Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

EDUKASI TENTANG PROSEDUR DAN PERAWATAN BAYI DENGAN


FOTOTERAPI DI RUANG PERISTI RSUD UNDATA PALU

DI SUSUN OLEH :

GLADYS PISCILIA
2020032028

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Perawatan Bayi


Sub Pokok Bahasan : Fototerapi
Waktu : 15 Menit
Hari / Tanggal : Jumat , 09 April 2021
Sasaran : Ibu yang bayinya Dirawat Di Ruang Peristi
Tempat : Ruang Peristi RSUD Undata Palu

A. LATAR BELAKANG
Hiperbilirubin merupakan keadaan dimana kadar bilirubin serum total
yang lebih dari 10 % pada minggu pertama dimana ditandai dengan ikterus
pada kulit dan sklera. Hiperbilirubinemia neonatal terjadi pada lebih dari 60%
neonatus yang dilahirkan dengan usia kehamilan tidak normal (pre-term) dan
neonatus yang dilahirkan dengan usia kehamilan normal (term), dan mencapai
puncaknya pada 3-5 hari setelah lahir dan biasanya sembuh setelah 2 minggu.
Ikterik (kuning) pada bayi umumnya ditemukan pada wajah bayi, yang
kemudian menyebar ke truncus dan ekstremitas ketika konsentrasi bilirubin
serum meningkat. Karena kebanyakan bayi baru lahir dikeluarkan dari rumah
sakit bersama ibunya setelah 1 – 2 hari setelah lahir, maka penyakit kuning
mungkin tidak terlihat pada saat dikeluarkan dari rumah sakit. Walaupun
biasanya merupakan kondisi yang ringan, namun hiperbilirubinemia jika
parah terkait dengan letargi, menyusui yang buruk, cengeng, sering menangis
keras, demam, dan apneu. Akibat terburuk adalah terjadinya kernikterus yang
merupakan kerusakan otak irreversible yang terkait dengan staining ganglia
basal. Untuk itu, perlu penanganan yang tepat dan pengetahuan tentang
hiperbilirubinemia.
Terapi sinar (fototerapi) bertujuan untuk mengendalikan kadar bilirubin
serum agar tidak mencapai nilai yang membahayakan sampai terjadi bilirubin
ensefalopati maupun kern-ikterus. Fototerapi bertujuan mengubah bilirubin
menjadi bentuk yang larut dalam air untuk dikeluarkan melalui empedu atau air
seni.  Pada saat bilirubin menyerap cahaya, maka terjadi reaksi fotokimia yaitu
isomerisasi sehingga terjadi konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya
yaitu lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu. 
Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat foto terapi. 
Sejumlah kecil bilirubin indirek diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang
dikeluarkan  lewat air seni. Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan
bentuk asalnya dan secara langsung bisa dikeluarkan  melalui empedu ke dalam
usus untuk dibuang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh Hati, karena
hanya produk foto oksidan saja yang bisa dikeluarkan melalui air seni.
Fototerapi rumah sakit merupakan tindakan yang efektif untuk mencegah
kadar Total Bilirubin Serum (TSB) meningkat. Uji klinis telah divalidasi
kemanjuran fototerapi dalam mengurangi hiperbilirubinemia tak terkonjugasi
yang berlebihan, dan implementasinya telah secara Drastis membatasi
penggunaan transfusi tukar (Bhutani, 2011). Penelitian menunjukkan bahwa
ketika fototerapi belum dilakukan, 36% bayi dengan berat kelahiran kurang dari
1500 gram memerlukan transfusi tukar .

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan pada ibu bayi selama 15 menit,
diharapkan dapat memahami tentang cara perawatan bayi dengan fototerapi.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit tentang cara perawatan bayi
dengan fototerapi diharapkan ibu-ibu bayi mampu :
1. Menjelaskan pengertian fototerapi
2. Menyebutkan indikasi fototerapi
3. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyinaran
4. Menyebutkan pemberian fototerapi
D. RENCANA PELAKSANAAN

NO KEGIATAN WAKTU RESPON


Persiapan 2 menit Ruangan, alat, peserta
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat-alat
c. Menyiapkan ibu
Proses :
a. Membuka acara dengan 1 menit Menjawab salam
mengucapkan salam,
memperkenalkan diri
Memperhatikan penjelasan
b. Menjelaskan pada ibu 1 menit tujuan dan manfaat kegiatan
bayi tentang tujuan dan
manfaat

Mendengarkan dan

c. Menjelaskan perawatan 9 menit memperhatikan

fototerapi pada bayi


Penutup (1menit) 2 menit Memperhatikan dan menjawab
Menyimpulkan, salam
mengucapkan salam
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

F. ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Alat penutup mata bayi saat di fototerapi
2. Fototerapi

G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Gladys Piscilia

H. MATERI
Terlampir

I. EVALUASI
1. Standar persiapan
a. Pengaturan tempat
b. Kesiapan materi
c. Mempersiapkan materi
2. Standar proses
a. Membaca buku referensi tentang perawatan bayi dengan fototerapi
b. Memberi penyuluhan tentang perawatan bayi dengan fototerapi
3. Standar hasil
a. Mampu menjelaskan pengertian fototerapi
b. Mampu menyebutkan indikasi phototeraphy
c. Mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penyinaran
d. Mampu menyebutkan pemberian phototherapy
Lampiran Materi :
1. Pengertian
Phototherapy adalah terapi dengan menggunakan penyinaran sinar dengan
intensitas tinggi. Fungsinya untuk pengobatan atau terapi sinar pada bayi yang
terkena penyakit kuning. Penyakit ini disebabkan oleh adanya penimbunan
bilirubin di bawah jaringan kulit atau selaput lendir yang ditandai dengan warna
kuning yang terlihat pada kulit atau dibawah selaput lendir. Prinsip alat
phototherapy memberikan sinar pada kulit bayi secara langsung dalam jangka
waktu tertentu, dengan jarak penyinaran kurang lebih 45cm.

2. Indikasi phototeraphy
Pada bayi prematur, maka fototerapi dilakukan:
a. Berat badan bayi kurang dari < 1000 gr
b. Kadar bilirubin 7-9 mg/dl pada berat badan 10
00-1500 gr
c. Kadar bilirubin 10-12 mg/dl pada berat badan
1500-2000
d. Kadar bilirubin 13-15 mg/dl pada berat badan
2000-2500 gr
Pada bayi matur (sesuai kehamilan normal) fototerapi dilakukan bila:
a. Bayi kuning > 24 jam se
telah lahir
b. Bayi usia 24-28 jam, de
ngan kadar bilirubin 15-18 mg/dl
c. Bayi usia 48-72 jam, de
ngan kadar bilirubin 18-20 mg/dl
d. Bayi usia > 72 jam, den
gan kadar bilirubin >20 mg/dl
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyinaran adalah sebagai
berikut :
a. Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm.
b. Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12 mwatt/cm2 per nm.
c. Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
d. Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah, terdiri dari
biru, cahaya biru khusus.
4. Pemberian Phototherapy
a. Meletakkan bayi di bawah phototherapy
1) Jika berat badan bayi 2 kg atau lebih, posisi bayi telanjang pada pelbet
atau tempat tidur serta melakukan penjagaan pada bayi kecil dalam
inkubator.
2) Menutup mata bayi dengan potongan kain, pastikan bahwa potongan
kain tersebut tidak menutupi hidung bayi. Inspeksi mata setiap 2 jam
untuk pemberian makan.
3) Melakukan pemantauan posisi.
R/ mencegah kemungkinan kerusakan retina dan konjungtiva dari sinar
intensitas tinggi. Pemasangan yang tidak tepat dapat menyebabkan
iritasi, abrasi kornea dan konjungtivitis, dan penurunan pernapasan oleh
obstruksi pasase nasal.
4) Menutup testis dan penis bayi pria
R/ mencegah kemungkinan kerusakan penis dari panas
b. Merubah posisi bayi setiap 2jam
R/ memungkinkan pemajanan seimbang dari permukaan kulit terhadap sinar
fluoresen, mencegah pemajanan berlebihan dari bagian tubuh individu dan
membatasi area tertekan.
c. Memastikan bayi diberi makan:
1) Mendorong ibu menyusui bayi sesuai kebutuhan tetapi minimal setiap 2
jam:
d. Melanjutkan terapi dan uji yang diprogramkan lainnya:
1) Memindahkan bayi dari unit phototherapy hanya selama prosedur yang
tidak dapat dilakukan saat dibawah sinar phototherapy.
e. Memantau kulit bayi dan suhu inti setiap 2 jam atau lebih sering sampai
stabil.
R/ fluktuasi pada suhu tubuh dapat terjadi sebagai respons terhadap
pemajanan sinar, radiasi dan konveksi.
f. Memantau masukan dan keluaran cairan, timbang berat badan bayi satu kali
sehari. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (mis, penurunan keluaran urin,
fontanel tertekan, kulit hangat atau kering dengan turgor buruk dan mata
cekung). Tingkatkan masukan cairan per oral sedikitnya25%.
R/ peningkatan kehilangan air melalui feses dan evaporasi dapat
menyebabkan dehidrasi.
g. Mengukur kadar bilirubin serum:
R/ penurunan kadar bilirubin menandakan keefektifan phototherapy,
peningkatan yang kontinu menandakan hemolisis yang kontinu dan dapat
menandakan kebutuhan terhadap transfusi tukar.
1) Menghentikan phototherapy jika kadar bilirubin serum di bawah kadar
saat phototherapy di mulai atau 15mg/dl (260 umol), mana saja yang
lebih rendah.
h. Setelah phototherapy dihentikan:
1) Mengamati bayi selama 24 jam dan melakukan pengukuran ulang
bilirubin serum, jika memungkinkan atau perkiraan ikterus dengan
menggunakan metode klinis.
2) Jika ikterus kembali ke atau di atas kadar di mulainya phototherapy,
maka dilakukan penyinaran ulang dengan banyak waktu yang sama
seperti awal pemberian. Langkah ini diulangi setiap kali phototherapy
dihentikan sampai pengukuran atau perkiraan bilirubin tetap di bawah
kadar yang membutuhkan phototherapy.
i. Jika phototherapy tidak lagi dibutuhkan, bayi makan dengan baik dan tidak
terjadi masalah lain yang membutuhkan hospitalisasi, bayi diperbolehkan
pulang. Proses selanjutnya memberikan pengetahuan kepada ibu cara
mengkaji ikterus, dan menganjurkan ibu kembali jika bayi menjadi lebih
ikterus
DAFTAR PUSTAKA

Bunyaniah, Dahru. 2017. Pengaruh Fototerapi Terhadap Derajat   Ikterik Pada Bayi


Baru Lahir Di RSUD DR. Moewardi Surakarta.
Gumilar, Hairul. 2016. Pemberian Fototerapi Dengan Penurunan Kadar Bilirubin
Dalam Darah Pada Bayi BBLR Dengan Hiperbilirubinemia.
Kosim, M,S., Soetandio, Robert. M Sakundaro. 2018. Dampak Lama Fototerapi
Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total Pada Hiperbilirubinemia Neontal.
Rahmah., Yetti, K., Besral. 2015. Pemberian ASI Efektif Mempersingkat Durasi
Pemberian Fototerapi. 
Shinta P, Tina. 2015. Pengaruh Perubahan Posisi Tidur Pada Bayi Baru Lahir
Hiperbilirubinemia Dengan Total Fototerapi Terhadap Kadar Bilirubin Total.
Suraiyah. 2014. http://www.rspermatacibubur.com/hiperbilirubinemia/.
Yuhanidz, H., Saryono., Giyatmo. 2016. Efektivitas Fototerapi 24 Jam Dan 36 Jam
Terhadap Penurunan Bilirubin Indirect Pada Bayi Ikterus Neonatorum

Anda mungkin juga menyukai