DERMATITIS ATOPI
Disusun Oleh :
M Imam Mahdi N
2012730059
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AM
Umur : 7 bulan
Agama : Islam
I. ANAMNESIS / ALLOANAMNESA
A. Keluhan Utama
Terdapat bercak dan bintik-bintik kemerahan pada wajah, lipatan ketiak, punggung,
dan dada.
B. Keluhan Tambahan
Pasien dibawa oleh ibunya ke Rumah Sakit dengan keluhan terdapat bercak dan
bintik-bintik kemerahan pada wajah, lipatan ketiak, punggung, dan dada sejak 1
minggu yang lalu. Menurut ibu pasien, keluhan ini juga disertai gatal karena pasien
terlihat sering menggaruk sehingga kulit sekitarnya menjadi luka. Pasien juga mudah
gatal bila berkeringat. Keluhan saat ini merupakan yang ke-5 kalinya. Biasanya, saat
keluhan muncul pasien dibawa berobat oleh ibunya ke Puskesmas dan diberi salep
serta puyer dan keluhan berkurang.
1 minggu yang lalu keluhan yang sama muncul kembali, dan 3 hari yang lalu pasien
sudah diobati dengan salep dan obat puyer yang sama oleh dokter puskesmas, tetapi
keluhan dirasakan tidak banyak ada perubahan, sehingga pasien dibawa ke Rumah
Sakit oleh ibunya.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sejak 2 bulan yang lalu sebanyak
5 kali.
Menurut ibu pasien, keluarga besar dari ayah maupun ibu pasien belum pernah ada
yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien saat ini.
F. Riwayat Alergi
Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap telur dan susu sapi, dan sudah diganti
dengan susu kedelai.
A. Status Generalikus
4. Nadi : 96x/menit
5. Pernafasan : 24x/menit
6. Suhu : 37,0oC
B. Status Dermatologikus
Sekunder krusta
3. Sifat efloresensi :
Ukuran :
- Eritema lentikuler
Susunan/bentuk :
An.AS, perempuan, usia 3 tahun. Dibawa oleh ibunya dengan keluhan terdapat bercak
dan bintik-bintik kemerahan yang disertai rasa gatal pada pada wajah, lipatan ketiak,
punggung, dan dada, dan sudah pernah mengalami keluhan yang sama sejak 2 bulan yang
lalu sebanyak 5 kali. Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap telur dan susu sapi, dan
mudah gatal bila berkeringat.
Status dermatologikus :
Pada regio lipatan ketiak: Sebagian Eritema dan sebagian lainnya hiperpigmentasi,
papulo-vesikel.
Pada regio punggung: Sebagian Eritema dan sebagian lainnya hiperpigmentasi, papulo-
vesikel.
III. DIAGNOSIS
A. Diagnosis Banding
- Dermatitis Atopi + scabies
- Dermatitis Atopi
- Skabies
B. Diagnosis Kerja
- Dermatitis atopi + skabies
IV. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
Mengobati keluhan gatal yang sama pada semua anggota keluarga yang
Medikamentosa
Topikal :
Permetrin (skabimite)
Hidrokortison 1%
V. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Dermatitis atopic (DA) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh
faktor herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula,
vesikel, kusta, skuama dan pruritus yang hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi atau
II.2. Epidemiologi
dunia dengan pravalensi pada anak-anak 10-20% dan pravalensi pada orang dewasa 1-3%.
Dermatitis atopic lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki dengan ratio 1,5:1.
Dermatitis atopic sering dimulai pada awal masa pertumbuhan (early-onset dermatitis
atopic). Empat puluh lima persen kasus dermatitis atopic pada anak pertama kali muncul
dalam usia 6 bulan pertama, 60% muncul pada usia satu tahun pertama, dan 85% kasusu
muncul pertama kali sebelum usia 5 tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada saat
dewasa (late onset dermatitis atopic), dan pasien ini dalam jumlah besar tidak ada tanda-
II.3. Etiopatogenesis
Sampai saat ini etiologi maupun mekanisme yang pasti DA belum semuanya
diketahui, demikian pula pruritus pada DA. Tanpa pruritus diagnosis DA tidak dapat
ditegakan. Rasa gatal dan rasa nyeri sama-sama memiliki reseptor di taut dermoepidermal,
yang disalurkan lewat syaraf C tidak bermielin ke saraf spinal sensorik yang selanjutnya
diteruskan ke thalamus kontralateral dan korteks untuk diartikan. Rangsangan yang ringan,
superficial dengan intensitas rendah menyebabkan rasa gatal, sedangkan yang dalam dan
a) Reaksi imunologis DA
Sekitar 70% anak dengan DA mempunyai riwayat atopi dalam keluarganya
seperti asma bronchial, rhinitis alergi, atau dermatitis atopi. Sebagian besar
anak dengan DA (sekitar 80%), terdapat peningkatan kadar IgE total dan
berat akan berlanjut dengan asma dan /atau rhinitis alergika di kemudian
hari, dan semuanya ini memberikan dugaan bahwa dasar DA adalah suatu
penyakit atopi.
b) Faktor non imunologis
Faktor non imunololgis yang menyebabkan rasa gatal pada DA antara lain
kulit diperberat oleh udara yang lembab dan panas, banyak berkeringat, dan
bahan detergen yang berasal dari sabun. Kulit yang kering akan
rangsangan yang ringan seperti iritasi wol, rangsangan mekanik, dan termal
(DBPCFC), hamper 40% bayi dan anak dengan DA sedang dan berat
alergi makanan umumnya disertai uji kulit (skin prick test) dan kadar
IgE spesifik positif terhadap berbagai macam makanan. Walaupun
demikian uji kulit positif terhadap suatu makanan tertentu, tidak berarti
dibuktikan dengan uji tempel, positif pada 30-50% penderita DA, atau
lewat inhalasi. Reaksi positif dapat terihat pada alergi tungau debu
dengan 4 musim.
Infeksi kulit
Penderita dengan DA mempunyai tendensi untuk disertai infeksi kulit
koloni bisa mencapai 107 koloni/cm2 pada bagian lesi tersebut. Akibat
bentuk dewasa.
a) Bentuk infantile (2 bulan 2 tahun)
Secara klinis berbentuk dermatitis akut eksudatif dengan predileksi daerah
berlangsung sampai usia 2 tahun. Predileksi pada muka lebih sering pada
bayi yang masih muda, sedangkan kelainan pada ekstensor timbul pada
bayi sudah merangkak. Lesi yang paling menonjol pada tipe ini adalah
vesikel dan papula, serta garukan yang menyebabkan krusta dan terkadang
gelisah dan rewel dengan tidur yang terganggu. Pada sebagian penderita
diantaranya terdapat suatu periode remisi. Gejala klinis ditandai oleh kulit
daerah lipatan, muka, leher, badan bagian atas dan eksremitas. Lesi
II.5. Diagnosis
Hanfin dan Lobitz (1977) menyusun petunjuk yang sekarang diterima sebagaidasar
untuk menegakan diagnosis DA. Mereka mengajukan berbagai macam criteria yang dibagi
dalam criteria mayor dan criteria minor. Dermatitis atopic dikenal sebagai gatal yang
menimbulkan kelainan kulit, bukan kelainan kulit yang menimbulkan gatal. Tetapi belum ada
kesepakatan pendapat mengenai hal ini, karena pada pengamatan lesi di muka dan punggung
bukan diakibatkan garukan, selain itu dermatitis juga terjadi pada bayi yang belum
Xerosis
Ptriasis alba
Keilitis
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Intolerans perifolikular
Untuk mendiagnosis dermatitis atopic harus ada kriteria mayor 3 dan kriteria minor 3
Pruritus
Xerosis/iktosis/hiperliniaris Palmaris
Aksentuasi perifolikular
I Harus ada :
Riwayat perubahan kulit/kering di fosa kubiti, fosa poplitea, bagian anterior dorsum pedis atau
seputar leher (termasuk kedua pipi pada anak < 10 tahun)
Riwayat asma atau hay fever pada anak ( riwayat atopi pada anak < 4tahun pada generasi-1
dalam keluarga
Dermatitis di fleksural ( pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak < 4 tahun
Awitan dibawah umur 2 tahun ( tidak dinyatakan pada anak < 4 tahun
terhadap kulit.
