Anda di halaman 1dari 27

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK LAPSUS

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET, 2016


UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

DHF GRADE III

Oleh :

Andi Tenri Hardiyanti Atoga

Pembimbing :
dr. HUSHAEMAH SYAM, Sp. A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016

1
BAB I

PENDAHULUAN

Demam dengue/ DF dan demam berdarah dengue/ DBD (dengue

haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue, dengan manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi

yang disertai leukopenia, ruam, trombositopenia dan diathesis hemorragik. Pada

demam berdarah (DBD) terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga

tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrom) adalah demam berdarah

yang ditandai oleh renjatan/shock.1

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus

dengue yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flaviviridae

merupakan virus dengan diameter 30mm terdiri dari asam ribonukleat rantai

tunggal dengan berat molekul 4 x 106.1

Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara. Pasifik Barat

dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh

wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000

penduduk (1989 hingga 1995) dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar

biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan angka

mortalitasnya menurun mencapai 2% pada 1999.1

Indonesia dimasukkan dalam kategori A dalam stratifikasi DBD oleh

World Health Organization (WHO) 2001 yang mengindikasikan tingginya angka

perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD, khususnya pada anak.1-3 Data

2
Departemen Kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2006 (dibandingkan tahun

2005) terdapat peningkatan jumlah penduduk, provinsi dan kecamatan yang

terjangkit penyakit ini, dengan case fatality rate sebesar 1,01% (2007).2

3
BAB II
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama :N

Tanggal Lahir : 13/10/2001

Umur : 14 tahun 5 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Makassar

MRS : 17 Maret 2016

B. IDENTITAS KELUARGA

Nama Ibu : Ny. A

Umur : 48 tahun

C. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam

Pasien MRS dengan keluhan demam terus-menerus, yang sudah


berlangsung selama 5 hari. Nyeri kepala (+), epistaksis (+), mual(-),
muntah(-), nyeri perut (+), nafsu makan dan minum berkurang, BAB
biasa, BAK lancer, riwayat epistaksis sebelumnya (-).

Status imunisasi Belum Pernah 1 2 3 Tidak Tahu

Campak + + +

Polio + + +

4
Difteri + + +

Tetanus + + +

Pertusis + + +

BCG +

Hepatitis B + + +

Berbalik : - Berdiri : -

Gigi Pertama : - Jalan sendiri : -

Duduk : - Bicara sendiri : -

Makanan : - Susu formula : -

ASI : -

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Present
K.U : Sakit Sedang/ Gizi kurang/ Compos Mentis
BB : 34 kg
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 90/60 mmhg
Suhu : 36,9 C
Nadi : 76 kali/menit
Pernapasan : 32 kali/menit
Pucat : (-)
Nyeri tekan epigastrium : (+)
Lidah kotor : (-)

5
Skor dehidrasi: 8 (dehidrasi ringan-sedang)
- KU: lemas
- Mata: tidak cekung
- Mulut: tidak kering
- Pernapasan : 32 kali/menit
- Turgor: Baik
- Nadi: 76 kali/menit

3. Status Generalis
Anemia (-) Telinga : otore (-)
Sianosis (-) Mata : cekung (-)
Tonus : baik Hidung : Rhinore (-)
Ikterus (-) Bibir : kering (-)
Turgor : Baik Lidah : kotor (-)
Busung (-) Sel. Mulut : stomatitis (-)
Kepala : normochepal Leher : Kaku kuduk (-)
Muka : simetris kiri dan kanan Kulit : petekie (+)
Rambut : hitam halus, tidak mudah Tenggorok : hiperemis (-)
di cabut

Thorax Jantung

Inspeksi : Inspeksi:
Simetris kiri dan kanan Ictus cordis tampak
Retraksi dinding dada (-) Palpasi :
Perkusi: Ictus cordis tidak teraba
Sonor kiri dan kanan Perkusi :
Auskultasi Batas kiri : linea midclavicularis
Bunyi Pernapasan : vesikuler sinistra

6
Bunyi tambahan: Rh -/- Whz -/- Batas kanan : line parasternalis
dextra
Batas atas ICS III sinistra
Auskultasi :
Bunyi Jantung I dan II reguler
Bising jantung (-)
Abdomen

Inspeksi : Alat kelamin :


Perut datar, ikut gerak napas Dalam batas normal
Massa tumor (-)
Palpasi : Anggota gerak :
Limpa : tidak teraba Dalam batas normal
Hati : tidak teraba
Nyeri tekan (-) Col. Vertebralis :
Perkusi : Skoliosis (-) Gibbus (-)

Tympani (+)
Auskultasi :
Peristaltik kesan normal

E. Resume

Demam (+), bersifat terus-menerus, yang sudah berlangsung selama 5


hari. Nyeri kepala(+), epistaksis (+), nyeri perut (+), nafsu makan dan minum
berkurang, riwayat epistaksis sebelumnya (-).

F. Diagnosis Kerja

Dengue Hemoragic Fever Grade II

G. Terapi

IVFD RL 40 tpm

7
Yudafit 1x1
PCT infus 350mg /8 jam

H. Anjuran pemeriksaan

Darah Rutin

I. Follow Up

Tanggal / TTV Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter


D5-P1 KU: lemah IVFD RL 40 tpm
17/03/2016 Pasien MRS dengan keluhan demam terus- Yudafit 1x1
TD:90/60 menerus, yang sudah berlangsung selama 5 hari. PCT infus 350mg
mmhg Nyeri kepala (+), epistaksis (+), mual(-), /8 jam
N : 76x/menit muntah(-), nyeri perut (+), nafsu makan dan Banyak minum
P : 32x/menit minum berkurang, BAB biasa, BAK lancar, Cek DR tiap hari
S : 36,9 C riwayat epistaksis sebelumnya (-). TTV/jam

O : Paru : vesikuler, Rh-/- Whz-/-


CV : BJ I/II murni reguler. bising (-)
Abd : Peristaltik (+) kesan normal

ASS : DHF grade II


Darah Rutin Nilai Normal
17/03/2016 RBC : 5.35 103/mm3 4,00-5,40 106/mm3
(12:43:47 HGB : 13.2 g/dL 10,3-15,7 g/dl
WITA) MCV : 73 m3 73-89 m3
HCT : 39.3 % 32-44 %
PLT : 36 103/mm3 150-450 103/mm3
WBC : 1.9 103/mm3 4.8-10.8 103/mm3
LED : 2 mm/jam 1 20 mm/jam

8
TTV/Jam 15.00
TD: 90/60 mmhg, N: 76x/menit,
P: 32x/menit, S: 36,9
16.00
TD: 90/70 mmhg, N: 96x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,0
17.00
TD: 90/70 mmhg, N: 90x/menit,
P: 36x/menit, S: 37,1
18:00
TD: 100/80 mmhg, N: 96x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,8
19:00
TD: 90/80 mmhg, N: 96x/menit,
P:36x/menit, S: 38,8
20.00
TD: 90/80 mmhg, N: 100x/menit,
P: 36x/menit, S: 39,0
21.00
TD: 110/80 mmhg, N: 98x/menit,
P:36x/menit, S: 38,5
22.00
TD: 110/80 mmhg, N: 88x/menit,
P: 32x/menit, S: 38,2
23:00
TD: 100/70 mmhg, N: 84x/menit,
P: 32x/menit, S: 37,2
00:00
TD: 100/70 mmhg, N: 80x/menit,
P:32x/menit, S: 37,8

9
01:00
TD: 100/70 mmhg, N: 80x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,0
02:00
TD: 110/80 mmhg, N: 84x/menit,
P:28x/menit, S: 37,4
03.00
TD: 90/70 mmhg, N: 84x/menit,
P: 24x/menit, S: 38,2
04.00
TD: 100/70 mmhg, N: 88x/menit,
P: 24x/menit, S: 38,0
05.00
TD: 100/70 mmhg, N: 80x/menit,
P: 28x/menit, S: 38,4
06:00
TD: 90/60 mmhg, N: 80x/menit,
P: 24x/menit, S: 37,8
07:00
TD: 100/70 mmhg, N: 100x/menit,
P:26x/menit, S: 37,8
07:00
TD: 100/70 mmhg, N: 100x/menit,
P:26x/menit, S: 37,8
08:00
TD: 90/60 mmhg, N: 92x/menit,
P:24x/menit, S: 36,6
D6-P2 S: Demam(+), nyeri kepala(+), epistaksis(-) IVFD RL 300ml/30
18/03/2016 nyeri perut (+), BAB: Biasa BAK: Lancar menit
TD:80/70 Ceftriaxone

10
mmhg O: Akral dingin (+) 1gr/nspb/12 jam
N : 80x/menit Paru : vesikuler, Rh-/- Whz-/- Yudafit 1x1
(lemah) CV : BJ I/II murni reguler. bising (-) Ukur TD/15 menit
P : 32x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal
S : 37,8 C Nyeri tekan (+)
ASS : DHF grade III
TD/15 menit
11:55
TD: 80/70 mmHg
12:00
TD: 80/70 mmHg
12:15
TD: 85/70 mmHg
12:30
TD: 90/70 mmHg
11:45
TD: 90/70 mmHg
13:00
TD: 90/70 mmHg
13:15
TD: 90/70 mmHg
13:30
TD: 90/60 mmHg
13:45
TD: 90/60 mmHg
14:00
TD: 90/60 mmHg

18/03/2016 IVFD RL 350cc/jam


(14.15 WITA) selama 5 jam (14.15-
TD:90/60 19.15)

11
mmhg
N : 100x/menit
reguler, berisi)
S : 37,8 C
P : 28x/menit
Akral
dingin(+)
Nilai Normal
Darah Rutin RBC : 4,82 4,00-5,40 106/mm3
18-03-2016 HGB : 12,3 10,3-15,7 g/dl
(14:51:37 MCV : 73 73-89 m3
WITA) HCT : 35,2 32-44 %
PLT : 21 150-450 103/mm3
WBC : 2,7 4.8-10.8 103/mm3
LED : 5 1 20

(17:00 WITA) IVFD RL 200cc/jam


setelah pukul 19.15
Dehaf 2x1 sachet

TTV/JAM TTV/Jam
18.00
TD: 90/60 mmhg, N: 94x/menit,
P: 28x/menit, S: 37,1
19.00
TD: 100/70 mmhg, N: 104x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
20:00
TD: 90/60 mmhg, N: 88x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
TTV/ 3 JAM
23:00

12
TD: 90/60 mmhg, N: 100x/menit,
P:28x/menit, S: 36,5
02.00
TD: 90/60 mmhg, N: 96x/menit,
P: 28x/menit, S: 36,2
05:00
TD: 90/60 mmhg, N: 84x/menit,
P: 24x/menit, S: 36,3
D7-P3 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri IVFD KAEN 3B
19/03/2016 perut (+), BAB: Biasa BAK: Lancar 150cc/jam
KU:Lemah Ceftriaxone
TD:90/50 O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/- 1gr/nspb/12 jam
mmHg CV : BJ I/II murni reguler Yudafit 1x1
N : 72x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal TTV/2 Jam
P : 28x/menit
S : 35,9 C ASS : DHF grade III

Darah Rutin Nilai Normal


19-03-2016 RBC : 5,02 4,00-5,40 106/mm3
(9:12:38) HGB : 12,6 10,3-15,7 g/dl
MCV : 73 73-89 m3
HCT : 36,8 32-44 %
PLT : 19 150-450 103/mm3
WBC : 3,8 4.8-10.8 103/mm3
LED : 2 1 - 20

