PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami konsep perawatan bayi dengan foto terapi
2. Untuk memenuhi tugas keperawatan anak tentang perawatan bayi dengan
foto terapi
1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan mampu menambah
pengetahuan tentang perawatan bayi dengan foto terapi
2. Agar dapat menambah pengetahuan pembaca
3. Agar mahasiswa keperawatan dapat menambah skill dalam melakukan
perawatan bayi saat dirumah sakit
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhapa
bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al, 2010 dalam Shinta,
2015). Fototerapi merupakan penatalaksanaan hiperbilirubinemia yang
bertujuan untuk menurunkan konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau
mencegah peningkatan kadar bilirubin.
Fototerapi merupakan terapi dengan menggunakan sinar yang dapat
dilihat untuk pengobatan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir. Keefektifan
suatu fototerapi ditentukan oleh intensitas sinar. Adapun faktor yang
mempengaruhi intensitas sinar ini adalah jenis sinar, panjang gelombang
sinar, jarak sinar ke pasien yang disinari, luas permukaan tubuh yang terpapar
dengan sinar serta penggunaan media pemantulan sinar.
Bayi dengan ikterus perlu diamati apakah fisiologis atau akan
berkembang menjadi ikterus patologis. Anamnesis kehamilan dan kelahiran
sangat membantu pengamatan klinik dan dapat menjadi petunjuk untuk
melakukan pemeriksaan yang tepat. Early feeding yaitu pemberian makanan
dini pada bayi dapat mengurangi terjadinya ikterus fisiologik pada bayi.
Sistem fototerapi mampu menghantarkan sinar melalui bolam lampu
fluorcent, lampu quartz, halogen, emisi dioda lampu dan matres optik fiber.
Keberhasilan pelaksanaan fototerapi tergantung dari efektifitas dan minimnya
komplikasi yang terjadi (Stokowski, 2006 dalam Shinta, 2015).
2.3 Dampak fototerapi akan meningkat jika kadar bilirubin di kulit makin
tinggi
Fototerapi mengubah bilirubin di kapiler superfisial dan jaringan interstitial
dengan reaksi fotokimia dan fotooksidasi menjadi isomer (isomerisasi
struktural dan konfigurasi) secara cepat, yang larut dalam air dan dapat
diekskresi melalui hepar tanpa proses konjugasi sehingga mudah diekskresi
dan tidak toksik. Penurunan bilirubin total paling besar terjadi pada 6 jam
pertama. Faktor yang mengurangi efikasi terapi sinar adalah paparan kulit
tidak adekuat, sumber cahaya terlalu jauh dari bayi (radiasi menurun secara
terbalik dengan kuadrat jarak), lamu flouresens yang terlalu panas
menyebabkan perusakan fosfor secara cepat dan emisi spektrum dari lampu
yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang perawatan perinatologi memiliki
peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif (Giyatmo, 2011).
3.2 SARAN
Harapan kami dengan adanya makalah ini pembaca dapat menambah
pengetahuannya mengenai bayi dengan foto terapi, selain itu bagi kami
sendiri sebagai calon tenaga kesehatan berguna untuk menambah skill
kami saat berada dilapangan atau berada dirumah sakit dalam
penatalaksanaaan perawatan bayi dengan foto terapi.
DAFTAR PUSTAKA
2018.
Gumilar, Hairul. 2010. Pemberian Fototerapi Dengan Penurunan Kadar
Juni 2018
Yuhanidz, H., Saryono., Giyatmo. 2011. Efektivitas Fototerapi 24 Jam Dan 36