Anda di halaman 1dari 7

Fototerapi

Pengertian

Fototerapi adalah terapi dengan menggunakan penyinaran sinar dengan intensitas tinggi yaitu
425-475nm (biasa terlihat sebagai sinar biru) untuk menghilangkan bilirubin dalam darah
dengan menggunakan cahaya. Kulit dan darah bayi Anda akan menyerap gelombang cahaya
melalui fototerapi. Gelombang cahaya ini diserap oleh kulit dan darah bayi Anda dan
menurunkan tingkat bilirubin dalam darah bayi Anda melalui proses yang disebut foto-
oksidasi. Foto-oksidasi yaitu proses menambahkan oksigen ke bilirubin sehingga mudah larut
dalam air. Hal ini memudahkan hati bayi untuk memecah dan mengeluarkan bilirubin dari
darahnya.

Manfaat fototerapi

Manfaat fototerapi sebagai upaya pengobatan bayi kuning bisa Anda lihat di bawah ini.

1. Efektif menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi


2. Tidak menghasilkan produk pecahan bilirubin yang beracun
3. Pecahan bilirubin cepat dihilangkan melalui ginjal dan hati
4. Mengurangi risiko kerusakan otak
5. Mudah didiagnosis
6. Mempersingkat waktu
7. Meminimalisir pemisahan bayi dari orang tua
8. Memberi jalan agar ibu bisa tetap memberikan ASI

Ada dua jenis utama fototerapi.

1. Fototerapi konvensional
Fototerapi di mana bayi kuning diletakkan di bawah lampu halogen atau fluorescent
dengan mata tertutup. Bayi kuning berada dalam kondisi tersebut dalam 1-2 hari dan
hanya memakai popok saja.
2. Fototerapi fibreoptic
Fototerapi di mana bayi kuning berbaring di atas selimut yang menyatukan kabel-
kabel fibreoptic. Cahaya berjalan melalui kabel fibreoptic dan menyinari punggung
bayi kuning.

Pengertian Bayi Kuning

Bayi kuning merupakan suatu kondisi di mana kulit bayi terlihat kuning yang terjadi pada
bayi baru lahir.

Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah melebihi normal yang
ditandai dengan jaundice atau ikterus, perubahan warna kuning pada kulit, sklera dan kuku.
(Hockenberry, Wilson, 2009).

Indikasi Dilakukan Fototerapi


Bayi kuning dianggap tidak normal bila muncul < 24 jam setelah lahir atau > 2 minggu
setelah lahir atau warna kuning menyebar hingga ke perut dan anggota gerak (kaki dan
tangan), karena normalnya warna kuning hanya terbatas di kepala, wajah dan dada.
Pada bayi premature, maka fototerapi dilakukan bila :

 Berat badan bayi < 1000g


 Kadar bilirubin tak langsung 7-9mg/dl pada berat badan 1000-1500g
 Kadar bilirubin tak langsung 10-12mg/dl pada berat badan 1500-2000g
 Kadar bilirubin tak langsung 13-15mg/dl pada berat badan 2000-2500g

Pada bayi matur (sesuai usia kehamilan normal), fototerapi dilakukan bila :

 Bayi kuning < 24 jam setelah lahir


 Bayi usia 24-28 jam, kadar bilirubin tak langsung 15-18 mg/dl
 Bayi usia 48-72 jam, kadar bilirubin tak langsung 18-20 mg/dl
 Bayi usia > 72 jam. kadar bilirubin tak langsung > 20 mg/dl

Gejala bayi kuning

Gejala pertama bayi kuning adalah menguningnya kulit dan mata bayi. Penguningan dimulai
dalam dua hingga empat hari setelah lahir dan dimulai dari wajah sebelum menyebar ke
seluruh tubuh. Tingkat bilirubin biasanya mencapai puncak antara 3 hingga 7 hari setelah
lahir. Cara mudah mendeteksi bayi kuning pada bayi berkulit terang adalah dengan menekan
lembut daerah dahi dengan jari tangan. Sedangkan pada bayi berkulit gelap, penekanan secara
lembut dilakukan pada telapak tangan atau mata.

Di bawah ini termasuk ke dalam gejala bayi kuning yang serius selain gejala utama yang
sudah disebutkan :
 Bayi sering dan cepat mengantuk
 Warna feses pucat
 Tidak bisa menyusu dengan baik
 Urin bayi berwarna gelap
 Perut atau tungkai kuning
 Kesulitan menambah berat badan
 Mudah menangis dan merengek

Penyebab bayi kuning

1. Fisiologis
Ini merupakan penyebab bayi kuning yang paling umum pada bayi baru lahir. Hampir
setengah dari semua bayi kuning dikarenakan sebab ini. Hati pada bayi belum
berkembang sempurna sehingga bilirubin mengalami hambatan untuk dibuang
melalui urine dan feses. Bilirubin yang menyimpan pigmen kuning pun tertahan dan
menyebar melalui darah. Penyebab bayi kuning ini biasanya menghilang pada usia 1
hingga 2 minggu, dan kadar bilirubin tidak berbahaya. Solusinya cukup dengan
menjemur bayi dan terus memberinya ASI.
2. Kesulitan menyusu
Penyebab bayi kuning merupakan kelanjutan dari penyebab bayi kuning yang
pertama. Bayi tersebut memiliki penyebab bayi kuning secara fisiologis tetapi
mengalami kesulitan menyusu sehingga bayi tidak cukup minum ASI. Penyebab bayi
kuning secara fisiologis pun menjadi tidak bisa diatasi.
3. Zat tertentu di dalam ASI
Bayi kuning juga bisa disebabkan karena kandunga zat tertentu di dalam ASI. Zat ini
menyebabkan usus bayi Anda menyerap lebih banyak bilirubin dan membuatnya
kembali ke dalam tubuhnya dari biasanya. Bila bayi memiliki penyebab bayi kuning
ini, biasanya akan tampak mulai pada usia 4 hingga 7 hari. Kondisi bayi kuning akan
berlangsung 3 hingga 10 minggu.
4. Ketidakcocokan golongan darah (Rhesus atau ABO)
Jika bayi dan ibu memiliki tipe darah yang berbeda, biasanya ibu akan memproduksi
antibodi yang menghancurkan sel darah merah yang baru. Hal ini menyebabkan
penumpukan bilirubin secara tiba-tiba di dalam darah bayi.
Penyebab bayi kuning jenis ini cukup serius dan berdampak serius pada
perkembangan bayi bila tidak cepat ditangani. Sekarang, penyebab bayi kuning
karena golongan darah atau rhesus dapat dicegah jika ibu diberi suntikan RhoGAM
dalam waktu 72 jam setelah melahirkan.

Phototherapy dikatakan berhasil bila kadar bilirubin tak langsung turun sesuai dengan
kadar normalnya untuk usia dan berat badan terkait. Kadar bilirubin tak langsung akan dicek
setiap 12-24jam dan pemeriksaan akan diulang 12-24 jam setelah terapi selesai untuk
memastikannya. Perubahan warna kulit bukan indikator keberhasilan terapi.
Bila gagal maka bayi anda harus melakukan transfusi tukar (exchange transfussion)
Phototherapy hanya membantu menurunkan kadar bilirubin tak langsung dalam darah tapi
tidak mengobati penyebabnya, sehingga pengobatan harus diteruskan dengan mengobati
penyebabnya. Sumber : Richard E, Md. Behrman dkk. 2004. Nelson Textbook of Pediatrics
17th edition. USA : Elsevier Science John P, Cloherty dkk. 2008. Manual of Neonatal Care.
Lippincott Williams & Wilkins

Efek samping fototerapi

Bayi kuning di bawah semua jenis perawatan fototerapi akan memiliki beberapa efek
samping. Akan tetapi, tidak perlu khawatir karena efek samping fototerapi pada bayi kuning
hanyalah sedikit dan bersifat sementara waktu asalkan fototerapi yang dilakukan secara
jangka pendek. Berikut ini adalah efek samping fototerapi pada bayi kuning :

1. Diare : bilirubin menginduksi seksresi usus, kotoran menjadi encer dan kehijauan
2. Tanning (perubahan warna kulit) : induksi sintesis melanin dan atau disperse oleh
cahaya ultra violet. Kulit bayi menjadi memerah, memutih atau kecokelatan.
3. Ruam kulit : trauma fotosensitif pada sel mast kulit dengan pelepasan histamine. Ada
bercak kemerahan pada kulit
4. Sulit menjaga suhu tubuh bayi dengan tepat. Kepanasan karena efek panas dari lampu
atau malah kedinginan akibat telanjang. paparan berlebihan karena emisi gelombang
pendek lampu fluoresen.
5. Dehidrasi (kehilangan cairan), biasanya dicegah dengan pemberian cairan lebih dari
kebutuhannya melalui infuse atau ASI.
6. Bronze Baby syndrome (kulit bayi tampak berwarna perunggu), hal ini terjadi bila
penyinaran dilakukan pada kadar bilirubin langsung tinggi.
7. Jika mata tidak terlindungi dengan baik, lapisan saraf di bagian belakang mata (retina)
bisa rusak,
8. Perubahan warna urin

Fototerapi

Pengertian : Terapi sinar yang dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar
bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal.

Tujuan : Dilakukan pada anak dengan ikterus untuk menjaga kadar bilirubin dalam darah
hingga batas normal.
No. Aspek Yang Dinilai Nilai
1 2 3
Fase Pra Interaksi
1 Persiapan Alat dan Bahan:
1. Penutup mata
2. Penutup plastik
3. Box bayi
4. Alas box bayi
5. Lampu fluorense
 Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar
antara 6-8 buah, terdiri dari biru (F20T12),
cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau daylight
flourescent tubes
 Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm
 Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah
6-12 mwatt/cm² per nm
 Cahaya diberikan pada jarak 35 cm di atas bayi
2 Jaga privacy
Fase Orientasi
3 Ucapkan salam dan sebutkan nama
4 Identifikasi identitas klien
5 Menjelaskan tujuan tindakan, prosedur, dan kontrak
6 Menjaga keamanan klien, merespon reaksi klien
Fase Kerja
7 Cuci tangan
8 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
9 1. Persiapan Unit Terapi
Siapkan box dengan penutup plastik dibawahnya untuk
menghindari cedera apabila lampu pecah

10 Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan,


bila perlu, sehingga suhu di bawah lampu 38 `C smapai 30
`C
11 Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung flouresens
berfungsi dengan baik
12 Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atar setelah 3
bulan, walaupun tabung masih bisa berfungsi
13 Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan
tempatkan tirai putih di sekitar daerah unit terapi
ditempatkan intuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin
kepada bayi
14 2. Pemberian Terapi Sinar
Tempatkan bayi dibawah sinat terapi sinar
- bila berat bayi 2kg atau lebih, tempakan bayi dalam
keadaan telanjang pada basinet. tempatkan bayi yang
lebih kecil dalam inkubator
- letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari
pabrik
15 Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang
hidung bayi tidak ikut tertutup
16 Balikkan bayi setiap 3 jam
17 Pastikan bayi diberi makan
18 Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar
setiap 3 jam. bila suhu bayi lebih dari 37.5 `C, sesuaikan
suhu ruangan untuk sementara pindahkan bayi dari unit
terapi sinar sampai suhu bayi antara 36.5 - 37.5 `C.
19 Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam
20 Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL
Fase Terminasi
21 Rapikan alat
22 Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan
23 Kontrak kegiatan selanjutnya
24 Cuci tangan
25 Dokumentasikan

Nilai = Jumlah nilai yang didapat x 100% = Penilai


30

( )

Anda mungkin juga menyukai