“Snake Bite”
Oleh : Cresia Adelia Wibowo
NIM: 406192066
Pembimbing : dr. Eddy Mulyono, SpPD, FINASIM
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam RSUD RAA Soewondo Pati
Periode 22 Februari 2021 – 17 April 2021
Identitas Pasien
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Resume
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Rebi
Tanggal Lahir : 17-03-1950
Usia : 70 tahun 11 bulan 29 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Janda
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SMU
Agama : Islam
Alamat : Karangsumber 4/2 Winong,
Winong, Pati, Jawa Tengah
Anamnesis
• Dilakukan anamnesa pada Selasa, 23 Februari 2021 pukul 07.15 WIB
secara autoanamnesa di ruang rawat Edelways RSUD RAA Soewondo
Pati.
• Keluhan Utama : Nyeri pada kaki kanan, nyeri menjalar sampai lutut
kanan. Nyeri bertambah saat disentuh/ bergerak, dan berkurang bila
di istirahatkan.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien perawatan hari ketiga dengan keluhan nyeri dan bengkak pada
pergelangan kaki kanan setelah digigit ular.
• Nyeri pada pergelangan kaki kanan, nyeri hilang timbul, nyeri
dirasakan semakin bertambah bila luka disentuh/digerakkan, nyeri
menjalar sampai ke lutut kanan.
• Keluhan lainnya : muntah (+), mual (-), sakit kepala (-), BAB (-), BAK(+),
Flatus (+) Makan (-) → pasien mengeluh tidak nafsu makan,
sedangkan minum (+) normal.
Riwayat Pengobatan
• Tidak ada Riwayat pengobatan sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi (+), DM (-), jantung (-), keganasan (-), asma (-).
• Riwayat alergi disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami keluhan
serupa dengan pasien.
• Riwayat kencing manis, darah tinggi, alergi, asma, ataupun
keganasan di keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat Kebiasaan
• Pasien ingin berangkat ke kantor melalui jalan sempit dengan banyak
tumbuhan, sehingga terkena gigitan ular.
Pemeriksaan Fisik
• Dilakukan pemeriksaan fisik pada 23 Februari 2021 pukul 07.20 WIB
di ruang rawat Edelways RSUD RAA Soewondo Pati.
Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum → Tampak sakit sedang
• Kesadaran → E4V5M6 (Compos Mentis)
• Tekanan Darah → 160/90 mmHg
• Frekuensi Nadi → 80x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
• Frekuensi Napas → 20x/menit, reguler
• Suhu → 36,3o C
• Saturasi Oksigen → 99%
Pemeriksaan Sistem
• Kepala : Normocephali, benjolan (-), luka (-)
• Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya +/+, konjunctiva annemis -/-,
sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-,
• Hidung : bentuk hidung normal, deviasi septum (-), sekret (-), nafas cuping
hidung (-)
• Telinga : bentuk normal, nyeri tekan telinga -/-, nyeri tarik telinga -/-,
otorhea -/-
• Mulut : Lidah tidak tampak kotor, uvula ditengah, mukosa faring tidak
hiperemis, sianosis (-), gigi baik, perdarahan gusi (-), tonsil T1-T1
• Leher : trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Sistem
• Paru-paru
➢ Inspeksi : bentuk normal, simetris, jejas (-), retraksi dinding dada (-)
➢ Palpasi : tidak teraba massa, krepitasi (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
➢ Perkusi : sonor (+) di kedua lapang paru
➢ Auskultasi : suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Jantung
➢ Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
➢ Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS IV MCL sinistra
➢ Perkusi : batas atas jantung di ICS II PSLS
batas kanan jantung di ICS IV PSLD
batas kiri jantung di ICS IV MCLS
➢ Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Sistem
• Abdomen
➢ Inspeksi : Datar, bekas luka (-), massa (-), distensi (-)
➢ Auskultasi : BU (+) normal
➢ Perkusi : Timpani
➢ Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba
• Anus dan genitalia : tidak tampak adanya kelainan dari luar
• Kulit : tampak bula yang sudah pecah pada punggung kaki kanan dan telapak kaki kanan,
warna berubah menjadi agak kehitaman
−− −−
• Ekstremitas : CRT<2 detik, edema , akral dingin
+− −−
Status Lokalis
Regio pedis dextra
• Inspeksi : terdapat bekas gigitan, edema, bula, kehitaman.
• Palpasi : nyeri tekan, edema, teraba hangat.
Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium pada 21 Februari 2021)
21 Januari 2021
•Derajat 3 dengan multiple organ failure seperti gagal ginjal, koma, sputum berdarah,
edema distal dari gigitan
Derajat 4
Klasifikasi Gigitan Ular Menurut Schwartz
Derajat Venerasi Luka Nyeri Edema/Eritema Sistemik
0 0 + +/- < 3 cm / 12 jam 0
I +/- + - 3-12 jam / 12 jam 0
II + + +++ > 12-25 cm / 12 + neurotoksik, mual, pusing,
jam syok
III + + +++ > 25 cm / 12 jam ++ petekiae, syok, ekimosis
IV +++ + +++ > ekstremitas ++ gagal ginjal akut, koma,
perdarahan
Komposisi Enzim Menstimulasi
Bisa ular prokoagulan pembekuan darah
Merusak endotel –
Haemorrhagians perdarahan sistemik
spontan
Menghancurkan
Racun sitolitik
atau nekrotik membran sel dan
jaringan
Menghancurkan
Phospholipase
A2 haemolitik membran sel, endotel,
and miolitik otot lurik, saraf dan sel
darah merah
Phospolipase A2
Neurotoxin pre- Merusak ujung saraf
synaptik
Post-synaptic
neurotoxins paralisis
Sifat Bisa Ular
Menyalurkan Perburukan
bahan Edema lokal gerakan
penghancur diafragma
LIHAT RESPON2