Hasil penelitian adanya sel IgE pada sel langerhans membuktikan mekanisme
respon imun tipe I pada dermatitis atopic, adanya pajanan terhadap allergen
5. Jumlah eosinofil
seirama dengan beratnya penyakit dan lebih banyak ditemuakn pada keadaan
yang kronis.
6. Faktor imunogenik HLA
Dugaan lain adalah kromosom 11q13 juga didapat ikut berperan pada
terutama yang eksudatif (walaupun tidak tampak infeksi sekunder), kultur dan
1. Dermatitis seboroik
2. Dermatitis kontak
Biasanya lesi sesuai dengan tempat kontaktan, lesi berupa popular miliar dan
erosif.
3. Dermatitis numularis
Penyakit yang ditandai lesi yang berbentuk koin. Ukuran diameter 1 cm atau
4. Psoriasis
Lesi psoriasis berwarna merah dan skuama seperti perak micaceous (seperti
5. Skabies
distribusi lesi yang khas, dengan lesi primer yang patognomonik berupa
6. Dermatitis herptiformis
Penyakit yang menahun dan residif, ruam bersifat polimorfik terutama berupa
vesikel, terusun berkelompok dan simetrik serta disertai rasa sangat gatal.
A. Umum
Berbagai fdaktor dapat menjadi pencetus DA dan tidak sama untuk setiap individu,
pemutih,dll)
B. Khusus
1. Pengobatan Topikal
a. Hidrasi kulit
b. Kortikosteroid
Walau steroid topikal sering diberi pada pengobatan DA, tetapi harus
c. Imunomodular topikal.
1) Takrolimus
salap 0,03% untuk anak usia 2-15 tahun dan dewasa 0,03% dan
0,1%.
2) Pimekrolimus
Yaitu suatu senyawa askomisin yaitu suatu imunomudolator
1% 2 kali sehari.
3) Preparat ter
d. Antihistamin
2. Pengobatan Sistemik
a. Kortikosteroid
b. Antihistamin
c. H1 dan H2
1) Anti infeksi
Pemberian antibiotiuka berkaitan dengan ditemukannya
untuk 10 hari.
2) Interferon
3) Siklosporin
5) Antimetabolit
6) Probiotik
Pemberian probiotik saat perinatal menunjukan penurunan
kehidupan.
II.9. Prognosis
Anak tunggal
bronkiale dan hay fever. Penderita DA mempunyai resiko tinggi untuk mendapat
KESIMPULAN
Dermatitis atopik adalah salah satu dari sepuluh besar penyakit yang sering terjadi,
karenanya perlu pemahaman yang lebih mendalam. Selain karena dermatitis atopic dapat
menyembuh dengan bertambahnya usia, tetapi dapat pula menetap bahkan meluas dan
Dalam penegakan diagnosisnya, dermatitis atopi tidaklah terlalu sulit namun tidak
juga mudah. Karena kadang gejala dan wujud kelainan kulitnya tidak khas. Namun kita
9. Hanifin JM, Rajka G. Diagnostic features of atopic dermatitis. Acta Dem Venereol
1980;92:44.
10. Spergel & Schneider, 1999. Atopic dermatitis. The Internet Journal of Asthma,
Allergy and Immunology 1:
11. Leung DY et al. New insights into atopic dermatitis. J Clin Invest 2004;113:651.