TTV/2 JAM 11.00


TD: 90/60 mmhg, N: 88x/menit,
P: 28x/menit, S: 37,4
13.00

13
TD: 90/60 mmhg, N: 100x/menit,
P:20x/menit, S: 36,8
15:00
TD: 90/60 mmhg, N: 88x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
17:00
TD: 90/60 mmhg, N: 100x/menit,
P:28x/menit, S: 36,5
19.00
TD: 100/70 mmhg, N: 92/menit,
P: 28x/menit, S: 37,1
21.00
TD: 100/70 mmhg, N: 104x/menit,
P:16x/menit, S: 36,5
23:00
TD: 100/70 mmhg, N: 88x/menit,
P:24x/menit, S: 36,9
D8-P4 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri IVFD KAEN 3B
20/03/2016 perut (+), BAB: Biasa, BAK: Lancar 20tpm
KU: Membaik Ceftriaxone
TD:100/70 O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/- 1gr/nspb/12 jam
mmhg CV : BJ I/II murni reguler Yudafit 1x1
N : 66x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal
P : 24x/menit Akral dingin (-)
S: 36.7 C
ASS: DHF Grade III
Darah Rutin Nilai Normal
20-03-2016 RBC : 4.87 4,00-5,40 106/mm3
(8:12:00) HGB : 11.9 10,3-15,7 g/dl
MCV : 73 73-89 m3

14
HCT : 35.7 32-44 %
PLT : 21 150-450 103/mm3
WBC : 4.9 4.8-10.8 103/mm3
LED : 6 1 - 20
D9-P5 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri IVFD KAEN 3B
21/03/2016 perut (+), BAB: Biasa, BAK: Lancar 20tpm
KU: Membaik Ceftriaxone
TD:100/60 O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/- 1gr/nspb/12 jam
mmhg CV : BJ I/II murni reguler Yudafit 1x1
N : 66x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal Makan biasa
P : 24x/menit Akral dingin (-) Cek DR hari ini
S: 36,7 C
ASS: DHF Grade III

Darah Rutin Nilai Normal


21-03-2016 RBC : 5.00 4,00-5,40 106/mm3
(15:03:03) HGB : 12.6 10,3-15,7 g/dl
MCV : 73 73-89 m3
HCT : 36.5 32-44 %
PLT : 41 150-450 103/mm3
WBC : 4.61 4.8-10.8 103/mm3
LED: 8 1 - 20

D10-P6 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri IVFD KAEN 3B


22/03/2016 perut (+), BAB: encer (+) 2 kali, ampas (-) lendir 20tpm
KU: membaik (-) BAK: Lancar Ceftriaxone
TD:100/70 1gr/nspb/12 jam
mmhg O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/- Yudafit 1x1
N : 64x/menit CV : BJ I/II murni reguler Zink tab 1x1
P : 28x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal Makan biasa

15
S: 36 C Akral dingin (-) Boleh pindah ke
ruangan rawat biasa
ASS : DHF grade III, Diare Akut

Darah Rutin Nilai Normal


12-03-2016 RBC : 4.83 4,00-5,40 106/mm3
(14:53) HGB : 12.0 10,3-15,7 g/dl
MCV : 73 73-89 m3
HCT : 35.3 32-44 %
PLT : 63 150-450 103/mm3
WBC : 5.2 4.8-10.8 103/mm3
LED : 9 1 - 20

D11-P7 S: Demam(-), nyeri kepala(-), epistaksis(-) nyeri Boleh Pulang


23/03/2016 perut (+), BAB: encer (+) 3 kali, ampas (+) Cotrimoxazole 2x1
KU: Baik lendir (-) BAK: Lancar tab
TD:100/70 Zink tab 1x1
mmhg O: Paru : vesikuler Rh-/- Whz-/-
N : 80x/menit CV : BJ I/II murni reguler
P : 24x/menit Abd : Peristaltik (+) kesan normal
S: 36,4 C
ASS : DHF Grade III, Diare Akut

16
BAB III

PEMBAHASAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang

termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang

sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan

mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu; DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Infeksi

salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang

bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain

sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang

memadai terhadap serotipe lain tersebut.3

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi

oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue

dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia,

pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa

rumah sakit menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan

bersirkulasi sepanjang tahun.3

Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue( DBD)

disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang

berbeda yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah

pada peristiwa renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena

kebocoran plasma yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue

hal ini tidak terjadi.4

17
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap

masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan

ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2hari sebelum timbul

gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan

segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga

makrofag menjadi APC(AntigenPresenting Cell). Antigen yang menempel di

makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk

memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik

yangakan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan

sel B yang akan melepas antibodi.4

Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang

merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot,

malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahan karena terjadi

aggregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia.4

Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak

selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase

ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi

renjatan jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Pasien juga mengeluh

sakit kepala hebat, rasa sakit di belakang mata, otot dan sendi, hilangnya nafsu

makan, mual-mual dan ruam. Demam berdarah yang lebih parah ditandai

dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 40-41C selama dua sampai

18
tujuh hari, wajah kemerahan, dan gejala lainnya yang menyertai demam

berdarah ringan. Berikutnya dapat muncul kecenderungan pendarahan, seperti

memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam tubuh. Pada

kasus yang sangat parah, mungkin berlanjut pada kegagalan saluran

pernapasan, syok dan kematian.1,4,5

Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan kriteria WHO 1997

diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi : 1,6

1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik

2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :

Uji bendung positif

Patekie, ekimosis, atau purpura

Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi),

atau perdarahan dari tempat lain.

Hematemesis atau melena.

3. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul)

4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma)

sebagai berikut :

Peningkatan hematokrit > 20 % setelah mendapat terapi cairan,

dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.

Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau

hipoproteinemia.

19
Dari keterangan diatas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan

DBD adalah pada DBD ditemukan kebocoran plasma.

Menurut WHO (tahun 1997), terdapat 4 derajat spektrum penyakit DBD :4

a. Derajat I

Demam disertai dengan gejala yang tidak spesifik, satu-satunya

manifestasi perdarahan adalah uji tuorniquet yang positif.

b. Derajat II

Seperti manifestasi klinis pada derajat I, disertai perdarahan spontan,

biasanya dalam bentuk perdarahan kulit dan atau perdarahan lainnya.

c. Derajat III

Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali

dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi yaitu nadi yang cepat

dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi,

sianosis disekitar mulut, kulit lembab dan dingin serta gelisah.

d. Derajat IV

Seperti manifestasi klinis pada derajat III, disertai renjatan/syok berat,

denyut nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur.

Nyeri kepala (+), epistaksis (+), mual(-), muntah(-), nyeri perut (+),

nafsu makan dan minum berkurang, BAB biasa, BAK lancer, riwayat

epistaksis sebelumnya (-).

20
Pada kasus ini, pasien mengalami demam selama 5 hari, pasien juga

mengalami nyeri kepala, epistaksis, nyeri perut, akral dingin, dan pada

pasien juga didapatkan tanda-tanda kegagalan sirkulasi seperti nadi lemah

dan perfusi perifer menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami

DBD derajat III.

Parameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain :

1. Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ke 3 dapat ditemui

limfasitosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit

plasma biru (LPB) > 15 % dari jumlah total leukosit yang pada fase

syok meningkat.

2. Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.

3. Hematokrit : Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya

peningkatan hematokrit 20 % dari hematokrit awal, umumnya dimulai

pada hari ke 3 demam.

4. Hemostasis : Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer,

atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan

pembekuan darah.

5. Protein/albumin : Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran

plasma.

6. Elektrolit : Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan

7. Golongan darah : bila akan dilakukan transfusi

21
8. Imunoserologi dilakukan untuk pemeriksaan IgM dan IgG terhadap

dengue.

Pada kasus ini, pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah

pemeriksaan darah rutin untuk memantau nilai trombosit, hematokrit, dan

leukosit.

Penatalaksanaan :

Terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis. Penatalaksanaan

ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan

memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan.

1. DBD tanpa syok (derajat I dan II)

a. Medikamentosa

- Antiperetik dapat diberikan

- Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan

untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.

- Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati, apabila terdapat

perdarahan saluran cerna tidak diberikan

22
2. DBD dengan syok (Derajat III dan IV)

O2 2-4 liter/menit

Derajat IV IVFD RL/RA guyur/bolus 100-200 ml


Nadi teraba dan tensi terukur
Derajat III IVFD RL/RA 20cc/kg BB
1 jam

Syok teratasi Syok tidak teratasi

IVFD RL/RA 10 cc/kgBB/jam IVFD RL/RA 10 cc/kgbb/jam +


dextran 10-20 cc/kgbb/jam (max
4 - 6 jam
30cc/kgbb/jam)
IVFD RL/RA:Dext 5% = 1:1
5 cc/kgBB/jam Koreksi asidosis
24 jam Syok teratasi Evaluasi 1 jam

IVFD RL/RA:Dext 5% = 1:1 Syok tidak teratasi


3 cc/kgBB/jam

IVFD Stop Ht turun Ht ttp naik

Transfusi darah segar 10 Koloid 10-


cc/kgbb 20cc/kgbb
tetes cepat
10-15/i
Tetap Syok Pasang kateter
vena sentral

Apabila CVP normal (>10


mmH2O), berikan Dopamin

23
3. Transfusi Trombosit
Pedoman untuk dukungan trombosit pada anak dan remaja dengan kelainan

kuantitatif dan kualitatif trombosit sama seperti pada dewasa, dimana risiko

perdarahan yang mengancam kehidupan akibat trauma atau perdarahan

spontan dapat dikaitkan dengan keparahan trombositopenia. Trombosit

harus diberikan kepada penderita dengan angka trombosit <50 x 109/L jika

ada perdarahan atau direncanakan untuk mengalami prosedur invasif.

Tujuan ideal transfusi trombosit adalah menaikkan angka trombosit menjadi

>50 x 109/L dan untuk neonatus 100 x 109/L. Ini dapat selalu dicapai dengan

infus 10mL/kg konsentrasi standar trombosit untuk bayi dan anak dengan

berat sampai 30kg. Untuk anak lebih besar, dosis yang semestinya adalah 4

sampai 6 konsentrat kumpulan dari unit darah segar atau unit aferesis.7

Pedoman transfusi trombosit untuk anak:7

Anak-anak dan Remaja:

TRB < 50x109/L dan perdarahan

TRB < 50x109/L dan prosedur invasif

TRB < 20x109/L dan kegagalan sumsum dengan factor risiko

perdarahan tambahan.

Bayi berusia 4 bulan atau kurang:

TRB <100x109/L dan perdarahan

TRB <50x109/L dan prosedur invasif

TRB <20x109/L dan secara klinis stabil

24
TRB <100x109/L dan secara klinis tidak stabil

Kriteria pemulangan pasien

a. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik

b. Nafsu makan membaik

c. Secara klinis tampak perbaikan

d. Hematokrit stabil

e. Tiga hari setelah syok teratasi

f. Jumlah trombosit >50.000/ml

g. Tidak dijumpai distress pernafasan

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Suhendro, Demam Berdarah Dengue dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI : 2006 : 1709-1713

2. Chen Khie, Diagnosis dan Terapi cairan pada Demam Berdarah Dengue

dalam : Medicinus. Edisi Maret-Mei. Jakarta : 2009

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. TataLaksana DBD. At

URL: http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf

4. WHO. Demam Berdarah Dengue : Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan,

dan Pengendalian. Jakarta : EGC : 1999

5. Isselbacher J. Kurt, Hemorrhagic Fever dalam : McGraw-Hill, Harrisons

Principles of Internal Medicine. 14th edition. United State of America :

1998 : 1141-1143.

6. Mubin A Halim. Demam Berdarah Dengue dalam : Panduan Praktis Ilmu

Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi. Penerbit buku Kedokteran EGC.

Jakarta : 2001. 5-8

7. Strauss, R. Transfusi Darah dan Komponen Darah dalam: Wahab, S.A,

Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol.2. Penerbit buku Kedokteran

EGC. Jakarta: 2000. 1729-1730

26
27

Anda mungkin juga menyukai