Anda di halaman 1dari 4

Penugasan MK KMB-2 Mahasiswa Alih Jenjang Angkatan 13 (B13)

Buatlah 4 kelompok. Masing-masing kelompok membuat Laporan Asuhan Keperawatan sesuai kasus
yang telah ditentukan. Laporan askep harus memuat tentang:
1. Laporan Pendahuluan (minimal memuat: definisi, etiologi, epidemiologi, pathogenesis (termasuk
bagan pathway), manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, terapi farmakologi, dan konsep asuhan
keperawatan untuk pasien dengan penyakit tersebut tanpa implementasi (khusus untuk kasus
bedah dibuat konsep askep pre-post operasi).
2. Laporan Asuhan Keperawatan sesuai dengan trigger case yang telah diberikan. Lengkapi data
pengkajian dengan menambahkan data-data yang dianggap perlu. Tentukan diagnosis berdasarkan
prioritas masalah. Buat intervensi lengkap dengan kriteria hasil dan rasional, serta mengikuti kaidah
penulisan intervensi keperawatan yang tepat. Laporan dibuat mulai pengkajian s/d evaluasi.
3. Analisis jurnal terkait 1 intervensi terkini yang bisa diberikan kepada pasien untuk mengatasi salah
satu masalah/diagnosis kepeerawatan yang muncul. Analisis jurnal dilakukan dengan menggunakan
pendekatan PICO framework.
Laporan ditulis menggunakan kertas A4 (margin: kiri– atas 3 cm dan kanan – bawah 2.5 cm), font calibri
11, spasi 1,5 (kecuali tabel dan bagan menggunakan spasi 1) dengan before-after di pengaturan
paragraph 0 pt, tidak melebihi dari 20 lembar (tidak termasuk cover dan daftar pustaka). Boleh
melampirkan gambar jika diperlukan (tidak termasuk dalam 20 lembar laporan yang dimaksud di atas).
Jurnal yang dianalisis dilampirkan di laporan

Kasus 1
Seorang laki-laki berusia 67 tahun dirawat dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah. Nyeri terasa
panas dan berdenyut, skala nyeri 6. Pasien mengatakan sebelum dibawa ke RS, saat BAK sudah
merasakan nyeri dan bercampur darah. Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari untuk
BAK akan tetapi BAK dirasa tidak tuntas dan masih sering menetes (dripping). Hasil pengkajian
didapatkan pasien tampak lemah, terdapat lingkar hitam dibawah mata. Kesadaran komposmentis.
Nyeri tekan di hipogastrik (+), bising usus 20 x/menit, pemeriksaan colok dubur (Rectal Touher) dijumpai
nodul atau benjolan pada prostat. Hasil pemeriksaan laboratorium: LED 25/mm (N: 0-20), WBC
11.200 /mm3 (5000 – 10.000), Hematokrit 30,9 (N: 42-52), Eritrosit 3,44 10^6/uL (N: 4,7-6,1), Hb 10,8
gr/dl. Hasil pemeriksaan USG abdomen terdapat pembesaran prostat. Terapi farmakologi yang
diresepkan oleh dokter yaitu Infus RL 20 tpm, Cefotaxime 3x1 gr, Ketorolac 3x30 mg/ml, ranitidin 2x25
mg, Irigasi NaCl, Diet TKTP.
Kasus 2
Seorang Laki-laki berusia 62 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan lemas, pandangan
kabur, dan mual. Pasien mempunyai riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu, tidak melakukan diet tetapi
rajin minum obat yang diberikan dokter setiap kontrol. Keluarga mengatakan pasien tidak nafsu makan
sejak seminggu yang lalu dan sejak 2 hari yang lalu pasien selalu muntah setiap selesai makan. Hasil
pengkajian didapatkan bahwa pasien menghabiskan ½ porsi makanannya. Konjungtiva anemis, mukosa
bibir kering, CRT> 2 detik, dan terdapat luka pada punggung kaki. Luka di kaki tampak bernanah dan
bengkak disekitar luka dengan kulit berwarna kehitaman. Pasien mengalami gangguan penglihatan
dimana pasien hanya dapat melihat dengan jarak 2 meter. Pasien mengatakan tidak tahu ketika saat
ditanyakan tentang manajemen DM yang benar. Pasien biasanya sering curhat kepada istrinya saat
mengalami masalahnya dan berdoa sesuai dengan keyakinan yang dianutnya (Agama Hindu). Pasien
juga tidak mengalami gangguan dalam berhubungan dengan siapapun dan selalu menjalanklan perannya
sebagai kepala keluarga, suami dan ayah dari kedua anak laki-lakinya. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan
hasil : TD: 90/70 mmHg, Nadi: 110 x/menit, Suhu: 37,5C, dan pernapasan 22 x/menit, GDS: 268 gr/dL.

Kasus 3
Seorang laki-laki berusia 26 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri perut kanan bawah dan
demam. Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan perut bagian kanan bawah terasa sakit dan panas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosa menderita apendisitis akut dan telah
dilakukan tindakan operasi (Apendektomi). Pada saat pengkajian (hari pertama post op), pasien
mengeluh sakit sekitar jahitan terutama jika digunakan untuk beraktifitas, terasa panas seperti ditusuk-
tusuk dengan skala nyeri 4. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dan nyeri berkurang saat dibuat
istirahat. Hasil pemeriksaan didapatkan TD : 110/70 mmhg N : 79 x/menit Rr : 20 x/menit S : 360 c.
Terdapat luka post operasi appendiktomy dengan jahitan rapi, luka bersih, tidak ada pus, kemerahan,
bengkak, panjang luka ± 5 cm, terdapat 5 jahitan luka, bising usus 17 x/menit, tidak ada pembesaran
hati, tidak ada pembesaran ginjal maupun limfa, suhu sekitar luka hangat. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 14.0 gr/dl (14-18), Eritrosit 5.8 x 103 /mm3 (4.5-6), Leukosit 15.300 % (4-10) Hematokrit
44% (40-50), Trombosit 187.000/mm3 (150-400). Pasien mendapatkan terapi: Infuse RL 20 tpm,
Metronidazole 500 gr/8 jam, Cefotaxim 1 gr/12 jam, Ranitidine 25 mg/12 jam, Norages 100 gr/8 jam.
Kasus 4
Seorang laki-laki (58 tahun) merupakan salah satu pasien CKD yang sudah 4 bulan ini menjalani HD
reguler 2x/minggu. Saat ini pasien dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan mual dan ingin
muntah. Pasien mengatakan merasa mual dan ingin muntah serta tidak selera makan, pasien
mengatakan perut semakin membesar dan bengkak pada kedua kaki, selain itu pasien juga mengeluh
sesak napas dan badan terasa lemas. Pasien terlihat hanya berbaring ditempat tidurnya. Saat ini pasien
terpasang kateter, oksigen nasal kanul 3 liter/menit dan tidak terpasang cairan infus. Hasil tanda-tanda
vital: TD: 180/110 mmHg, N: 104 x/menit, RR: 26 x/menit, S: 36.6 oC. Pasien pernah dirawat di rumah
sakit 4 bulan yang lalu selama 4 hari dengan diagnosa yang sama yaitu CKD, pasien memiliki riwayat
penggunaan obat asam urat namun sudah berhenti ± 1 tahun yang lalu, pasien tidak memiliki riwayat
alergi dan operasi. Pasien mengatakan kalau orang tua yaitu bapak memiliki riwayat hipertensi. Hasil
Pengkajian sebagai berikut: konjungtiva anemis, mukosa bibir lembab dan pucat. Pasien menggunakan
nasal kanul dengan oksigen 3 liter/menit, Taktil vokal premitus teraba diseluruh lapang paru, ekspansi
paru simetris, suara nafas vesikuler. Abdomen tampak membesar, spider navy (-), peristaltik 18 x/menit,
teraba adanya penumpukan cairan/asites, tidak ada pembesaran pada hepar dan lien, Shifting Dullness
(+). BB sebelum HD: 62 Kg TB : 165 Cm, diet lunak, jenis diet : Diet rendah protein rendah garam, porsi
makan habis ¼ porsi. Terpasang Folley Chateter dengan Produksi urine 150ml/hari, Warna : Kuning,
Tidak ada distensi kandung kemih, Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih. Turgor kulit baik, CRT < 3
detik, Terdapat pitting edema grade +3.
Data penunjang:
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 9,0 g/dl 14,0 – 18,0
Hematokrit 28.1 % 37,0 – 54,0
Albumin 3,2 g/dl 3,5 – 5,5
Ureum 132,7 mg/dl 19,3 – 49,2
Kreatinin 14,1 mg/dl 0,7 – 1,3

Terapi Pengobatan
Nama Obat Kandungan Bentuk Sediaan Dosis Route
Ranitidine Ranitidine Ampul 50 mg 2x1 IV
Furosemide Furosemide Ampul 20 mg 2x1 IV
Asam folat Asam folat Tablet 1 mg 2x1 PO
Amlodipine Amlodipine Tablet 10 mg 1x1 PO

Balance Cairan Pada Pasien


Intake/24 jam Hari 1 Hari 2 Output/24 jam Hari 1 Hari 2
Makan
1kalori=0,14 ml/hari 909 cc BAK (Urine) 150 cc
Minum 300 cc BAB (Feses) 200 cc
peroral
Cairan infus - Muntah (jika ada) -

Obat IV 8 cc Drain -
Air metabolisme IWL:
(5ml/kgBB/hr) 310 cc (15cc/kgBB/24 jam) 930 cc

Total/24 jam 1527 cc Total 24/jam 1280 cc

Anda mungkin juga menyukai