http://idai.or.id/login Masuk
Klinik
IDAI
++of
Review
Seputar
Kesehatan
Anak
Rekomendasi
Guideline
&
Consensus
Growth
Pediatric
Chart
Dose
Ethic
Format
Rujukan
ICD
CPD
Online
+IDAI
Pengasuhan
Anak
Maintenance
Keluhan
Imunisasi
Credits
Anak
Buku
Ajar
IDAI
ASI
Jurnal
IDAI
Buletin
IDAI
International
Journal
LinkLearning Program
Message
Statement
From
The
President
IDAI
History
Research
of
Multidisciplinary
IDAI
Grant
Structure
Online
Case
+Drug
Illustration
Symposium
Lecture
Archives
Notes
Public
Articles
By
Laws
+Committee
Distribution
Directory
Paediatrica
of
IDAI
Member
Indonesiana
o
Website
Sari
Pediatri
Professional
Resources
Continuing
Professional
Pengurus
Development
Pusat
Badan
Cabang
Pelengkap
Compendium
AD/ART
Strategic
Plan
Publications
Registry
IDAI
Store
About
IDAI
23 August 2013
diikat oleh albumin dan kembali ke dalam hati. Rangkaian ini disebut sirkulus
enterohepatik (rantai usus-hati).
Ikterus pada neonatus
Peningkatan bilirubin pada neonatus sering terjadi akibat :
Lama hidup sel darah merah pada neonatus lebih singkat dibanding lama
hidup sel darah merah pada usia yang lebih tua
Jumlah albumin untuk mengikat bilirubin pada bayi prematur (bayi kurang
bulan) atau bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan intrauterin (dalam
kandungan) sedikit.
Ikterus dini
Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini disebabkan
oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari hari pertama. Bayi mengalami
kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk yang sudah mencapai usus
tidak terikat oleh makanan dan tidak dikeluarkan melalui anus bersama makanan. Di
dalam usus, bilirubin direk ini diubah menjadi bilirubin indirek yang akan diserap
kembali ke dalam darah dan mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik.
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan dan jangan diberi air putih atau air gula.
Untuk mengurangi terjadinya ikterus dini perlu tindakan sebagai berikut :
bayi dalam waktu 30 menit diletakkan ke dada ibunya selama 30-60 menit
jangan diberikan air putih, air gula atau apapun lainnya sebelum ASI keluar
karena akan mengurangi asupan susu.
monitor kecukupan produksi ASI dengan melihat buang air kecil bayi paling
kurang 6-7 kali sehari dan buang air besar paling kurang 3-4 kali sehari.
menggunakan cangkir supaya bayi tetap terbangun dan tidak tidur terus. Bila gagal
menggunakan cangkir, maka dapat diberikan dengan pipa orogastrik atau
nasogastrik, tetapi harus segera dicabut sehingga tidak mengganggu refleks
isapnya. Kegiatan menyusui harus sering (1-2 jam sekali) untuk mencegah
dehidrasi, kecuali pada bayi kuning yang tidur terus, dapat diberikan ASI tiap 3 jam
sekali. Jika ASI tidak cukup maka lebih baik diberikan ASI dan PASI bersama
daripada hanya PASI saja.
Ikterus dini yang menetap lebih dari 2 minggu ditemukan pada lebih dari 30% bayi,
sehingga memerlukan tata laksana sebagai berikut :
1. jika pemeriksaan fisik, urin dan feses normal hanya diperlukan observasi saja.
2. dilakukan skrining hipotiroid
3. jika menetap sampai 3 minggu, periksa kadar bilirubin urin, bilirubin direk dan
total.
Manajemen dan penyimpanan ASI
Pada ikterus dini dan ikterus karena ASI diperlukan manajemen ASI yang benar.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa diberikan apa-apa selain ASI.
Pemberian ASI eksklusif akan berhasil bila terdapat perlekatan yang erat. Bayi
disusui segera setelah lahir, sering menyusui dan memerah ASI.
Perlekatan yang baik bila sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, mulut bayi
terbuka lebar, dan bibir bawah terputar ke bawah. Pada ikterus karena ASI yang
terpaksa harus menghentikan ASI untuk sementara, sebaiknya diberikan pengganti
ASI dengan tidak menggunakan dot, tapi menggunakan sendok kecil atau cangkir.
ASI harus sering diperah dan disimpan dengan tepat terutama pada ibu yang
bekerja. Berikut adalah cara menyimpan ASI yang diperah:
1. ASI yang telah diperah dan belum diberikan dalam waktu 30 menit, sebaiknya
disimpan dalam lemari es.
2. ASI dapat disimpan selama 2 jam dalam lemari es dengan menggunakan
kontainer yang bersih, misalnya plastik
3. ASI yang diperah harus tetap dingin terutama selama dibawa transportasi.
4. ASI yang tidak digunakan selama 48 jam, sebaiknya didinginkan di freezer
dan dapat disimpan selama 3 bulan.
5. Sebaiknya diberi label tanggal pada ASI yang diperah, sehingga bila akan
digunakan, ASI yang awal disimpan yang digunakan.
6. Jangan memanaskan ASI dengan direbus, cukup direndam dalam air hangat.
Juga jangan mencairkan ASI beku langsung dengan pemanasan, pindahkan
dahulu ke lemari es pendingin agar mencair baru dihangatkan
Dengan manajemen ASI yang benar diharapkan bayi dapat diberikan ASI secara
eksklusif sekalipun mengalami ikterus.
Sumber : Buku Bedah ASI IDAI
Penulis : Rulina Suradi dan Debby Letupeirissa