Anda di halaman 1dari 58

Laporan Kasus :

Acute Decompensated Heart Failure


dr. Ahmad Raihan Hidayat Koto
Pembimbing :
dr. Tety Suratika K, Sp.PD

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD SAYANG KABUPATEN CIANJUR
2022
Identitas Pasien
Nama : Ny. CR
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 18/03/1974 (48 tahun)
Alamat : Puncakmanis 02/09 Sukajaya
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
No. RM : 00998128
Tanggal pemeriksaan : 06/12/2022
Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak napas sejak 2 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak memberat sejak 1 hari SMRS. Awalnya keluhan sesak napas dirasakan hilang-timbul
terutama saat aktivitas, namun sekarang sesak dirasakan terus menerus, termasuk saat
istirahat. Keluhan sesak disertai dengan keluhan bangun di malam hari akibat sesak napas,
batuk malam, dan kaki bengkak. Pasien mengaku tidur menggunakan 3 bantal. Keluhan
disertai perut membesar dan nyeri ulu hati.

Keluhan tidak disertai dengan demam tinggi, batuk berdahak, suara mengorok, suara mengi
maupun nyeri saat menarik napas dalam. Keluhan tidak disertai sakit tenggorokan serta
gangguan menelan, gangguan pengecapan, gangguan penghidu ataupun penurunan
kesadaran. Keluhan mual, muntah dan BAB cair tidak ada. Tidak ada riwayat penurunan
berat badan drastis dan keringat malam.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Pasien pernah mengalami keluhan serupa dan sempat dirawat di RSUD
Sayang Cianjur pada bulan September 2021, namun pasien tidak pernah
kontrol. Riwayat Hipertensi, Diabetes Mellitus tipe 2, penyakit ginjal, stroke
disangkal. Riwayat alergi disangkal.

Riwayat Keluarga
◦ Keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala yang serupa. Tidak ada riwayat
penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi, dermatitis atopik, rhinitis
alergi, asthma, alergi lainnya pada keluarga pasien.
Anamnesis
Riwayat Psikososial
◦ Pasien merupakan ibu rumah tangga. Aktivitas sehari-hari pasien lebih
banyak di rumah dan jarang melakukan olahraga. Pola makan pasien tidak
teratur, dan tidak membatasi asupan makanan berlemak. Riwayat kebiasaan
pasien yakni sangat menyukai kue-kue manis, dan makanan yang tinggi lemak
seperti bakso, gorengan, dll.
◦ Riwayat merokok, konsumsi alkohol maupun obat-obatan terlarang disangkal
◦ Riwayat kontak dengan pasien TB disangkal.
Pemeriksaan Fisik
◼ Keadaan umum : tampak sakit sedang, sesak berat
◼ Kesadaran : compos mentis
◼ Antropometri
◼ Tinggi badan : 155 cm
◼ Berat badan : 80 kg
◼ Status gizi : BMI = 33,29 (Obese 2)
Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital :
◼ Tekanan darah : 130/90 mmHg
◼ Nadi : 90x/min, regular, equal, isi cukup
◼ Pernafasan : 35x/min
◼ Suhu : 36,7 °C
◼ Saturasi O2 : 88% pada O2 ruangan
Pemeriksaan Fisik
◼ Kepala : Mata : Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Bibir dan mukosa mulut: - tidak terdapat cyanosis
- tidak anemis
- Tonsil : T1/T1 tenang
◼ Leher : JVP = 5+4cmH20
KGB tidak teraba membesar
Tidak ada deviasi trachea
Tiroid tidak membesar
Pemeriksaan Fisik
◼ Toraks: I: Bentuk dan gerak simetris, terdapat retraksi intercostal, tidak ada lesi
P: Ekspansi dada normal, tactile fremitus normal
P: Batas paru-hepar normal
A: Cor: S1-S2 normal reguler, Murmur (-) Gallop (-)
Pulmo: VBS ka=ki, vocal fremitus (N) , Rh +/+ basah halus nyaring sedang, Wh -/-
◼ Abdomen : Cembung, pekak samping (+), pekak pindah (+), BU sulit dinilai
Nyeri Tekan pada Epigastrik (+)
◼ Ekstremitas : Akral hangat
CRT < 2 detik (+) (+)
Edema pitting (+) (+)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah Rutin Hitung Jenis Leukosit
● Limfosit : 13,5 %
● Hb : 13,2 gr/dL ● Monosit : 7,6 %
● Ht : 40,8 % ● Neutrofil : 77,5 %
● Leukosit : 8400 /mm3 ● Basofil : 1,3 %
● Trombosit : 207.000 /mm3 ● Eosinofil : 0,1 %
Index Eritrosit
Gula Darah Sewaktu
● MCV : 87,3 fL
● MCH : 28,3 pg
● MCHC : 32,4 %
GDS : 101 mg/dL

Elektorlit Fungsi Ginjal

● Natrium : 140,3 ● Ureum : 43,0


● Kalium : 3,98 ● Kreatinin : 1,3
● Klorida : 1,15
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax PA/AP (06/12/2022)
◦ Tampak cor membesar ke lateral kiri dengan apeks tertanam pada
diafragma, pinggang jantung mendatar. Kalsifikasi aorta (+). Sinus kiri
tumpul, sinus kanan dan diafragma normal
◦ Pulmo : Corakan bronkovaskular bertambah

Kesan :
◦ Kardiomegali dengan gambaran edema paru iterstitial
Resume
Pasien wanita, 48 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang memberat
sejak 1 hari SMRS disertai dengan PND (+), DOE (+), nocturnal cough (+), dan
kaki bengkak. Keluhan disertai juga dengan nyeri ulu hati. Riwayat penyakit
jantung sebelumnya (+). Riwayat pola makan tidak teratur (+).
Pada pemeriksaan fisik → tampak sesak berat, status gizi obese grade 2,
peningkatan RR, penurunan saturasi O2, retraksi (+), peningkatan JVP (+),
Ronkhi pada kedua lapang paru, Abdomen cembung, ascites (+), nyeri tekan
epigastrik (+), serta edema pitting pada keempat ekstremitas.
Pada Foto thorax → kardiomegali dengan gambaran edema paru iterstitial (+)
Diagnosis
Acute Decompensated Heart Failure + Acute Pulmonary Edema +
Obese grade 2 + Dyspepsia
Tatalaksana
Non-farmakologis Farmakologis
◦ Tirah baring ◦ IVFD NaCl 0,9% 100 cc/24 jam
◦ Pantau keadaan umum dan TTV
◦ O2 8 lpm NRM
◦ Restriksi cairan
◦ Pantau urin output ◦ Ramipril 5mg 1 x 1 tab po
◦ Kontrol rutin ◦ Furosemide 10mg/ml 2 x 4 amp
◦ Modifikasi gaya hidup
◦ Omeprazole 40mg 1 x 1 vial
◦ Sucralfat syr 3 x 1 th
Prognosis
Ad vitam dubia ad bonam
Ad functionam dubia ad malam
Ad sanationam dubia ad malam
Gheorghiade M, et al. Pathophysiologic Targets in the Early Phase of Acute Heart Failure Syndromes. Am J Cardiol; 2005;96:11G-17G
Follow up
07/12/2022 08/12/2022
S/ sesak (+), nyeri perut (+) S/ Sesak berkurang, nyeri perut (+)
O/ O/
R : 35x/min, SpO2 : 96-97% per NRM 8 lpm R : 29x/min, SpO2 : 96-97% per NRM 8 lpm
Toraks : Ronkhi +/+ Toraks : Ronkhi +/+ minimal
Abdomen : cembung, ascites (+), NT Abdomen : cembung, ascites (+) berkurang,
Epigastrik (+) Nyeri Tekan Epigastrik (+) berkurang
A/ ADHF + Edema Paru akut + Dispepsia +
A/ ADHF perbaikan + Edema paru akut perbaikan
Obese grade 2
+ Dispepsia perbaikan + Obese grade 2
P/ terapi dilanjutkan
P/ terapi dilanjutkan
Follow up
09/12/2022 10/12/2022
S/ Sesak berkurang, nyeri perut berkurang S/ Sesak berkurang, nyeri perut berkurang

O/ R : x/24min, SpO2 : 99% per NRM 8 lpm O/ R : 21x/min, SpO2 : 99% Free air

Toraks : Ronkhi +/+ minimal Toraks : Ronkhi -/-

Abdomen : cembung berkurang, ascites Abdomen : cembung berkurang, ascites (-),


Nyeri Tekan Epigastrik (-)
berkurang, Nyeri Tekan Epigastrik (-)
A/ ADHF perbaikan + Edema paru akut
A/ ADHF perbaikan + Edema paru akut perbaikan + Dispepsia perbaikan + Obese
perbaikan + Dispepsia perbaikan + Obese grade grade 2
2
P/ BLPL
P/ terapi dilanjutkan, AFF O2
Tinjauan Pustaka
Fisiologi : Blood Pressure

Cardiac output
Blood pressure
SVR

Lilly, Leonard S. 2011. Pathophysiology of heart disease: a collaborative project of medical students and faculty. Baltimore, MD: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Mekanisme Kompensasi

Lilly, Leonard S. 2011. Pathophysiology of heart disease: a collaborative project of medical students and faculty. Baltimore, MD: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Gagal Jantung
Abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan
kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh
(PERKI 2020)

Definisi klinis:
kumpulan gejala yang kompleks dimana seseorang memiliki tampilan
berupa: gejala gagal jantung; tanda khas gagal jantung dan adanya bukti
objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat (PERKI
2020)
Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Epidemiologi
Amerika Serikat
Prevalensi HF ≈1.8%
(AHA 2021)

Indonesia
Prevalensi HF ≈1.5%
(RISKESDAS 2018)
Epidemiologi
Prevalensi Wanita (1,6%) > pria (1,3%)
Pada Wanita, peningkatan kasus gagal jantung dikaitkan
dengan menopause karena memengaruhi kadar LDL
Prevalensi gagal jantung cenderung mengikuti pola
eksponensial seiring usia, karena bertambahnya usia
seseorang akan mengakibatkan penuruan fungsi jantung.
Kriteria Framingham
(2 Major / 1 Major +2 minor)
Major Minor
◦ Acute pulmonary edema ◦ Bilateral ankle edema
◦ Weight loss 4-5 kg in response to ◦ Dyspnea on exertion
treatment
◦ Hepatomegaly
◦ Cardiomegaly
◦ Nocturnal cough
◦ Hepatojugular reflux
◦ Pleural effusion
◦ Neck vein distension
◦ Tachycardia (>120 bpm)
◦ PND / orthopnea
◦ Pulmonary rales
◦ Central venous pressure > 16cmH20
◦ S3 gallop
Analisis Kasus - Kriteria Framingham
(2 Major / 1 Major +2 minor)
Major Minor
◦ Acute pulmonary edema ◦ Bilateral ankle edema
◦ Weight loss 4-5 kg in response to ◦ Dyspnea on exertion
treatment
◦ Cardiomegaly ◦ Hepatomegaly
◦ Hepatojugular reflux ◦ Nocturnal cough
◦ Neck vein distension ◦ Pleural effusion
◦ PND / orthopnea ◦ Tachycardia (>120 bpm)
◦ Pulmonary rales
◦ Central venous pressure > 16cmH20
◦ S3 gallop
Staging Gagal Jantung
Derajat fungsional (New York Heart Association) Derajat Struktural ACC / AHA
• Tidak ada batasan aktivitas fisik • Tidak terdapat kelainan anatomis
• Aktivitas sehari-hari tidak menimbulkan sesak napas /
Kelas I kelelahan A • Memiliki risiko gagal jantung

• Batasan aktivitas ringan


• Aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan sesak napas / • Terdapat kelainan structural jantung
kelelahan • Tidak ada gejala klinis
Kelas II • Tidak ada keluhan saat istirahat B
• Batasan aktivitas bermakna
• Aktivitas ringan menyebabkan sesak napas / • Terdapat kelainan structural jantung
kelelahan • Ada gejala klinis
Kelas III • Tidak terdapat keluhan saat istirahat C

• Sesak napas saat istirahat


• End stage disease – tidak respons
Kelas IV D baik dengan pengobatan

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Analisis kasus
Kasus Teori

keluhan sesak napas yang • NYHA KELAS 3 →Batasan


dirasakan hilang-timbul terutama aktivitas bermakna, Aktivitas
saat aktivitas, namun sekarang ringan menyebabkan sesak napas
sesak dirasakan terus menerus, / kelelahan, Tidak terdapat keluhan
saat istirahat
termasuk saat istirahat
• NYHA KELAS 4 → Sesak napas
saat istirahat
Gejala klinis : sesak disertai PND • AHA C → Terdapat kelainan
(+), DOE (+), nocturnal cough (+), structural jantung + gejala klinis
dan ekstremitas bengkak (+)
Foto thorax : kardiomegali (+)
Gagal Jantung Akut
Terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan kejadian atau
perubahan yang cepat (rapid onset) dari tanda dan gejala gagal
jantung yang dapat mengancam kehidupan dan harus ditangani
dengan segera, dan biasanya berujung pada hospitalisasi.

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Klasifikasi
Klasifikasi
gagal jantung
Gagal jantung de akut yang baru
novo terjadi pertama
kali Kasus :
Gagal jantung Riwayat gagal
akut jantung
sebelumnya (+)
Gagal jantung onset akut pada
gagal jantung
dekompensasi kronis yang
akut (ADHF) sebelumnya stabil

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Faktor Pencetus

Kasus :
Riwayat tidak
pernah kontrol
pengobatan (+)

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Klasifikasi

Lilly, Leonard S. 2011. Pathophysiology of heart disease: a collaborative project of medical students and faculty. Baltimore, MD: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Klasifikasi

Ponikowski P, Voors AA,, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 37, European Heart Journal. Oxford University Press; 2016.
Anamnesis + Faktor Risiko
•Faktor risiko: Sesak nafas: mendadak, pada posisi tidur
• Riwayat gangguan jantung terlentang, terutama malam hari
sebelumnya
• Riwayat infark miokard Rasa lelah dapat terjadi saat aktivitas
maupun istirahat
• Hipertensi
• Dislipidemia Batuk-batuk tidak produktif, terutama
• Obesitas posisi baring
• Merokok
Progresivitas perburukan dalam hitungan
• Diabetes Mellitus tipe 2 hari

Harrison, T. R., Isselbacher, K. J., & Wilson, J. D. (2015). Harrisons Cardiovascular Medicine (2nd ed.). New York: McGraw-Hill.
Pemeriksaan Fisik
•General appearance & vital •Pulmonary •Abdomen
signs • Crackles/rales • Hepatomegaly
• Mild/moderate HF: no (bilateral) • Tenderness
distress at rest • Pleural effusion • Ascites (late)
• Severe HF: must sit upright,
•Cardiac •Extremity
labored breathing
• Displaced PMI to • Peripheral edema
• BP: normal/high (early), low lateral (kardiomegali)
(advanced) (symmetrical)
• S3 gallop • Ankle and pretibial
• Tachycardia, takipnea
• S4 (diastolic regions ->
• Cool extremities, increased dysfunction) ambulatory patients
CRT, cyanosis
• Mitral/ tricuspid • Sacral region ->
•Elevated JVP murmur (late) bedridden patients

Harrison, T. R., Isselbacher, K. J., & Wilson, J. D. (2015). Harrisons Cardiovascular Medicine (2nd ed.). New York: McGraw-Hill.
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap
Elektrolit
Creatinin
GFR
Glukosa
Tes fungsi hati
Urinalisis
Peptida natriuretik
Troponin T / I

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Pemeriksaan Penunjang
● Elektrokardiogram (EKG)
● Chest X-ray
● Echocardiography

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Temuan EKG
Temuan Foto Toraks
Temuan Echocardiography
Tatalaksana

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Tatalaksana

Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
Tatalaksana

Ponikowski P, Voors AA,, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 37, European Heart Journal. Oxford University Press; 2016.
Tatalaksana

McDonagh TA, Metra M,, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 42, European Heart Journal. Oxford University Press; 2021
Ponikowski P, Voors AA,, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 37, European Heart Journal. Oxford University Press; 2016.
McDonagh TA, Metra M,, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 42, European Heart Journal. Oxford University Press; 2021
McDonagh TA, Metra M,, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 42, European Heart Journal. Oxford University Press; 2021
Tatalaksana
Gagal jantung
Kronis

McDonagh TA, Metra M,, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 42, European Heart Journal. Oxford University Press; 2021
Tatalaksana
Gagal jantung
Kronis

McDonagh TA, Metra M,, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 42, European Heart Journal. Oxford University Press; 2021
Tatalaksana nonfarmakologis Gagal jantung Kronis
1. Edukasi pasien dan keluarga
2. Diet restriksi sodium
3. Restriksi cairan harian
4. Manajemen nutrisi
5. Manajemen stress
6. Stop merokok dan konsumsi alcohol
7. Vaksinasi
8. Olahraga aerobik
9. Manajemen multidisiplin

McDonagh TA, Metra M,, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Vol. 42, European Heart Journal. Oxford University Press; 2021
Prognosis

Gheorghiade M, et al. Pathophysiologic Targets in the Early Phase of Acute Heart Failure Syndromes. Am J Cardiol; 2005;96:11G-17G
Referensi
1. Lilly, Leonard S. 2011. Pathophysiology of heart disease: a collaborative project of medical
students and faculty. Baltimore, MD: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
2. Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2020
3. Ponikowski P, Voors AA,, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure. Vol. 37, European Heart Journal. Oxford University Press; 2016. p. 2129–
2200m.
4. McDonagh TA, Metra M,, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure. Vol. 42, European Heart Journal. Oxford University Press; 2021. p. 3599–726.
5. Harrison, T. R., Isselbacher, K. J., & Wilson, J. D. (2015). Harrisons Cardiovascular Medicine (2nd
ed.). New York: McGraw-Hill.
6. Gheorghiade M, et al. Pathophysiologic Targets in the Early Phase of Acute Heart Failure
Syndromes. Am J Cardiol; 2005;96:11G-17G

Anda mungkin juga menyukai