Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

Refreshing

MATA PUTIH VISUS MENURUN

Disusun oleh :

M Imam Mahdi N

2012730059

Pembimbing Klinik :

dr. Hj. Hasri Darni, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK STASE MATA

RSI PONDOK KOPI - JAKARTA TIMUR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

1
2017

BAB I
PENDAHULUAN

Mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah yang
dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler. Sedangkan penglihatan menurun
adalah berkurangnya penglihatan atau gangguan pada media penglihatan baik yang terjadi
secara mendadak atau perlahan.
Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat disebabkan oleh
beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optic, ablasio retina, obstruksi
vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral, perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks,
dan koroiditis.
Penglihatan turun perlahan disebabkan beberapa penyakit seperti katarak, glaucoma,
retinopati, dan retinitis pigmentosa.
Untuk mengetahui letak dan kelainan dari penyakit-penyakit tersebut kita harus
memahami anatomi dan fisiologi dari mata.

1.1 Anatomi dan Fisiologi mata

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian
visual. Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik
yang sangat penting bagi manusia. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan
mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk,
memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran
yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

2
OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf
kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya.
- Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
- Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
- Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

STRUKTUR PELINDUNG
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke
segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur
dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka
sehingga cahaya masih bisa masuk.
- Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh
darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
- Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara
refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya
yang sangat terang.

3
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh
permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban
permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan
tidak tembus cahaya.
Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga
membungkus permukaan mata.
- Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar
kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan
air mata.
- Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui
2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan
bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata,
juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air
mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Anatomi mata terdiri atas:

1. Kornea
Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan difokuskan ke dalam
pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang transparan dimana kekuatan
pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40 dioptri ,dengan indeks bias 1,38.
Kornea memiliki ketebalan 0,5mm dan terdiri dari:
4
- Epitel, suatu lapisan squamosa anterior yang menebal di perifer pada limbus
dimana lapisan ini bersinambung dengan konjungtiva. Limbus mengandung sel
germinativum atau stem sel.
- Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea yang
merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
bagian depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.
- Stroma, dari serabut kolagen, substansi dasar dan fibroblas yang menjadi dasar
kornea. Bentuk serabut kolagen yang reguler dan diameternya yang kecil
menyebabkan transparansi kornea. Keratosi merupakan sel stroma kornea yang
merupakan fibroblas terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio sesudah
trauma.
- Membran Descement, merupakan membran aseluler dan merupakan batas
belakang stroma kornea yang dihasilkan sel endotel dna merupakan membran
basalnya. Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup ,
mempunyai tebal 40um.
- Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-
40um. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan
zonula okluden.
2. Iris
Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat pada iris yang akan
menghalangi sinar masuk kedalam mata, iris juga mengatur jumlah sinar yang masuk
kedalam pupil melalui besarnya pupil. Iris mempunyai kemampuan mengatur secara
otomatis masuknya sinar kedalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator
untuk fungsi simpatis ( midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar terdapat 3
otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.
3. Pupil
Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola mata. Pada
pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya
pupil ( miosis ) dan m.dilatator pupil yang bila berkontriksi akan mengakibatkan
membesarnya pupil ( midriasis )

5
4. Corpus siliaris
Berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeus
5. Lensa
Lensa dapat membiaskan sinar 20 % atau 10 dioptri dan berperan pada saat
akomodasi. 65 % lensa mengandung air dan 35 % protein. Lensa berbentuk lempeng
cakram bikonveks dan terletak di dalalm bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh
sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat
dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Korteks yang terletak di sebelah depan
nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior sedangkan dibelakangnya disebut korteks
posterior. Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
- Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting dalam akomodasi untuk menjadi
cembung
- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
- Terletak ditempatnya.

6. Retina
Retina merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10
bagian, terdiri dari fotoreseptor ( sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapa
diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf optik. Bertanggung jawab
untukmengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Retina akan meneruskan rangsangan yang
diterimanya berupa bayangan benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai
bayangan yang dikenal. Pada Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel
kerucut yang mengenal fekuensi sinar. Sel kerucut bertanggung jawab untuk
penglihatan siang hari.
Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang gelombang pendek,
menengah, dan panjang ( biru, hijau, merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di fovea yang
menjadi pusat penglihatan. Sel batang untuk penglihatan malam. Sel-sel ini sensitif
terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel
batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.
7. Nervus Optikus

6
Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual untuk
dikenali bayangannya. Kelainan refraksi dapat terjadi karena adanya kelainan pada
kelengkungan kornea dan lensa, Indeks bias yang berkurang dan adanya kelainan pada
sumbu mata

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyakit-penyakit mata putih dengan visus menurun perlahan

Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.

7
Gambar 2. Lensa yang mengalami katarak
Penyebab
1. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang
mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh. ( Katarak Senilis )
2. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alcohol, kurang
vitamin E, radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor / pabrik karena
mengandung timbal
3. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda ,panas yang tinggi, bahan kimia
yang merusak lensa ( Katarak Traumatik )
4. Peradangan / Infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan ( Katarak Kongenital)
5. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus ( Katarak
komplikata )
6. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid ,klorokuin ,klorpromazin ,ergotamine,
pilokarpin
Patomekanisme
Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi
lebih padat dan berkurang kandungan airnya, lensa akan menjadi keras pada bagian
tengahnya ( optic zone ) sehingga kemampuan memfokuskan benda berkurang.
Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya ( Katarak Senilis ).

8
Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya akan
mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa
menimbulkan katarak ( Katarak Komplikata ).

Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan
penglihatan yang muncul secara bertahap.
- Penglihatan kabur dan berkabut
- Fotofobia
- Penglihatan ganda
- Warna manik mata berubah / putih
- Kesulitan melihat di waktu malam
- Sering berganti kacamata
- Perlu penerangan lebih terang untuk membaca
- Seperti ada titik gelap didepan mata
- Melihat dekat jelas ( bersifat sementara )

- gambar 3. Perbandingan lensa mata


Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :
1. Katarak Inti / Nuclear
- Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat, dan untuk melihat
dekat melepas kaca mata nya.
- Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning, lensa akan lebih
coklat
- Menyetir malam silau dan sukar
2. Katarak Kortikal

9
- Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga
mengganggu penglihatan
- Penglihatan jauh dan dekat terganggu
- Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
3. Katarak Subscapular
-
Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk
-
Dapat terlihat pada kedua mata
-
Mengganggu saat membaca
-
Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya
-
Mengganggu penglihatan

Klasifikasi
1. Katarak kongenitalis
Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan bayi
berusia kurang dari 1 tahun . Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan
(diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarakkongenitalis adalah:
- penyakit metabolik yang diturunkan
- riwayat katarak dalam keluarga
- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
Kelainan utama terletak dinukleus lensa atau nukleus embrional bergantung pada
waktu stimulus kataraktogenik atau di kutub anterior atau posterior lensa. Katarak
kongenital dapat berbentuk katarak lameral atau zonural, katarak polaris posterior
(piramidalis posterior, kutub posterior) polaris anterior (piramidalis anterior, kutub
anterior), katarak inti (katarak nuklearis) dan katarak sutural.
Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital perlu dilakukan pemeriksaan
riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan
pemakaian obat selama kehamilan .Bila katarak disertai dengan uji reduksi pada urine
yang positif, mungkin katarak terjadi akibat galaktosemia. Pada pupil bayi akan
terlihat bercak putih atau leukokoria.
Penatalaksanaan
Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi :
10
- Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak
- Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau
lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.

2. Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuk pada usia
kurang dari 9 bulan, katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.
Penyulit penyulit pada penyakit katarak Juvenil :
1. Katarak Metabolik
- Katarak diabetik dan galaktosemik
- Katarak hipokalsemik
- Katarak defisiensi gizi
- Katarak aminoasiduria
- Penyakit Wilson
- Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
2. Otot
Distrofi miotonik ( umur 20 sampai 30 tahun )
3. Katarak traumatik
4. Katarak Komplikata
- Kelainan kongenital dan herediter
- Katarak degeneratif
- Katarak anosik
- Toksik
- Lain lain kelainan kongenital , sindrom tertentu.
- Katarak radiasi.

3. Katarak Senilis
Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut
Bentuk katarak senilis :
a. Katarak nuklear

11
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama kelamaan
inti sel yang mulanya putih kekuning kuningan menjadi coklat dan kemudian kehitam
hitaman (Katarak brunesen atau nigra).
b. Katarak kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi
miopisasi akibat perubahan indeks refraksi cahaya. Pada keadaan ini penderita seakan
akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.
c. Katarak Kupuliform
Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear.
Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran piring.
Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak, Katarak ini
sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.
Stadium katarak senilis :
1. Katarak Insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks anterior dan posterior
( katarak kortikal), vakuol mulai terlihat di dalam korteks.
Katarak subkapsular posterior , kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior,
celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda
morgagni). Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang
tidak sama pada semua bagian lensa, bila dilakukan uji bayangan iris akan positif, pada
permulaan hanya tampak bila pupil dilebarkan.

Gambar 6. Katarak insipien

2. Katarak Intumesen

12
Gambar 7. Katarak intumesen

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeratif menyerap air.
Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang
akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan
normal. Pencembungan lensa ini dapat memberikan penyulit glaukoma.
Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan
miopia lenticular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga lensa akan
mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang akan memberikan miopisasi.
Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak
lamel serat lensa.

3. Katarak Imatur

gambar 8. Katarak imatur

Katarak belum seluruh lapis lensa,hanya sebagian lensa yang keruh, akan bertambah
volume lensanya akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeratif, Pada
stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung sehingga
memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopi. Kecembungan
ini akan mengakibatkan pendorongan iris kedepan sehingga bilik mata depan akan
semakin sempit dan dapat menimbulkan hambatan pupil sehingga terjadi glaukoma
sekunder. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.
13
4. Katarak Matur

Gambar 9. Katarak matur


Kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa, kekeruhan ini dapat terjadi akibat deposisi
ion Ca yang menyeluruh. Bila proses degenerasi berjalan terus menerus akan terjadi
pengeluaran air bersama sama hasil desintegrasi melalui kapsul , didalam stadium ini
lensa akan berukuran normal , iris tidak terdorong kedepan dan bilik mata depan akan
mempunyai kedalaman normal kembali. Lensa berwarna putih keruh akibat perkapuran
menyeluruh karena deposit kalsium.Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

5. Katarak Hipermatur

v Gambar 10. Katarak hipermatur


Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut , lensa menjadi cair dan dapat
keluar melalui kapsul lensa. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa
sehingga lensa menjadi mengecil , berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan
terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa, kadang kadang pengerutan berlanjut
sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses berjalan terus
disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat
14
keluar sehingga korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai
nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat ( keadaan ini disebut
Katarak Morgagni ) . Uji bayangan iris memberikan gambaran pseudopositif.
Perbedaan Stadium Katarak Senilis

Insipien Imatur Matur Hipermatur


Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Normal Bertambah Normal Berkurang
Lensa
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Normal Sempit Normal Terbuka
Bilik Mata
Shadow Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Test
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma

4. Katarak Komplikata
Gambar 11. Katarak komplikata

Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses degenerasi
seperti ablasi retina ,retinitis pigmentosa , glaucoma , pasca bedah mata ,dapat juga
disebabkan penyakit system endokrin seperti diabetes mellitus, hipoparatiroid,
galaktosemia dan miotonia distrofi ).
Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya didaerah
bawah kapsul atau pada lapis korteks , kekeruhan dapat difus , pungtata ataupun linier,
dapat berbentuk rosete ,reticulum dan biasanya terlihat vakuol.

15
Bentuk katarak komplikata :
a. Kelainan pada polus posterior mata
Terjadi akibat penyakit koroiditis , retinitis pigmentosa , ablasio retina , kontusio retina
dan myopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca, biasanya kelainan ini
berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan cepat didalam nucleus sehingga sering
terlihat nucleus lensa tetap jernih.
b. Kelainan pada polus anterior bola mata
Biasanya akibat kelainan kornea berat ,iridosiklitis , kelainan neoplasma dan glaukoma .
Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak subskapularis anterior.
Katarak komplikata yang disebabkan Diabetes Mellitus,dapat terjadi dalam 3 bentuk :
a. Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan
terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan
terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula
normal kembali.
b. Pasien diabetes juvenil yang tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada
kedua mata dalam 48 jam , bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular.
c. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secra histologik dan biokimia
sama dengan katarak pasien non diabetik.

5. Katarak Traumatik
Paling sering akibat cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul terhadap bola mata.
Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul
lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang korpus vitreus masuk kedalam struktur
lensa.
Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah, lensa opak
dan mungkin terjadi perdarahan intra okular, apabila humor aqueus dan korpus vitreus
keluar dari mata, mata menjadi sangat lunak.
Penatalaksanaan
1. Benda asing yang masuk harus segera dikeluarkan atau setelah peradangan
mereda.

16
2. Diberikan antibiotik sistemik dan Topikal kortikosteroid topikal untuk
memperkecil terjadinya infeksi dan uveitis
3. Atropin Sulfat 1 % untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan mencegah pembentukkan
sinekia posterior.

Glaukoma
Definisi
Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah satu penyebab
terjadinya kerusakan syaraf mata (nervus opticus) dan menunjukkan adanya gangguan
dengan cairan di dalam mata yang terlalu berlebih. Ini bisa disebabkan oleh mata yang
memproduksi cairan terlalu berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui
fasilitas yang ada untuk keluar dari mata (jaringan trabecular meshwork) atau sudut yang
terbentuk antara kornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga menyumbat/ memblok
pengaliran daripada cairan mata.
Sebagian orang yang menderita glaukoma namun masih memiliki tekanan di dalam
bola matanya normal, penyebab dari tipe glaukoma semacam ini diperkirakan adanya
hubungan dengan kekurangan sirkulasi darah di daerah syaraf/nervus opticus mata. Meski
glaukoma lebih sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia, glaukoma dapat terjadi
pada usia berapa saja. Risiko untuk menderita glaukoma diantaranya adalah riwayat
penyakit glaukoma di dalam keluarga (faktor keturunan), suku bangsa, diabetes,
migraine, tidak bisa melihat jauh (penderita myopia), luka mata, tekanan darah,
penggunaan obat-obat golongan cortisone (steroids).
Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan tekanan darah.
Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan pembuluh darah retina
sehingga mengganggu metabolisme retina, yang kemudian di susul dengan kematian
saraf mata. Pada kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkan gangguan pada fungsi
retina. Bila proses berjalan terus, maka lama-kelamaan penderita akan buta total.

Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini, disebabkan:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.

17
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
(glaukoma hambatan pupil).
3. Penyakit keturunan.
4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata (glaukoma sekunder).
5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.
6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat.
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, akan tetapi bila diketahui
dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah kerusakan lanjutnya.

Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:


1. Glaukoma primer
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang
merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah
memiliki bakat bawaan glaukoma seperti:
Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan
anatomis bilik mata yang menyempit.
Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan
(goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, irisdogenesis dan korneodisgenesis dan
yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.
Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka
ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna untuk pelaksanaan dan penelitian.
Glaukoma sudut primer dibagi menjadi dua, yaitu :
A. Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis)
Glaukoma sudut terbuka primer adalah glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan
dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
Gambaran klinik:
Berjalan perlahan dan lambat
Sering tidak disadari oleh penderitanya
B. Glaukoma primer sudut tertutup (sempit)
Glaukoma sudut tertutup adalah glaukoma primer yang ditandai dengan sudut
bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter.

18
Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata dangkal berbahaya memakai obat
antihistamin dan antispasme .
Pembagian Glaukoma sudut tertutup:
a. Akut
Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut
kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran diafragma lensa-iris ke anterior
disertai perubahan volume di segmen posterior mata.
b. Subakut
Ciri-ciri klinis: Nyeri unilateral berulang , Kemerahan
c. Kronik
Ciri-ciri klinis: Peningkatan tekanan intraokular, sinakia anterior perifer meluas
d. Iris plateau
Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman kamera anterior
sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena insersi iris secara
kongenital terlalu tinggi.
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui penyebab yang
menimbulkannya. Kelainan mata lain dapat menimbulkan meningkatnya tekanan bola
mata. Glaukoma timbul akibat kelainan di dalam bola mata, yang dapat disebabkan:
- Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur dan dislokasi lensa.
- Kelainan uvea, uveitis anterior.
- Trauma, hifema dan inkarserasi iris.
- Pascabedah,blokade pupil, goniosinekia.
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil (buftalmos), adalah
glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik
mata yang terjadi oleh adanya kelainan kongenital. Kelainan ini akibat terdapatnya
membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan bola mata,
kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak
sempurna terbentuk.
4. Glaukoma Absolute

19
Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaukoma, dimana sudah terjadi kebutaan
total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma
absolute,kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvakasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya
glaukoma hemoragik.

Patofisiologi
Studi terbaru mendeteksi terhadap antibody seorang pasien dengan tekanan
normal dan unsur pokok glaucoma. Terlihat juga perbedaan yang sangat signifikan antara
riwayat antibody terhadap tekanan normal penderita glaucoma dan subjek control cairan
mata.
Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan tetapi
berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absolute.
Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma simpleks disebut sebagai maling
penglihatan.

Gejala klinis
Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak disadari oleh
penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain sehingga kebanyakan
penderita datang ke dokter mata dalam keadaan yang lanjut dan bahkan sudah buta.
Selain itu, hal ini diperparah oleh minimnya pengetahuan penderita dan keluarganya
terhadap penyakit glaukoma.
1. Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat hebat pada
mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan mata
terlihat merah. Keadaan ini disebut glaukoma akut yang terjadi akibat peningkatan TIO
yang mendadak.
2. Pada jenis glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena umumnya
peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan mata penderita telah

20
beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit berjalan terus sedangkan penderita
tidak menyadarinya.
- Sakit kepala ringan
- Hilang penglihatan berangsur-angsur, yamg diawali dengan penyempitan lapang
pandang tepi, Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang
menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika
penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).
- Penglihatan menjadi kabur atau berkabut
- Halo
- Pada Glaukoma Kongenital :
- Bola mata membesar
- Edema atau kornea keruh akibat endotel kornea sobek
- Bayi tidak tahan sinar matahari
- Mata berair
- Silau
- Menjauhi sinar dengan menyembunyikan mata.

Diagnosis
Pada penderita glaukoma ditentukan beberapa gejala tergantung pada jenis
glaukoma tersebut. Penderita sering ditemukan mengalami mual, muntah, sakit hebat di
mata dan di kepala, perasaan mual dengan muntah, dan bradikardia.
Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain:
1. Bradikardia akibat refleks okulo kardiak
2. Mual dan muntah yang kadang-kadang akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala
gastrointestinal
3. Sakit hebat di mata dan di kepala karena iris bengkak dan meradang, papil saraf optik
hiperemis
4. Bilik mata depan di dalamnya normal akibat terjadinya pengecilan lensa pada katarak
hipermatur
5. Kelopak mata edem dengan blefarospasme, terlihat injeksi siliar yang berat, kornea juga
terlihat keruh dan pada dataran belakangnya menempel lensa yang luksasi.

21
Penatalaksanaan
Macam terapi yang dapat diberikan kepada pasien glaukoma :
1. Medication / Obat-obatan:
Pemberian obat-obatan baik berupa tetes mata maupun tablet sebagai tindakan
pengobatan awal bertujuan untuk segera menciptakan keadaan tekanan bola mata yang
normal atau cukup rendah untuk memelihara agar saraf optik tidak tertekan dan dengan
demikian akan mencegah semakin meluasnya kerusakan lapang pandang.
2. Laser treatment / Tindakan laser
Laser Trabekuloplasty dan Laser Iridotomi adalah suatu cara untuk membuat agar
pengaliran aqueous humor selalu dalam keadaan lancar sehingga tekanan bola mata
selalu dalam batas yang diinginkan.
3. Surgery / Tindakan pembedahan.
Trabekulectomi atau iridektomi, membuat saluran kecil dari bilik mata belakang
tembus ke bilik mata depan dan kesaluran di sudut bilik mata agar cairan bola mata
dapat mengalir secara lancar.
Pemberian terapi menurut jenis glaukoma yang diderita :
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol,
levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan
di dalam mata. Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine,
dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi
pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak
dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan
untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
2. Glaukoma Sudut Tertutup

22
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan
glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).
Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka
saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik
anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena
(melalui pembuluh darah). Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu
mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara
permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan
untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka
kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.
3. Glaukoma Sekunder.
Pengobatan`glaukoma`sekunder`tergantung`kepada`penyebabnya.
Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan
pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
4. Glaukoma`Kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
Pencegahan
Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:
1. Pada orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan bola
mata berkala secara teratur setiap 3 tahun.
2. Bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan pemeriksaan ini
setiap tahun.
3. Secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata pada
orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.
4. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan sakit kepala yang
berat.

Retinopati

23
Merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang. Kelainan yang
berhubungan dengan penurunan penglihatan yang menurun perlahan seperti retinopati akibat
anemia, diabetes mellitus, hipotemsi, hipertensi, dan retinopati leukemia.
Cotton wool patches merupakan gambaran eksudat pada retina akibat penyumbatan arteri
prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.
Terdapat pada hipertensi, retiopati diabetes, penyakit kolagen, anemia, penyakit Hodgkin
dan keracunan monooksida.
Retinopati anemia
Pada anemia dapat terlihat perubahan berupa perdarahan dalam dan superficial, termasuk
edem papil. Gejala retina ini diakibatkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Anoksia
akan mengakibatkan infark retina sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu bercak eksudat
kapas. Makin berat anemia akan terjadi kelainan yang makin berat.
Retinopati diabetes mellitus
Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita
diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes melitus lama berupa aneurismata, melebarnya
vena, perdarahan dan eksudat lemak.
Retinopati diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes yang paling penting, karena
insidennya cukup tinggi yaitu mencapai 40-50% penderita diabetes dan prognosisnya yang
kurang baik terutama bagi penglihatan.
Retinopati merupakan gejala diabetes melitus utama pada mata, diamana ditemukan pada
retina :
- Kerusakan progresif pada retina akibat diabetes menahun
- Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan insulin maupun yang
tidak
Ada 2 jenis:
- non proliteratif
- proliferatif
Klasifikasi retinopati diabetes:
- Derajat I Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak
- Derajat II Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa
eksudat lemak
- Derajat III Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak terdapat
neovaskularisasi dan proliferasi
24
Retinopati Hipertensi
- Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi
- Kelainan pembuluh darah dapat berupa spasme, percabangan pembuluh darah, fenomena
crossing atau sklerose pembuluh darah
Klasifikasi retinopati hipertensi
- Stadium 1 : terdapat penciutan setempat pembuluh darah arteri
- Stadium 2 : penciutan umum pembuluh darah arteri, pembuluh darah arteri tegang,
percabangan tajam dan kecil
- Stadium 3 : lanjutan dari stadium 2 disertai dengan eksudat wol-katun, perdarahan retina
- Stadium 4 : stadium 3 dengan udem papil, adanya eksudat star figure di daerah makula
lutea
Retinopati Leukimia
- Leukimia merupakan neoplasma ganas sel darah putih, yang penyebabnya tidak
diketahui, dan dapat berjalan akut
- Sering terjadi pada usia kurang dari 5 tahun atau diatas usia 50 tahun
- Retinopati ditemukan atau terdapat pada 2/3 penderita leukimia
- Dapat mengenai seluruh jaringan mata
- perdarahan konjungtiva dan corpus viterus
- infiltrasi pada konjungtiva, koroid, sklera, dan fovea makula
Retinitis Pigmentosa
- Degenerasi sel epitel retina (sel batang) dan atrofi saraf optik, menyebar tanpa gejala
peradangan
- Bercak dan pita halus yang berwarna hitam
- Berjalan progresif yang onset bermula sejak masa kanak-kanak
- Gejala sukar melihat di malam hari, lapang pandangan menjadi sempit, penglihatan
sentral menurun sampai terjadinya buta warna
- Funduskopi akan terlihat penumpukan pigmen perivaskular di bagian perifer retina, arteri
menciut, sel dalam corpus vitreus, dan papil pucat

25
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Sidharta, Ilmu Penyakit Mata, cetakan III, balai penerbitan FKUI,2006,Jakarta

Ilyas,Sidharta, Kelainan Refraksi dan Kacamata Glosari Sinopsis,edisi II,balai penerbitan


FKUI,2006,Jakarta

Ilyas,Sidharta,dkk. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran,edisi
II,sagung seto,2002,Jakarta

Ilyas,Sidharta,dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, FK UI, 2003. Jakarta

James, Bruce. Et al. Lectures Notes Oftalmology, edisi 9. Erlangga Medical Series, 2005, Jakarta.

Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14. KDT.
2000,Jakarta

26
27

Anda mungkin juga menyukai