Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

Sindrom Turp Pada Benign Prostat Hyperplasia


(BPH)

Pembimbing:
dr. M.Winardi S. Lesmana, Sp. An

Disusun Oleh:
Ning Lailatul Fajriyati 19360263

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU ANESTESI


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
BPH sering menyebabkan obstruksi saluran keluar kandung kemih pada
pria yang lebih tua dari 60 tahun.

TURP adalah prosedur bedah yang paling umum dilakukan untuk


obstruksi kandung kemih karena BPH.

Sindrom TURP adalah Penyerapan cairan dalam jumlah besar(2L atau


lebih) menghasilkan kumpulan gejala dan tanda .
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Ismail Umar
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 71 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Garu II B GG
Puskesmas Baru No 34 D Medan

Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
No RM : 00368771
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Tidak Bisa BAK 2 hari

Telaah:
Seorang laki-laki berusia 71 tahun datang ke Rumah Sakit Haji Medan dengan
keluhan tidak bias BAK sudah sejak kurang lebih 2 hari yang lalu.Keluhan ini di
rasakan terus menerus.Saat ingin BAK pasien harus mengedan.Saat BAK
Pancarannya lemah.Pasien juga mengeluhkan sering merasa anyang-anyangan,
anyang anyangan hilang timbul, hilang jika pasien sudah BAK, saat BAK hanya
menetes dan merasa kurang puas.BAK terdapat batu (-), BAK berdarah
(-)Muntah (-)riwayat demam (-)sesak napas (-).
RIWAYAT PASIEN

01 02
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
TIDAK ADA KELUARGA
TIDAK ADA

03 04
RIWAYAT
RIWAYAT PENGOBATAN
ALERGI
TIDAK ADA TIDAK ADA
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
(Kesadaran Penuh, Memerlukan tindakan medis,
Kebutuhan di bantu)

Tinggi Badan : 168 cm


Berat Badan : 70 kg
 
Keadaan Gizi
IMT = BB/(TB)2
= 70/(1,68)2
= 24,8 kg/m2
Interpretasi = Normoweight
B1 (BREATH)
Inspeksi
Airway : Clear
Respiratory Rate : 22 x/menit
Jejas : (-)
Ketinggalan bernafas : (-)
Bentuk dada : simetris
Retraksi iga : (-)
Retraksi sternokleidomastoideus : (-)
Palpasi
Nyeri tekan : (-)
Benjolan : (-)
Perkusi : sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : suara nafas : vesikuler
Suara tambahan :
B2 (Blood)

Inspeksi
Konjungtiva anemis : (-)
Muka pucat : (-)

Palpasi
Akral : Hangat
Tekanan darah : 130/64 mmHg
HR : 80 x/i
CRT : <2 detik
TVJ : R-2 cmH2O
Iktus kordis : tidak teraba
Perkusi

Batas jantung :
kanan atas
ICS II linea parasternalis dextra

Kiri atas
ICS II linea parasternalis sinstra

Kanan bawah
ICS IV linea parasternalis dextra

Kiri bawah
ICS V, 2 jari kearah medial dari linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : suara jantung dalam batas normal
B3 (Brain)
B3 (Brain)
Sensorium : Compos mentis, GCS : 15
Reflex pupil : Isokor (+/+)
Reflex cahaya : (+/+)
Saraf cranial : TDP
Reflex fisiologis : TDP
Reflex patologis : TDP
Inspeksi
Luka dikepala : (-)
Palpasi
Benjolan : (-)
Fraktur : (-)
B4 (Bladder)
Inspeksi
Jejas : (-)

Palpasi
Ballottement : (-)
Distensi : (+)di suprapubis

Perkusi
Nyeri ketok CVA : (-)
Kateter : (+)
Warna urine : kuning jernih
B5 (Bowel)

Inspeksi
Abdomen : simetris
Pembesaran : (-)

Palpasi
Abdomen : soepel
Nyeri tekan : (+)di region hypogastric(supra pubis)
Massa : (-)

Perkusi
Abdomen : timpani
Auskultasi
Peristaltik usus : 8 x/i
B6 (Bone)

Inspeksi
Kemerahan : (-)
Luka : (-)
Deformitas : (-)

Palpasi
Edema : (-)
Fraktur : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Haemoglobin 13,0 g/dl 13,2-17,3
Hitung eritrosit 4,61 10*6/uL 4,4- 5.9
Hitung leukosit 12.90 /Ul 4.000-11.000
Hematokrit 40,6 % 40- 52
Hitung trombosit 337000 /uL 150.000-440.000
INDEX ERITROSIT
MCV 88 fL 80-100
MCH 28 Pg 26 – 34
MCHC 32 % 32 – 36
HITUNG JENIS LEUKOSIT
Eosinofil 1 % 1-3
Basofil 0 % 0-1
Neutrofil seg 87 % 53-75
Monosit 4 % 4-8
Limfosit 8 % 20-45
USG
 Nefritis bilateral dengan kista simplek, kecil multipel pada
ginjal kanan, pyelochalises tak dilatasi tak tampak batu
 Penebalan mukosa buli-buli ec sistitis
 Terpasang balon kateter intrabuli
 prostatomegali dengan ukuran 5,31x 4,82 x 5,71 cm
PERAWATAN SELAMA DI
RUANGAN
1. IGD 2. BANGSAL
Tgl 16-09-2021
Tgl 16-09-2021 IVFD RL 20 gtt/ jam
 IVFD RL 20 gtt/ jam Injk.Ranitidin 4ml/ 12 jam
 Pasang kateter urine Injk.Ketorolac 2ml/12jam
 Injk.Ranitidin 1ml
 Injk.Ketorolac 2ml
 Konsul dr. Urologi Tgl 17-09-2021
 Rencana USG Ginjal IVFD RL 20 gtt/ jam
Prostat Injk.Ranitidin 4ml/ 12 jam
Injk.Ketorolac 2ml/12jam
BANGSAL

Tgl 18-09- Tgl 19-09- Tgl 20-09-2021


2021 2021

● IVFD RL 20 gtt/ jam


● IVFD RL 20 gtt/ ● IVFD RL 20 gtt/ ● Injk.Ranitidin 4ml/ 12
jam jam jam
● Injk.Ranitidin ● Injk.Ranitidin ● Injk.Ketorolac
4ml/ 12 jam 4ml/ 12 jam 2ml/12jam
● Injk.Ketorolac ● Injk.Ketorolac ● Inj. Ceftriaxon 30
2ml/12jam 2ml/12jam menit pre op 1gr
STATUS ANESTESI

PS ASA : II (Seorang pasien ganguan sistemik)

Hari/Tanggal : 20 September 2021

Ahli Anestesiologi : dr. Asmin lubis, Sp.An

Ahli Bedah : dr. Hasroni, Sp.U

Diagnosa Pra Bedah : Retensi urin ec BPH

Diagnosa Pasca Bedah : BPH


STATUS ANESTESI

KEADAAN SAAT BEDAH

• Jenis Pembedahan : TUR-P


• Jenis Anastesi : Regional Anestesi
• Lama Operasi : 60 menit (08.35 - 09.30 WIB)
• Lama Anastesi : 80 menit (08.21 - 08.30 WIB)
• Anastesi Dengan : Bupivacaine 20 mg
• Teknik Anestesi : Spinal
• Teknik Khusus : -
• Pernafasan : Spontan
• Posisi : Litotomi
• Infus : IVFD RL terpasang ditangan kanan
STATUS ANESTESI

DURANTE OP

• Premedikasi: -
• Medikasi
• Bupivacaine : 20 mg
• Tranexamic Acid : 500 mg
• Ranitidine : 25 mg
• Furosemide : 10 mg
• Pemantauan selama OP
STATUS ANESTESI
POST OPERASI
Ruang Pemulihan
Tgl 20-09-2021
- Pantau TTV
-Irigasi dengan Nacl dingin
4. Bangsal
Tgl 15-01-2021
-Nacl 10 ggt/jam
-Injk. Ceftriaxon 1g/12 jam
-Injk. Ranitidine 1 ampul/ 12 jam
-Injk. Ketorolac 1 ampul/12 jam
-Injk. Asam traneksamat 500mg/12 jam
-Bed Rest Selama 24 jam
 
BAB III
RUMUSAN MASALAH
Permasalahan pre OP

 Faktor resiko usia 71 tahun


Pada pasien geriatri terjadi penurunan fungsi organ
 Terjadi infeksi Cystitis pada pasien pemberian antibiotik
 Mual ranitidin dengan dosis 4 ml per 12 jam
 BAK Terasa tidak lancar Pasang kateter urine
 Retensi Urin Berulang Tindakaan Opratif
 Penebalan mukosa buli-buli e.c Cystitits Cefixim 2 X 1 Tab 200 mg
 Nyeri Tekan Suprapubis Pemberian Antibiotik
 Distensi Suprapubis Pasang kateter Urin
 Puasa 8 jamGanti Cairan dengan IVDRL1-2cc/KgBB / 8 jam puas
DURANTE OP
 Menggigil Dengan menghangatkan Larutan irigasi

 Sindrom TURP
o Penggunaan cairan non ionik lain selain H2O yaitu glisin dapat
mengurangi resiko hiponatremia pada TURP, tetapi karena harganya
cukup mahal beberapa klinik urologi di Indonesia lebih memilih
pemakaian aquades sebagai cairan irigasi.
o Posisikan pasien dengan litotomi.
o Apabila pasien kejang dapat di hentikan dengan dosis kecil
midazolam (2-4 mg).
o Bila terjadi Septikemia atau Syok Septik berikan terapi antibiotic
profilaksis
LANJUTAN
o Operator harus membatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari
1 jam
o Tinggi yang ideal dari cairan irigasi adalah 60 cm`
o Gunakan infus Nacl 0,9 % 3ml/kgBB untuk mepertahankan osmolalitas
dan pH darah
o Air yang di serap harus dihilangkan, dan hipoksemia dan hipoperfusi
dikelola dengan pembatasan cairan dan pemberian furosemide intravena
o Intubasi endotrakeal dapat di pertimbangkan untuk mencegah aspirasi.
PERMASALAHAN POST OP

 Hematuria traksi kateter dan Irigasi Nacl 0,9%


dingin
 Nyeri setelah oprasi Dapat diberikan obat-
obatan golongan opioid
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN
PRE OP
1. Resiko usia 71 tahun

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita

2. TERJADI INFEKSI CYSTITIS PADA


PASIEN
Infeksi dan bakteremia disebabkan karena bakteri dan saluran kemih
masuk ke pembuluh darah dan dapat menyebar secara sistemik.
Hal ini bisa dihindari dengan pemberian antibiotik.
3. MUAL DAN MUNTAH
Mual dan muntah merupakan gejala pengosongan lambung yang tidak
tepat atau adanya stimulasi kimia dari pusat muntah.Mual muntah
disebabkan oleh distensi abdomen, obat-obatan, makan atau minum
sebelum peristaltic kembali

4. BAK TIDAK TERASA LANCAR


Gejala BPH umumnya disebut sebagai "gejala saluran kemih
bagian bawah" atau lower urinary tract symptoms(LUTS)

Pembesaran prostat menyebabkan terjadinya penyempitan


lumen uretra pars prostatika dan menghambat aliran urin
sehingga menyebabkan tingginya tekanan intravesika
5.RETENSI URIN BERULANG
Pembedahan dapat memperbaiki klinis pasien BPH secara
objektif

6.PENEBALAN MUKOSA BULI BULI e.c


Cystitis
Sistitis adalah suatu penyakit yang di-sebabkan oleh berkembang biaknya
mikro-organisme di saluran kemih terutama kandung kemih. Penebalan
kandung kemih terjadi karena inflamasi yang dapat disebabkan karena
infeksi dan non infeksi
PUASA 8 JAM
Puasa preoperatif pada pasien yang akan menjalani operasi bersifat elektif
merupakan suatu keharusan sebelum tindakan operatif, hal ini berguna untuk
mengurangi volume dan keasaman lambung serta mengurangi risiko regurgitasi
atau aspirasi yang lebih dikenal dengan Mendelson’s syndrome selama anestesi
terutama pada saat induksi.
PEMBAHASAN PERMASALAHAN
DURATE OP
1. Menggigil
Volume besar cairan irigasi pada suhu kamar dapat menjadi sumber utama kehilangan
panas pada pasien.Penanganan Larutan irigasi harus dihangatkan sampai suhu tubuh
sebelum digunakan untuk mencegah hipotermia

2. SINDROM
TURP
Reseksi prostat transurethral sering membuka jaringan luas sinus vena di prostat, berpotensi
memungkinkan penyerapan sistemik dari cairan irigasi.
Penyerapan cairan dalam jumlah besar (2 L atau lebih) menghasilkan kumpulan gejala dan tanda
yang biasa disebut sebagai sindrom TURP

Sindrom ini muncul secara intraoperatif atau pascaoperasi sebagai sakit kepala, kegelisahan, kebingungan,
sianosis, dispnea, aritmia, hipotensi, atau kejang, dan dapat terjadi dengan cepat dalam waktu singkat.
Lanjutan

Pengobatan sindrom TURP tergantung pada


pengenalan dini dan harus didasakan tingkat
keparahan gejala.

Air yang di serap harus dihilangkan, dan


hipoksemia dan hipoperfusi di obati.
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN POST OP
1. Hematuria

Salah satu komplikasi yang penting dari TUR-Prostat


adalah hematuria.
Hematuria yang terjadi pada operasi dapat diatasi
dengan cara traksi kateter dan irigasi NaCl 0,9% dingin
pada kandung kemih
2. Nyeri setelah oprasi

Dampak dari laparotomi dapat menimbulkan nyeri pada


pasien pasca operasi, Nyeri akut disebabkan oleh stimulasi
noxious akibat trauma, proses suatu penyakit atau akibat
fungsi otot atau viseral yang terganggu Dapat diberikan obat-
obatan golongan opioid
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai