• Nama : Ny B.N A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 43 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Status : Menikah
• Nomor RM : 166146
• Tanggal Pemeriksaan : 30 Agustus 2022
SUBJEKTIF
• Keluhan utama : sesak nafas
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dari Poli Paru RSUP NTB dibawa ke IGD RSUP
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas memberat sejak 4 hari SMRS. Sesak
hilang timbul sering dikeluhkan sejak 3 bulan terakhir ini. Pasien mengeluhkan lemas
seluruh badan, intake makanan berkurang karena muntah yang dikeluhkan. Mual
muntah dikeluhkan sudah sejak 3 minggu ini. Nyeri perut bagian kanan atas. VAS 2-
3. Badan dan mata dikeluhkan kuning bersamaan dengan keluhan mual muntah.
Pasien dikeluhkan batuk sejak 3 bulan, dahak sulit keluar, batuk darah (-)
Keringat malam (-)
Penurunan berat badan sejak menjalani pengobatan Ca Mamae
Pasien Riwayat Pasien mulai Pasien berobat ke RS 5 hari setelah konsumsi OAT,
operasi mengeluh sering Kota, dilakukan pasien mengeluh mual muntah
Mastektomi batuk, berobat pemeriksaan TCM TB yang berat, Terapi OAT di stop
dextra jalan pengobatan di RS Kota, pasien dirujuk ke
Hasil MTB Detected very RSUP
simptomatik Low
Pasien dirujuk ke
Riwayat RSUP Pasien control Kembali ke
Kemoterapi Pasien diberikan Poli Paru
sebanyak 3x terapi OAT lepasan 29/8/22 Pasien mengeluh
(RHE) lemas, mual muntah yang
hebat (20 hari pengobatan
OAT)
SUBJEKTIF
Status Generalis
• Kesadaran / GCS : CM / E4V5M6
• Tekanan darah : 116/87 mmHg
• Nadi : 126 kali/menit, teratur, kuat angkat
• Pernafasan : 28 kali/ menit
• Suhu aksila : 36,6°C
• Spo2 : 99% room air 99% nasal kanul 4 lpm
Kepala
• Normochepali
• Tidak tampak adanya deformitas
• Tidak tampak hematom
Leher
• Tidak tampak deviasi trakea
• Tidak tampak tanda-tanda inflamasi
Mata Telinga-Hidung-
• Konjungtiva tidak Tenggorokan
anemis tidak dievaluasi
• Sklera tampak ikterik
• Pupil isokor kiri dan
kanan 3mm/3mm
Thoraks
Inspeksi Palpasi
• Bentuk dan ukuran dinding dada • Pergerakan dinding dada
simetris simetris
• Permukaan dada : massa (-), • Vocal fremitus normal
scar (+) mamae dx, Fossa • Iktus kordis teraba di ICS 5
jugularis : tidak tampak deviasi linea midklavikula sinistra
trakea • Nyeri tekan (-), benjolan (-),
• Pulsasi iktus kordis tidak terlihat edema (-), krepitasi (-)
Perkusi Batas Jantung:
Sonor Sonor • Dextra anterior : ICS II
Sonor Sonor parasetrnal line dextra
Sonor Sonor • Sinistra anterior : ICS V
midklavikula line
sinistra
Auskultasi
• Pulmo: vesikuler +/+
Cor : S1dan S2 tunggal reguler, murmur (-),
+/+ gallop (-).
+/+
• Ronki basah kasar
-/-
+/-
+/+
Wheezing-/-
Abdomen
• Inspeksi : distensi (+) sikatrik/scar (-), vena colateral (-)
• Auskultasi : bising usus (+) normal, frekuensi 12x
• Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
• Palpasi : nyeri tekan hipokondrium kanan dan epigastrium(+)
palpasi dalam kesan hepatomegali
Ekstremitas atas
• Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat edema
• Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat edema
Ekstremitas Bawah
• Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat edema
• Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat edema
ASSESSMENT
• Planning diagnostic
Ro thorax, DL, GDS, SGOT/SGPT, Ureum/ Creatinin,
Elektrolit, Bilirubin Total/ Direk
PLANNING
Terapi
• OAT Modifikasi INH 1x300, Etambutol 1x 750 mg, Rifampisin
1x 450 mg
• IVFD NaCl 0,9% + Drip Neurobion 1A 20 tpm
• Inj Ranitidin 1A/ 12 jam IV
• Inj Ondancentron 4mg/8 jam IV
• Curcuma 3x1 p/o
Laboratorium (29 Agustus 2022)
Advice Interna
USG Abdomen
FOLLOW UP PASIEN
• 30/8/2022
Hasil USG Abdomen
1.Nodul Multiple di liver lobus D dan S uk
terbesar 2,8 -3,8 cm kesan metastase
2. Hidronefrosis ringan dextra tak tervisualisasi
nefrolitiasis/ urolitiasis dextra
3. Tak tampak KGB Paraaorta Iliaca
4. Pankreas, Lien, Ren sinistra dbn
FOLLOW UP PASIEN
• 31/8/2022 08.00
s/ sesak (+) mual (+)
O/ TD 130/97 N 100 x RR 24x t 37,2 Spo2 98% NRBM 15 lpm
A/ TB Paru Kasus Baru TCM TB Positif on OAT Lini I +Metastase Pulmo Metastase
Hepar Primer Ca Mamae
P/ Advice dr Rina, Sp.P
Inj Moxifloxacin 400 mg/ 24 jam (H 3)
Terapi lain lanjut
Konsul bedah onkologi
Advice Interna
Terapi suportif
Curcuma 3x1 p/o
FOLLOW UP PASIEN
• 1/9/2022 08.00
s/ sesak (+) mual (+) muntah (-)
O/ TD 120/81 N 115 x RR 24x t 37,2 Spo2 99% NRBM 15 lpm
A/ TB Paru Kasus Baru TCM TB Positif on OAT Lini I +Metastase
Pulmo Metastase Hepar Primer Ca Mamae
P/ Advice dr Rina, Sp.P
Inj Ranitidine 1A/ 12 jam stop, ganti Inj Omeprazole 1 vial/ 24 jam
Cek kultur sputum
DISKUSI KASUS
KLASIFIKASI TB
• Terduga (presumptive) pasien TB
• Pasien TB yang terkonfirmasi
bakteriologis
• Pasien TB terdiagnosis secara klinis
adalah pasien yang tidak memenuhi
kriteria terdiagnosis secara bakteriologis
tetapi didiagnosis sebagai pasien TB
aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk
diberikan pengobatan TB
DIAGNOSA TB
PENGOBATAN TB
Tahapan pengobatan TB
terdiri dari 2 tahap
• Tahap Awal : 2bulan
• Tahap Lanjutan : 4 bulan
EFEK SAMPING OAT
EFEK SAMPING OAT
TB dengan Kelainan Hati Kronik
• Pada pasien dengan penyakit hati kronik lanjut pemeriksaan fungsi hati harus dilakukan
sebelum pengobatan dimulai dan secara berkala selama pengobatan. Apabila kadar SGPT >3x
normal sebelum terapi dimulai maka paduan obat berikut ini perlu dipertimbangkan.
1. Dua obat hepatotoksik
a. 9 bulan isoniazid + rifampisin + etambutol (9 RHE)
b. 2 bulan isoniazid + rifampisin + etambutol + streptomisin diikuti 6 bulan isoniazid + rifampisin (2
HRES/6HR)
c. 6-9 bulan rifampisin + pirazinamid + etambutol (6-9 RZE)
2. Satu obat hepatotoksik, 2 bulan isoniazid, etambutol, streptomisin diikuti 10 bulan
isoniazid+etambutol (2SHE/10HE)
3. Tanpa obat hepatotoksik, 18-24 bulan streptomisin, etambutol, fluorokuinolon (18 – 24 SEQ)
Bila ada kecurigaan penyakit hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati sebelum pengobatan. Pada
penderita kelainan hati kronik pyrazinamid tidak diberikan. Paduan OAT yang direkomendasikan
WHO
TB dengan Hepatitis Imbas Obat
Hepatitis imbas obat adalah kelainan fungsi hati akibat penggunaan
obat-obat hepatotoksik. Gejala yang paling sering ditemukan adalah
mual, muntah dan anoreksia
• Tata laksana hepatitis imbas obat:
1. Bila ditemukan gejala klinis yaitu Ikterik, gejala mual/muntah,
maka OAT dihentikan
2. Bila ditemukan gejala klinis disertai peningkatan SGOT dan/ SGPT
> 3 kali, maka OAT dihentikan
3. Bila tidak ditemukan gejala klinis, OAT dihentikan apabila hasil
laboratorium bilirubin >2, atau SGOT, SGPT >5 kali. Apabila SGOT,
SGPT >3 kali, maka pengobatan dilanjutkan, dengan pengawasan
TB dan Malignansi
TERIMA KASIH