Oleh :
Pembimbing :
dr. HUSHAEMAH SYAM, Sp. A
1
BAB I
PENDAHULUAN
dengue, dengan manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi
tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrom) adalah demam berdarah
merupakan virus dengan diameter 30mm terdiri dari asam ribonukleat rantai
wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000
penduduk (1989 hingga 1995) dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar
biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan angka
perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD, khususnya pada anak.1-3 Data
2
Departemen Kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2006 (dibandingkan tahun
terjangkit penyakit ini, dengan case fatality rate sebesar 1,01% (2007).2
3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :N
Agama : Islam
Alamat : Makassar
B. IDENTITAS KELUARGA
Umur : 48 tahun
C. ANAMNESIS
Campak + + +
Polio + + +
4
Difteri + + +
Tetanus + + +
Pertusis + + +
BCG +
Hepatitis B + + +
Berbalik : - Berdiri : -
ASI : -
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
K.U : Sakit Sedang/ Gizi kurang/ Compos Mentis
BB : 34 kg
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 90/60 mmhg
Suhu : 36,9 C
Nadi : 76 kali/menit
Pernapasan : 32 kali/menit
Pucat : (-)
Nyeri tekan epigastrium : (+)
Lidah kotor : (-)
5
Skor dehidrasi: 8 (dehidrasi ringan-sedang)
- KU: lemas
- Mata: tidak cekung
- Mulut: tidak kering
- Pernapasan : 32 kali/menit
- Turgor: Baik
- Nadi: 76 kali/menit
3. Status Generalis
Anemia (-) Telinga : otore (-)
Sianosis (-) Mata : cekung (-)
Tonus : baik Hidung : Rhinore (-)
Ikterus (-) Bibir : kering (-)
Turgor : Baik Lidah : kotor (-)
Busung (-) Sel. Mulut : stomatitis (-)
Kepala : normochepal Leher : Kaku kuduk (-)
Muka : simetris kiri dan kanan Kulit : petekie (+)
Rambut : hitam halus, tidak mudah Tenggorok : hiperemis (-)
di cabut
Thorax Jantung
Inspeksi : Inspeksi:
Simetris kiri dan kanan Ictus cordis tampak
Retraksi dinding dada (-) Palpasi :
Perkusi: Ictus cordis tidak teraba
Sonor kiri dan kanan Perkusi :
Auskultasi Batas kiri : linea midclavicularis
Bunyi Pernapasan : vesikuler sinistra
6
Bunyi tambahan: Rh -/- Whz -/- Batas kanan : line parasternalis
dextra
Batas atas ICS III sinistra
Auskultasi :
Bunyi Jantung I dan II reguler
Bising jantung (-)
Abdomen
Tympani (+)
Auskultasi :
Peristaltik kesan normal
E. Resume
F. Diagnosis Kerja
G. Terapi
IVFD RL 40 tpm
7
Yudafit 1x1
PCT infus 350mg /8 jam
H. Anjuran pemeriksaan
Darah Rutin
I. Follow Up
8
TTV/Jam 15.00
TD: 90/60 mmhg, N: 76x/menit,
P: 32x/menit, S: 36,9
16.00
TD: 90/70 mmhg, N: 96x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,0
17.00
TD: 90/70 mmhg, N: 90x/menit,
P: 36x/menit, S: 37,1
18:00
TD: 100/80 mmhg, N: 96x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,8
19:00
TD: 90/80 mmhg, N: 96x/menit,
P:36x/menit, S: 38,8
20.00
TD: 90/80 mmhg, N: 100x/menit,
P: 36x/menit, S: 39,0
21.00
TD: 110/80 mmhg, N: 98x/menit,
P:36x/menit, S: 38,5
22.00
TD: 110/80 mmhg, N: 88x/menit,
P: 32x/menit, S: 38,2
23:00
TD: 100/70 mmhg, N: 84x/menit,
P: 32x/menit, S: 37,2
00:00
TD: 100/70 mmhg, N: 80x/menit,
P:32x/menit, S: 37,8
9
01:00
TD: 100/70 mmhg, N: 80x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,0
02:00
TD: 110/80 mmhg, N: 84x/menit,
P:28x/menit, S: 37,4
03.00
TD: 90/70 mmhg, N: 84x/menit,
P: 24x/menit, S: 38,2
04.00
TD: 100/70 mmhg, N: 88x/menit,
P: 24x/menit, S: 38,0
05.00
TD: 100/70 mmhg, N: 80x/menit,
P: 28x/menit, S: 38,4
06:00
TD: 90/60 mmhg, N: 80x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,8
07:00
TD: 100/70 mmhg, N: 100x/menit,
P:26x/menit, S: 37,8
07:00
TD: 100/70 mmhg, N: 100x/menit,
P:26x/menit, S: 37,8
08:00
TD: 90/60 mmhg, N: 92x/menit,
P:24x/menit, S: 36,6
D6-P2 S: Demam(+), nyeri kepala(+), epistaksis(-) IVFD RL 300ml/30
18/03/2016 nyeri perut (+), BAB: Biasa BAK: Lancar menit
TD:80/70 Ceftriaxone
10
mmhg O: Akral dingin (+) 1gr/nspb/12 jam
N : 80x/menit Paru : vesikuler, Rh-/- Whz-/- Yudafit 1x1
(lemah) CV : BJ I/II murni reguler. bising (-) Ukur TD/15 menit
P : 32x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal
S : 37,8 C Nyeri tekan (+)
ASS : DHF grade III
TD/15 menit
11:55
TD: 80/70 mmHg
12:00
TD: 80/70 mmHg
12:15
TD: 85/70 mmHg
12:30
TD: 90/70 mmHg
11:45
TD: 90/70 mmHg
13:00
TD: 90/70 mmHg
13:15
TD: 90/70 mmHg
13:30
TD: 90/60 mmHg
13:45
TD: 90/60 mmHg
14:00
TD: 90/60 mmHg
11
mmhg
N : 100x/menit
reguler, berisi)
S : 37,8 C
P : 28x/menit
Akral
dingin(+)
Nilai Normal
Darah Rutin RBC : 4,82 4,00-5,40 106/mm3
18-03-2016 HGB : 12,3 10,3-15,7 g/dl
(14:51:37 MCV : 73 73-89 m3
WITA) HCT : 35,2 32-44 %
PLT : 21 150-450 103/mm3
WBC : 2,7 4.8-10.8 103/mm3
LED : 5 1 20
TTV/JAM TTV/Jam
18.00
TD: 90/60 mmhg, N: 94x/menit,
P: 28x/menit, S: 37,1
19.00
TD: 100/70 mmhg, N: 104x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
20:00
TD: 90/60 mmhg, N: 88x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
TTV/ 3 JAM
23:00
12
TD: 90/60 mmhg, N: 100x/menit,
P:28x/menit, S: 36,5
02.00
TD: 90/60 mmhg, N: 96x/menit,
P: 28x/menit, S: 36,2
05:00
TD: 90/60 mmhg, N: 84x/menit,
P: 24x/menit, S: 36,3
D7-P3 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri IVFD KAEN 3B
19/03/2016 perut (+), BAB: Biasa BAK: Lancar 150cc/jam
KU:Lemah Ceftriaxone
TD:90/50 O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/- 1gr/nspb/12 jam
mmHg CV : BJ I/II murni reguler Yudafit 1x1
N : 72x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal TTV/2 Jam
P : 28x/menit
S : 35,9 C ASS : DHF grade III
13
TD: 90/60 mmhg, N: 100x/menit,
P:20x/menit, S: 36,8
15:00
TD: 90/60 mmhg, N: 88x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
17:00
TD: 90/60 mmhg, N: 100x/menit,
P:28x/menit, S: 36,5
19.00
TD: 100/70 mmhg, N: 92/menit,
P: 28x/menit, S: 37,1
21.00
TD: 100/70 mmhg, N: 104x/menit,
P:16x/menit, S: 36,5
23:00
TD: 100/70 mmhg, N: 88x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
D8-P4 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri IVFD KAEN 3B
20/03/2016 perut (+), BAB: Biasa, BAK: Lancar 20tpm
KU: Membaik Ceftriaxone
TD:100/70 O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/- 1gr/nspb/12 jam
mmhg CV : BJ I/II murni reguler Yudafit 1x1
N : 66x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal
P : 24x/menit Akral dingin (-)
S: 36.7 C
ASS: DHF Grade III
Darah Rutin Nilai Normal
20-03-2016 RBC : 4.87 4,00-5,40 106/mm3
(8:12:00) HGB : 11.9 10,3-15,7 g/dl
MCV : 73 73-89 m3
14
HCT : 35.7 32-44 %
PLT : 21 150-450 103/mm3
WBC : 4.9 4.8-10.8 103/mm3
LED : 6 1 - 20
D9-P5 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri IVFD KAEN 3B
21/03/2016 perut (+), BAB: Biasa, BAK: Lancar 20tpm
KU: Membaik Ceftriaxone
TD:100/60 O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/- 1gr/nspb/12 jam
mmhg CV : BJ I/II murni reguler Yudafit 1x1
N : 66x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal Makan biasa
P : 24x/menit Akral dingin (-) Cek DR hari ini
S: 36,7 C
ASS: DHF Grade III
15
S: 36 C Akral dingin (-) Boleh pindah ke
ruangan rawat biasa
ASS : DHF grade III, Diare Akut
16
BAB III
PEMBAHASAN
pada peristiwa renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena
kebocoran plasma yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue
17
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap
masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan
ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2hari sebelum timbul
gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan
makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk
malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahan karena terjadi
selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase
ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi
renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Pasien juga mengeluh
sakit kepala hebat, rasa sakit di belakang mata, otot dan sendi, hilangnya nafsu
makan, mual-mual dan ruam. Demam berdarah yang lebih parah ditandai
dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 40-41C selama dua sampai
18
tujuh hari, wajah kemerahan, dan gejala lainnya yang menyertai demam
memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam tubuh. Pada
diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi : 1,6
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
sebagai berikut :
hipoproteinemia.
19
Dari keterangan diatas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
Nyeri kepala (+), epistaksis (+), mual(-), muntah(-), nyeri perut (+),
nafsu makan dan minum berkurang, BAB biasa, BAK lancer, riwayat
20
Pada kasus ini, pasien mengalami demam selama 5 hari, pasien juga
mengalami nyeri kepala, epistaksis, nyeri perut, akral dingin, dan pada
dan perfusi perifer menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami
plasma biru (LPB) > 15 % dari jumlah total leukosit yang pada fase
syok meningkat.
atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan
pembekuan darah.
plasma.
21
8. Imunoserologi dilakukan untuk pemeriksaan IgM dan IgG terhadap
dengue.
leukosit.
Penatalaksanaan :
a. Medikamentosa
22
2. DBD dengan syok (Derajat III dan IV)
O2 2-4 liter/menit
23
3. Transfusi Trombosit
Pedoman untuk dukungan trombosit pada anak dan remaja dengan kelainan
kuantitatif dan kualitatif trombosit sama seperti pada dewasa, dimana risiko
harus diberikan kepada penderita dengan angka trombosit <50 x 109/L jika
>50 x 109/L dan untuk neonatus 100 x 109/L. Ini dapat selalu dicapai dengan
infus 10mL/kg konsentrasi standar trombosit untuk bayi dan anak dengan
berat sampai 30kg. Untuk anak lebih besar, dosis yang semestinya adalah 4
sampai 6 konsentrat kumpulan dari unit darah segar atau unit aferesis.7
perdarahan tambahan.
24
TRB <100x109/L dan secara klinis tidak stabil
d. Hematokrit stabil
25
DAFTAR PUSTAKA
Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
2. Chen Khie, Diagnosis dan Terapi cairan pada Demam Berdarah Dengue
URL: http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf
1998 : 1141-1143.
26
27