Anda di halaman 1dari 49

Ujian Kasus

Appendisitis Acute
Oleh:
Sroja Ade P
406231021
Pembimbing:
dr. M. Arifin, SpB-KBD

KEPANITERAAN ILMU BEDAH


PERIODE 23 OKTOBER- 30 DESEMBER 2023
RSUD RAA SOEWONDO, PATI, JAWA TENGAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Identitas Pasien
• Nama Lengkap: Tn. T
• Tanggal Lahir : 01-07-1969
• Usia : 54 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : sarimulyo 4/2 winong. Pati, Jawa Tengah
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jawa
• Status : Menikah
• Tanggal Masuk: 19-12-2023
• No. RM : 337XXX
Anamnesis
• Dilakukan anamnesa pada 21 Desember 2023 pukul 09.50
WIB di ruang rawat Bougenvile RSUD RAA Soewondo Pati
• Keluhan Utama : Nyeri pada perut kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke IGD pada 19 Desember 2023 dengan keluhan nyeri pada perut
kanan bawah sejak 2 hari yang lalu.
• Awalnya nyeri dirasakan pada epigastrium lalu berpindah ke perut kanan
bawah.
• Nyeri perut dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri terus menerus dan tidak
menjalar. Nyeri tidak membaik dengan istirahat. Nyeri dirasakan ketika pasien
bergerak. Skala nyeri yang dirasakan adalah 8/10.
• Keluhan lainnya seperti Demam (+), sakit kepala (-), mual (+), muntah (+) , BAB
(-) sejak 1 hari yang lalu. BAK (+) Flatus (+)tapi sakit. Makan dan minum pasien
menurun.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


• Pasien belum pernah • Tidak pernah mengalami
mengalami keluhan serupa keluhan serupa
• Riwayat hipertensi (-), Diabetes • Riwayat hipertensi (-), DM (-),
Melitus (-), jantung (-), jantung (-), keganasan (-), asma
keganasan (-), asma (-) (-)
• Riwayat alergi (-) • Riwayat alergi (-)
Anamnesis

Riwayat Pengobatan Riwayat Kebiasaan


• Pasien sebelumnya sudah • Pasien jarang makan sayur dan
pernah berobat ke dokter dan buah.
diberikan obat tapi keluhan • Pasien mengkonsumsi kopi
dirasakan tidak berkurang. kemasan 3x hari. Dan merokok 1
bungkus perhari.
• Pasien jarang olahraga
Pemeriksaan Fisik
• Dilakukan pemeriksaan fisik pada 21 Desember Pukul 10.15 WIB di
ruang rawat Bougenvile RSUD RAA Soewondo Pati
• Keadaan Umum :Tampak sakit sedang
• Kesadaran :E4V5M6 (Compos Mentis)
• Tekanan Darah :110/78 mmHg
• Frekuensi Nadi :82 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
• Frekuensi Napas :23x/menit, reguler
• Suhu :37,7o C
• Saturasi Oksigen :98%
Pemeriksaan Sistem
• Kepala : Normocephali
• Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya +/+, konjunctiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-
• Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-), nafas cuping hidung (-)
• Telinga : bentuk normal, nyeri tekan telinga -/-, nyeri tarik telinga -/-, otorhea -/-
• Mulut : sianosis (-), perdarahan gusi (-), bibir kering (-)
• Leher : trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
Paru-paru
• Inspeksi : bentuk normal, simetris, jejas (-), retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : tidak teraba massa, krepitasi (-), stem fremitus kanan dan
kiri sama kuat
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
• Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS IV MCL sinistra
• Perkusi : batas atas jantung di ICS II PSLS
batas kanan jantung di ICS IV PSLD
batas kiri jantung di ICS IV MCLS
• Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : tampak datar, simetris, striae (-), massa (-), pelebaran
vena (-), luka (-)
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : nyeri ketuk (+) pada regio iliaca dextra,region Lumbar dekstra
• Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio iliaca dextra, regio Lumbar deksra
• Mcburney sign (+)
• Rovsing sign (-)
• Psoas sign (-)
• Obturator sign (-)

Anus dan genital


• Tak tampak kelainan

Ekstremitas
• CRT<2 detik, akral hangat, edema (-)
Rectal Toucher
• tonus sphincer ani : baik
• Mukosa rectum : licin
• Ampula recti : tidak colaps
• tidak teraba massa
• Nyeri tekan diarah jam 10
• Pada sarung tangan feces (+), darah (-), lendir (-)
ALVARADO SCORE
• Migrasi nyeri ke kuadran kanan bawah (1)
• Anoreksia
• Mual muntah (1)
• Nyeri pada kuadran kanan bawah (2)
• Nyeri lepas
• Peningkatan suhu (>37,3 C) (1)
• Leukositosis (2)
• Neutrophil (>75%) (1)
Laboratorium pada 4 November 2023
Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Penunjang Leukosit 11.0 x 103 / uL 3.8–10.6 x 103 / uL

Eritrosit 4.56 x 106 / uL 4.7–5.2 x 106 / uL

Hemoglobin 13.5 g/dL 13.2–17.3 g/dL

Hematokrit 41.3 % 40-52%

MCH 90.6 pg 26-34 pg

MCHC 32.7 % 32-36 %

MCV 90.6 fL 80 – 100fL


Laboratorium pada 4 November 2023
Hasil Nilai rujukan
Pemeriksaan
Penunjang Trombosit 230 x 103 / uL 150 – 400 x103 / uL

RDW-CV 12.9 % 11.5 – 14.5 %

RDW-SD 44.0 fl 35 – 47 fl

PDW 11.5 fl 9.0 – 13.0 fl

MPV 10.2 fl 6.8– 10.0 fl

P-LCR 26.1 % 0–1%


Laboratorium pada 4 November 2023
Hitung Jenis Hasil Nilai rujukan
Pemeriksaan
Penunjang Neutrofil 79.00 % 50.0 – 70.0%

Eosinofil 0.70 % 2–4%

Limfosit 13.60 % 25.0 – 40.0%

Monosit 6.30 % 2.0 – 8.0%

Basofil 0.40 % 0–1%


Laboratorium pada 5 November 2023
Hasil Nilai Rujukan
PT 15.1 detik 12-16.5
Pemeriksaan
Penunjang INR 1.06 detik
APTT 49.8 detik 28.4 - 44.6
Golongan Darah O
SGOT 21.0 U/L <35

SGPT 11.0 U/L <45


Ureum 69.2 mg/dL 10 – 50
Creatinin 136.5 mg/dL 0.60 – 1.20
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
USG ABDOMEN
- Hepar : ukuran dbn, permukaan rata, tepi
tajam,parenkim homogen
- V porta/hep/duct billier : tak melebar, nodul (-)
- Ves felea : double wall (-), sludge (-), batu (-)
- Lien : tak membesar, v.lienalis dbn
- Pankreas : tak membesar, kalsifikasi (-)
- Ren dex & sin : ukuran dbn, batas kortex medula
jelas, PCS tak membesar, batu (-)
- Ves urinaria : dinding tak menebal, batu(-), massa
(-)
- Reg. Mc Burney : tak tambak gambaran massa /
infitrat atau tubular sign

KESAN : Tak tampak kelainan


Resume
• Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien laki - laki usia 54 tahun di bangsal Bougenvile
RSUD RAA Soewondo Pati dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah sejak 2 hari
yang lalu.
• Awalnya nyeri dirasakan pada epigastrium lalu berpindah ke perut kanan bawah
• Nyeri perut dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri terus menerus dan tidak menjalar.
Nyeri tidak membaik dengan istirahat. Nyeri dirasakan ketika pasien bergerak. Skala nyeri
yang dirasakan adalah 8/10.
• Keluhan lainnya seperti Demam (+), sakit kepala (-), mual (+), muntah (+) , BAB (-) sejak 2
hari yang lalu. BAK (+), Flatus (+) tetapi nyeri. Nafsu makan dan minum pasien menurun.
• Pasien sebelumnya sudah pernah berobat ke dokter dan diberikan obat tapi keluhan
dirasakan tidak berkurang. (nama obatnya lupa hanya ingat kemasan nya warna kuning
dan putih)
Resume
• Pasien jarang makan sayur dan buah.
• Pasien suka konsumsi kopi kemasan 3x sehari. Merokok 1 bungkus
perhari, minum alkohol (-)
Resume
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis (E4V5M6), tekanan darah 110/78 mmHg, HR 82x/menit, RR 23x/menit,
suhu 37,7o C, saturasi oksigen 98%. Pada pemeriksaan sistem didapatkan nyeri
ketok dan nyeri tekan pada regio iliaca dextra dan region lumbar dekstra serta
mcburney sign (+).
• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan APTT, MPV, ureum,
neutrophil. Dan penurunan pada eritrosit, limfosit, eosinophil.
• Pada USG ABDOMEN : didapatkan kesan : tak tampak kelainan
Diagnosis

Diagnosa Klinis Diagnosis Banding


• Apendisitis akut • Cholelitiasis
• Gastroenteritis
• Urolithitasis
Terapi

Farmakologi Non farmakologi


• Inf. RL (Tutofuchsin) 30 tpm • Bed rest
• Inj. Ceftriaxone 2x1 g • Appendektomi
• Inj. Omeprazol 1x 1 amp
• Inj. Pamol 3x200
• Sucralfat syr 3x1
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi

• Apendiks merupakan organ


berbentuk tabung , panjangnya
kira-kira 10 cm (kisaran 3 - 15
cm) , dan berpangkal di sekum .
Lumennya sempit di bagian
proksimal dan melebar di bagian
distal .

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar


Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ
dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Anatomi

Perdarahan
• Pendarahan apendiks berasal
dari arteri apendikularis yang
merupakan arteri tanpa kolateral
merupakan cabang inferior dari
arteri iliocoli yang merupakan
cabang trunkus mesenterik
superior

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu


Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan
Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2017.
Anatomi
Persarafan
• Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang
mengikuti arteri mesenterika superior dan arteri apendikularis,
• Sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus torakalis X . Oleh
karena itu , nyeri viseral pada apendisitis bermula di sekitar umbilikus

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Fisiologi
• Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu normalnya
dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke caecum.
Hambatan aliran lendir di muara apendiks berperan pada
pathogenesis appendicitis.
• Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associated
lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk
apendiks, ialah IgA. Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi.
• Namun demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem
imun tubuh karena jumlah jaringan limf disini kecil sekali jika
dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah
Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Definisi
• Appendisitis adalah inflamasi pada apendiks vermiformis

Epidemiologi
• Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur ,hanya pada anak
kurang dari satu tahun jarang dilaporkan . Insidens tertinggi pada
kelompok umur 20-30 tahun , setelah itu menurun . dengan angka
kejadian sebesar 8,6% pada pria dan 6,7% pada wanita.
• Insidens apendisitis kronik adalah sekitar 1-5%

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Etiologi

Berbagai hal berperan Faktor lain


Sumbatan lumen/obstruksi • Erosi mukosa apendiks akibat
• Hiperplasia Jaringan limf parasit seperti E.histolytica.
• Fekalit • Kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh
• Tumor konstipasi terhadap timbulnya
• Hiperplasiar apendik apendisitis.
• Cacing askaris

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Patofisiologi

https://calgaryguide.ucalgary.ca/appendicitis/
Gambaran klinis
• Gejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang
merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus .
Dalam beberapa jam akan berpindah ke titik mc burney
• Keluhan ini sering disertai mual dan kadang ada muntah .
• Nafsu makan menurun.

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Gambaran klinis
Apendiks terletak retrosekal retroperitoneal:
• Tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda
rangsangan peritoneal karena apendiks terlindung oleh sekum . Rasa
nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat
berjalan karena kontraksi otot psoas mayor yang menegang dari
dorsal

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Gambaran klinis
Radang pada apendiks yang terletak di rongga pelvis:
• Dapat menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau
rektum sehingga peristalsis meningkat dan pengosongan rektum
menjadi lebih cepat serta berulang .
• Jika apendiks tadi menempel ke kandung kemih , dapat terjadi
peningkatan frekuensi kencing

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Pemeriksaan Fisik
• Demam biasanya ringan dengan suhu sekitar 37,5 -38,5°C.
• Bila suhu lebih tinggi , mungkin sudah terjadi perforasi .

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
ABDOMEN

Inspeksi Auskultasi
• Tidak ditemukan gambaran • Peristalsis usus sering normal
spesifik . tetapi juga dapat menghilang
• Kembung sering terlihat pada akibat adanya ileus paralitik
penderita dengan komplikasi pada peritonitis generalisata
perforasi . yang disebabkan oleh apendisitis
perforata
• Penonjolan perut kanan bawah
bisa dilihat pada massa atau
abses periapendikuler.
Perkusi Palpasi
• Nyeri ketok pada kuadaran • Nyeri tekan pada perut kanan
kanan bawah bawah (Mc.Burney)
• Jika pekak hepar hilang : • Nyeri kanan bawah perut pada
perforasi saat penekanan perut kiri
(Rovsing sign)
• Nyeri perut kanan bawah saat
tekanan perut kiri dilepaskan
(Blumberg sign)
mc burney Psoas sign

• Rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi


• nyeri tekan pada kuadran kanan bawah
sendi panggul kanan 🡪 paha kanan ditahan
mc burney : titik ⅓ lateral antara SIAS dan
• Bila apendisitis, maka menempel pada otot
umbilicus
psoas mayor 🡪 timbul nyeri

rovsing sign Obturator sign


• Untuk memeriksa apakah apendisitis
bersentuhan dengan otot obturator
• menekan pada abdomen daerah kiri bawah
internus
dan terasa nyeri pada sisi kanan bawah
• Gerakan fleksi dan endorotasi sendi
panggul pada posisi terlentang akan
menimbulkan nyeri pada appendicitis
pelvika
Pemeriksaan Colok Dubur
• Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi
dapat dicapai dengan jari telunjuk , misal nya pada apendisitis pelvika
• Nyeri tekan pada jam 9-12

Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1).
4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Kriteria mikroskopik apendisitis kronik
Diagnosis Apendisitis Kronik meliputi :
• Riwayat nyeri perut kanan • Adanya fibrosis menyeluruh
bawah yang lebih dari dua pada dinding apendiks
minggu • Sumbatan parsial atau total pada
• Terbukti terjadi radang kronik lumen apendiks
apendiks baik secara • Adanya jaringan parut dan ulkus
makroskopik maupun lama di mukosa
mikroskopik , dan keluhan
menghilang pasca-apendektomi • Infiltrasi sel inflamasi kronik .
Pemeriksaan penunjang Laboratorium
• Pemeriksaan jumlah leukosit
• USG : apendikolith yang membantu menegakkan
menyumbat, struktur tubular non diagnosis apendisitis .
compessible, aperistaltik • Pada kebanyakan kasus terdapat
• Laparoskopi pada kasus yang leukositosis , terlebih pada kasus
meragukan dengan komplikasi.
• Ct scan : dilatasi apendiks (lebih dari • Urinalisis
6 mm), penebalan dinding (lebih
dari 3 mm), dan / atau apendikolit.
• Appendikogram
Alvarado Score
Tatalaksana
• Bila diagnosis klinis sudah jelas tindakan paling tepat adalah
apendektomi.
• Apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu antibiotik, kecuali
pada apendisitis gangren atau perforata
Tatalaksana
Farmakologi
Tatalaksana

Apendisitis Tanpa Komplikasi Apendisitis dengan komplikasi


• Apendektomi • Pembedahan segera diperlukan
pada pasien yang tampak septik
Apendektomi terbuka Apendektomi laparoskopi
• Biasanya dilakukan dengan anestesi umum, • Pada apendektomi laparoskopi, dibutuhkan tiga
meskipun anestesi regional dapat digunakan. sayatan yang sangat kecil (masing-masing
• Insisi dibuat sepanjang 5-7,5cm pada kulit dan sekitar 1 cm atau 1/2 inci). Kemudian ahli bedah
lapisan dinding perut di atas area apendiks menggunakan kamera dan instrumen ke dalam
yaitu pada kuadran kanan bawah abdomen. perut dan mengangkat apendiks.

• Sayatan biasanya dibuat pada titik McBurney Keuntungan :


baik secara miring (sayatan McBurney) atau • Rasa sakit yang lebih sedikit, insiden infeksi
sayatan melintang (sayatan Rocky-Davis). tempat operasi yang lebih rendah, lama rawat
Sayatan laparotomi garis tengah bawah lebih inap yang lebih pendek, kembali bekerja lebih
cocok untuk apendisitis perforasi dengan awal, dan berkurangnya biaya keseluruhan
phlegamon.
• Dipilih pada pasien obesitas
• Pengangkatan apendiks dilakukan dengan
melepaskan apendiks dari perlekatannya
dengan mesenterium abdomen dan kolon,
menggunting apendiks dari kolon, dan menjahit
lubang pada kolon tempat apendiks
sebelumnya.
Apendektomi laparoskopi
Komplikasi
Massa Periapendikular Appendisitis Perforasi

• Massa apendiks terjadi bila • Adanya fekalit di dalam lumen , umur (orang tua
apendisitis gangrenosa atau atau anak kecil) , dan keterlambatan diagnosis ,
mikroperforasi ditutupi atau merupakan faktor yang berperan dalam terjadinya
dibungkus oleh omentum perforasi apendiks
dan/atau lekuk usus halus.
• Perforasi apendiks akan mengakibatkan peritonitis
• Riwayat klasik apendisitis akut , purulenta yang ditandai dengan demam tinggi , nyeri
yang diikuti dengan adanya makin hebat yang meliputi seluruh perut , dan perut
massa yang nyeri di regio iliaka menjadi tegang dan kembung . Nyeri tekan dan
kanan dan disertai demam, defans muskuler terjadi di seluruh perut , mungkin
mengarahkan diagnosis ke massa disertai dengan pungtum maksimum di regio iliaka
atau abses periapendikuler . kanan ; peristalsis usus dapat menurun sampai
menghilang akibat adanya ileus paralitik
Daftar Pustaka

• Brunicardi, F.C., et al., 2015. Schwartzs Principles of Surgery, 10th ed.


USA : McGraw-Hill Education
• Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta:2014.
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4416293/
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK420/
• https://geekymedics.com/abdominal-examination/
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai