Anda di halaman 1dari 4

M

Bayi neonatal

By Bella Pratiwi
Neonatal

1.PENGERTIAN

Neonatal merupakan suatu keadaan yang ada dalam kehidupan pertama pada bayi. Kehidupan
pertama yang dialami oleh bayi tersebut biasanya pada usia 28 hari.

Dalam Neonatal bayi harus menyesuaikan keadaan yang ada pada luar rahim. Mengingat bahwa
selama ini bayi hidup dalam rahim pada saat lahir seluruh organ tubuh pada bayi harus bisa
melakukan penyesuaian dengan keadaan di luar rahim.

Pada masa perubahan paling besar terjadi pada jam ke 24- 72 pertama setelah bayi lahir. Pada saat
itu seluruh organ tubuh mengalami penyesuaian akan tetapi penyesuaian yang paling ppenting
terjadi pada sistem pernafasan, ginjal, dan hepar.

Dari pengikatan sampai dengan pemotongan tali pusar dilakukan sekitar minggu ke-2 dari kehidupan
pascamatur. Selama masa ini periode bayi disesuaikan dengan keadaan yang ada dalam luar rahim.

Dari sini dapat dilihat bahwa neonatal memiliki ciri-ciri bayi yang dapat disesuaikan. Adapun ciri-ciri
dari bayi neonatal meliputi:

1.Merupakan periode singkat dari periode perkembangan

2 Sejak lahir samapai pada minggu ke-2 merupakan masa penyusaian luar rahim

3.Penyusaian akan selesai ketika sudah mampu melepas tali pusar

4.Bayi mengalami peningkatan berat badan setelah mengalami kehilangan berat badan

5.Mengalami perkembangan perilaku pada kriteria usia tertentu

Pada masa persalinan perawatan saat hamil pada ibu juga mempengaruhi perkembangan janin,
serta komplikasi pada saat persalinan sehingga pada saat mengalami persalinan ibu mengalami
kelahiran prematur, atau bahkan dapat menyebabkan kematian pada bayi.

2.PENYAKIT

Kondisi bayi kuning ditandai dengan warna kuning pada kulit atau bagian putih mata bayi. Selain itu,
bayi yang mengalami penyakit kuning biasanya memiliki urine yang berwarna kuning pekat, tinja
berwarna pucat, serta telapak tangan dan kakinya pun menguning.

Gejala bayi kuning ini biasanya muncul 2–3 hari setelah kelahiran dan bisa hilang dengan sendirinya
dalam waktu 2 minggu. Namun, bila tidak kunjung membaik, kondisi ini bisa menjadi pertanda
adanya penyakit serius, seperti kerusakan otak, cerebral palsy, hingga hilangnya pendengaran.

3.PENYEBAB

Bayi kuning terjadi karena adanya penumpukan bilirubin pada darah bayi. Bilirubin sendiri
merupakan zat kuning yang dihasilkan dari proses penghancuran sel darah merah secara alami.
Kondisi ini sering menyerang bayi baru lahir, karena fungsi hatinya belum berfungsi secara maksimal.

Sebenarnya, bayi telah memiliki bilirubin sejak ia berada dalam kandungan yang dihasilkan oleh
plasenta. Setelah lahir, bilirubin dari aliran darah bayi akan melalui proses penyaringan oleh hati dan
dilepaskan ke saluran usus.
Namun, karena organ hati bayi belum berkembang dengan sempurna, sedangkan bilirubin yang
dihasilkan lebih banyak, proses pembuangan bilirubin pun menjadi terhambat

Bayi kuning yang disebabkan oleh adanya peningkatan bilirubin ini sangat umum terjadi dan disebut
juga dengan penyakit kuning fisiologis. Selain itu, bayi kuning juga dapat disebabkan oleh beberapa
kondisi berikut ini:

- Sepsis pada bayi


- Infeksi virus atau bakteri
- Perdarahan internal
- Kerusakan hati
- Kekurangan enzim tertentu
- Sel darah merah bayi yang tidak normal sehingga mudah rusak
- Ketidakcocokan rhesus dan golongan darah antara ibu dan bayi
- Masalah pada sistem pencernaan bayi, termasuk atresia bilier.

4.PENCEGAHAN PENYAKIT

Penanganan pertama yang bisa Bunda lakukan demi mencegah terjadinya penyakit kuning pada
bayi, yaitu dengan cara memberikan ASI pada bayi lebih banyak. Bunda bisa berikan ASI sesering
mungkin, 8 hingga 12 kali per hari sehingga dapat mendorong bayi buang air besar lebih sering.

5.PENGOBATAN

Pada banyak kasus, kondisi bayi kuning tidaklah berbahaya dan bisa membaik dengan sendirinya
dalam kurun waktu 2–3 minggu. Dalam waktu tersebut, ibu hanya perlu memberikan ASI atau susu
formula lebih sering dari biasanya (8–12 kali sehari).

Namun, jika bayi kuning tak kunjung membaik setelah 3 minggu atau disebabkan oleh kondisi medis
tertentu yang berbahaya, maka bayi akan membutuhkan penanganan dari dokter dan menjalani
rawat inap.

Untuk menangani kondisi bayi kuning, dokter dapat melakukan beberapa metode perawatan
berupa:

Fototerapi

Fototerapi adalah metode perawatan bayi kuning yang memanfaatkan paparan cahaya khusus untuk
menghancurkan bilirubin dalam tubuh bayi agar mudah dikeluarkan melalui urine atau tinja.

Fototerapi sangat efektif untuk mengobati bayi kuning dengan efek samping yang relatif ringan. Saat
menjalani fototerapi, bayi akan diberikan pelindung mata agar sinar fototerapi tidak merusak mata
bayi.

Pemberian suntikan imunoglobulin (IVIG)

Pengobatan ini diberikan jika penyakit kuning yang diderita bayi disebabkan oleh golongan darah
yang berbeda antara bayi dan ibu. Bayi yang memiliki golongan darah berbeda dapat membawa
antibodi tertentu dari ibu dan membuat produksi bilirubin meningkat.

Pemberian suntikan imunoglobulin bertujuan untuk mengurangi antibodi penyebab tingginya kadar
bilirubin tersebut.

Transfusi darah
Apabila kedua metode di atas tidak efektif untuk mengatasi kondisi bayi kuning, maka transfusi
darah mungkin akan dilakukan. Cara ini dilakukan dengan mengambil darah bayi, kemudian
menggantinya dengan darah yang cocok dari donor atau bank darah.

Setelah transfusi dilakukan, dokter akan memantau level bilirubin bayi. Jika level bilirubin tetap
tinggi, transfusi darah ulang mungkin diperlukan.

Apabila bayi kuning tidak berbahaya dan bisa dirawat di rumah, dokter mungkin akan menyarankan
bayi agar lebih sering disusui dan dijemur di bawah sinar matahari pagi.

Meski kebanyakan kasus bayi kuning tidak berbahaya, Bunda tetap dianjurkan untuk membawa Si
Kecil ke dokter apabila ia menunjukkan gejala penyakit kuning.

Penanganan bayi kuning yang terlambat dapat menyebabkan bayi mengalami komplikasi serius,
seperti kerusakan otak akibat bilirubin (kernikterus), cerebral palsy, dan gangguan pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai