HEMOROID
Disusun oleh :
Disusun Oleh :
Dokter Pembimbing
HEMOROID
Disusun Oleh :
20174011030
Telah dipresentasikan
Disahkan oleh:
Dokter Pembimbing,
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Y
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Sudah Menikah
Alamat : Kalisari, Tuntang, Semarang
Tanggal masuk RS : 21-5-2018 jam 12.30
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar benjolan saat buang air besar.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Salatiga dengan keluhan keluar
benjolan saat buang air besar dan tidak dapat dimasukkan kembali dengan
sendirinya ataupun dengan bantuan jari sejak 1 hari SMRS. Pasien mengeluhkan
rasa tidak nyaman dan nyeri pada benjolan (+). Rasa nyeri saat BAB dirasakan
seperti ada yang robek dan perih dibagian anus dan pasien mengatakan skala nyeri
yang dirasakan sesuai dengan VAS yaitu 10. Nyeri dirasakan bertambah saat
menarik nafas dan batuk. Buang air besar terdapat darah (+). Berwarna merah
segar (+). Keluhan lain, seperti mual dan muntah disangkal oleh pasien.
Keluarnya feces di celana dalam (-) dan gatal di daerah perianal (-). Saat buang air
besar, pasien mengatakan jarang untuk mengejan. Dalam sehari-hari, pasien
memang jarang makan sayur dan buah, lebih sering makan goreng-gorengan dan
tidak pernah berolahraga.
Awal mula keluar benjolan sejak bulan Februari 2013 saat hamil anak
pertama, awalnya hanya berupa benjolan kecil dan tiap buang air besar pasti
keluar, tetapi dapat masuk kembali dengan bantuan jari. Sejak 3 bulan terakhir ini,
pasien mengeluhkan setiap buang air besar keluar darah merah segar (+), nyeri (+)
dan benjolan yang keluar semakin membesar, keras dan membengkak, tetapi
masih dapat dimasukkan dengan bantuan jari. Pasien sudah berobat ke dokter di
salah satu puskesmas sejak 1 tahun yang lalu, sudah diberikan obat faktu
ointment. Setelah dioleskan menggunakan salep tersebut, benjolan yang awalnya
keras dan bengkak menjadi lunak.
Riwayat Vertigo sejak September 2017 hingga sekarang. Riwayat
Hipertensi (+), Maag (+), riwayat seperti DM, jantung, dan alergi terhadap obat-
obatan disangkal oleh pasien.
ASSESMENT AWAL
DIAGNOSIS UTAMA
Hemoroid Interna Derajat IV
DIAGNOSIS BANDING
Karsinoma kolorektal, divertikel, dan polip
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium (21-5-2018)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Lekosit 8.32 4,5-11 10^3/Ul
Eritrosit 4,26 4,50-6,5 10^6/Ul
Hemoglobin 10.3 11.5-16.5 g/Dl
Hematokrit 32.8 37-47 %
Trombosit 411 150-450 10^3/uL
MCV 76.9 85-100 fL
MCH 24.2 28-31 Pg
MCHC 31.4 30-35 g/dL
Golongan darah ABO O
Hitung Jenis
Neutrofil% 63.6 40-75 %
Limfosit% 30.4 20-45 %
Monosit% 5.2 2-8 %
Eosinofil% 0,5 1-6 %
Basofil% 0,3 0,0-1,0 %
Kimia
Gula Darah Sewaktu 145 <140 mg/dl
Ureum 19 10-50 mg/dl
Kreatinin 1.0 0.6-1.1 mg/dl
SGOT 15 <31 U/L
SGPT 14 <32 U/L
ASSESMENT AKHIR
Hemoroid Interna Grade IV
PENATALAKSAAN/PLANNING
Infus RL 20 tpm
Ketoprofen suppositoria
A. Definisi
Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang, yang
terdiri atas pleksus arteri-vena, berfungsi sebagai katup di dalam saluran
anus untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus
dan cairan. Apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, baru
dilakukan tindakan.
D. Derajat Hemoroid
Hemoroid interna dikelompokkan dalam empat derajat yaitu sebagai
berikut:
Derajat I : Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa
nyeri pada waktu defekasi. Pada stadium awal seperti ini
tidak terdapat prolaps, dan pada pemeriksaan anoskopi
terlihat hemoroid yang membesar menonjol ke dalam
lumen.
Derajat II : Hemoroid menonjol melalui kanalis analis pada saat
mengedan ringan tetapi dapat masuk kembali secara
spontan.
Derajat III : Hemoroid menonjol saat mengedan dan harus didorong
kembali sesudah defekasi.
Derajat IV : Hemoroid yang menonjol ke luar dan tidak dapat didorong
masuk kembali.
Gambar 3. Derajat Hemoroid Interna
BAB III
PEMBAHASAN
diameter massa ± 1,5 cm, konsistensi lunak, batas tegas, mukosa licin,
nyeri tekan (-); handschoen: darah (-), lendir (-), feses (-).
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pada hasil laboratorium didapatkan kadar hemoglobin
mengalami penurunan yaitu 9,2 g/dL (nilai rujukan untuk
perempuan 11.5-16.5 g/dL). Berdasarkan pedoman interpretasi
data klinik menurut KEMENKES 2011, penurunan nilai Hb
dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena kekurangan
zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan
asupan cairan dan kehamilan.
Kadar hematokrit mengalami penurunan yaitu 31,4% (nilai
rujukan perempuan 37-47%). Penurunan nilai hematokrit
merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi
hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan
hipertiroid.
MCV, MCH dan MCHC juga mengalami penurunan, yaitu MCV
76.9 fl (nilai rujukan 85-100 fl), MCH 24.2 pg (nilai rujukan 28-
31 pg), dan MCHC 31.4 g/dL (nilai rujukan 30-35 g/dL).
Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan
besi, anemia pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia
mikrositik. Penurunan MCH mengindikasikan anemia
mikrositik. Sementara MCHC menurun pada pasien kekurangan
besi, anemia mikrositik, anemia karena pridoksin, talasemia dan
anemia hipokromik.
Angka eosinofil juga cenderung mengalami penurunan yaitu
0,5% (nilai rujukan 1-6%). Penurunan eosinofil dapat terjadi
pada saat tubuh merespon stress (peningkatan produksi
glukokortikoid).
4. Tata laksana
Dilakukan terapi simptomatik dan tindakan memasukkan kembali
benjolannya dengan bantuan jari dan obat ketoprofen ointment serta
pengkompresan dengan menggunakan MgSO4
Perdarahan yang keluar terutama saat buang air besar merupakan tanda
pertama terjadinya hemoroid interna. Pada pasien ini hemoroid yang terjadi
termasuk ke dalam hemoroid interna derajat IV, dikarenakan sudah terdapat massa
yang menonjol keluar dari anus atau hemoroid yang prolaps yang tidak dapat
masuk kembali dengan bantuan jari. Pasien mengatakan jika aktivitas
pekerjaannya sehari-hari lebih banyak untuk duduk. Selain itu, pasien juga jarang
untuk makan sayur-sayuran dan buah. Hal tersebut merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya penyakit hemoroid.
Pada perdarahan hemoroid yang berulang dapat menyebabkan anemia
berat. Pada pasien ini terjadi anemia, dibuktikan dengan hasil laboratorium yang
mengarah ke anemia. Terkait kondisi pasien dan derajat hemoroid interna yang
sudah masuk ke dalam derajat IV, maka seharusnya dilakukan penatalaksanaan
melalui pembedahan berupa hemoroidektomi, guna mencegah perburukan
penyakit yang lebih berat. Tetapi, pada pasien ini menolak untuk melakukan
operasi. Untuk itu, dilakukan tindakan terapi simptomatik dan dan tindakan
memasukkan kembali benjolannya dengan bantuan jari dan obat ketoprofen
ointment serta pengkompresan dengan menggunakan MgSO4.
BAB IV
KESIMPULAN
Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang, yang
terdiri atas pleksus arteri-vena, berfungsi sebagai katup di dalam saluran anus.
Apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, baru dilakukan
tindakan.Faktor yang memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu
defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, dan obesitas. Keluhan utamanya berupa
buang air besar yang disertai darah.
Pada hemoroid diperlukan penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang secara lengkap. Pada pasien ini
didiagnosis menderita hemoroid interna derajat IV, dimana hemoroid sudah
prolapse secara permanen dan tidak dapat dimasukkan dengan bantuan jari. Hal
ini diperlukan terapi pembedahan berupa hemoroidektomi dengan tujuan untuk
menghentikan perburukan penyakit atau akibat yang lebih lanjut dari penyakit
hemoroid ini yaitu salah satunya anemia dikarenakan perdarahan yang keluar
setiap defekasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, John Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H,
Ronardy, Melfiawati, Jakarta, Penerit Buku Kedokteran EGC, 1995.
Caemron, John L, Terapi Bedah Mutakhir, Ed. 4, Jilid 1, alih Bahasa, Widjaya
Kusuma, Lyndon Saputra, Jakarta, Binarupa Aksara, 1997.
Dudley, Hug A.F, Hamilton Bailey, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Ed. 11, alih
Bahasa, Samik Wahab, Soedjono Aswin, Yogyakarta, Gajah Mada
University press, 1992.
Glenn S. Parker, MD, FACS, FASCRS, Journal of family practice supplement,
A new treatment option for grades III and IV hemorrhoids, October
2004
Gouda m. ellabban, World Journal of Colorectal Surgery, Stapled
Hemorrhoidectomy versus Traditional Hemorrhoidectomy for the
Treatment of Hemorrhoids, 2010
http: //www.emedicine.medscape.com
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Binarupa Aksara, 1995.
Schwartz, Seymour I, Principles of Surgery, 2 vol, Ed. 6, New York, Mc Graw-
Hill Publishing Company, 1994.