Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus

BPH
(Benigna Hiperplasia Prostat )
Pembimbing :
dr. Doddy Widyawan Hami Seno, Sp.U

Disusun Oleh:
SYLVIA (1810221033)

SMF ILMU BEDAH


RSUP PERSAHABATAN JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’ JAKARTA
2018
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y.I.
Umur/ Tanggal lahir : 62 tahun / 21 November 1956
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl.Pisangan Timur III, Pulo Gadung, Jakarta Timur
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Tanggal masuk RS : 13 November 2018
No. Rekam Medis : 02390997
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Kencing tidak lampias sejak 3 minggu SMRS.

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien mengeluh kencing tidak lancar sejak ± 3 minggu yang lalu. Pasien
harus menunggu pada permulaan kencing, mengedan pada saat kencing,
alirannya terputus-putus, pancaran air kencing lemah dan menetes pada akhir
kencing. Pasien juga merasa tidak puas setelah kencing dan sering kencing
terutama pada malam hari terbangun untuk kencing. Selain itu, pasien
merasakan rasa nyeri pada ujung penis dan batang penis saat kencing.
Selama ini kencing pasien tidak pernah mengeluarkan pasir atau batu
saat kencing. Pasien juga tidak pernah mengalami operasi sebelumnya. Pasien
juga tidak pernah mengeluarkan darah pada saat kencing, nyeri dikedua
punggung ada, buang air besar lancar, demam (-)
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien ini semakin lama semakin
memberat, sehingga 3 hari SMRS.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
– Riwayat penyakit Hipertensi (-)
– Riwayat penyakit Diabetes Mellitus (-)
– Riwayat stroke (-)
– Riwayat operasi (-)
– Riwayat penyakit ginjal (-)
– Riwayat trauma punggung atau abdomen (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga :
– Tidak ada anggota keluarga dari pasien yang memiliki
keluhan serupa
– Riwayat penyakit Hipertensi (-)
– Riwayat penyakit Diabetes Mellitus (-)
IPSS (International Prostate Symptom Score) pasien

• TOTAL SKOR : 28  Termasuk dalam skor IPSS derajat berat


 Sangat Senang Puas Campuran Sangat Tidak Buruk
senang antara tidak bahagia sekali
puas dan puas
tidak puas
Andaikata cara BAK seperti anda alami 0 1 2 3 4 5 6
sekarang ini akan berlangsung seumur
hidup, bagaimanakah perasaan anda?

• TOTAL SKOR : 28  Termasuk dalam skor IPSS derajat berat


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5OC
Kepala : normosefal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : Normochest, simetris, retraksi (-)
» Jantung : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
» Paru : Suara napas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) normal, massa (-), timpani diseluruh lapang abdomen
» Hepar dan lien : tidak teraba membesar
» Ginjal : nyeri ketok CVA +/+
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
DRE : Tonus Sphingter Ani baik, mukosa licin, ampula tidak kolaps, massa (-), refleks
bulbokavernosus (+)
» Prostat : konsistensi kenyal, simetris, nodul (-), nyeri tekan (-), pool atas tidak teraba.
» Sarung tangan : feses (+), darah (-), lendir (-)
DIAGNOSIS BANDING
• Hiperplasia prostat benigna
• Hidronefrosis
• Batu uretra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaaa Laboratorium
(Dilakukan pada tanggal 13 November 2018)

Hematologi Rutin Urnalisis


Hemoglobin 12.6 g/dL 12 - 16 g/dL Warna Kuning Kuning
Hematokrit 34.5 % 37 - 47 % Kejernihan Keruh Jernih
Eritrosit 4.01 juta/uL 4.3 - 6.0 juta/uL pH 5.00 4.8- 8.0
Leukosit 14.200/uL 4800 - 10.600/uL Berat jenis 1.010 1.010 – 1.030
Trombosit 287.000/uL 150.000 - Protein Negatif Negatif
400.000/uL Glukosa Negatif Negatif
Kimia Klinik Urobilinogen Negatif Negatif
Ureum 41 18-55 mg/dL Bilirubin Negatif Negatif
Kreatinin 0.9 mg/dL 0.5 - 1.4 mg/dL Nitrit Negatif Negatif
Glukosa darah sewaktu 105 mg/dL 70 - 100 mg/dL Keton Negatif Negatif
Natrium (Na) 126 mmol/L 135 - 147 mmol/L Eritrosit 3/LPB <2/LPB
Kalium (K) 4.5 mmol/L 3.5 - 5.0 mmol/L Leukosit 3/LPB <5/LPB
Klorida (Cl) 99 mmol/L 95 - 105 mmol/L Kristal Negatif Negatif
Epitel +1 Negatif
PT 10.9
APTT 31.9
Faal hemostasis
SGOT 123 mU/dL 5-34 mg/dL

SGPT 99 mU/dL 0 - 55 mg/dL


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaaa Laboratorium
(Dilakukan pada tanggal 15 November 2018)

Hematologi Rutin
Hemoglobin 12.7 g/dL 12 - 16 g/dL
Hematokrit 35.7 % 37 - 47 %
Eritrosit 4.05 juta/uL 4.3 - 6.0 juta/uL
Leukosit 8.460/uL 4800 - 10.600/uL
Trombosit 294.000/uL 150.000 - 400.000/uL

Kimia Klinik

Glukosa darah sewaktu 124 mg/dL 70 - 100 mg/dL

PSA 48.63 ng/mL <4


• USG Ginjal, Buli, Prostat

Ginjal kanan-kiri, cortex dan medula tidak baik,


pelviokalises melebar, tak tampak batu
Vesika urinaria, bentuk baik, tak tampak indentasi
prostat kepool bawah
Prostat, volume 58,24 ml, densitas padat, indentasi
ke pool bawah vesika
Kesan :
CKD dan hidronefrosis bilateral
Suspek massa prostat, indentasi ke pool bawah
vesika
Pro- Transurethral Resection of the Prostate (TURP)

Diagnosa: Lower urinary tract


symptoms ec hiperplasia prostat
benigna, hidronefrosis bilateral
Laporan Pembedahan
( tanggal 21 November 2018)

• Pasien posisi litotomi dalam spinal anestesi. Asepsis dan antisepsis lapang
operasi dan sekitarnya
• Dilakukan Cystoscopy sheath, lensa 30O. Insersi sheath Cystoscopy : massa
(-), batu (-), trabekulasi (-), sakulasi (-), divertikel (-), muara uretra bilateral
normal, kissing lobe (-), veromontanum normal.
• Dilakukan TURis-P (Transurethral Resection of the Prostat in saline)
dengan sistematis, kontrol perdarahan
• Chip prostat dikeluarkan dengan Ellick. Cystoscopy : Chip (-)
• Sheath dikeluarkan, tes miksi (+)
• Pasang foley catheter 24 Fr 3 way balon diisi aqua 40 cc, drips NaCl 0.9%
(+), traksi (+)
• Operasi selesai
• DIAGNOSIS PASCA-BEDAH
Lower urinary tract symptoms ec hiperplasia prostat benigna

• INSTRUKSI PASCA-BEDAH
Awasi tanda vital dan produksi urine
Pertahankan drip spool NaCl 0,9% 80 tetes/menit, traksi FC
Diet biasa
Ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Vit-K 3 x 100 mg iv
Ranitidin 2 x 50 mg iv
Ketorolac 3 x 30 mg iv
Kirim jaringan ke Patologi Anatomi
FOLLOW UP PASCA-BEDAH
Nyeri (+) di perut bagian bawah hilang timbul, demam (-), mual (-),
S muntah (-)

KU/Kesadaran : Baik/CM
O TD: 150/90, Nadi: 82 x/menit, Napas: 20 x/menit, suhu 36,7oC
Terpasang FC 24 Fr 3 way (urine kuning jernih) 1500 cc/24 jam
Pemeriksaaa Laboratorium (Dilakukan pada tanggal 21
November 2018)
Hematologi Rutin • Tanggal 22 November 2018
Hemoglobin 12.1 g/dL 12 - 16 g/dL
Hematokrit 33.9 % 37 - 47 %
Eritrosit 3.86 juta/uL 4.3 - 6.0 juta/uL
Leukosit 17.260/uL 4800 - 10.600/uL
Trombosit 357.000/uL 150.000 -
400.000/uL
Elektrolit
Natrium (Na) 129 mmol/L 135 - 147
mmol/L
Kalium (K) 4.1 mmol/L 3.5 - 5.0
mmol/L
Klorida (Cl) 96 mmol/L 95 - 105
mmol/L
BPH Post TURP hari ke-1
A
Pertahankan drip spool NaCl 0,9% 60-80 tetes/menit
P - Ceftriaxone 1 x 2 gr iv
- ketorolac 3 x 30 mg iv
- Vit-K 3 x 100 mg iv
- Ranitidin 2 x 50 mg iv
- Laxadin syr 3x1 C
Tanggal 23 November 2018

Nyeri hilang timbul bagian perut bawah sudah berkurang. Demam (-)
S
KU/Kesadaran : Baik/CM
O TD: 140/100, Nadi: 88 x/menit, Napas: 20 x/menit, suhu 36,6oC
Terpasang FC 24 Fr 3 way (urine kuning jernih) 2300 cc/24 jam

BPH Post TURP hari ke-2


A
Mobilisasi jalan
P Aff drip
Kateter dipertahankan
- Ceftriaxone 1 x 2 gr iv
- ketorolac 3 x 30 mg iv
- Vit-K 3 x 100 mg iv
- Ranitidin 2 x 50 mg iv
- Laxadin syr 3x1 C
• Tanggal 24 November 2018
Keluhan tidak ada. Demam (-)
S
KU/Kesadaran : Baik/CM
O TD: 140/90, Nadi: 88 x/menit, Napas: 18 x/menit, suhu 36,7oC
Terpasang FC 24 Fr 3 way (urine kuning jernih) 2000/24 jam

BPH Post TURP hari ke-3


A
Aff kateter, evaluasi kencing (jika dapat kencing spontan, boleh pulang)
P - Cefoxime 2x200 mg tab
- Laxadin syr 3x1 C
- Harnal ocos 1x 0,4 mg (malam)
- Asam mefenamat 3 x 500 mg tab
Hasil Patologi Anatomi
• Cara ambil : Operasi, kelainan prostat

• Makroskopik :
Jaringan compang camping 15 cc, putih, semua cetak 3 blok

• Mikriskopik:
Sediaan TURP prostat menunjukkan jaringan yang terdiri atas
asinus dan fibromuskular dengan ciri-ciri hiperplasia. Asinus dilapisi 2
lapis epitel yang sebagian membentuk lipatan papiler ke dalam lumen.
Stroma bersebukan sel radang kronik dan akut setempat.
Tidak tampak tanda ganas

• Kesimpulan :
Hiperplasia prostat
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Qou ad fungtionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II
Basic Scince Prostat

Uretra : Prostat:
- Pars prostatika Inferior VU, depan rektum
- Pars membranacea ukuran 4x3x2.5 cm , -+ 20 gr
- Pars spongiosa

Urinarius & Genital Pria


Terhubung dengan ligamen puboprostatik
Bagian posterior  denon villiers

- Zona sentral = mengelilingi duktus


ejakulatorius. 25% jaringan kelenjar,
nucleus >besar
- Zona perifer= 70% kelenjar prostat, di
posterior lateral prostat
- Zona transisional = 5%
komponenkelenjar, > stoma
- Zona fibromuscular = anterior uretra
Perdarahan :
a. Vesika inferior
a. Pudenda interna
a. Renalis media  cabang a.iliaka interna
v. Prostat -> v. Dorsalis penis profunda  v. Iliaka interna
Inervasi :
- Simpatik = n. Hipogastrik (T11-L2) = pengeluaran cairan prostat ke dalam ureta posterior
- Parasimpatik = dr korda spinalis S2-4 (pleksus prostatikus)= rangsang peningkatan sekresi kel. Prostat, memberkan
inervasi ke VU
Definisi Hiperplasia Prostat Benigna
• suatu kondisi histologis yang ditandai oleh
proliferasi jinak stroma dan/atau jaringan
prostat epitel yang akan mendesak jaringan
prostat yang asli ke perifer
Epidemiologi
• 20% pada pria berusia 41-50 tahun
• 50% pada pria berusia 51-60 tahun
• >90% pada pria lebih tua dari 80 tahun.
Etiologi
Teori Dihidrotestosteron

Ketidak seimbangan antara Estrogen-


Testosteron

Interaksi Stroma-Epitel

Berkurangnya Kematian Sel Prostat

Teori Sel Stem


Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Gejala obstruktif :
– Hesitansi
– Penurunan kekuatan dan pancaran urine saat miksi
– Sensasi dari pengosongan VU yang tidak lengkap
– double voiding
– Harus mengejan saat miksi, dan post-void dribbling
• Gejala iritatif :
– Urgensi
– Frekuensi
– Nokturia
  Tidak Kurang Kurang Kurang Lebih Hampir
pernah
Skor I-PSS
dari 1x
dari 5x
kejadian
dari
separuh
kejadian
lebih
separuh
dari
dari
separuh
kejadian
selalu

kejadian
Dalam satu bulan terakhir ini, berapa seringkah anda:
1 Incomplete emptying 0 1 2 3 4 5
Merasakan masih terdapat sisa urine
sehabis kencing?
2 Frequency 0 1 2 3 4 5
Harus kencing lagi padahal belum ada dua
jam yang lalu anda baru saja kencing?
3 Intermittency 0 1 2 3 4 5 • Skor I-PSS
Harus berhenti pada saat kencing dan • ringan: skor 0-7
segera mulai kencing lagi dan hal ini • sedang: skor 8-19,
dilakukan berkali-kali? • berat: skor 20-35
4 Urgency 0 1 2 3 4 5
Tidak dapat menahan keinginan untuk
kencing?
5 Weak stream 0 1 2 3 4 5
Merasakan pancaran urine yang lemah?
6 Straining 0 1 2 3 4 5
Harus mengejan dalam memulai kencing?
Tidak 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
pernah
7 Nocturia 0 1 2 3 4 5
Dalam satu bulan terakhir, berapa kali
anda terbangun dari tidur malam untuk
kencing?
 Sangat Senang Puas Campuran Sangat Tidak Buruk
senang antara tidak bahagia sekali
puas dan puas
tidak puas
Andaikata cara BAK seperti anda alami 0 1 2 3 4 5 6
sekarang ini akan berlangsung seumur
Pemeriksaan Fisik
• Digital Rectal Eamination (DRE)
– Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)
– Simetris/ asimetris
– Adakah nodul pada prostate
– Apakah batas atas dapat diraba
– Sulcus medianus prostate

• VU yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah


suprasimfisis akibat retensi urine

• Jika sudah terjadi kelainan pada traktus urinarius bagian atas:


– ginjal dapat teraba
– sakit pinggang
– nyeri ketok pada pinggang.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• (Nilai PSA 4 – 10 ng/ml  Prostate Spesifik Antigen Density ( PSAD ) yaitu PSA serum dibagi dengan
volume prostat. Bila PSAD ≥ 0,15 maka sebaiknya dilakukan biopsi prostat)

• Pengukuran Derajat Berat Obstruksi


– Derajat 1 : Apabila ditemukan keluhan, pada DRE (colok dubur) ditemukan
penonjolan prostat dan sisa urine kurang dari 50 ml.
– Derajat 2 : Ditemukan tanda dan gejala seperti pada derajat 1, prostat
lebih menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari 50
ml tetapi kurang dari 100 ml.
– Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi dan
sisa urin lebih dari 100 ml.
– Derajat 4 : Apabila sudah terjadi retensi total
Pemeriksaan Pencitraan (untuk memperkirakan volume BPH, menentukan derajat
disfungsi VU dan volume residu urin, dan mencari kelainan patologi lain)

• Foto polos :
– batu pada traktus urinarius
– pembesaran ginjal atau VU
• Pielografi intra vena dapat dilihat
– hidronefrosis dan hidroureter
– fish hook appearance ( gambaran ureter berbelok-belok di vesica )
– divertikel, residu urin
• USG
– Volume buli
– Mengukur sisa urin
– Divertikel
– Tumor buli yang besar/batu buli.
– Besarnya prostat
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Nilai indeks gejala BPH Efek samping
Wactfull waiting Gejala hilang/timbul Risiko kecil , dapat terjadi retensi
urinaria
Penatalaksanaan medis
Alpha-blockers Sedang Gaster/usus halus-11%
Sakit kepala-12%
Menggigil-15%

5 alpha-reductase inhibitors Ringan Masalah ereksi-8%


Kehilangan hasrat sex-5%
Berkurangnya semen-4%

Transuretral microwave heat Sedang-berat Urgensi/frekuensi-28-74%


Infeksi-9%

TURP Berat Retensi urinaria-1-21%


Gangguan ereksi-3-13%

Operasi terbuka Berat Inkontinensia 6%


- Elektrovaporasi Prostat
- Open surgery

Microwave Transurethral

TURP
Jadwal Pengawasan Berkala Pasien
BPH
Modalitas terapi 1 tahun setelah terapi Evaluasi
tahunan
12 minggu 6 bulan
6 minggu

- - + +
Watchful waiting

Antagonis adrenergik reseptor - + + +


α

Inhibitor 5α reduktase + - + +
Operasi + + + +
Invasif minimal + + + +
Komplikasi

Hidronefrosis

Hidroureter

Hipertofi otot
detrusor
Benigna prostat
hiperplasi
KESIMPULAN

Hiperplasia kelenjar prostat mempunyai angka


morbiditas yang bermakna pada populasi pria lanjut usia.
Dengan bertambah usia, ukuran kelenjar dapat
bertambah karena terjadi hiperplasia jaringan
fibromuskuler dan struktur epitel kelenjar (jaringan
dalam kelenjar prostat). Gejala dari pembesaran prostat
ini terdiri dari gejala obstruksi dan gejala iritatif.

Penatalaksanaan BPH berupa watchful waiting,


medikamentosa, terapi bedah konvensional, dan terapi
minimal invasif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai