nama Obat/
Dosis Dosis yang
Terapi yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Diberikan

Allopurinol PO : 600- 2x270 -Indikasi: Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:


mg/hari Pengobatan hiperurisemia yang mungkin interaksi dengan Monitoring kadar asam
800 mg/day terjadi selama pengobatan leukemia atau pengobatan urat dan fungsi ginjal
in 2-3 tumor; (DIH 17th ed). kemoterapi lainnya -Monitoring Efek
divided -Mekanisme Obat: Menghambat xantin (DIH 17th ed). Samping:
doses (DIH oksidase, enzim yang bertanggung jawab Mual, muntah (DIH 17th
untuk konversi hipoksantin menjadi xantin ed)
17th Ed) dan kemudian menjadi asam urat (A to Z
Drug Facts)
-DRP: tidak terdapat DRP (terapi
diberikan sesuai plan)

.
Tujuan Terapi
Nama
Obat/ Dosis Dosis yang Indikasi Mekanisme Kerja Obat,
Interaksi Monitoring
Terapi yang Pustaka Diberikan DRP
Diberikan

Infus Tersedia 500 cc/hari -Indikasi: Sebagai sumber air, Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:
Dextrose dalam sediaan elektrolit, dan kalori untuk menjaga interaksi yang spesifik Dapat dimonitoring
5% + NS 250 ml, 500 keseimbangan cairan dan elektrolit antara Infus Dextrose melalui hasil pemeriksaan
0,9% ml, dan 1000 pasien (USP, 2006). 5% + NS 0,9% dengan nilai elektrolit dan
ml (USP, -Mekanisme Obat: Kompensasi pengobatan keadaan pasien yang tidak
2006) fisiologis yang tidak memadai (cairan, kemoterapi menunjukkan tanda-tanda
elektrolit, dan kalori) untuk melindungi kekurangan cairan.
fungsi fisiologis tubuh (Alfanti et al.,
2012). -Monitoring Efek
-DRP: tidak terdapat DRP (terapi Samping:
diberikan sesuai plan) Respon demam, infeksi
Terapi Infus Dextrose 5% + NS 0,9% ditempat suntikan,
500 cc/hari tetap diberikan trombosis vena,
hipervolemia (USP, 2006)
Problem Medis-ANEMIA
Problem Medis - Anemia

Penurunan efektifitas kemoterapi terjadi akibat adanya


anemia, karena kondisi tersebut dapat menyebabkan
terjadinya resisten saat kemoterapi (Liem et al., 2019)
Tujuan Terapi
Nama
Obat/ Dosis Dosis yang
Indikasi Mekanisme Kerja Obat, DRP Interaksi Monitoring
Terapi yang Pustaka Diberikan
Diberikan

Packed Red 4 mL/kgBB 1 x 300 cc -Indikasi: untuk mencapai peningkatan yang Tidak terdapat -Moitoring Efektifitas:
Cell (PRC) Sementara cepat dalam pasokan oksigen ke jaringan, bila interaksi yang Dapat dilihat dengan
kebutuhan kepekatan Hb rendah dan/ atau kemampuan spesifik antara adanya kenaikan nilai Hb
perhari adalah membawa oksigen berkurang (Liumbruno, et PRC dengan pasien hingga tercapai
10-15 al., 2009). pengobatan nilai normal (13 g/dL)
mL/kgBB -Mekanisme Obat: Kompensasi fisiologis kemoterapi. -Monitoring Efek
(Wahidiyat yang tidak memadai (sel darah merah) Namun dengan Samping:
dan Adnani, (Liumbruno, et al., 2009). pemberian PRC Demam dengan suhu 38C
2016). -DRP: Underdose untuk memenuhi atau kenaikan suhu 1-2C
Pasien mendapatkan terapi PRC 1 x 300 cc nilai Hb dari suhu tubuh pra-
pada tgl 22/9. Namun berdasarkan literatur diharapkan transfusi, menggigil, nyeri
untuk meningkatkan Hb sebanyak 1 gr/dL dapat otot, mual muntah, reaksi
diperlukan PRC 4 mL/kgBB. Pasien memiliki memaksimalkan alergi pembengkakan
BB 54 kg dengan nilai Hb 8,6 g/dL. Maka efektifitas dibawah kulit, ruam,
untuk mencapai Hb normal 13 g/dL seharusnya kemoterapi mengi, sesak napas
pasien mendapatkan terapi PRC sebanyak PRC (Liem et al., (Wahidiyat dan Adnani,
= [(13 - 8,6) x 54 x 4] = 950,4 mL (Wahidiyat dan 2019) 2016).
Adnani, 2016).
Transfusi PRC merupakan terapi standar untuk penatalaksanaan anemia pada
pasien anak dengan keganasan darah. Pasien pada kasus ini merupkana pasien
anak dengan keganasan darah atau ALL. Maka pemberian terapi PRC sudah
tepat.
Dosis pemberian PRC pada anak 4 mL/kgBB dapat meningkatan kadar HB sekitar
1 g/dl. Rumus untuk menghitung kebutuhan PRC = [DHB (target Hb - Hb saat ini)
x BB x 4]. Sementara kebutuhan perhari adalah 10-15 mL/kg/BB/hari (Wahidiyat
dan Adnani, 2016).
DRP
1. ALL - Underdose: Pasien mendapatkan terapi Ondansetron dengan regimen dosis 3 x 4 mg pada tanggal 23/9-24/9 (hari
kemoterapi). Berdasarkan literatur, dosis ondansetron iv untuk pencegahan mual muntah terkait terapi kemoterapi
emetogenik sedang pada pasien pediatri yaitu 0,15 mg/kg/dosis. Maka pada pasien dengan BB 54 kg dosis ondansetron
yang di efektif untuk pasien yaitu 8,1 mg/dosis (DIH ed 17; POGO, 2012).
2. ALL - Overdose: Pasien mendapatkan terapi L-asparaginase 11.250 IU/doses dan diberikan 2 hari pada tanggal 23/9-
24/9. Sedangkan berdasarkan Drug Information Handbook edisi 17, dosis L-asparginase adalah 6000 unit/m2/dosis 3
kali/minggu untuk 6-9 dosis. Sedangkan pasien memiliki BSA 1,5 m2 maka dosis L-asparaginase yang seharusnya
diberikan adalah 9.000 IU/dosis.
3. Anemia - Underdose: Pasien mendapatkan terapi PRC 1 x 300 cc pada tanggal 22/09/2020. Namun berdasarkan
literatur untuk meningkatkan Hb sebanyak 1 gr/dL diperlukan PRC 4 mL/kgBB (Wahidiyat dan Adnani, 2016). Pasien
memiliki BB 54 kg dengan nilai Hb 8,6 g/dL. Maka untuk mencapai Hb normal 13 g/dL seharusnya pasien mendapatkan
terapi PRC sebanyak 950 mL.
Asuhan Kefarmasian
1. ALL : Menyarankan untuk pengoreksian dosis ondansetron dan L-asparaginase yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien. Terapi ondansetron pada tanggal 23/9-24/9 dengan BB pasien 54 kg yang diberikan yaitu 8,1 mg (DIH ed 17;
POGO, 2012). Terapi L-asparaginase yang diberikan 2 hari pada tanggal 23/9-24/9 dengan BSA pasien 1,5 m 2 adalah
9.000 IU/dosis (DIH ed 17)
2. Anemia: Menyarankan untuk meningkatkan pemberian PRC sesuai dengan kebutuhan pasien agar tercapainya nilai Hb
normal 13 g/dL yaitu dengan memberikan PRC sebanyak 950 mL. Transfusion rate pada anak adalah 5 mL/kgBB/jam
(Transfusion Handbook, 2020). Maka pada pasien ini maksimal dapat diberikan 270 mL/jam. Sehingga pemberiannya
dapat dijeda yaitu diberikan sebanyak 475 mL pada tanggal 21/09/2020 (hari pertama saat MRS) kemudian dilanjutkan
475 mL pada tanggal 22/09/2020 (hari kedua di RS). Dengan harapan nilai Hb pasien telah mencapai normal sebelum
kemudian dilakukan kemoterapi. PRC pada anak dapat diberikan 10-15 mL/kgBB/hari (sitasi). Sehingga jika
berdasarkan perhitungan, pada kasus ini PRC yang dapat diberikan adalah 540-810 mL/hari. Maka rencana pemberian
PRC 475 mL per hari dapat diberikan pada pasien ini
Kesimpulan
Berdasarkan analisis kasus, dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi yang diberikan
pada pasien telah sesuai kebutuhan yaitu pasien LLA pediatrik memerlukan terapi Infus
Dextrose+NS iv 500 cc/hari, Vincristine iv 2 mg, I.T methotrexate 15 mg+dexametason 1
ml, Daunorubisin iv 45 mg, Dexametason PO 10-6-2 tab 0,5 mg, Multivitamin PO,
Sukralfat, Allupurinol 2x270 mg, Ondansentron IV dan L-asparaginase IV serta transfusi
PRC. namun ada beberapa terapi yang belum sesuai (terkait dosis) yaitu Ondansentron
IV seharusnya diberikan 8,1 mg/dosis, L-asparaginase IV 9.000 unit/dosis dan pasien
seharusnya menerima transfusi PRC sebanyak 950 ml.
Daftar Pustaka
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists
Association.
Alfanti, E.F., Budiono, U., dan Arifin, J., 2012, Pengaruh Infus Dekstrosa 2,5% NaCl 0,45% Terhadap Kadar Glukosa Darah Perioperatif pada Pasien Pediatri,
Jurnal Anestesiologi Indonesia, Vol IV(2): 84-94.
Below, J., dan Joe, M.Da, 2020, Vincristine, Slidell Memorial Hospital National Hospital for Neurology and Neurosurgery, Queen Square, London
Cooper, S.L., dan Patrick, A.B, 2015, Treatment of Pediatric Acute Lymphoblastic Leukemia, Pediatr Clin North Am, 62(1): 61–73.
Fletcher, Dr. & Dr A Murray., 2009, GUIDELINES FOR USE OF STEROIDS IN CANCER PATIENTS, Wigan and Leigh Hospice.
Jiménez, Raquel Olmos., Alberto Espuny-Miró, Carlos Cárceles-Rodríguez and María Sacramentoj, Díaz-Carrasco, 2017, Practical aspects of the use of intrathecal
chemotherapy, Farm Hosp. 41(1): 105-129
Laane, E, et al., 2009, Cell death induced by dexamethasone in lymphoid leukemia is mediated through initiation of autophagy, Cell Death and Differentiation,
Vol(16); 1018–1029Leukimia and Lymphoma Society. 2018. Acute Lymphoblasty Leukemia. AMGER: New York.
Liem, E. F., Mantik, M. dan Rampengan, N., 2019, Hubungan Kadar Henoglobin dan Tercapainya Remisi Pada Anak Penderita Leukemia Akut, Jurnal Medika Dan
Rehabilitas (JMR), Vol. 1 (3) : 1-7.
Liumbruno, G., Bennardello, F., Lattanzi, A., Piccoli, P. and Rossetti, G., 2009, Recommendations for the Transfusion of Red Blood Cells, Blood Transfuse, (7) :49 –
64.
NCCN, 2020, Pediatric Acute Lymphoblastic Leukemia, Version 2.2020, J.NCCN CLINICAL PRACTICE GUIDELINES IN ONCOLOGY, Volume 18 (1); 81-111
Permono, Bambang. 2005. Leukemia Akut dalam Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Transfusion Handbook, 2020, Transfusion of
Infants and Children.
POGO, 2012, Guideline for the Prevention of Acute Nausea and Vomiting due to Antineoplastic Medication in Pediatric Cancer Patients, The Pediatric Oncology
Group of Ontario (POGO), Toronto, Canada
Wahidiyat, P.A dan Adnani, N, B., 2016, Transfusi Rasional pada Anak, Sari Pediatri, Vol 18 (4): 325-331
Widjajanto, Pudjo, Eddy Supriyadi, Ignatius Purwanto, Jacqueline Cloos, Peter M. vdVen, Sutaryo, Anjo JP. Veerman, 2017, Dexamethasone versus Prednisone in
Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia Treatment: Results of the Indonesian Randomized Trial, Journal of Cancer Therapy, Vol(8); 735-750

Anda mungkin juga menyukai