Anda di halaman 1dari 2

Journal Review

Sex and Functional Status As A Predictor Of Death Of People Living With


HIV/AIDS On ARV Therapy In Buleleng Hospital
Putu Dian Prima Kusuma Dewi, Putu Sukma Megaputri, Ni Ketut Ayu Wulandari, Luh
Ayu Dianiati, Ni Made Dwi Yunica Astriani, Ari Pertama Watiningsih
(Review jurnal dilakukan berdasarkan PICO frame work)

1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sudah dituliskan dengan jelas dalam jurnal ini yaitu untuk
menganalisis prediksi kematian pada pasien HIV yang sedang mendapatkan terapi
ARV di RSUD Buleleng.

2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan longitudinal analytic study with a retrospective
approach dengan menggunakan data kohort dari pasien yang mendapatkan obat
antiretroviral (ARV) di RSUD Buleleng pada periode tahun 2006 – 2015 yang
diambil secara cross-sectional. Faktor prediksi kematian yang diteliti antara lain
jenis kelamin, status fungsional, tanda klinis pasien, berat badan, kadar CD4, tipe
terapi NRTI, dan tipe terapi NNRTI. Data yang dikumpulkan merupakan data
sekunder yang diambil dari rekam medik dan data register pasien.

3. Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien HIV/AIDS yang mendapat
terapi ARV di RSUD Buleleng pada periode tahun 2006-2015 sejumlah 1306
orang. Dari total populasi diambil sampel penelitian sebanyak 1204 orang yang
sesuai dengan inklusi dan mengecualikan 102 orang berdasarkan kriteria eksklusi.
Kriteria eksklusi yang digunakan antara lain usia < 15 tahun (43 orang/3.3%),
kunjungan pertama (43 orang/3.3%), dan wanita hamil (16 orang/1.2%). Sampel
yang diambil sejumlah 1204 orang terdiri dari 842 orang (69.9%) dalam terapi
ARV, 112 orang (9.3%) meninggal, LTFU 180 orang (14.9%), LTFU-Died 37
(3.1%), LTFU- Life 6 (0.5%), berhenti terapi 5 (0.4%), dan Refer out 22 (1.8%).
4. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan dari 1204 pasien yang memenuhi kriteri inklusi,
prosentase kasus kematian sebesar 9.30% dengan perbandingan 79.46% kematian
pada laki-laki dan 20.54% pada perempuan. Mortality rate sebesar 3 per 100 orang
dengan median waktu kematian di 0.14 tahun (1.7 bulan). Kondisi menunjukkan
bahwa dari 112 kematian pada ODHA yang sedang mendapat terapi ARV, 50%
kematian terjadi setelah 5.25 tahun setelah terapi.
Berdasarkan tabel hasil (tabel 1) menunjukkan bahwa prosentase kematian
pada pasien HIV kebanyakan terjadi pada pria (79.46%), akses ke fasilitas
kesehatan lebih dari 5 km (86.61%), status fungsional (54.29%), tanda klinis pada
stadium 3 dan 4 (90.91%), berat badan kurang dari 50 kg (73.91%), kadar CD4
dibawah 200 cells/mm3 (94.59%), tipe terapi zidovudine (75.70%) and tipe terapi
nevirapine (81.83%).
Hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa 2 variabel merupakan predictor
dari kematian pasien dengan HIV yaitu jenis kelamin dan status fungsional, dimana
laki-laki 2.12 kali lebih beresiko daripada perempuan dan status fungsional tirah
baring 2.14 kali lebih beresiko daripada status rawat jalan atau bekerja.

5. Kesimpulan Dan Rekomendasi


Insidensi kematian pada ODHA yang sedang menjalankan terapi ARV dalam
10 tahun mencapai 3 per 100 orang/tahun dengan median waktu kematian adalah
0.14 tahun (1.7 bulan) setelah memulai terapi. Jenis kelamin dan status fungsional
merupakan variabel predictor dari kematian pasien dengan HIV. Hal ini
direkomendasikan untuk mengevaluasi keberhasilan terapi ARV berdasarkan jenis
kelamin dengan tidak mengabaikan status fungsionalnya. Evaluasi dari regulasi
pengobatan terhadap kematian seharusnya dilakukan lebih intensif.

Anda mungkin juga menyukai