Anda di halaman 1dari 39

OS TRAUMA OKULI PERFORANS

Arli Harfiani, S.Ked


Pembimbing : dr. Miftahul Akhyar, PhD., Sp.M
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
Nomor RM :-
Alamat : Jlan Kandea, Makassar
Tanggal Pemeriksaan : 4Juli 2017
Tempat Pemeriksaan : IGD RS. Pelamonia Makassar
ANAMNESIS
Keluhan Utama :Keluar darah dari mata kiri
Anamnesis Terpimpin :
Pasien MRS dengan keluhan keluar darah dari mata kiri sejak
kurang lebih 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Riwayat
kecelakaan lalu lintas dengan mekanisme mata kiri terkena
batu saat terjatuh di pinggir jalan.Pasien juuga mengeluh
nyeri pada bagian mata. Riwayat keluar darah dari mata ada,
riwayat keluar cairan seperti gel dari bola mata kiri ada, mata
merah ada, air mata berlebih ada, kotoran mata berlebih ada.
Riwayat kompres air hangat di rumah sekitar 1 jam sebelum
masuk RS.
Riwayat muntah tidak ada. Riwayat pingsan / tidak sadarkan
diri tidak ada. Demam tidak ada. Riwayat penggunaan
kacamata sebelumnya tidak ada. Riwayat DM (-), riwayat
Hipertensi (+).
STATUS GENERALIS
Keadaan umum :
sakit sedang/gizi lebih/composmentis
Tanda vital :

TD: 110/70 Nadi: 94


mmHg kali/menit

Pernafasan:
20 Suhu: 37 oC
kali/menit
FOTO KLINIS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Inspeksi
Pemeriksaan OD OS

Palpebra edema (-) edema (+) superior et


inferior, hiperemis (+),
ekimosis(+),
Pemeriksaan OD OS

Apparatus lakrimalis hiperlakrimasi (-) hiperlakrimasi (+)

Silia hipersekresi (-) hipersekresi (-)

Konjungtiva hiperemis (-) hiperemis (+), mixed


injeksio (+), kemosis (+)
Bola mata normal Sulit dinilai

Sklera
o
Mekanisme muskular o o

o o
o o
o
sulit dievaluasi
Pemeriksaan OD OS

Kornea jernih Tampak vitreus dan


massa uvea di bibir luka
Bilik mata depan normal Darah (+) di BMD

Iris coklat, kripte (+) sulit dinilai

Pupil bulat, sentral, RC (+) sulit dinilai

Lensa jernih sulit dinilai


Palpasi

Palpasi OD OS

Tensi okuler Tn Tn - 2

Nyeri tekan (-) (-)

Massa tumor (-) (-)

Glandula preaurikuler pembesaran (-) pembesaran (-)


Tonometri
Tidak dilakukan pemeriksaan

Visus
VOD: 3/60 ( visus ruangan dalam posisi baring
VOS: 0

Lapang Pandang
Tidak dilakukan pemeriksaan
Penyinaran Oblik
Pemeriksaan OD OS

Konjungtiva hiperemis (-) hiperemis (+), mixed injeksio (+), kemosis (+)

Sklera normal Sulit dinilai

Kornea jernih Tampak vitreus dan massa uvea di bibir luka

Bilik mata depan normal Darah (+) di BMD

Iris coklat, kripte (+) sulit dinilai

Pupil bulat, sentral, sulit dinilai


RC (+)

Lensa jernih sulit dinilai


Slit Lamp
Tidak dilakukan pemeriksaan

Funduskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan
RESUME
Pasien perempuan, 47 tahun dibawa ke IGD RS Pelamonia
dengan keluhan keluar darah dari mata kiri sejak kurang
lebih 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Riwayat
kecelakaan lalu lintas dengan mekanisme mata kiri
terkena batu saat terjatuh di pinggir jalan. Pasien juga
mengeluh nyeri pada bagian mata. Riwayat keluar darah
dari mata ada, penglihatan menurun. riwayat keluar
cairan seperti gel dari bola mata kiri ada, mata merah
ada, air mata berlebih ada. Riwayat kompres air hangat
di rumah sekitar 1 jam sebelum masuk RS. Riwayat
muntah tidak ada. Riwayat pingsan / tidak sadarkan diri
tidak ada. Demam tidak ada. Riwayat penggunaan
kacamata sebelumnya tidak ada. Riwayat DM (-),
riwayat Hipertensi (+).
RESUME
Dari pemeriksaan inspeksi OD dalam batas normal.
Pada OS didapatkan palpebra superior et inferior
edema (+); ekimosis
(+);hiperlakrimasi(+);konjungtiva hiperemis (+),
mixed injeksio konjungtiva (+), kemosis (+); pada
BMD berisi darah (+) ; pada kornea tampak vitreus
dan massa uvea di bibir luka; iris, pupil serta lensa
sulit dinilai. Dari palpasi di dapatkan OS Tn-2. Pada
pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD: 3/60
(visus ruangan dalam posisi baring ), sedangkan
VOS 0.
DIAGNOSIS
Okulus Sinistra Trauma Okulus Perforans
PENATALAKSANAAN
IVFD Ringer Laktat 28 tpm
Injeksi Ceftriaxone1 gr/12 jam/intravena (skin test)
Injeksi Ketorolac 1 amp/8 jam/intravena
Injeksi Dexamethasone 1 amp/8jam/iv
Injeksi Tetanus Toxoid 0,5cc/intramuskular
Topical : LFX Eb 1 tetes/5 menit/OS selama 30 menit
Rencana kerja : OS eksplorasi + jahit laserasi bila perlu
eviserasi
(Rencana Rujuk ke RSWS)
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Visam : Malam
Quo as Sanationam : Bonam
Quo ad Comesticam : Dubia et malam
Oculus Trauma Score:
Initial vision: NLP (No Light perception) : 60
Rupture : -23
Perforating injury : -14
Jumlah : 23
Range (0-44): OTS: 1 74% NLP
DISKUSI:TRAUMA OKULI PERFORANS
DEFENISI
Menurut Birmingham Eye Trauma
Terminology System definisi dari trauma
tembus merupakan trauma mata yang
menyebabkan kerusakan pada keseluruhan
ketebalan dinding bola mata (full-thickness
wound of the eyewall).
EPIDEMIOLOGI
United
States Eye
WHO Injury
Registry frekuensi di US
(USEJR) mencapai 16%
Trauma okuli berakibat: dan meningkat
di lokasi kerja >
di rumah

kebutaan unilateral sebanyak 19


juta orang, pada anak-anak dan
Laki-laki >
dewasa muda (< 40 tahun).
perempuan
Prevalensi tertinggi didapatkan
pada remaja laki-laki

2,3 juta mengalami penurunan Umur rata-rata


visus bilateral 31 tahun

1,6 juta mengalami kebutaan


bilateral
ANATOMI BOLA MATA
KLASIFIKASI
Berdasarkan mekanisme trauma:
Trauma tumpul
Mekanik
Trauma tajam

Trauma kimia asam


Trauma Okuli Kimia
Trauma kimia basa

Trauma termal
Radiasi
Trauma bahan radio aktif
KLASIFIKASI
Berdasarkan Birminghamm Eye Terminology
System (BETTS) :

Kontusio
Close Globe
Injury
Laserasi lamellar
Trauma Okuli
Ruptur Penetrasi
Open Globe Injury
Laserasi IOFB

Perforasu
MEKANISME
Coup (direct impact)
Countercoup (compression wave force)
Reflected compression wave force
Rebound coompression wave force
GEJALA DAN TANDA
Perdarahan / keluar cairan dari mata atau
sekitarnya
Memar sekitar mata
Penurunan visus mendadak
Penglihatan ganda
Mata merah
Nyeri menyengat pada mata
Sakit kepala
Mata gatal, terasa mengganjal
Fotofobia
Seidels tes (+)
GEJALA DAN TANDA
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Mekanisme trauma Status generalis Foto polos


Keadaan saat terjadinya
trauma Pemeriksaaan CT scan
Riwayat medis (riwayat visus, oftalmologi USG B-Scan
penyakit mata sebelumnya)
Gejala yang dialami pasien MRI
(nyeri, penurunan visus,
diplopia)

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisis Penunjang
DIAGNOSIS
Ocular Trauma Score
PENATALAKSANAAN
Kasus urgensi
Trauma tembus bola mata pelindung mata. Tidak
diperbolehkan untuk memerban ataupun memberikan salep
pada mata. pemeriksaan imaging berupa foto x-ray atau
CT scan. Rujuk ke spesialis mata.
Benda asing di kornea atau konjungtiva anestesi topikal
pengambilan benda asing baik dengan irigasi atau dengan
aplikator berujung kapas.
Abrasi kornea anestesi topikal, lakukan pemeriksaan
secara menyeluruh +florescen antibiotik tetes dan
siklopegik tetes tutup mata dengan perban yang lunak
namun ketat untuk menjaga agar mata tetap tertutup, dan
rujuk ke spesialis mata.
Hifema dirujuk secepatnya ke spesialis mata perlu
tindakan medis bedah.
Laserasi kelopak mata dijahit sendiri jika tidak dalam dan
luka tidak mengenai margo palpebra atau kanalikuli. Jika
luka dalam dan mengenai margo palpebra atau kanalikuli,
dirujuk ke spesialis mata.
Tatalaksana Trauma Perforans
Penilaian awal
prinsip umum bantuan hidup lanjut pada kasus
trauma, evaluasi untuk visual dilakukan sembari
pertolongan bantuan hidup lanjut dilaksanakan
dihindari untuk memanipulasi yang lebih lanjut
hingga pembedahan dalam keadaan steril bisa
dilaksanakan, yang biasanya dilakukan dengan
anestesi umum akan
Tidak perlu diberikan siklopegik sebelum operasi
Analgesik, antiemetik, maupun anti tetanus dapat
diberikan selama diperlukan
Tatalaksana Trauma Perforans
Tanpa operasi
Pada luka tembus yang minimal, tanpa kerusakan
intraokuler, tidak ada prolap terapi antibiotik
sistemik dengan atau topical, observasi ketat.
Operasi
Repair kornoesklera
Tujuan primer : memperbaiki integritas bola mata.
Tujuan sekunder : memperbaiki visus.
Enukleasi primer lebih baik, bila perlu ditunda tidak
lebih dari 14 hari untuk mencegah oftalmia simpatis.
KOMPLIKASI
Infeksi: endoftalmitis, panoftalmitis
Katarak traumatik
Glaukoma sekunder
Oftalmika simpatika
PROGNOSIS
Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada
banyak faktor, seperti:
Besarnya luka tembus, makin kecil makin baik
Tempat luka pada bola mata
Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing
Benda asing megnetik atau non megnetik
Dalamnya luka tembus, apakah tumpul atau luka ganda
Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus
Dengan diberlakukannya Ocular Trauma Score (OTS),
maka diharapkan dapat dengan mudah memprediksi
untuk prognosis pasien, dan hal ini akan sangat
membantu pasien, dokter, dokter mata, dan tenaga
paramedis lain.
PROGNOSIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai