Anda di halaman 1dari 55

Peritonitis ec Perforasi Gaster +

HT urgency + IHD
Oleh

dr. Muhammad Fathurrahman K


TABLE OF CONTENTS

Pendahuluan I.

II. Laporan kasus

Pembahasan III.

IV. Kesimpulan
I.
Pendahuluan
Peritonitis peradangan peritoneum ( membran serosa yang
melapisi rongga abdomen dan menutupi visera abdomen ).
Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ
abdomen, perforasi saluran cerna, atau dari luka tembus
abdomen.

Perforasi tukak gaster disebabkan oleh komplikasi serius dari


penyakit ulserasi lambung. Ulserasi lambung merupakan luka 
yang  terjadi  pada  lapisan  lambung  akibat terkikisnya lapisan
dinding lambung, yang juga bisa terjadi pada dinding duodenum.
II
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
○ Nama : Tn.B
○ Umur : 53 Tahun 8 Bulan
○ Jenis kelamin : Laki-laki
○ No RM : 01.63.29
○ Pekerjaan : PNS
○ Pendidikan : S1
○ Suku : Gorontalo
○ Agama : Islam
○ Tanggal masuk RS : 30 Agustus 2022
○ Tanggal keluar RS : 09 September 2022
Keluhan Utama: Nyeri perut atas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD Rs. Hasri Ainun Habibie dengan rujukan dari Puskesmas
Kandaw masuk dengan keluhan nyeri perut atas secara tiba tiba pagi hari
sekitar pukul 09.00 ditempat kerjanya, keluhan disertai mual mual, tidak ada
muntah, pasien dirujuk dari puskesmas dengan diagnosis, Suspek Appendicitis,
nyeri perut area Mc. Burney (-), demam (-), batuk (-), sesak (+) dirasakan karena
sakit perut jika bernapas dalam, nyeri perut bagian bawah (-), BAB biasa, ada
ampas warna kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir, BAK biasa. Riwayat
penyakit HT (+) tidak rutin minum obat, DM disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT
RIWAYAT PENGOBATAN
(RPD) KELUARGA (RPK)

• Riwayat pernyakit Gastritis • Riwayat penyakit keluarga: • Riwayat minum obat: Pasien
sejak usia muda Keluarga pasien tidak ada sering konsumsi obat antinyeri
• Hipertensi tidak terkontrol yang mengalami keluhan yang dibeli di apotik sudah
serupa. Penyakit darah tinggi, sejak +/- 5 tahunan, karena
kencing manis, asam pasien sering merasakan
urat,penyakit jantung, penyakit cepat lelah dan nyeri nyeri
paru dan penyakit ginjal di hampir diseluruh sendi.
keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Sakit Berat
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital
○ Tekanan darah : 180/90 mmHg
○ Nadi : 88x/menit
○ Pernapasan : 22x/menit
○ Suhu : 36,5 oC
○ SpO2 : 98%
• Antropometri
○ BB: 57 Kg
○ TB: 162 CM
○ IMT: 22,2 ( berat badan normal)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Conjungtiva anemis (-/-), Sklera
Ikterik (-/-), pupil bulat isokor,, Jantung
refleks cahaya (+/+) Bunyi Jantung I/II Reguler

Thorax
Datar dan simetris,
SDV +/+, Rh -/-, wh -/- Abdomen
Bising usus (+) menurun
Perut teraba tegang di
seluruh lapang perut.
Distended (+). Nyeri tekan
(+) seluruh lapang perut.
Ekstremitas Hepar dan lien normal.
edema (-), teraba hangat
Laboratorium 30/08/2022
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 14.4 g/dl 11-17 
Leukosit 14.53 10/ul  4.0-1.00
Trombosit 308.000 10/ul  150-450
Eritrosit 4.88 10/ul  4-6
Hematokrit 40.12 %  34-47
MCV 82 fl  82-92
MCH 29.5 pg  27-31
MCHC 35.8 g/dl  32-36
Netrofil Segmen 93 %  50-70
Limfosit 6 %  20-40
Monosit 1 %  2-8
RDW 14.7 %  11.5-14.5
NLR 15,5    
Kimia Darah
Kreatinin 1.2 mg/dl <1.2
Ureum 25 mg/dl <50
GDS 123 mg/dl <200
Thoraks PA 30/08/2022
Kesan:
• Pulmo dalam batas normal
• Pleural reaction dextra
• Incidental finding: sugest Pneumoperitoneum

Tampak udara bebas


subdiaphragma
EKG 30/08/2022
Kesan : Ischemic Anterior

• Sinus Rhythm

• HR; 300/3.5: 85x/menit

• Gelombang P normal

• Interval PR normal

• Kompleks QRS normal

• ST segmen terdapat T

inverted di lead V3 dan V4


Diagnosa:
Peritonitis ec Perforasi Hollow Fiscus
+ HT Urgency + IHD
Penatalaksanaan
Terapi dari PKM Kwandau: Terapi IGD Rs. Ainun
○ O2 3 LPM via Nasal Kanul + Ceftriaxone 2gr/24jam/iv
○ IVFD Ringer Laktat 20 Tpm + Candesartan 16mg/po (1-0-0)
○ Ranitidin 50mg/12 jam/iv + Omeprazole 40mg/12jam/iv
○ Ketorolac 30mg/8 jam/iv + Ranitidin (stop)
○ Antasida Tab/8 jam/po
○ Captopril 25mg /po (ekstra)
○ Nebu Combivent/8 jam/ Via nebu
mask
Follow up 31/08/2022
S: Pasien masih mengeluhkan nyeri perut yang hilang timbul dirasakan diseluruh bagian
perut
O:
TTV:
TD: 150/90mmhg
P: 26x/menit
N: 99x/menit
SB: 36.5 C
Spo2: 99%

KU: Lemas
Kesadaran: Compos Mentis, GCS 15
Mata: CA -/- SI -/-
Thoraks: RH -/- WH-/-
Cor: BJ ½ Murni Reguler
Abdomen: Distensi Abdomen (+), BU (+) menurun, NT (+) diseluruh regio abdomen
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik, edema -/-
A: HPT Urgency + S/ Appendicitis Akut + S/ Iieus + LVH
P:O2 3 lpm via NK
Ceftriaxone 2gr/24jam/iv
Omeprazole 40mg/12jam/iv
Candesartan 16mg/24jam/po
Amplodipine 10mg/24jm/po
Spinorolakton 25mg/24jam/po
Atorvastatin 20mg/24jam/po
Rencana foto polos abdomen 3 posisi
Konsul jantung dengan OMI
Pasang kateter urin
BNO 3 posisi 31/08/2022
Udara dalam gaster

Supine
udara bebas terletak antara aspek
lateral hepar dan diafragma.

udara bebas
subdiaphragma

Air fluid level

Udara usus tidak sampai


LL
AP
ke distal colon

D
Erect Kesan: Pneumoperitoneum disertai ileus obstruksi
USG Abdomen

Kesan:
-Lesi target sign area Mc. Burney sulit dinilai, namun appendicitis akut belum dapat
disingkirkan
-Tanda tanda ileus obstruksi
-Organ intraabdomen lainnya yang terscan dalam batas normal
Follow up 31/08/2022
Advice Bedah:
Oksigenasi
Pasang NGT terbuka
Pasang kateter
Rehidrasi, target urine 0.5cc/kgbb/jam
Pasien dipuasakan
Siapkan PRC 2 bag

R/ Lapratomi eksplorasi cito (Perforasi Hollow viscus + Peritonitis)


Evaluasi/Observasi TTV dan pemeriksaan Abdomen
Laporan Operasi

• Nama operator : dr. Rizky E Asri, Sp.B

• Nama Ahli Anestesi : dr. Ashari Makmur, Sp.An

• Diagnosis pra bedah : Peritonitis ec Perforasi Hollow Viscus

• Diagnosis pasca bedah : Peritonitis ec Perforasi Gaster

• Nama operasi : Laparatomi Eksplorasi (Repair Gaster dengan Omental

Patch dengan tekhnik Cellan Jones)


  01/09/2022
(Perawatan hari ke-1 di ICU)
S Nyeri luka post OP (+)
O B1 : napas spontan, SpO2 99% dengan O2 8 lpm via NK, RR 15 x/mnt,
rh -/-, wh -/-
B2 : TD 168/96 mmHg, HR 90 x/mnt, MAP 118
B3 : GCS E4V5M6 (15), SB 36,7 oC
B4 : Urine kuning per kateter, urine output : 1000 cc/7jam, BC: -375 BK: 0 H1
B5 : Abdomen supel (+), BU (+),NT (+), drain I: 0, drain II: 100cc
B6 : edema (-), akral hangat
A Post Laparatomi Eksplorasi ec Perforasi Gaster
P - Monitoring, Kontrol infeksi, Awasi vital sign, Periksa darah lengkap
- O2 via NK 8 lpm
- IVFD NaCl 0,9% : D5 : B Fluid : 2 : 1 : 1 /28tpm
- Clinimix 1000cc/24jam
- F : Puasa (NGT Terbuka)
- A : Epidural : fentanyl 1 cc/jam
- S : Metamizole 1gr/8jam/iv
- T:-
- H : Head up 30o
- U : Omeprazole 40 mg/ 12 jam / IV
- G : target GDS 120-180 mg/ dl
- S:-
- B : Terpasang kateter
- I :-
  02/09/2022 Pemeriksaan lab 02/09/2022
(Perawatan hari ke-2 di ICU) Hasil Normal
S Nyeri luka post OP (+) Darah Rutin:
O B1 : napas spontan, SpO2 99% dengan O2 8 lpm via NK, RR 15 x/mnt, Hb: 12.8 g/dl 11-17 g/dl
rh -/-, wh -/- Wbc: 12.210 (10 /ul)
3
4.000-10.000
B2 : TD 168/94 mmHg, HR 90 x/mnt, MAP 117
Plt: 338.000 (10 /ul)
3
150.000-450.000
B3 : GCS E4V5M6 (15), SB 36,5 oC
B4 : Urine kuning per kateter, urine output : 3.450cc/24jam, BC: -
Rbc: 4.52 (103/ul) 4-6 (10/ul)
1.829.79/H4, BK: -2.204.79/H2 Hct: 36.94 % 34-47 %
B5 : Abdomen supel (+), BU (+), NT (+), NGT 200cc drain I: 50cc, drain MCV: 82 82-92 fl
II: 0 MCH: 28.3 27-31 pg
B6 : edema (-), akral hangat MCHC: 34.7 32-36 g/dl
A Post Operasi Laparatomy + HT Urgency Netrofil Segmen: 95 % 50-70 %
Limfosit: 2 % 20-40 %
P - Monitoring Monosit: 3 % 2-8 %
- Kontrol infeksi RDW: 14.9 % 11.5-14.5
- Kontrol nyeri NLR: 47.5  
- Awasi vital sign Kimia Darah
- IVFD RL 20 tpm 1000 cc + Clinimix 1000 cc/ 24 jam Kreatinin: 1.1 mg/dl <1.2
- F : Puasa (NGT terbuka) Ureum: 28 mg/dl <50
- A : Epidural : fentanyl 1 cc/jam/sp + Metamizole amp/ 8 jam/iv SGOT: 38 L: <37 Pr: <31
- S:- SGPT: 33 L: <42 Pr: <32
- T:- Abumin: 3.6 3.2-4.5
- H : Head up 30o
Elektrolit Darah
- U : Omeprazole 40 mg/ 12 jam / IV
-
Kalium: 4.5 mmol/L 3.5-5.5
G : target GDS 120-180 mg/ dl  132 mg/dl
- Natrium: 128 mmol/L 135-145
S:-
- B:-
Chlorida: 94 mmol/L 98-108
- I :-
- D : AB : Meropenem 1 gr/8 jam (H2)
(Perawatan hari ke-3 di ICU)
S Nyeri luka post OP (+)
O B1 : napas spontan, SpO2 99% dengan O2 8 lpm via NK, RR 15 x/mnt,
rh -/-, wh -/-
B2 : TD 168/94 mmHg, HR 90 x/mnt, MAP 117
B3 : GCS E4V5M6 (15), SB 36,5 oC
B4 : Urine kuning per kateter, urine output : 3.950 cc/ 24 jam, BC: -1.677.8/H4, BK: -3.882.59/H3
B5 : Abdomen supel (+), BU (+), NT (+), NGT: 700 cc/ 24 jam, drain 1 : 0, drain II : 50cc
B6 : edema (-), akral hangat
A Post Operasi Laparatomy ec Perforasi Gaster + HT grade 2
P - Monitoring, Kontrol infeksi, Kontrol nyeri, Awasi vital sign
- IVFD Nacl 0.9% 1000 cc + Clinimix 1000 cc/ 24 jam
- F : Puasa (NGT terbuka)
- A : Epidural : fentanyl 1 cc/jam/sp + Metamizole amp/ 8 jam/iv
- S:-
- T:-
- H : Head up 30o
- U : Omeprazole 40 mg/ 12 jam / IV
- G : target GDS 120-180 mg/ dl  139 mg/dl (03/09/2022)
- S:-
- B:-
- I :-
- D : AB : Meropenem 1 gr/8 jam (H3)
- Paracetamol drips (sesuai protap ICU)
- Asam tranexamat 500mg/ 8 jam/ iv
  04/09/2022
(Perawatan hari ke-4 di ICU)
Nyeri luka post OP (+)
B1 : napas spontan, SpO2 97% dengan O2 3 lpm via NK, RR 17 x/mnt,
rh -/-, wh -/-
B2 : TD 155/83 mmHg, HR 97 x/mnt, MAP 103
B3 : GCS E4V5M6 (15), SB 36,5 oC
B4 : Urine kuning per kateter, urine output : 3.600 cc/ 24 jam, BC: -1700.39/H4, BK: -5.582.98/H4
B5 : Abdomen supel (+), BU (+), NT (+), Residu NGT:200, Drain:-
B6 : edema (-), akral hangat
Post Operasi Laparatomy ec Perforasi Gaster + HT grade 2
- Monitoring, Kontrol nyeri, Awasi vital sign
- IVFD Nacl 0.9% 1000 cc + Clinimix 1000 cc/ 24 jam
- F : Puasa
- A:-
- S:-
- T:-
- H : Head up 30o
- U : Omeprazole 40 mg/ 12 jam / IV
- G : target GDS 120-180 mg/ dl  150 mg/dl
- S:-
- B:-
- I :- Rencana pindah ruangan
- Nicardipin habis stop
D : AB : Meropenem 1 gr/8 jam (H4)
Observasi 1 jam posst nicardipine
- Nicardipine 2,5mg/ jam/ sp. titrasi
Konsul Interna
  05/09/2022   06/09/2022
(Perawatan hari ke-5 di Perawatan Bedah) (Perawatan hari ke-6 di Perawatan Bedah)
S Nyeri luka operasi S Nyeri luka operasi
O Keadaan umum: Sakit sedang O Keadaan umum: Sakit sedang
Kesadaran. : Compos Mentis
Kesadaran. : Compos Mentis
Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thorax : Rhonki -/- wheezing -/-
Thorax : Rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : Bunyi usus (+), Luka operasi terawat
Drain I: 0 cc, Drain II: 0 cc Abdomen : Bunyi usus (+), Luka operasi terawat
NGT 200cc (14jam) Drain I: 0 cc, Drain II: 0 cc
Urin 450cc (6 jam) NGT 200cc (14jam)
Ext: Akral hangat, edema (+)
Urin 450cc (6 jam)
Ext: Akral hangat, edema (+)
Post Operasi Laparatomy ec Perforasi Gaster + HT grade 2 Post Operasi Laparatomy ec Perforasi Gaster + HT grade 2
A A
IVFD IVFD Nacl 0.9% 1500 cc + Clinimix 1500 cc/ 24 jam IVFD IVFD Nacl 0.9% 1500 cc + Clinimix 1500 cc/ 24 jam
P P
Omeprazole 40 mg/12 jam/iv Omeprazole 40 mg/12 jam/iv
Meropenem 1 gr/8jam/iv Meropenem 1 gr/8jam/iv
Furamin 1amp/12jam/iv
Furamin 1amp/12jam/iv
Asam Tranexamat 500mg/8jam/iv
Asam Tranexamat 500mg/8jam/iv
Metimizole 1amp/8jam/iv
Solvinex 1amp/8jam/iv Metimizole 1amp/8jam/iv
Solvinex 1amp/8jam/iv
  07/09/2022   08/09/2022
(Perawatan hari ke-7 di Perawatan Bedah) (Perawatan hari ke-8 di Perawatan Bedah)

S Nyeri luka operasi S Nyeri luka operasi


O Keadaan umum: Sakit sedang O Keadaan umum: Sakit sedang
Kesadaran. : Compos Mentis Kesadaran. : Compos Mentis
Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thorax : Rhonki -/- wheezing -/- Thorax : Rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : Bunyi usus (+), Luka operasi terawat Abdomen : Bunyi usus (+), Luka operasi terawat
Drain I: 0 cc, Drain II: 0 cc Drain I: 0 cc, Drain II: 0 cc
NGT 200cc (14jam) Ext: Akral hangat, edema (+)
Urin 450cc (6 jam)
Ext: Akral hangat, edema (+)
Post Operasi Laparatomy ec Perforasi Gaster + HT grade 2 Post Operasi Laparatomy ec Perforasi Gaster + HT grade 2
A A
IVFD IVFD Nacl 0.9% 1500 cc + Clinimix 1500 cc/ 24 jam IVFD IVFD RL 20 tpm
P P
Omeprazole 40 mg/12 jam/iv Amlodipine 10mg/po (1-0-0)
Omeprazole 40 mg/12 jam/iv Amlodipine 10mg/po (1-0-0)
Diet bubur 4x50cc
Meropenem 1 gr/8jam/iv Meropenem 1 gr/8jam/iv
Diet lambung 1 4x50cc
Susu 6x100cc
Furamin 1amp/12jam/iv Susu 6x100cc Asam Tranexamat 500mg/8jam/iv
Diet lambung 2
Asam Tranexamat 500mg/8jam/iv Aff kateter -> Bladder training Metimizole 1amp/8jam/iv
Aff drain atas
Metimizole 1amp/8jam/iv Solvinex 1amp/8jam/iv

Solvinex 1amp/8jam/iv
  09/09/2022
(Perawatan hari ke-9 di Perawatan Bedah)

S Nyeri luka operasi

O Keadaan umum: Sakit sedang


Kesadaran. : Compos Mentis
Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thorax : Rhonki -/- wheezing -/-
Abdomen : Bunyi usus (+), Luka operasi terawat
Drain I: 0 cc, Drain II: 0 cc
Ext: Akral hangat, edema (+)

Post Operasi Laparatomy ec Perforasi Gaster + HT grade 2


A
IVFD RL 20 tpm
P
Omeprazole 40 mg/12 jam/iv
Meropenem 1 gr/8jam/iv
Asam Tranexamat 500mg/8jam/iv
Metimizole 1amp/8jam/iv
Amlodipine 10mg/po (1-0-0)
Candesartan 8mg (0-0-1)
III
Pembahasan
Perforasi gastrointestinal Peritonitis adalah peradangan peritoneum
merupakan suatu bentuk ( membran serosa yang melapisi rongga
penetrasi yang komplek dari abdomen dan menutupi visera abdomen ) yang
dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.
dinding lambung, usus halus, Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran
usus besar akibat bocornya isi infeksi dari organ abdomen, perforasi saluran
cerna, atau dari luka tembus abdomen
dari usus ke dalam rongga perut

4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke – 2. 2003. Jakarta. 642 -
705.
7. Oxford Textbook Of Surgery, 2nd Edition. The Acute Abdomen.
Anatomi
Etiologi Perforasi Gaster

Non
• Volvulus gaster krn overdistensi dan
iskemik
• Ingesti NSAID

trauma
• Malignansi
• Ulkus gaster
• Obstruksi

• Trauma iatrogenik pd pemasangan NGT


• Trauma tajam peneterasi

trauma • Trauma tumpul, ex: terkena gagang


sepeda, sindrom sabuk pengaman
Faktor Agresive VS Faktor Defensive
Patofisiologi
1. H. Pylori positive: melepaskan enzim: urease, lipase, protease, dan posfolipase
dan mengeluarkan berbagai macam sitotoksin yang dapat menyebabkan
vakuolisasi sel – sel epitel
2. H. Pylori negative and non-NSAID associated: Zollinger-Ellison syndrome,
Cushing’s ulcer, dan high-dose upper abdominal radiotherapy merupakan
idopatic ulcers.
3. NSAID associated
Tanda dan Gejala Klinis

○ Nyeri hebat, seperti ditikam di perut


○ Nyeri timbul mendadak, awalnya di epigastrium kemudian menyebar ke seluruh perut
○ Nyeri timbul pada saat pasien bergerak
○ Perforasi Gastrointestinal bisa menyebabkan peritonitis akut
○ Rangsang peritonium positif, terdapat defans muskular
○ Pada fase awal belum terjadi infeksi bakteri, fase ini disebut peritonitis kimia
○ Peristaltik usus biasanya menurun, krn kelumpuhan sementara usus
○ Pekak hepar bisa hilang akibat udara bebas subdiafragma
○ Bila terjadi peritonitis bakteria, suhu tubuh akan meningkat, takikardi, letargis, dan
hipotensi akibat syok septik
Pemeriksaan Penunjang

Radiologi USG CT Scan


Lebih sensitif
Foto Thorax, Deteksi cairan
dibanding
BNO 3 posisi bebas
Rontgen

Ditemukan Densitas tidak


adanya homogen, krn Ketepatan
pneumoperito cairan berasal sampai 95%
neum, dari lambung

Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke – 2. 2003. Jakarta. 642 - 705.

Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010;
27:161–169. DOI:10.1159/000264653
Penatalaksanaan

Terapi gawat darurat dalam kasus perforasi gastrointestinal:


○ Primary Survey
○ Pasang akses intravena (infus). Berikan terapi cairan kristaloid pada pasien dengan
gejala klinis dehidrasi atau septikemia.
○ Jangan berikan apapun secara oral (puasa)
○ Berikan antibiotik secara intravena pada pasien dengan gejala septicemia. Berikan
antibiotik spectrum luas. Tujuan pemberian antibiotik adalah untuk eradikasi infeksi dan
mengurangkan komplikasi post operasi.
○ Pasang NGT

Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010;
27:161–169. DOI:10.1159/000264653
Medical Therapy. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a1127 pada 10 Oktober 2016
Tujuan utama terapi bedah pada kasus perforasi gaster:
○ Koreksi masalah dasar secara anatomis.
○ Koreksi penyebab peritonitis.
○ Mengeluarkan materi asing pada rongga peritoneum yang dapat menginhibisi fungsi sel
darah putih dan pertumbuhan bakteri. Contohnya feses, sekresi gaster dan darah.

Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010;
27:161–169. DOI:10.1159/000264653
Pre-operatif. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a1127 pada 10 Oktober 2016
Tipe Ulkus Gaster

Grant, CN. Roberts, KE, Jackson P. 2015. Antrectomy. Medscape available access at
http://reference.medscape.com/article/1891351-overview. Diakses tanggal 18 Oktober 2016.
Tekhnik Bedah

Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010; 27:161–
169. DOI:10.1159/000264653
Gambar Billroth I, Billroth II, dan Roux-en-Y
Indikasi umum untuk reseksi lambung termasuk penyakit ulkus peptikum dan tumor perut
Zinner, MJ. Ashley, SW. 2013. Chapter 26: Stomach and Doudenum: Operative Procedures. Maingot's Abdominal Operation Twelfth Edition.
McGraw Hill Companies Inc.
Post Operatif
○ Cairan Intravena (monitor perhitungan volume dengan CVP dan output urin)
○ Antibiotik
○ Analgesik
○ Drainase Nasogastrik
○ Puasa 3 sampai 5 hari
○ Bila ditemukan kasus H. Pylori, Triple terapi PPI + clarithromicin + amoxicilin selama 14
hari

Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of
Digestive Surgery 2010; 27:161–169. DOI:10.1159/000264653
Komplikasi
• Malnutrisi
Kegagala • Sepsis
• Uremia
n Luka • Diabetes mellitus
• Batuk yang berat
Operasi • Hematoma (dengan atau tanpa infeksi)
• Abses abdominal terlokalisasi
• Hilangnya tonus vasomotor
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Depresi myokardial

Syok • Pemakaian leukosit dan trombosit


• Penyebaran substansi vasoaktif kuat,
Septik seperti histamin, serotonin, dan
prostaglandin, menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler
• Aktivasi komplemen dan kerusakan
endotel kapiler
Outcome and Prognosis. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a25 pada 10 Oktober 2016.

Schein M: Perforated peptic ulcer; in (ed.): Schein’s Common Sense Emergency Abdominal Surgery. Part III. Berlin, Springer,2005, pp 143–150.
Prognosis
Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik berspektrum luas cepat
dilakukan maka prognosisnya dubia ad bonam. Sedangkan bila diagnosis, tindakan,
dan pemberian antibiotik terlambat dilakukan maka prognosisnya menjadi dubia ad
malam.

Faktor-faktor berikut akan meningkatkan resiko kematian:


○ Usia lanjut >60
○ Pembedahan > 24 jam
○ Syok saat masuk (TD sistol <100mmhg)
○ Adanya penyakit yang mendasari sebelumnya
○ Malnutrisi

Outcome and Prognosis. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a25 pada 10 Oktober 2016.

Schein M: Perforated peptic ulcer; in (ed.): Schein’s Common Sense Emergency Abdominal Surgery. Part III. Berlin, Springer,2005, pp 143–
150.
○ Skor Boey : sistem skoring yang paling umum digunakan untuk stratifikasi risiko
karena kesederhanaannya dan nilai prediktif yang tinggi untuk mortalitas dan
morbiditas pada kasus perforasi lambung.

Diagnosis and treatment of perforated or


bleeding peptic ulcers: 2013 WSES position paper
Salomone Di Saverio 1*†, Marco Bassi 7†, Nazareno Smerieri 1,6 Michele Masetti 1, Francesco Ferrara 7 Carlo Fabbri 7, Luca Ansaloni 3 Stefania Ghersi 7, Matteo Serenari 1, Federico Coccolini,
Noel Naidoo 4, Massimo Sartelli 5 ,Gregorio Tugnoli 1 , Fausto Catena 2, Vincenzo Cennamo 7 and Elio Jovine 1
Pembahasan
Anamnesis Pasien mengeluh nyeri ulu hati - Perforasi akut mungkin merupakan gejala
hebat dialami secara tiba tiba pertama daripada ulkus peptik dan kasus
Nyeri menjalar ke seluruh perut. mortilitas pada orang tua dapat mencapai
Nyeri bertambah bila pasien sehingga 20 peratus. Tanda dan gejala klasik
bergerak, duduk, maupun berjalan. seperti nyeri epigastrium yang berat, 7
, Pasien memiliki riwayat sering - Nyeri subjektif dirasakan waktu penderita
konsumsi obat-obat pegal linu bergerak, seperti berjalan, bernapas,
menggerakkan badan, batuk, dan mengejan 4
-Etiologi: Ingesti aspirin, anti inflamasi non
steroid, dan steroid : terutama pada pasien usia
lanjut.4

4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke – 2. 2003. Jakarta. 642 -
705.
7. Oxford Textbook Of Surgery, 2nd Edition. The Acute Abdomen.
Pemeriksaan Tekanan Darah: 180/90 - Tanda dan gejala klasik seperti nyeri
Nadi : 88x/menit
Fisik Pernapasan : 22x/menit epigastrium yang berat, rigiditas seperti
Suhu : 36.5oC papan (board-like rigidity) serta adanya
SpO2 : 99% udara bebas di bawah diafragma pada
BB : 57 Kg
foto toraks, selalu mengarah kepada
Abdomen:
Auskultasi: BU (+) menurun 80 persen diagnosis pada pasien.7
Palpasi : supel, nyeri tekan - Rangsangan peritoneum
(+) pada seluruh kuadran menimbulkan nyeri tekan dan defans
abdomen, defans muskuler (+) muskuler. Pekak hati bisa hilang
pada seluruh kuadran abdomen, karena adanya udara bebas di bawah
hepar/lien sulit dinilai. diafragma. Peristaltis usus menurun
sampai menghilang akibat kelumpuhan
sementara usus4

4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke – 2. 2003. Jakarta. 642 - 705.
7. Oxford Textbook Of Surgery, 2nd Edition. The Acute Abdomen.
Pemeriksaan Ro/ Thorax: normal kiri.- Udara bebas atau
Penunjang BNO 3 posisi: pneumoperitoneum terbentuk jika
- Bayangan udara bebas pada kedua udara keluar dari sistem
subdiafragma yang cukup banyak
- Udara usus tidak terdistribusi sampai ke gastrointestinal. Hal ini terjadi setelah
distal colon perforasi lambung, bagian duodenum,
- Tampak dilatasi loop loop usus, herring bone dan usus besar.
serta air flud level bertingkat
- Banyak peneliti menunjukkan
- Tulang-tulang intak
Kesan: Pneumoperitoneum disertai ileus kehadiran udara bebas dapat terlihat
obstruksi pada 75-80% kasus. Udara bebas
Laboratorium:
tampak pada posisi berdiri atau posisi
Leukosit 14.530
Neutrofil 93 LLD
Hemoglobin 14.4 - Pada awal perforasi, belum ada
Limfosit 6 infeksi bakteria, fase ini disebut fase
Trombosit 308.000
GDS 123 peritonitis kimia.4

4. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R. Lambung dan Duodenum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke – 2. 2003. Jakarta. 642 - 705.
7. Oxford Textbook Of Surgery, 2nd Edition. The Acute Abdomen.
Oksigenasi
Terapi - Terapi utama perforasi gastrointestinal adalah tindakan bedah. Terapi
Pasang NGT terbuka
Pasang kateter gawat darurat dalam kasus perforasi gastrointestinal adalah:
Rehidrasi, target urine
 Pasang akses intravena (infuse). 8
0.5cc/kgbb/jam
Pasien dipuasakan  Jangan berikan apapun secara oral. 8
Siapkan PRC 2 bag
 Berikan antibiotik secara intravena . Berikan antibiotik spectrum luas.
Rencana pro op laparotomi besok
pagi pukul 08.00 WITA - Pada tahun 1937 Tiga atau 4 jahitan seromuscolar dilewatkan melalui
Laparotomi: Cellan Jones jaringan normal di kedua sisi lubang berlubang, tanpa menarik kedua
sisi lebih dekat, omentum bersama dengan pedikelnya digunakan
sebagai cangkok dan menyumbat lubang, kemudian jahitan dari kedua
sisi diikat menjadi satu. tanpa ketegangan untuk menjaga omentum
berada di tempatnya

8. Medical Therapy. Diunduh http://emedicine.medscape.com/article/195537-treatment#a1127 pada 10 Oktober 2016.


15. Bertleffm, M. Lange, JF. 2010. Perforated Peptic Ulcer Disease: A Review of History and Treatment. Journal of Digestive Surgery 2010; 27:161–169.
DOI:10.1159/000264653
18. Schein M: Perforated peptic ulcer; in (ed.): Schein’s Common Sense Emergency Abdominal Surgery. Part III. Berlin, Springer,2005, pp 143–150.
Kesimpulan
• Mayoritas perforasi gastroduodenal terjadi secara spontan akibat penyakit ulkus
peptikum. Penatalaksanaannya tidak terstandarisasi karena pada dasarnya
bergantung pada skenario klinis dan pengalaman ahli bedah. Ulkus peptikum
perforasi merupakan indikasi untuk operasi di hampir semua kasus kecuali bila
pasien tidak layak untuk operasi. Teknik bedah bervariasi, tetapi laparotomi dan
tambalan dengan omentum tetap menjadi gold standar, sementara operasi
laparoskopi hanya boleh dipertimbangkan jika tersedia. Hal ini harus diikuti dengan
terapi H. pylori untuk mencegah kekambuhan

• Gastrektomi direkomendasikan pada pasien dengan ulkus dengan ukuran yang


besar atau ganas
untuk hasil yang lebih baik.
THANKS
!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai